Share

Pengaduan Violetta.

Lucas kembali ke rumahnya dengan langkah gontai. Ia sudah disambut tatapan tajam Violetta ketika masuk ke dalam kamarnya. Belum sempat Lucas bicara, Violetta langsung melemparkan bantal kearahnya.

"Apa kau tidak punya akal, hah? Bagaimana bisa kau meninggalkan aku di pesta ulang tahunku? Apa kau tahu banyak tamu yang menanyakan keberadaanmu!" teriak Violetta pada Lucas.

Lucas hanya menghela nafas kasarnya. Ia yang sudah tidak berdaya dengan keputusan Celine kini harus dihadapkan dengan kemarahan Violetta.

"Aku ada urusan penting, Vio. Aku tak sempat memberitahumu, maaf!" ujar Lucas dengan wajah melasnya.

Violetta yang terlanjur kecewa dengan sikap Lucas, tidak bisa menerima alasan yang diberikan Lucas padanya. Violetta pun kembali meneriaki Lucas dan kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"Bukankah sudah aku katakan padamu, batalkan semua urusanmu. Ini hari ulang tahunku, seharusnya kau berada disampingku dan menemani aku melewatinya, kau malah pergi untuk urusanmu yang tidak jelas itu!" teriak Violetta.

"Aku sudah minta maaf, Vio. Kenapa kau membesar-besarkan masalah ini, hah!" Lucas pun mulai meninggikan suaranya melihat Violetta yang tidak bisa menerima penjelasannya.

"Apa kau kira dengan minta maaf semuanya bisa selesai, hah? Kau tahu di pesta itu banyak teman-teman pentingku, mereka menanyakan keberadaanmu dan mulai membicarakan rumah tangga kita yang tidak harmonis. Akan kutaruh di mana wajahku ini, hah?" Violetta kembali tersulut ketika mengingat bagaimana teman-temannya membicarakan ketidakberadaan Lucas di pesta ulang tahunnya.

"Aku sudah menyapa mereka dengan baik, jika mereka masih membicarakanmu itu artinya mereka teman yang tidak baik. Jauhi saja teman-teman seperti itu!" tukas Lucas geram.

Bugh ...

Violetta kembali melemparkan bantal kepada Lucas, merasa kesal akan jawaban Lucas yang tidak memberinya ketenangan.

"Kau kira bergabung dengan mereka itu masalah gampang, hah? Jika tidak memiliki nama dan uang yang banyak maka aku tidak bisa bergabung dengan kelompok mereka. Dan kau dengan mudahnya mengatakan untuk menjauhi mereka. Mudah sekali mulutmu itu mengeluarkan suara. Jika hanya dengan menjadi istrimu, maka aku tidak akan bisa bersama dengan mereka!" kata Violetta yang mulai menyinggung tentang status mereka. Lucas yang mendengar itupun mulai tersulut dengan kata-kata Violetta yang kembali merendahkan harga dirinya.

"Kalau begitu kenapa menikahi aku?!" kata Lucas tajam.

"Kalau kau merasa hina dengan menjadi istriku, kenapa kau mendesak ayahmu untuk melamarku, hah? Pergi saja sana, cari pria yang lebih menguntungkan dirimu dan keluargamu yang kaya itu. Kau kira aku bahagia menikah denganmu, hah? Sekalipun kau memiliki gunung uang aku tidak pernah tertarik padamu, kenapa? Karena sikapmu ini!" jelas Lucas menekankan setiap kalimatnya.

Lucas berlalu setelah mengatakan semua itu, ia mengurung diri di kamar mandi untuk menenangkan suasana hatinya yang berkecamuk. Sementara Violetta menggerutu kesal dengan kata-kata Lucas yang tidak pernah melihatnya sebagai seorang wanita meski kini mereka telah menikah.

Violetta menghentakkan kaki keluar kamar, melarikan diri dari pertengkarannya dan Lucas. Untuk sejenak, ia merasa menyesal telah terjebak dalam pernikahan tanpa cinta itu. Ia menyesal karena tidak bisa menaklukan Lucas yang telah menjadi suaminya agar bisa mencintainya.

Mendengar Violetta yang keluar kamar, Lucas pun keluar dari persembunyiannya. Lucas melangkah lemah ke sisi tempat tidur. Terlihat foto pernikahannya dan Violetta yang sangat besar terpampang di dinding yang siapa saja bisa melihatnya ketika masuk ke dalam kamarnya. Namun hal itulah yang mengikat langkah Lucas, foto dengan senyuman semu itulah yang membuat dirinya tidak bisa memiliki Celine sebagai pilihan hatinya.

"ARRGHHHHH!!!"

Lucas berteriak keras merasa sudah menjadi seorang pengecut karena bersembunyi dibalik masalah yang ada. Masalah yang seharusnya bisa ia selesaikan hanya dengan satu kata. Jujur! Namun Lucas tak sanggup mengatakan semua itu, karena keluarganya masih membutuhkan Violetta, namun disisi lain ia begitu menginginkan Celine.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Celine!" lirih Lucas.

"Apapun yang terjadi aku tidak akan melepaskanmu!" Lucas kembali menekankan kata-katanya. Bersungguh-sungguh akan mewujudkan keinginannya tersebut. Sementara itu, Violetta sudah dalam perjalanan menuju rumah orangtuanya. Ia akan mengadukan semua masalahnya dan Lucas agar Lucas tidak bisa lagi membantah kata-katanya.

"Kau pikir uang yang aku keluarkan itu sedikit, heh?" ujar Violetta geram.

"Jika aku tidak bisa memiliki hatimu, setidaknya aku telah memiliki ragamu. Kau boleh menjadi kepala keluarga dalam rumah tangga kita. Tapi jangan lupa, aku adalah lehernya, leher yang akan mengatur kemana arah kepala bergerak!" tukas Violetta.

Violetta memacu mobilnya lebih cepat lagi. Ia ingin segera sampai di rumah orang tuanya agar orang tuanya bisa memberi pelajaran langsung pada Lucas. Ia sudah siap dengan sandiwaranya, wajah yang memerah serta air matanya. Ketika ia tiba di rumah orang tuanya, Violetta segera berlari masuk menemui keduanya.

"Ayah ..., Ibu ...," Violetta berteriak dengan keras, mencari keberadaan orang tuanya.

Kedua orang tua Violetta yang mendengar hal itu pun segera menemui Violetta yang sudah duduk sambil menangis di ruang keluarga.

"Vio, Sayang. Kau kenapa, Nak?" tanya Ibu Violetta pada Violetta.

Violetta tersedu-sedu, seolah telah menangis dalam waktu yang lama. Mencari simpati kedua orang taunya agar mau membelanya.

"Ibu ...," Violetta memeluk Sang Ibu yang terlihat mengkhawatirkan dirinya. Viona yang mendengar suara gaduh dari kamarnya segera keluar untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Namun ketika melihat Violetta yang menangis dalam pelukan Sang Ibu dirinya sudah bisa menebak apa yang tengah terjadi.

"Tenanglah, Vio!" ibu Violetta berusaha menenangkan Violetta agar tidak menangis dan menceritakan apa yang telah dialaminya.

"Ceritakan apa yang terjadi, Sayang. Jangan terus menangis seperti ini, ibu dan ayah tidak akan tahu jika kau hanya menangis!" ujar Ibu Violetta menambahkan.

"L-Lucas, Bu. Lucas!" rengek Violetta begitu pilu. Membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut prihatin dengan keadaannya saat ini.

"Katakan, ada apa dengan Lucas!" sergah Sang Ibu dengan cepat.

Violetta beringsut, mengusap wajahnya yang basah dan memerah, lalu memulai sandiwaranya.

"Lucas meninggalkan acara ulang tahunku sehingga aku menjadi pembicaraan teman-temanku. Mereka mengatakan rumah tanggaku dan Lucas tidak harmonis. Aku kesal dan marah, tapi ketika aku menanyakan kemana Lucas pergi, Lucas malah berbalik marah dan meneriakiku. Mengatakan kalau aku terlalu membesar-besarkan masalah bahkan dia memintaku meninggalkan teman-teman sosialitaku!" adu Violetta panjang lebar.

"Berani sekali dia mengatakan semua itu padamu, apa dia lupa bahwa perusahaannya kini bergantung pada kita?!" ujar Ibu Violetta yang ikut terpancing dengan kata-kata Violetta.

"Tidak hanya itu, Bu. Saat aku mengatakan kalau aku istrinya, Lucas malah mengatakan kalau dia tidak tertarik denganku. Dia menikahiku karena keluarganya membutuhkan kita. Lucas bahkan mengatakan jika Ayah tidak melamarnya untukku maka semua ini tidak akan terjadi!" lanjut Violetta bersandiwara.

"Kurang ajar sekali Lucas itu. Berani-beraninya dia mengatakan hal semacam ini padahal dia sendiri yang menandatangani surat perjanjian yang telah kita buat. Kita harus memberinya pelajaran!" kata Ibu Violetta yang mulai menoleh pada Sang Suami namun nyatanya Sang Suami yang diharapkan akan membela putri mereka malah bereaksi sebaliknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status