Share

16. Halo Littlewhite

"Atau... Cinta dari kehidupan sebelumnya?"

Hansa menegang ditempatnya. Dia selalu berpikir bahwa sepupunya orang yang berpikiran pendek tetapi tampaknya dia salah. Sepupunya gila.

"Sekarang kau mengucapkan hal-hal yang tidak masuk akal." Ia membalas.

"Memang tidak masuk akal!" Karna menyetujui. "Tapi menikahi Rhea juga langkah yang tidak masuk akal!" Pungkasnya.

Sekarang setelah diucapkan, Karna merasa ucapannya memang keterlaluan. "Sudahlah, kamu tampaknya memang sedang di mabuk cinta."

Dia beranjak berdiri untuk pergi, tapi sebelumnya dia memberi nasehat,  "Hanya mau mengingatkan, hati-hati dengan cinta, karena deritanya tiada akhir."

Mungkin Rhea entah bagaimana bisa menaklukkan hati baja Hansa. Mungkin, Hansa memang entah karena eror di otaknya atau tekanan pekerjaan sehingga menjadi rada sinting sehingga jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Rhea yang memakai gaun pengantin. Semua kemungkinan itu tetap tidak mengubah bahwa Hansa dan Rhea telah menikah dan sah di mata negara. Dalam hubungan ini, Hansa pihak yang dirugikan. Karna seratus persen yakin dia tidak berpengalaman dalam cinta-cintaan. Sedangkan Rhea, dia yakin aktris itu punya banyak mantan berderet dan pandai merayu. Buktinya, Hansa bisa bertekuk lutut.

Hansa mendengus mendengar nasehat bak pujangga dari Karna. Sepupunya itu tampaknya memiliki banyak waktu luang sehingga bisa kesana kemari sesuka hatinya. 

Selepas kepergian Karna, pintu terbuka lagi dan kali ini asistennya, Jeremy masuk.

"Kepala pelayan rumah telah menginfokan bahwa nyonya Rhea telah merubah besar-besaran ruang tamu. Nyonya mengganti semua furnitur dengan yang baru." Lapor Jeremy dalam sekali tarikan nafas.

Hansa mengangguk-angguk. Itu bagus sebenarnya. Rhea mau bersusah payah mengubah tatanan rumahnya sesuai keinginannya berarti secara tidak langsung dia ingin rumah itu menjadi tempat yang nyaman baginya.

"Katakan pada Bi Darsa bahwa mulai sekarang dia tidak perlu melaporkan sesuatu tentang hal itu ke saya karena Rhea memiliki penguasaan penuh terhadap semua properti rumah, termasuk menggantinya dengan yang baru." Balasnya.

Jeremy mengangguk lambat mendengar perkataan bosnya. Dia sekarang tahu alurnya. Apapun yang berhubungan dengan si Nyonya, Tuannya akan setuju-setuju saja. Entah bagaimana Rhea bisa membuat Hansa tidak berdaya. Jeremy ingin berguru kepadanya.

Hansa melirik jam di tangannya. Tidak sabar untuk menanti waktu pulang agar bisa segera bertemu istrinya. Sebelumnya, dia tidak pernah seperti ini, dia bahkan sering lembur hingga malam baru pulang ke rumah. Sekarang setelah Rhea tinggal bersamanya, dia akan selalu memastikan untuk pulang ke rumah tepat waktu.

***

"Lebih ke kanan sedikit." 

Rhea memberi instruksi kepada kedua pelayannya yang tengah memasang lukisan asli dari seniman lokal yang baru diantar. Rhea menyukai tema dan gaya melukisnya sehingga dia langsung memborong tiga sekaligus. Satu untuk dipasang di ruang tamu, dua lainnya untuk kamarnya.

"Ya, cukup."

Mereka mengikuti arahan dengan seksama.

"Kerja bagus." Puji Rhea.

Dia melihat ke sekelilingnya, perabotan perabotan usang dan tampak kuno telah menghilang dan terganti dengan benda-benda pilihannya yang berdesain modern dan minimalis. Rhea bangga kepada dirinya sendiri. Dia tidak sabar membayangkan ekspresi Hansa ketika melihat perubahan drastis ini. 

Dia berjalan menuju proyek terpentingnya. Tanah telah di persiapkan. Mereka semuanya tampaknya pegawai yang berkompeten, Rhea akan memberi mereka bonus akhir bulan. Tetapi dia tidak langsung memulai acara menanam bunganya. Disamping dia belum membeli bibit bunga, menanam bunga di siang hari itu tidak baik. Rhea bisa menunggu. Dia akan menyambangi toko bibit bunga dalam dua hari kedepan.

Setelah memanggil mereka semua bahwa mereka bisa beristirahat. Rhea membawa ipadnya dan berjalan menuju deretan pohon akasia dan menyender ke salah satu batang pohon. Disini tampak teduh dan nyaman meski jam menunjukkan pukul dua siang, dimana waktu matahari sedang memancarkan sinar panasnya secara membabi buta.

Rhea merenggangkan tubuhnya. Mencari posisi nyaman dan memulai membaca naskah di ipadnya. Rupanya pihak drama yang ia pilih akan melangsungkan syuting dalam minggu-minggu ini. Tampaknya, tim drama adalah tipe yang menawarkan peran ke banyak artis sekaligus, dan mungkin sudah ada yang menerima. Tetapi ketika Rhea menyetujui, mereka menekan kontrak dengannya. Itu adalah hal yang lazim di dunia pembuatan film.

Dengan keterbatasan waktu, Rhea harus bisa masuk dalam karakter Ken Umang. Tokoh sejarah yang sering dipandang negatif dan selalu disebut-sebut sebagai orang ketiga dalam hubungan Arok dan Dedes. Ia merasa sangat tertantang untuk itu.  Setelah menganalisa dan mencoba dialog-dialognya, yang rupanya di bagian awal, dialognya memiliki porsi sedikit dan lebih menekankan emosi. Rhea merasakan ponsel di sakunya bergetar.

Ada pesan masuk dari Kay. 'apa kau sibuk?'

Rhea meletakkan ipadnya di atas rumput dan membalas pesan. ' tidak nih'

Seperti yang dia tebak, Kay langsung menelponnya.

'Kau pasti terkejut mendengar berita ini. Masih rumor sebenarnya, tapi kurasa ini benar.' 

Rhea terkekeh mendengar Kay yang sangat bersemangat untuk memberitahunya gosip terbaru.

"Memangnya berita apa?", Rhea jadi ingin tahu.

'CEO kita, Pak Bertha, akan pensiun dalam akhir bulan ini.'

"Kau tahu siapa yang kira-kira akan menggantikannya?" Rhea tidak terlalu menyukai berita ini.

Meski kadang menyebalkan dan menuntut ini itu, nyatanya pria itulah yang mengenali bakatnya dan secara pribadi menawarkan diri untuk menjadi agensinya. Dulu, agensi hiburan Eureka tidak sebesar sekarang. Rhea memiliki andil  dalam membuat nama agensi terkenal ke publik. Singkatnya, dia telah tumbuh dengan agensi tersebut dan Pak Bertha sudah dia anggap seperti paman yang cerewet. Mendengar berita bahwa dia ingin mengindurkan diri, meskipun masih rumor membuatnya sedih. Dia selalu memperbarui kontrak dengan agensi karena CEO nya. Jika dia diganti oleh orang baru, harus ada perkenalan lain dan takut jika nantinya visi misi mereka bertentangan.

'Ini yang menjadi topik hangat. Katanya penggantinya dipilih secara pribadi oleh pemegang saham terbesar dan sosoknya masih dirahasiakan. Jujur aku tidak rela pria tua itu pensiun.' Kay berkata dengan sedih. 

Kay sudah kena semprot bosnya puluhan kali tetapi dia tahu pak Bertha melakukan itu untuk membuatnya lebih baik dalam mengelola artisnya.

"Kuharap dia orang baik." Ucap Rhea. 

Dia mendengar suara lain di telepon. 

'Sudah dulu ya, Nino butuh bantuan.' 

Sambungan diputus. Dua bulan terakhir ini, Kay ditugasi menjaga aktor pendatang baru selain sebagai asisten utama Rhea. Ini untuk keuntungan Kay sendiri agar semakin baik dalam menjadi asisten, baik itu asisten aktris maupun aktor. Sementara ini, tidak ada bentrok jadwal diantara kedua artisnya.

Rhea menghela nafas. Mencoba untuk kembali fokus dalam pekerjaannya. Namun baru membaca satu kalimat, dia menyerah. Tidak memaksakan diri, Rhea meletakkannya kembali dan lebih memilih memandang ke sekeliling. Semuanya masih tampak asing dan baru untuknya. 

"Oh?" Ia mengerutkan dahi ketika melihat sosok putih menyembul dari balik semak-semak.

Tak selang lama, dia melihat wajah cantik menyembul dengan mulut menggigit bantal tulang mainan.

Rhea terpana dan senyumnya melebar ketika anjing itu menggonggong dan berjalan kearahnya. Hewan cantik itu mengendus endus tubuhnya dan meminta untuk digaruk kepalanya. Itu menyebabkan Rhea tertawa melihat betapa jinaknya anjing ini.

Anjing itu menjatuhkan bonekanya ke pangkuan Rhea. Dia tampaknya ingin mengajaknya bermain.

"Baiklah Littlewhite." Rhea langsung memberinya nama yang terlintas di pikirannya saat itu. Anjing itu menggonggong dan menggoyang-goyangkan ekornya dengan semangat. "Mungkin aku harus mengajakmu bermain."

Rhea tidak tahu Hansa memiliki peliharaan. Juga Rhea tidak tahu, kenapa rasanya dia melakukan deja vu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status