Share

58. SIAP.MENDUKUNG

Arfaaz tidak dapat berkata apa apa dengan penolakan Arindi tersebut. Ya memang karena nyatanya ada Naina yang sudah menunggunya di luar. Ia kenal Arindi menang berwatak tegas dan keras.

"Aku pesankan taksi untuk kamu ya nanti," tawar Arfaaz lagi.

Arindi menggeleng pelan.

"Tidak usah Mas. Aku bisa pesan sendiri." jawab Arindi

"Ya sudah. Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku ya." pesan Arfaaz lagi.

Arindi hanya mengangguk.

"Ada hal penting juga yang ingin aku sampaikan Rind. Tapi nanti saja menunggu di rumah," pesannya lagi.

Arfaaz hanya menurut. Ia memilih segera berlalu dari situ. Bukan karena apa. Toh kehadirannya juga sudah tidak diharapkan oleh orang tua Arindi. Jadi untuk apa?

Naina sudah ada di mobil. Hatinya kesal bukan main. Bukan karena direndahkan karena menjadi istri kedua oleh orang lain. Tetapi karena Herman menganggapnya mereka hanya teman biasa.

Lalu apa artinya kedekatan mereka selama ini?

"Lama sekali sih Mas." gerutu Naina.

"Sabar Nan. Aku juga harus pamit kepada ora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status