Share

Bab 74: Kiriman

Auteur: Duvessa
last update Dernière mise à jour: 2025-06-14 16:03:23
Isvara menoleh kanan-kiri. Beberapa rekan tim mulai mengambil kopi dengan santai, tanpa curiga apa pun. Retha? Masih sibuk di depan layar komputernya. Citra? Sudah menyeruput setengah cup-nya. Begitu juga Andre.

Tidak ada yang sadar. Tidak ada yang peduli.

Isvara cepat-cepat keluar ruangan, menyusuri lorong panjang, hingga menemukan pintu tangga darurat. Dia menekannya pelan, lalu melangkah masuk.

Suara deru kipas ventilasi dan gemuruh samar aktivitas kantor dari balik dinding menemani langkahnya menuruni dua anak tangga. Di sini, semuanya sepi. Terisolasi. Aman.

Tangan Isvara masih sedikit gemetar saat membuka ponsel dan menekan ikon telepon. Dia mencari nama yang dia simpan hanya dengan satu kata: Suami.

Sambungan tersambung setelah dua kali nada tunggu.

“Van!” seru Isvara tanpa sadar, nyaris terburu napas.

Ada jeda sebentar sebelum suara berat dan tenang itu terdengar di ujung sana. “Kenapa manggil kayak habis lari maraton?”

Isvara memejamkan mata sejenak, lalu merapatkan punggung k
Duvessa

Tiba-tiba banget kirim makanan ya? Kira-kira ada maksudnya gak ya?

| 46
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Febru Anggorowati
ya pasti ada maksudnya....hati2 karna ada hububgannyscdengan livia
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 219: Calon Kakak Ipar

    “Pak,” sapa Jefri singkat, mencoba mencairkan suasana, lalu menarik kursi di sebelah Alvano.Mereka memilih bertemu di sebuah bar yang tidak jauh dari penthouse Alvano. Pencahayaan temaram dan denting gelas yang beradu menciptakan suasana yang tampak santai, tapi tidak cukup untuk menurunkan ketegangan di antara mereka.Jefri sebenarnya tidak kaget ketika mendapat pesan ajakan dari Alvano. Sejak resepsionis apartemennya menyerahkan buah kiriman, dia langsung tahu bahwa Alvano ada di sana. Dan kalau Alvano ada di sana saat Adisti juga berada di sana … ya, hanya masalah waktu sebelum mereka bicara empat mata.“Sebulan kita nggak ketemu, status kita sudah berubah, ya, Jef?” Sarkastis itu meluncur dari bibir Alvano, terdengar datar tapi mengandung tekanan yang jelas. Seolah setiap kata punya bobot yang sengaja dibuat untuk menekan lawan bicaranya.Jefri hanya menghela napas pendek, menatap gelas kosong di depannya. Bukannya membalas, dia memberi isyarat pada bartender untuk menuangkan mi

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 218: Bagaimana Bisa?

    “Mas!” seru Isvara refleks, nada suaranya sedikit lebih tinggi dari biasanya.Alvano langsung menoleh cepat. “Kamu kenapa?” Jelas pria itu panik, apalagi melihat wajah istrinya yang tampak tegang.“Aduh … kayaknya aku kram perut deh. Ini ‘kan lagi datang bulan,” keluh Isvara sambil menunduk, satu tangannya menekan perut bawah. Padahal dia sudah selesai dengan tamu bulanan itu.Isvara sengaja mengalihkan perhatian Alvano ke arah kursi penumpang tempatnya duduk. Hatinya berdegup kencang, bukan karena sakit, tapi karena takut kalau suaminya melihat apa yang baru saja dia lihat.Alvano mencondongkan tubuh, berusaha memeriksa kondisi istrinya. “Kramnya parah? Kita ke dokter dulu atau–”“Nggak usah. Aku cuma mau pulang, Mas. Istirahat aja di rumah. Boleh, ya?” pintanya cepat, suaranya dibuat selembut mungkin.Alvano masih sempat ragu, tapi akhirnya menghela napas dan mengangguk. “Ya sudah, kalau itu mau kamu.” Alvano menyalakan mesin mobil, membiarkan Isvara kembali bersandar sambil memegan

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 217: Wejangan Opa

    Sekitar setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan rumah keluarga besar Narendra.Pintu ganda sudah terbuka. Renjana, istri muda Giri, berdiri di ambang, mengenakan gaun krem sederhana. “Masuklah, Opa sedang di ruang baca. Sejak tadi tidak mau ke kamar,” ujarnya pelan.Di dalam, aroma kayu manis bercampur dengan wangi buku tua. Giri duduk di kursi kulit cokelat, selimut tipis menutupi kakinya.“Ra …,” panggilnya lebih dulu, mengabaikan cucu kandungnya sendiri. “Kemarilah. Sudah lama Opa nggak lihat kamu.”“Apa kabar, Opa? Saya dengar tadi kurang enak badan.” Isvara mendekat, membungkuk sedikit sambil tersenyum.“Ah, hanya lelah. Orang tua kalau sedikit pusing saja, rumah langsung ribut seperti mau kiamat,” jawab Giri, melirik Renjana yang tersenyum kecut.Mereka mengobrol sebentar, menanyakan kabar keluarga, saling bertukar cerita ringan. Giri sempat menyinggung masa kecil Alvano. Tawa kecil mengisi sela-sela percakapan, tapi tidak menghapus garis letih di wajah Giri.Tiba-tiba, ta

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 216: Tahu Posisi

    Akhirnya, pilihan jatuh pada restoran steak yang hanya berjarak dua blok dari kantor. Tempat yang cukup nyaman untuk ukuran jam makan siang. Sekat-sekat kayu tinggi memisahkan tiap meja, pencahayaan temaram memberi kesan tenang. Meski ramai, suasananya seolah mereka duduk di ruang makan pribadi.Pelayan baru saja meletakkan dua piring steak sirloin dengan aroma mentega bawang putih dan rosemary yang langsung memenuhi udara. Potongan dagingnya tampak juicy, masih mengepulkan uap tipis.Tanpa banyak bicara, Alvano menarik piring Isvara ke arahnya. Pisau dan garpu langsung bekerja, memotong daging itu menjadi potongan kecil yang pas untuk sekali suap.“Biar kamu tinggal makan,” ujar Alvano, seperti hal ini adalah prosedur standar makan siang. Begitu selesai, piring itu kembali ke hadapan Isvara.“So sweet sekali, Pak CEO.” Otomatis saja bibir perempuan itu melengkung tipis. Lalu dia mulai makan, dan mengunyah perlahan. “Hm …” Isvara menutup mata, menghela napas panjang seperti sedang ber

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 215: Jaga Image

    Malam itu, penthouse tenggelam dalam kesunyian. Isvara keluar dari kamar mandi, rambut setengah basah, pijakan kakinya nyaris tak bersuara. Piyama sutra tipis membungkus tubuhnya, mengikuti setiap gerak, membuatnya terlihat santai sekaligus berbahaya di mata suaminya.Alvano duduk di tepi ranjang, kaus hitamnya membentuk lekuk bahu dan dada bidang. Tatapannya mengunci Isvara dari ujung kaki hingga ke mata, dalam dan penuh arti. Tatapan yang membuat perempuan itu merasakan udara menghangat.“Kenapa liatnya kayak mau makan orang, Mas?” goda Isvara sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk.“Karena aku lagi lapar,” sahut Alvano.Isvara terkikik mendengar itu, lalu berjalan begitu saja melewati Alvano menuju meja rias. Namun baru dua langkah, pergelangan tangannya diraih. Tarikan itu lembut tapi tegas, membuat tubuhnya jatuh perlahan ke pangkuan sang suami.“Mas, mau makan?” godanya lagi, bibirnya melengkung nakal. Sungguh, dia tak tahan melihat suaminya yang cemberut seperti itu.“Mau

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 214: Rencana yang Gagal

    “Mas, kamu ada apa sama Mam?” tanya Isvara membuka percakapan, setelah beberapa menit hanya diisi suara mesin dan jalanan sore yang ramai.Alvano tidak langsung menjawab. Tatapannya tetap lurus ke depan, sedangkan jemarinya mencengkeram setir, disertai rahangnya yang ikut mengetat. “Maksudnya apa?” tanya Alvano akhirnya.“Mam bilang kalian perang dingin? Itu kenapa? Dan sejak kapan?” Isvara memberanikan diri menatap suaminya sekilas.Alvano menarik napas panjang, seolah sedang memilih kata-kata. “Sejak Mam datang ke rumah sakit pasca kamu keguguran dan minta kita cerai.”Isvara terdiam. Ah, rupanya sejak saat itu. Pantas saja di pesta tempo hari, Alvano bahkan tidak berniat untuk sekadar menyapa Marina. Jadi itulah alasannya. Harusnya perempuan itu merasa bersyukur, karena suaminya jelas membela dirinya. Namun, entah mengapa, hatinya justru ikut sakit mendengar kenyataan itu. Mungkin karena menyadari betapa dalam luka yang mereka simpan.“Jangan gitu, Mas,” ucap Isvara pelan. “Aku ju

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status