Share

Agent Bayangan
Agent Bayangan
Penulis: Guardian_eagle

Bab 1

Jam menunjukkan pukul delapan pagi. Ketika tiba-tiba terdengar sebuah teriakan.

"Denis! Antarkan belanjaan itu ke luar!" bentak assisten manager minimarket desa Western Cily, menyuruh Denis mengantarkan belanjaan costumer keluar.

"Hei, Divan! Bukannya tadi manajer yang menyuruhmu mengantar belanjaan itu? Kenapa malah nyuruh Denis?" sahut gadis cantik di samping Denis dengan nada kesal. Matanya melotot ke arah Divan sambil menunjuk kardus besar di pojok ruangan.

"Emang kenapa kalau aku nyuruh dia, Siska? Aku ini atasan kalian! Lagi pula si Denis ini cuma pegawai paruh waktu, wajar dong kalau aku memberinya perintah. Hahaha!"

Divan tertawa puas memasukkan tangan ke saku celana lalu pergi begitu saja.

"Kau-"

Melihat itu Siska geram mengepalkan tangannya.

Siska kirana. Gadis cantik berambut pirang yang merupakan sahabat Denis. Wajahnya yang cantik dengan postur tubuh yang ideal dan seksi membuat para pria yang melihatnya terpesona melihat kecantikan Siska. Selama ini Divan selalu memerintah Denis sesuka hati. Siska tidak tega melihat sahabatnya selalu ditindas.

“Sudah Denis kamu diam aja, biar aku yang mengantar belanjaan itu.”  

“Tidak, gak papa biar aku saja,” jawab Denis pasrah kemudian pergi ke pojok ruangan mengambil barang belanjaan tanpa menghiraukan Siska.

“D-Deniss-” tangan Siska menggantung di udara.

Belanjaan yang diambil Denis terbungkus dalam sebuah kardus mie instan, tampaknya itu cukup berat.

Suasana mini market pagi ini cukup ramai, banyak orang-orang yang melihat kejadian tersebut dan kini semua mata mereka tertuju pada Denis.

Denis tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya mampu menyembunyikan rasa malunya, mengangkat kardus belanjaan ke atas pundak lalu pergi keluar tanpa memperdulikan orang-orang disekitar.

"Denis, kamu tidak perlu melakukan itu! Biar aku saja yang mengantarnya!" teriak Siska berlari menyusul Denis.

"Terimakasih Siska. Sudah biar aku saja...." Denis tersenyum tipis melirik wajah Siska sejenak lalu pergi. Siska terdiam hanya bisa menatap Denis dengan perasa'an iba.

Jujur selama ini Denis tidak mau dirinya selalu dijadikan bahan suruhan orang lain. Apalagi selalu dihina dan dicemooh semua orang hanya karena dirinya miskin. Itu sangat menggangu!

Sebenarnya Denis bukan orang miskin. Bisa dibilang dia adalah salah satu keturunan dari orang yang sangat kaya di dunia. Hanya saja Denis bukan tife sombong yang suka memperlihatkan kekayaan ke publik apalagi saat ini dia lagi bertugas menjalankan misi rahasia dari organisasi Savior Eagle, yang mengharuskan Denis mengambil keputusan berpura-pura menjadi miskin. Tidak lain dan tidak bukan semua itu untuk memperlancar misinya ketika di desa.

Setiba di luar Denis berjalan melewati halaman depan menuju ke arah mobil mewah BMW series 5, yang terparkir di pinggir jalan.

Suasana pagi hari di desa Westren Cily sangat sejuk. Dengan wilayah tropisnya yang berada di kaki gunung dan tepat di bawahnya ada sungai yang cukup luas menjadikan desa Westren Cily menjadi sebuah desa yang cukup terkenal karena memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Setiap hari selalu saja banyak pengunjung yang sengaja datang dari luar desa, dari luar kota, bahkan ada yang sengaja datang jauh-jauh dari luar negeri sekedar untuk menikmati pemandangan alam dan bersantai-santai di desa ini.

Setelah berada di belakang mobil mewah tersebut, Denis melihat sepasang pria dan wanita cantik lagi asik berbincang dan bermesraan tertawa akrab di samping mobil. Sejak tadi Denis berniat memanggil dua sejoli yang berada di hadapannya, tetapi ia mengurungkan kembali niatnya saat melihat dua orang itu cukup familiar.

"Bukankah dia, Rio, teman Divan?" batin Denis mengerutkan dahi.

Rasa penasaran membuatnya terus memperhatikan pria di depannya tanpa menghiraukan gadis yang tengah mengandeng tangan pria itu sambil fokus menatap ponsel.

Sebelumnya, Divan memang menyuruh dia untuk mengantarkan belanjaan ini tanpa memberitahu siapa pemiliknya. Sekarang, setelah mengetahui pemilik dari belanjaan tersebut ekspresi Denis tiba-tiba berubah, dia merasa kesal.

"Hei! Rio!"

Terkejut mendengar suara seseorang memanggilnya, sontak pria tersebut memutar kepalanya ke belakang

"Hmm, kau rupanya. Ada apa?" tanya pria itu sambil menatap Denis dengan tatapan jijik. Rio Martin.

Ya, Rio adalah teman Divan assiten manajer tadi. Rio merupakan tuan muda ke dua dari keluarga Martin, salah satu keluarga terkaya yang cukup berpengaruh di desa Western Cily.

Sementara itu, gadis cantik yang berada di samping Rio hanya asik menatap layar ponsel tanpa melihat Denis. Seolah tidak peduli dengan keberadaannya.

"Ini belanjaanmu!"

"Lah, bukanya si Divan yang seharusnya mengantar belanjaanku?" tanya Rio seraya mengangkat alis, melihat kardus yang tengah dibawa Denis di pundaknya.

“Dia menyuruhku," jawab Denis singkat males berbicara dengannya.

Melihat kekesalan dari sorot mata Denis, Divan tertawa. “Pptttf ... HaHaHa! Begitu rupanya. Ada apa dengan tatapanmu, Denis? Kelihatannya kau tidak terima di suruh Divan? Wajar kalau dia menyuruhmu, kau itu hanya pegawai paruh waktu di minimarket ini. Hahaha!”

Rio tertawa mengejek, sebelum kemudian berkata dengan nada memerintah. "Oke, oke. Masukan saja ke bagasi."

Denis tidak menghiraukan perkataan Rio, dia hanya diam lalu berjalan ke belakang mobil berniat buru-buru menyimpan kardus itu ke bagasi dan segera kembali ke minimarket. Denis merasa males jika harus berurusan dengan orang seperti Rio.

Saat bersamaan, gadis cantik yang sedari tadi hanya fokus menatap layar ponsel di samping Rio, ekspresinya tiba-tiba berubah kaget ketika mendengar nama ‘Denis'.

‘Hah! D-Denis?’

Jantungnya berdetak kencang. Seketika perasaan takut dan malu berkecamuk dalam hatinya. Gadis itu perlahan memutar kepalanya ke samping lalu setelah melihat pemuda yang tengah membawa kardus di belakang mobil, dia tercengang!

"D-Denis!"

Mendengar namanya dipanggil, Denis tentu melihat ke arah sumber suara dan kalian tahu? Begitu pandangan mereka beradu dan melihat wajah dari gadis itu, ekspresi Denis sontak berubah!

"S-Salmaaa ... ?"

Dia ...

Dia Salma!

Dalam sekejap mata Denis memanas dan kardus belanjaan yang belum sempat dia simpan tiba-tiba jatuh ke tanah!

Salma adalah mantan pacar Denis dan mereka baru saja putus tiga hari yang lalu. Tentu saja Salma yang mengakhiri hubungan mereka.

Ketika Salma memutuskan hubungan dengan Denis, ia beralasan bahwa dirinya ingin sendiri dulu. Tetapi kenyataanya baru tiga hari saja Salma sudah bersama pria lain. Terlebih, dia bersama Rio, orang yang dia kenal!

"S-Salma? Kamu ...."

Jantung Denis bertedak kencang seolah merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia tidak tahu harus berkata apa.

Yang jelas meski Denis tidak terlalu mengenal Rio, dia tahu bahwa Rio orang yang sombong dan suka memamerkan kekayaan hanya untuk menarik perhatian gadis-gadis cantik. Tentu Denis tidak terima kalau mantan pacarnya jatuh ke tangan pria brengsek seperti Rio!

"Denis, kenapa kamu di sini? Kamu ... Kamu jangan salah paham. A-Aku di sini bersama Rio karena ...." Salma mulai panik dan malu, dia tidak berani memandang Denis.

Sementara itu, Rio menatap kardus belanjaan yang dijatuhkan Denis, kemudian menatap Denis tajam. "Hei, Apa-apaan ini? Itu belanjaanku, kenapa kau jatuhkan!"

"Rio, dia mantan pacarku yang dulu aku bicarakan!" ucap Salma mengingatkan Rio.

Seketika Rio tertegun. Dia menatap Denis dari ujung kepala sampai ujung kaki memperhatikan dengan seksama.

"Oh, jadi dia si Denis mantan pacarmu itu?"

Segera setelahnya, Rio menyadari sesuatu.

"Pfttt- Ahahaha, sial! Dasar bodoh, dia benar-benar tahu bagaimana caranya membodohi orang. Aku mengerti sekarang! Jadi si Divan sengaja menyuruhmu agar kamu melihat mantan pacarnya bersamaku. Ahahahah. Ini sungguh menyenangkan. Benar-benar menyenangkan! Haha." Rio tertawa terbahak-bahak sampai orang-orang yang ada di halaman mini market melihat ke arahnya.

Dia benar-benar tidak menyangka kalau mantan Salma adalah Denis. Sebelumnya Rio mengira kalau Denis yang dibicarakan Salma adalah orang lain, rupanya si Denis miskin ini?

Tentu Rio sudah tahu kalau Denis sangat miskin. Dia mengetahuinya karena Divan sering cerita.

Di sisi lain, Denis menggertakan gigi menahan amarah. Dia tahu bahwa Rio adalah teman dekat Divan. Keluarganya memiliki beberapa restoran mewah di desa Westren Cily dan dia terbiasa membawa mobil BMW series 5 nya ke minimarket ini hanya untuk pamer kekayaan.

Denis mengepalkan tangan mendengar perkataan Rio. Dia baru sadar, Jadi, sebenarnya Divan sengaja menyuruh dia agar dia bisa bertemu Rio dan Salma? Kurang ajar!

Denis jadi curiga, jangan-jangan sebab putusnya hubungan dia dengan Salma ada Divan di balik semua ini. Jika tidak, bagaimana Salma bisa bersama Rio hanya beberapa hari ketika mereka putus?

Denis, Divan, Salma, dan Siska mereka berempat dulunya teman sekelas semasa SMA. Walaupun Rio bukan teman sekelas mereka, Denis sangat tahu kelakuan Rio karena mereka memang sering bertemu. Divan pasti memperdaya Salma untuk memutuskan hubungan dengannya dan menyuruh berpacaran dengan Rio.

Denis merasa nafasnya menjadi sedikit sesak.

"Salma, aku tahu kamu tidak lagi mencintaiku, tapi kamu tidak seharusnya bersama pria macam dia setelah kita putus. Kamu tahu berapa banyak wanita yang dia kencani sebelumnya?"

Denis tidak bisa menahan amarah. Dia sangat mencintai Salma. Sangat!

Salma mulai cemas dan kesal mendengar ucapan Denis. "Denis, kamu pikir kamu siapa? Kamu tidak punya hak mengajariku, mengatur hidupku, atau menentukanku harus dengan siapa. Dengar ya! Kita sudah putus dan aku bebas menentukan bersama dengan siapapun yang aku mau!"

"Dan ...." Salma semakin marah lalu menatap Denis tajam, "Lihat dirimu Denis! Kamu ini hanya orang miskin! Meskipun aku mengakui bahwa kamu tampan, tapi percuma kalau tidak punya uang!"

"Ngaca dong! Untuk biaya sehari-hari saja kamu harus bekerja paruh waktu. Kamu tidak pantas denganku!" Salma menatap Denis dengan tatapan jijik. Nada bicaranya terdengar keras sehingga membuat semua orang yang ada di sana mendengar perkataan Salma.

Denis merasakan kekecewaan yang sangat mendalam. Hatinya merasa sakit. Rasa marah dan kesedihan bercampur aduk dalam benaknya.

"Apa kamu ke sini hanya untuk membuat aku malu? Pergi kamu!" tambah Salma sambil mengibaskan tangan, menyuruh Denis pergi.

Salma mulai merasa malu karena diperhatikan semua orang. Dia tidak ingin orang-orang di sana tahu kalau wanita cantik sepertinya pernah berpacaran dengan orang miskin.

"HaHaHa, Salma sayang, kenapa kamu menyuruhnya pergi. Harusnya kamu biarkan saja dia di sini dan melihat kita! Haha!" Rio tertawa puas.

Wajah Salma memerah.

“Rio, moodku sudah berantakan melihat dia di sini, mungkin lain kali saja ...,” jawab Salma ketika kemudian melepaskan tangan Rio dari gandengannya.

Denis tidak tahu lagi harus melakukan apa. Dia langsung pergi menjauh, meninggal mereka dan tidak menghiraukan kardus belanjaan yang dijatuhkannya. Pikirannya sangat berantakan. Semua itu karena uang! Denis ditindas hanya karena dia miskin.

Sejujurnya, Denis sudah tidak tahan ingin mengungkapkan identitas siapa dia sebenarnya kepada semua orang, termasuk pada Salma. Sayangnya Denis tidak bisa melakukan itu, dia sedang menjalankan tugas dari organisasi. Seadainya sedang tidak bertugas, Denis bisa saja membongkar identitasnya kepada semua orang saat itu juga.

Sesampainya di dalam toko, Denis disambut dengan tawa menyebalkan dari semua karyawan laki-laki. Divan tentu saja ada di sana sambil memegang perut menahan tawa.

Ya, Divan memberitahu para karyawan laki-laki alasan sebenarnya kenapa dia menyuruh Denis mengantarkan belanja'an itu.

"Hahaha! Hei, Denis, apa yang kau temukan tadi ketika mengantar belanjaan itu?" Salah satu dari mereka mencemooh.

"Ah, tentu saja! Salma memang benar-benar gadis yang sempurna," timpal Divan sambil menyeringai.

Denis mengepalkan tinjunya erat, matanya sudah sangat merah saat ini. Dia benar-benar ingin membunuh Divan!

"Kenapa kau melakukan ini padaku?" Denis mendesis menahan amarah. Nafasnya berat.

Divan masih tertawa dan menjawab, "Hahaha! Hei, sini lihat aku! Aku sama sekali tidak takut padamu!"

"Dari semua kaum miskin yang ada di desa ini, kaulah yang paling hina! Salma itu gadis yang sangat cantik dan sempurna! Akan buang-buang waktu saja kalau dia bersamamu. Ya, tentu akan jauh lebih baik kalau dia bersenang-senang dengan sahabatku, Rio. Setidaknya untuk beberapa hari ..."

"Dan ngomong-ngomong, Denis. Tahukah kamu kalau Rio hanya butuh beberapa menit saja untuk berpacaran dengan Salma setelah kalian berdua putus? Sementara kamu butuh waktu lebih dari satu bulan sampai akhirnya Salma mau menjadi pacarmu. Hahaha!"

Divan dan semua karyawan laki-laki di sana tertawa semakin keras tidak mempedulikan harga diri Denis.

"Kurang ajar! Rasakan ini!"

Bug ...

Tiba-tiba Denis berteriak dan mendaratkan pukulan tepat mengenai wajah Divan!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
RENA ARIANA
suka bangettt sama ceritanya. semnagat ya author
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status