Share

BAB 8 || KABUR

Penulis: s_uci17
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-17 10:59:19

Jantung Kirania seperti berhenti berdetak. Ia refleks mendorong Jeff menjauh. Ia buru-buru kembali memakai piyamanya. "T-tante, dengerin Kira dulu. I-ini ... ini gak seperti yang tante lihat. Kira—"

"Bagian mana yang tidak seperti yang saya lihat, Kira?!" Devanka menyela sengit, matanya mendelik tajam ke arah Kirania.

"Bagian kamu yang berciuman dengan kakak iparmu sendiri?!" tuding Devanka, sarkas. "Atau bagian kamu yang nyaris telanjang di hadapannya?!"

Kirania mencoba menjelaskan, tapi suaranya tertelan dalam rasa panik, takut dan cemas yang berkumpul menjadi satu, membuatnya kesulitan untuk berbicara.

"Katakan, Kira!" desak Devanka, tajam. "KATAKAN! BAGIAN MANA YANG TIDAK SEPERTI YANG SAYA LIHAT?!" bentakan keras Devanka, menggema menembus heningnya malam.

"Ini bukan salahnya." Suara dingin Jeff menginterupsi Devanka.

Berbanding terbalik dengan Kirania, Jeff justru tampak tenang. Tidak ada sedikitpun rasa panik apalagi takut di wajah pria itu.

"Ini sepenuhnya tanggung jawab
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku (Bukan) Gadis Pemuas   BAB 10 || KISSING

    Kirania tahu ini adalah hal paling gila yang pernah ia lakukan. Ia tidak berniat bunuh diri seperti waktu itu, tapi kondisi lah yang membuatnya seperti tidak ada jalan keluar lain sekarang. Ia tidak ingin mati, tapi juga tidak ingin tertangkap oleh Jeff. Dan diantara kedua pilihan itu, mati akan terasa lebih baik daripada harus menjadi budak pemuas nafsu kakak iparnya. "KIRANIA!"Tubuh Kirania melayang di udara tanpa perlawanan. Ia menutup mata, menunggu benturan keras yang akan menghancurkan tubuhnya di bawah sana. Sepersekian detik kemudian, ia tidak merasakan kerasnya aspal jalanan, melainkan sepasang lengan kokoh yang menangkap tubuhnya. Ia membuka mata, dan wajah tegang penuh kekhawatiran Arsenio menjadi hal pertama yang ia lihat."O-om ...." Kirania merasa lega tapi juga gamang dengan tatapan tajam Arsenio. "Kau sadar dengan apa yang baru saja kau lakukan, huh?!" desis Arsenio tajam. "Kau bahkan sudah berjanji padaku untuk tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini lagi!" "

  • Aku (Bukan) Gadis Pemuas   BAB 9 || GOT YOU!

    "APA YANG KALIAN TUNGGU?! CARI MEREKA SAMPAI KETEMU! MEREKA PASTI MASIH DI SEKITAR SINI! CEPAT!"Suara keras Jeff menggelegar, mengimbangi derasnya suara hujan yang turun. Kirania yang bersembunyi di balik tembok kokoh itu, menahan napas. Jantungnya berdegup kencang dalam rasa takut. Ia tahu pria itu teramat marah sekarang, dan tidak akan berhenti sampai berhasil menemukannya.Suara langkah kaki anak buah Jeff mulai terdengar menyebar. Kirania menahan tangan Siska yang juga tiba-tiba berdiri—menatap wanita itu dengan tanda tanya. "Saya akan mengalihkan perhatian anak buah Tuan Jeff. Nanti Non Kira ambil jalan yang berlawanan dengan saya. Dan ini—" Siska memberikan ponselnya kepada Kirania. "—telfon Tuan Arsen."Kirania gamang, ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Enggak, Mbak. Jangan tinggalin Kira sendirian. Kira takut." Siska bisa melihat ketakutan yang sangat besar di kedua belah mata Kirania. "Non Kira harus berani. Kita gak mungkin cuma diam di sini, cepat atau lambat mereka

  • Aku (Bukan) Gadis Pemuas   BAB 8 || KABUR

    Jantung Kirania seperti berhenti berdetak. Ia refleks mendorong Jeff menjauh. Ia buru-buru kembali memakai piyamanya. "T-tante, dengerin Kira dulu. I-ini ... ini gak seperti yang tante lihat. Kira—""Bagian mana yang tidak seperti yang saya lihat, Kira?!" Devanka menyela sengit, matanya mendelik tajam ke arah Kirania. "Bagian kamu yang berciuman dengan kakak iparmu sendiri?!" tuding Devanka, sarkas. "Atau bagian kamu yang nyaris telanjang di hadapannya?!" Kirania mencoba menjelaskan, tapi suaranya tertelan dalam rasa panik, takut dan cemas yang berkumpul menjadi satu, membuatnya kesulitan untuk berbicara. "Katakan, Kira!" desak Devanka, tajam. "KATAKAN! BAGIAN MANA YANG TIDAK SEPERTI YANG SAYA LIHAT?!" bentakan keras Devanka, menggema menembus heningnya malam. "Ini bukan salahnya." Suara dingin Jeff menginterupsi Devanka. Berbanding terbalik dengan Kirania, Jeff justru tampak tenang. Tidak ada sedikitpun rasa panik apalagi takut di wajah pria itu. "Ini sepenuhnya tanggung jawab

  • Aku (Bukan) Gadis Pemuas   BAB 7 || TERTANGKAP BASAH

    "Dressnya kependekan," komentar Arsenio yang sedang menggulung lengan jaket miliknya yang kebesaran di tubuh mungil Kirania. "Kan Kira gak tahu kalau bakalan pergi naik motor," sahut Kirania dengan wajah cemberutnya. Siapa yang menyangka jika empat ban mobilnya kempes semua. Sekarang ia berakhir menumpang dengan Arsenio yang kebetulan sedang membawa motor, karena pria itu takut kena macet. "Lain kali jangan dipakai lagi," ucap Arsenio, nada suaranya terdengar semakin datar saja. "Kalau lagi naik motor?" tanya Kirania polos. "Mau naik motor, naik mobil, tetap jangan dipakai lagi," balas Arsenio, sambil memasangkan helm ke kepala Kirania. "Kenapa emangnya?" tanya Kirania, kali ini dengan nada suara heran. Arsenio menghela napas panjang, lantas memandang gadis di hadapannya itu yang semakin terlihat manis saja dalam balutan jaket kebesaran serta helm pink di kepala. Tangannya terulur, mencubit gemas pipi chubby Kirania. "Ayo naik," ucap Arsenio, sambil memasang hel

  • Aku (Bukan) Gadis Pemuas   BAB 6 || SAYA SAYANG, BUKAN KARENA NAFSU

    Setelah tujuh hari mengurung diri di penthouse, pasca meninggalnya Pradipta. Hari ini Kirania menyetujui ajakan teman-temannya untuk jalan-jalan ke luar. "Selamat siang!" sapa Devanka dengan senyum cerahnya seperti biasa. "Wah ... lihatlah betapa cantiknya Kirania kita siang ini." Kirania yang baru saja menuruni tangga, hanya memberikan senyuman tipis sebagai balasan. Matanya lalu tanpa sengaja melirik ke arah meja makan, membuat pandangannya bertemu dengan Jeff. Pria itu memang punya kebiasaan akan pulang untuk makan siang. "Tante senang, akhirnya kamu udah mau jalan-jalan ke luar." Devanka mengusap puncak kepala Kirania lembut. "Ayo duduk, Sayang. Kita makan siang bareng dulu." Langkah Kirania menjadi grogi, saat mata elang Jeff tidak lepas menatapnya. Entah kenapa ia merasa tatapan Jeff begitu tajam, seperti tengah menelanjanginya. "Kak Helena mana, Tante?" tanya Kirania. Sebenarnya hanya basa-basi untuk meredam rasa gugup akibat tatapan penuh intimidasi Jeff. "Lagi sia

  • Aku (Bukan) Gadis Pemuas   BAB 5 || KEBUSUKAN KELUARGA?

    "Saya tahu kita semua disini masih dalam kondisi berduka. Namun, wasiat ini sudah menjadi amanat dari Tuan Pradipta, sebelum beliau berpulang. Jadi, saya harus membacakannya pagi ini." Suara Bram memecah keheningan ruangan keluarga yang telah diisi oleh Devanka, Helena, Jeff, dan Kirania. Selaku orang kepercayaan mendiang Pradipta, Arsenio ikut mendampingi pembacaan surat wasiat malam ini. Mata pria itu tidak putus memperhatikan Kirania. Gadis itu tampak rapuh dan rentan. Wajah dan matanya yang sembab, bukan hanya menggambarkan gurat kesedihan yang sangat dalam. Tapi juga tampak tertekan. "Baik, bisa saya mulai?" Tanya Bram, menatap semua anggota keluarga."Ya, silahkan," kata Arsenio datar. Bram menarik napas dalam-dalam, membuka dokumen yang ada di tangannya, dan mulai membacakannya."Surat wasiat. Telah bertanda tangan di bawah ini, nama Pradipta Maheswara. Menyatakan dengan sadar dan tanpa paksaan, membuat surat pernyataan wasiat waris. Bahwa saya adalah pemilik harta kekayaan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status