Share

Ancaman Mertua

Memang Andi selalu bersikap dingin dan acuh kepada dirinya. Namun kali ini berbeda, dirinya benar-benar marah pada Tamara. Sudah bisa dipastikan dia juga akan menjaga jarak dengan Tamara. Padahal hubungan mereka sedikit membaik sebelumnya, Andi sudah bersikap mulai mencoba untuk menerima kehadiran Tamara dalam hidupnya.

Selama tiga tahun pernikahan, tak pernah sedikit pun Andi menghangatkan tubuh Tamara. Selalu dia berkata, tidak ingin menyentuh Tamara tanpa memiliki cinta. Sehingga membuat Tamara sedikit heran, apakah dirinya normal. Sebab itulah Tamara terlalu over protektif takutnya Andi tidak akan pernah mencintai dirinya. Tidak seperti dirinya yang mencintai Andi.

Kejadian tiga tahun yang lalu lah membuat Tamara mencintai Andi begitu dalam. Lebih tepatnya cinta pada pandangan pertama. Tamara selalu melakukan berbagai cara untuk memiliki Andi seutuhnya. Namun tidak pernah berhasil.

Sebuah panggilan masuk dari mommy. Ya, ibu Andi. Mertuanya Tamara, Listy. Tamara sudah yakin sekali, pasti ini ada hubungannya dengan video siaran langsung yang dia lakukan. Secara mertuanya itu merupakan anggota sosialita yang terpandang dan begitu dihormati.

"Huh, sial" umpat Tamara.

"Halo mom" sapa Tamara ketika menerima panggilan masuk dari sang mertua.

"Tamara, apa-apaan kamu itu. Membuat malu keluarga dan juga Andi kepada koleganya. Sikapmu itu memalukan dan begitu rendahan. Tidak menunjukkan sama sekali sikap keanggunan, dan tidak mencerminkan bahwa kau adalah wanita terhormat".

"Perbuatanmu itu sama saja seperti melemparkan kotoran pada wajah Andi dan juga kami sekeluarga" Listy masih dalam suasana yang benar-benar ingin meledak.

Seandainya bukan karena rasa hutang budi, Listy tidak sudi memiliki menantu seperti Tamara yang gila uang dan kemewahan. Dirinya dan juga ibunya yang sama-sama haus akan kegemerlapan duniawi. Rasa empati yang dulu ada secara perlahan sirna. Apalagi melihat Andi yang tidak bahagia dengan pernikahannya dengan Tamara.

"Maafin Tamara ma, Tamara hanya ingin Andi lebih perhatian sama Tamara. Bukan mengacuhkan Tamara".

"Bukan seperti itu caranya. Harusnya kamu yang mengubah sifat kamu yang arogan dan bersikap semaunya itu. Kamu kira mama tidak tau apa saja yang telah kamu lakukan? Seenaknya kamu memecat sekretaris Andi dan memarahi para karyawan yang ada dikantor. Memangnya kamu memiliki kontribusi apa pada perusahaan? Kamu hanya bisa shopping dan menghambur-hamburkan uang Andi saja".

"Aku kan istrinya jadi wajar dong ma aku menggunakan uang suamiku".

"Tapi tidak wajar dengan memakai uang secara berlebihan".

"Kamu itu harus sadar diri, siapa kamu itu sebenarnya? Seharusnya kamu itu bersyukur karena kami telah mengangkat derajat kamu dan orang tuamu itu. Jika tidak, kamu bisa bayangkan seperti apa hidupmu sekarang? Jadi tidak usah terlalu banyak tingkah. Jika nanti saya dengar kabar yang tidak baik lagi tentangmu. Bersiap lah kamu untuk saya lempar kembali kejalanan".

"Ini peringatan pertama dan terakhir buat kamu Tamara. Saya tidak segan-segan untuk meminta Andi menceraikanmu. Bukankah kamu tau sendiri, Andi menikahimu karena permintaan saya bukan keinginan dirinya. Saya menyesal kenapa dulu meminta dia menikahimu? Anak saya kini begitu tampak tidak bahagia dengan hidupnya sekarang".

"Ingat peringatan saya ini Tamara. Jangan pernah macam-macam dengan saya. Akan saya pastikan hidupmu hancur seperti debu" Listy meluapkan amarahnya yang selama ini terpendam karena sangat kecewa dengan menantunya itu.

"Baik ma, Tamara janji akan berubah menjadi istri dan menantu yang lebih baik lagi" ucapnya dengan nada yang rendah dan penuh penyesalan. Tapi semuanya hanyalah sandiwaranya saja. Padahal dalam hati Tamara dia memberikan sumpah serapah kepada mertuanya yang menjengkelkan baginya.

Panggilan pun ditutup oleh Listy, dan Tamara pun menggeram karena kesal. Dia tidak terima dengan sikap Listy yang menginginkan dirinya untuk berpisah dari Andi.

"Tidak boleh, aku harus tetap menjadi istrinya Andi. Aku tidak ingin kehilangan semua fasilitas serta kenyamanan yang sudah aku dapatkan sekarang ini" gerutu Tamara yang tidak terima dengan ancaman dari Listy sang mertua. Bagaimana pun caranya dia tidak mau lagi kembali hidup miskin dan harus bekerja sendiri untuk mengisi perutnya? Seperti dulu, dimana hidupnya yang begitu menderita.

"Kenapa sih kamu terlalu sulit untuk aku taklukan?" Tamara marah melihat ke arah foto yang tergantung menempel di dinding. Foto perkawinan Andi dan Tamara.

"Apa kurangnya aku sebagai seorang wanita? Aku cantik, seksi, serta memiliki tubuh yang begitu sempurna. Laki-laki mana yang tidak tergoda dan tidak ingin menikmati tubuh ini. Tapi kenapa sampai sekarang ini tak sekali pun kamu mau menyentuhku Andi?" teriak Tamara begitu frustasi dengan keadaan menyedihkan seperti ini.

Tamara memang begitu menggilai Andi sejak pertemuan pertama mereka dulu. Dengan sengaja Tamara mengikuti Andi, mencari profil tentang dirinya. Apalagi saat dia tahu Andi adalah anak tunggal dari perusahaan besar yang begitu sangat disegani di dunia bisnis sekarang ini. Tentu saja jadi motivasi bagi Tamara untuk mendapatkan Andi. Angan-angan untuk menjadi seorang istri pengusaha sukses yang kaya raya itulah yang dikejar Tamara.

Sengaja dia mengikuti Andi ke Bali yang akan bertemu dengan salah satu kliennya yang berasal dari luar negeri. Sebagai janji kerjasama, Andi yang akan membiayai keperluan sang rekan selama berlibur di Bali. Saat itulah Tamara tampil sebagai penolong Andi yang nyaris tenggelam.

Tamara bisa menikahi Andi tentu saja karena kegigihannya untuk benar-benar bisa memilikinya. Tamara berpikir dia akan mudah untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang Andi. Nyatanya tidak pernah sama sekali. Mertuanya dulu juga sangat menyayangi dirinya, tapi kenapa sekarang dia berubah mengerikan seperti tadi. Kejadian ini benar-benar diluar ekspektasi dirinya. Ingin dirinya menikmati hidup bersama dengan Andi sekaligus menikmati harta milik keluarga Andi tentunya. Memiliki semuanya tentu saja akan membuat Tamara menjadi perempuan yang beruntung. Sekaligus dia ingin memamerkan kepada orang-orang yang dulu menghina dirinya dan juga mamanya. Serta menampar para mantannya yang tidak tulus menyayangi dirinya.

"Ok Listy, jika aku tidak bisa menundukkan dirimu ataupun anakmu. Maka aku yang akan mengambil semua milik Andi. Termasuk rumah mewah ini" pikir Tamara. Dia sudah berusaha, menjadi sosok istri yang baik selama ini. Jadi dia tidak ingin rugi, jika nanti harus disuruh berpisah dengan Andi. Setidaknya setelah mendapat semua harta milik Andi dan juga keluarganya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status