Share

Bab 7

Author: ShenShen
last update Last Updated: 2025-10-10 19:08:57

Agatha Cattegirn baru membuka mata ketika rasa pening mendera kepalanya, ia mencoba mengingat apa yang baru terjadi hingga dirinya bisa merasa seperti ini.

“Apa kamu sudah merasa lebih baik?”

Suara familiar terdengar, Agatha langsung menoleh untuk melihat siapa yang berbicara.

Steve Hart tengah duduk di samping Agatha seraya mengemudikan mobil, ini membuat Agatha semakin bertanya-tanya terkait apa yang baru terjadi padanya.

"Kenapa kau ada di sini? Belum lagi ... bukankah sebelumnya sudah kukatakan, kalau aku belum bisa pulang sebab masih ada pesta penyambutan?"

Steve Hart mengerutkan dahi, dirinya merasa penasaran apakah Agatha benar-benar tidak ingat tentang apa yang baru terjadi.

“Maaf kalau aku lancang, tetapi aku terpaksa menjemputmu dari pesta penyambutan mahasiswa baru,” jelas Steve Hart, mewajarkan jika Agatha tidak ingat sebab alkohol berlebih yang telah dikonsumsinya.

Belum lagi, Steve juga tidak yakin apakah Agatha masih akan menaruh kepercayaan padanya jika sadar sepenuhnya saat di bar tadi.

“Apa ada hal buruk terjadi hingga kau melakukan itu?” tanya Agatha Cattegirn, merasa Steve tidak akan melakukan ini jika tidak didasari alasan yang jelas.

Steve Hart sempat terdiam. Dirinya ragu apakah Agatha masih akan percaya padanya seperti sebelumnya atau malah kebalikannya, yang mana kepercayaan Agatha padanya terjadi hanya ketika mabuk saja.

“Eric dan teman-temanmu yang lain merencanakan hal buruk dengan terus memaksamu minum, aku tidak memintamu percaya padaku tetapi memang itulah yang terjadi."

Steve Hart sudah merpersiapkan diri  kalau-kalau Agatha marah sebab ia berbicara buruk terkait teman-teman Agatha, siapa sangka yang terjadi malah sebaliknya.

“Terima kasih ...."

Cuuppp!

Steve Hart tertegun tidak percaya ketika pipinya tiba-tiba dikecup oleh Agatha. Steve mencoba tenang, tetapi tidak bisa, membuatnya sulit fokus mengemudikan mobil.

“Hehe, apa begitu tiba-tiba?” tanya Agatha, seraya menatap Steve dengan sepasang mata yang bisa menutup kapan saja.

Steve Hart hanya diam tidak tau harus berkata apa. Agatha yang biasanya selalu acuh padanya, tiba-tiba bertingkah seperti ini benar-benar membuatnya bingung.

“Aku sudah menyukaimu sedari SMA, itu juga yang membuatku menawarkan pernikahan kontrak untukmu, apa itu bisa menjawab alasan aku menciummu?"

Ucapan yang terlontar dari mulut Agatha, benar-benar membuat Steve tidak tau harus menanggapinya bagaimana.

Jika Agatha benar menyukainya, kenapa Agatha tidak pernah mengatakan yang sejujurnya? Ini cukup mengganggu kepala Steve, sebab ketimbang menawarkan pernikahan kontrak tidak masuk akal itu, mungkin akan bisa lebih Steve terima perasaan Agatha jika mengatakan yang sejujurnya sedari awal.

“Kau marah? Tolong jangan marah, aku sudah cukup merasa bersalah melihat perlakuan keluargaku padamu. Tolong jangan buat aku lebih merasa bersalah karena kejujuranku," ucap Agatha dengan suara bergetar.

Steve Hart yang sempat merasa kesal, pada akhirnya luluh setelah mendengar itu. 

Bohong jika Steve tidak pernah menaruh rasa pada wanita secantik Agatha. Hanya saja, apa yang telah keluarga Cattegirn lakukan selama ini, seolah berhasil menjadi tembok besar yang menahan perasaannya itu.

Steve Hart baru ingin menyampaikan semua yang memenuhi kepalanya pada Agatha, tetapi belum dirinya melakukan itu, Agatha sudah kembali terpejam seolah pembicaraan barusan tidak pernah ada.

“Apa dia akan tidak ingat lagi setelah bangun nanti? Sudahlah ...."

Steve Hart akhirnya memutuskan untuk melupakan semua hal yang baru dirinya dengar, tidak ingin terlalu berharap pada wanita dari keluarga yang selama ini selalu menindas juga menginjak-injaknya.

“Sama sepertiku, saat dia bangun nanti, pasti ia tidak akan ingat semua pembicaraan ini,” gumam Steve Hart, seraya memfokuskan dirinya untuk mengemudi.

Tidak perlu waktu lama hingga Steve akhirnya sampai di rumah keluarga Cattegirn. Sudah larut malam saat itu, membuat Steve Hart harus siap menerima omelan dari ibu mertuanya sebab tidak membawa Agatha pulang tepat waktu.

“Kemana saja kau hingga Putriku baru pulang selarut ini?"

Olivia Cattegirn sudah ada di depan pintu masuk rumah ketika Steve Hart keluar dari mobil, membuat Steve Hart sibuk merangkai kata yang tepat untuk memberi penjelasan padanya.

Setelah sudah menemukan kalimat yang tepat dan yakin itu tidak akan membuat ibu mertuanya semakin marah, Steve Hart menjelaskan garis besar yang baru terjadi hingga ia dan Agatha bisa pulang selarut ini.

Olivia Cattegirn sempat menatap Steve penuh curiga, ia nampak tidak sepenuhnya percaya pada apa yang baru menantu sampahnya itu sampaikan.

“Anda bisa melihat sendiri kondisi Agatha, Nyonya Olivia," ucap Steve Hart, sembari mengajak Olivia ke tempat Agatha masih terkapar yaitu kursi mobil.

Baru pintu mobil terbuka, Olivia langsung dapat mencium bau alkohol menyengat dari putrinya. Hal ini membuat Olivia khawatir dan ingin segera membawa Agatha ke kamarnya.

“Biar aku yang melakukannya, Nyonya Olivia,” ucap Steve Hart, berniat menawarkan bantuan menggendong Agatha hingga kamar.

“Apa yang ingin kau lakukan, Sampah? Diam di sana, jangan berani kau mengambil kesempatan untuk menyentuh Putriku!” seru Agatha menghentikan Steve.

Ketimbang melihat Agatha digendong oleh Steve, Olivia lebih memilih memanggil para pelayan rumah. Mereka semua diperihtahkan olehnya membawa Agatha ke kamar, meninggalkan Steve seorang diri di halaman.

“Benar, memang seperti ini seharusnya," gumam Steve Hart.

Steve Hart merasa tidak ada hal akan berubah walau ia telah mengetahui perasaan Agatha yang sebenarnya, sebab kenyataannya, mau Agatha memiliki rasa padanya atau tidak, dirinya tetaplah bukan siapa-siapa di sana.

Steve Hart pada akhirnya memilih memasuki rumah untuk beristirahat di kamarnya, dirinya benar-benar merasa lelah sehungga ingin beristirahat secepatnya.

***

Pagi harinya, Steve Hart harus membuka mata dengan terpaksa sebab pintu kamarnya terus diketuk dengan kasar juga asal.

Suaranya benar-benar keras, membuat Steve Hart memaksakan diri bangkit dari kasur hanya untuk membuka pintu tersebut.

Betapa terkejut Steve Hart, ketika di depan pintu kamarnya sudah ada sepupu istrinya yang tidak lain adalah Callista.

“Sampah, apa kau benar-benar sudah lupa siapa dirimu sampai berani tidak menghiraukan ketukkanku?" tanya Callista Cattegirn nampak kesal.

Steve Hart mengerutkan dahi, ia baru saja bangun sehingga tidak tau Callista sudah mengetuk pintu kamarnya berapa lama.

“Sudahlah, sekarang ikut aku,” ucap Callista Cattegirn seraya menarik lengan Steve secara paksa untuk keluar dari kediaman keluarga Cattegirn.

Steve Hart yang belum sepenuhnya sadar, hanya mengikuti saja kemana Callista ingin membawanya. Itu bahkan belum jam enam pagi, sehingga suasana luar rumah masih gelap sebab matahari belum muncul sepenuhnya.

Di tengah tarikan Callista pada lengannya, Steve mulai menebak-nebak apa yang kali ini ingin coba Callista lakukan. Sampai tiba-tiba pesan sistem muncul di hadapan Steve, dirinya segera sadar kalau Callista punya rencana buruk untuknya.

[Misi terpicu, beri pelajaran pada Callista yang ingin berbuat hal buruk pada Tuan rumah]

“Lagi-lagi hal seperti ini,” gumam Steve Hart dengan helaan napas panjang, dirinya benar-benar bingung kenapa Callista gemar sekali menganggunya.

“Apa yang membuatmu mendengus seperti itu, Sampah? Apa kau sudah merasa hebat hanya karena apa yang terjadi di rumah sakit?" tanya Callista Cattegirn tidak terima.

“Apa yang telah terjadi memangnya?” Steve Hart menaikan alisnya.

Rona wajah Callista berubah merah sebab geram, dirinya merasa Steve tengah mengolok-oloknya dengan memberi reaksi seperti itu.

“Sebentar lagi kau akan menyesal, sangat menyesal hingga harus berlutut di bawah kakiku untuk memohon ampunan," ucap Callista sembari terus menarik Steve menjauh dari kediaman keluarga Cattegirn.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 8

    Setelah Callista berhasil membawa Steve menjauh dari rumah mewah keluarga Cattegirn, akhirnya tarikan tangannya pada lengan Steve dirinya lepas.Steve Hart melirik sekitarnya, itu merupakan jalanan dengan pepohonan di sisi kanan dan kirinya. Hampir tidak ada rumah lain, karena wilayah tersebut memanglah kawasan elit yang jarak antar rumahnya cukup jauh.Steve Hart yang telah mengetahui ada suatu hal buruk ingin dilakukan Callista padanya, langsung menaruh waspada karena hal tidak terduga bisa terjadi kapan saja.Benar saja, tidak lama dari balik salah satu pohon muncul seorang pria yang tidak lain merupakan Eric Daran.“Apa dirinya yang akan membantumu untuk membuatku menyesal?” tanya Steve Hart pada Callista.Callista hanya diam tidak menanggapi, di samping itu, Eric terus berjalan mendekat sebelum mengayunkan tinjunya pada Steve.Steve Hart yang sedari awal sudsh waspada, bisa menghindari pukulan itu cukup mudah, hal ini membuat Eric semakin gelap mata dengan terus mencoba mendaratk

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 7

    Agatha Cattegirn baru membuka mata ketika rasa pening mendera kepalanya, ia mencoba mengingat apa yang baru terjadi hingga dirinya bisa merasa seperti ini.“Apa kamu sudah merasa lebih baik?”Suara familiar terdengar, Agatha langsung menoleh untuk melihat siapa yang berbicara.Steve Hart tengah duduk di samping Agatha seraya mengemudikan mobil, ini membuat Agatha semakin bertanya-tanya terkait apa yang baru terjadi padanya."Kenapa kau ada di sini? Belum lagi ... bukankah sebelumnya sudah kukatakan, kalau aku belum bisa pulang sebab masih ada pesta penyambutan?"Steve Hart mengerutkan dahi, dirinya merasa penasaran apakah Agatha benar-benar tidak ingat tentang apa yang baru terjadi.“Maaf kalau aku lancang, tetapi aku terpaksa menjemputmu dari pesta penyambutan mahasiswa baru,” jelas Steve Hart, mewajarkan jika Agatha tidak ingat sebab alkohol berlebih yang telah dikonsumsinya.Belum lagi, Steve juga tidak yakin apakah Agatha masih akan menaruh kepercayaan padanya jika sadar sepenuhny

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 6

    "Ikut aku, kau pembuat ulah!" seru security bar sembari menarik lengan Steve."Apa yang kau lakukan? Cepat lepaskan!" Steve Hart mencoba memberontak untuk melepas cengkraman tangan security bar di lengannya, tetapi tidak berhasil sebab perbedaan tenaga mereka."Kenapa repot-repot melawan, sampah? Pergi saja sana, Agatha biar aku yang jaga," ucap Eric Daran dengan senyum seringai di wajahnya.Amarah Steve segera terpancing karena hal itu, dirinya mulai memikirkan cara melepas cengkraman tangan security agar dapat menghajar Eric yang telah berani lancang.Di tengah semua itu, sebuah suara familiar seorang wanita terdengar dan membuat segala kejadian yang tengah terjadi tiba-tiba terhenti."Ada apa ini ... Steve, kenapa kau ada di sini?" Agatha beberapa kali mengusap matanya yang nampak sayu, seperti kebingungan dengan apa yang tengah terjadi."Lepas!" seru Steve pada security bar, yang mana ini membuat security bar terkejut sehingga melepaskan cengkramannya.Di tengah itu semua, Eric me

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 5

    Melihat pesan munculnya misi, Steve Hart langsung mengemudikan mobilnya menuju arah Agatha pergi bersama teman-temannya.Meski Steve Hart menyalahkan Agatha akan situasinya di keluarga Cattegirn saat ini, tetapi Agatha bukanlah orang yang ikut memperlakukannya buruk bahkan beberapa kali mencoba melindunginya dari perlakuan tidak pantas keluarga Cattegirn.Kini Steve mengetahui ada hal buruk coba Eric dan teman-temannya yang lain ingin lakukan pada Agatha, tentulah Steve Hart tidak bisa membiarkan hal ini begitu saja, terlebih Agatha merupakan istrinya.Tidak lama Steve Hart mengemudikan mobilnya, ia akhirnya berhasil menyusul Agatha yang ternyata memasuki sebuah bar tidak jauh dari Universitas Avebury.Bukan hanya mereka saja, tetapi banyak mahsiswa lain juga memasuki bar tersebut. Membuat alasan menghadiri penyambutan mahasiswa baru yang Agatha sempat sampaikan, terbukti benar.“Apa yang kau rencanakan, Eric?” gumam Steve Hart.Steve Hart bukan tidak tau kalau Eric menaruh rasa pada

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 4

    Siang menjelang sore harinya, Steve Hart sudah kembali ke rumah keluarga istrinya. Ia berlari dari halte bis untuk sampai di sana, membuat keringat bercucuran memenuhi dahinya."Sial, aku terlambat," gumam Steve.Di halaman depan rumah mewah tersebut, sudah terparkir mobil sedan yang biasa mertuanya gunakan, tanda mereka sudah sampai di rumah sekarang.Steve Hart sadar tidak ada gunanya menyesal. Jika memang harus menerima hinaan, maka hanya mencoba bersabar yang dapat dirinya lakukan.Steve baru memasuki rumah ketika di sofa ruang tamu, sudah ada wanita berusia 40-an tahun tengah membaca sebuah majalah, kebiasaan yang menurun pada Agatha, istrinya.Olivia Cattegirn, seorang wanita cantik yang tampak jauh lebih muda dari usia aslinya. Wanita yang sama juga merupakan ibu mertua Steve, salah satu orang yang juga bertanggung jawab membuat kehidupan Steve terasa begitu menyedihkan."Aku hanya meninggalkan rumah beberapa hari dan tebak apa?" tanya Olivia Cattegirn tiba-tiba.Steve Hart han

  • Aku Bukan Pecundang!   Bab 3

    Steve Hart terlalu terpaku dengan pesan yang masuk ke ponselnya hingga tidak menyadari perubahan ekspresi Callista, rona wajah wanita itu sudah amat merah tanda ia tengah sangat marah.Tidak cukup hanya dengan menyebutnya bajingan, kini Steve Hart bahkan berani berteriak tepat di hadapannya. Dua hal itu saja sudah cukup membuat Callista berang bukan main."Sampah, bicara apa kau barusan?!" seru Callista Categirn.Steve Hart tersentak, dirinya baru ingat jika Callista adalah seorang wanita yang tumbuh dengan memiliki segala hal tanpa perlu berjuang mendapatkannya.Percaya tidak percaya, hal ini membuat Callista menjadi sosok wanita yang paling tidak bisa tersinggung sedikit saja."Katakan kau ingin melakukan apa jika aku berbuat sesuatu pada ibumu, Sampah?! Jika hal itu benar aku lakukan sekalipun memangnya kau bisa apa?!" seru Callista dengan emosi meledak-ledak.Steve Hart baru ingin mengucapkan sesuatu ketika Callista tiba-tiba mengambil handohone dari sakunya, wanita itu nampak men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status