Share

Tamu tak diundang

"Rini," pekik sesosok manusia dengan pahatan begitu sempurna diwajahnya. Matanya yang teduh, dilengkapi bulu mata yang lentik, tengah memandangku. Bibirnya selalu dipenuhi dengan senyum yang menawan. Ibuk hanya tersenyum melihat kami berdua.

Ibas, dia tetangga, sekaligus teman masa kecilku. Kami berteman sejak dari TK, sampai SMA. Kemana-mana, kami selalu berdua. Banyak yang mengira, kalau kami pacaran. Bahkan, dia rela memilih SMA negri, demi bisa bersama denganku. Padahal, dia termasuk keluarga berada. Bahkan, tergolong keluarga paling kaya, di kampung ini. Meskipun dari keluarga berada, dia tidak pernah sombong. Keluarganya juga supel, sehingga banyak tetangga yang suka pada mereka. Kedua keluarga kami memang lumayan dekat, bahkan mamanya Ibas pernah memberikanku biaya pendidikan, namun ditolak oleh Ibuk, karena takut berhutang budi.

Awal perpisahan kami, ketika dia dan keluarganya, pindah kota. Entah kota mana, dia juga tidak memberi tahuku. Rasanya berat sekali, waktu itu. Kehil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status