Home / Zaman Kuno / Aku Dan Tuan Duke / 39. Pemuda dan Sapu Tangan

Share

39. Pemuda dan Sapu Tangan

Author: cyllachan
last update Last Updated: 2024-06-06 20:00:14
Aku pernah membaca buku-buku dongeng. Cinderella, Si Cantik dan Si Buruk Rupa, Putri Duyung, macam-macam. Kadang aku membacakan untuk Seva. Adegan yang paling kusukai adalah pesta dansa istana.

Itu selalu menjadi adegan puncak. Putri cantik dan pangeran yang tampan berdansa di tengah aula. Semua mata memandang keelokan mereka berdua. Bersamaan dengan alunan musik lembut yang mendayu, keduanya saling menyelami tatapan mereka. Seolah dunia ini hanya milik berdua.

Lalu, cerita berakhir bahagia.

Aku hanya punya bayangan pesta dansa istana di pikiranku. Tidak pernah sekalinya aku melihat ruang pesta istana asli yang luar biasa megah.

Seperti sekarang.

Tubuhku terpaku, rahangku jatuh. Wajahku mendongak dan mataku tidak berkedip. Langit-langit aula pesta istana berbentuk kubah dengan lukisan-lukisan apik. Di tengah-tengahnya menggantung lampu raksasa dengan hiasan kristal bagai es beku berjatuhan yang dihentikan oleh waktu. Dinding aula berwarna putih bersih dihiasi sulur-sulur emas yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Retno Kristanti
dilanjut dong ceritanya ...
goodnovel comment avatar
Retno Kristanti
lanjutannya mana thot?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Dan Tuan Duke   110. Sofia-ku

    "Alexey ... apa kau sudah bicara lagi dengan Sofia?" Ibu bertanya lirih.Aku masih terus melahap makanan di piringku."Untuk apa? Aku sibuk, Bu. Urusanku bukan cuma dengan Sofia. Aku mendapat perintah dari istana untuk mengirim beberapa prajurit."Ibu mendesah berat. Wajah putih di bawah rambut emas yang tersanggul mulai dalam keriputnya. Beberapa helai di antara gemilang rambut emas itu terdapat uban-uban yang mulai timbul."Tapi dia kan istrimu, Alexey. Prioritaskan Sofia juga."Aku meletakkan pisau dan garpuku hingga berdentang."Ibu, aku sudah memberinya peringatan. Kalau dia memang peduli padaku dan k

  • Aku Dan Tuan Duke   109. Pembunuh

    Dalam budaya pernikahan bangsawan-bangsawan Kekaisaran Levron, cuma bangsawan-bangsawan tertentu yang sudi mengeluarkan ribuan kepingan Lyrac untuk pernikahan mereka. Pernikahanku dengan Sofia cukup mewah. Menghabiskan nyaris dua juta keping Lyrac. Pesta yang cukup megah dan fantastis. Mengundang banyak tamu, makanan-makanan mewah dan hiburan yang luar biasa mahal.Aku ingat bagaimana surat kabar memberi predikat kepada pernikahanku dengan Sofia, masuk dalam sepuluh besar pernikahan termahal di sepanjang sejarah Kekaisaran Levron. Istana keluarga kekaisaran mengeluarkan biaya yang besar, ditambah pernikahan yang diadakan oleh keluargaku di kastil kami. Gabungan keduanya memiliki nilai yang fantastis.Aku ternganga dan terpana kepada jumlah akhir biaya yang telah Sofia habiskan untuk yang katanya pesta minum teh dan berbelanja

  • Aku Dan Tuan Duke   108. Fitnah

    Sudah seminggu kami tidak bicara. Tentu aku sudah mencoba untuk meminta maaf. Tapi dia selalu mengelak, tidak mau menemuiku. Saat malam hari pun aku tak diijinkan untuk masuk ke kamarnya. Jujur saja, ego jiwa mudaku masih menggelora. Aku tahu, dia tahu bahwa ini adalah salahnya. Aku pikir denganku yang juga diam seribu bahasa, dia akan menyesal dan meminta maaf kepadaku."Alexey, sebetulnya ada apa dengan kalian berdua?"Di suatu makan siang, ibu menegurku. Aku tengah menikmati semangkuk sup labu hangat bikinan Roman si juru masak."Tidak ada apa-apa Bu. Aku cuma sibuk saja di barak."Wajah Ibu cemas.Ini kesekian kalinya aku menghindari obrolan tentangku dan S

  • Aku Dan Tuan Duke   107. Ketakutan

    Dadaku kembang kempis di ruang kerjaku. Buku-buku yang berjajar rapi dengan sesak tak membuatku merasa lebih baik. Aku mengetuk-ketuk meja kayu pohon ek yang dipernis. Kaki kanan naik turun begitu cepat lebih dari irama detak jantung. Sesaat, bulir-bulir keringat jatuh di pelipis.Sejam yang lalu, pendeta yang dikirim oleh katedral di kota berdoa di kamar pengantin. Kubiarkan Sofia masih terlelap pagi-pagi subuh sekali. Matahari mulai bergemilang di langit. Pagi menjelang. Jam enam tepat.Seseorang membuka pintu."My lord, pendeta sudah selesai. Mereka ingin bertemu dengan Anda," Igor berucap di bawah rambut hitam yang mulai beruban.Tubuhku menegak saat para pria tua kombinasi dengan muda berduyun-duyun memasuki ruang kerjaku. Lima orang. Mereka memakai jubah hitam yang bersih rapi dan wangi. Ada pula yang pakai baju putih. Kurasa dia pendeta tertinggi di antara mereka.Mereka membungkuk kepadaku. Jantungku sudah tidak karuan.Aku berdiri,

  • Aku Dan Tuan Duke   106. Malam Pengantin

    Pesta pora pernikahan kami di istana Santo Peterkov begitu megah. Pesta itu jadi tajuk utama yang meriah bukan main di seluruh surat kabar seantero Kekaisaran Levron. Setelahnya aku dan istri baruku, kami juga mengadakan pesta di Kota Balazmir. Seisi kota mengadakan festival atas pernikahanku. Pesta rakyat yang begitu meriah. Tak kalah mewah juga pesta di kastilku. Rumahku bersama istriku, rumah baru Sofia Korzakov.Rangkaian pesta dan ritual pernikahan belum sepenuhnya usai. Ada satu hal lagi yang harus kami lakukan.Malam pengantin.Malam pengantin haruslah dilakukan oleh sepasang suami istri yang baru menikah. Pagi-pagi setelahnya para pendeta akan memeriksa dan memanjatkan doa-doa kuno untuk Bunda Suci, memberkati dan mensakralkan pernikahan kami. Itu juga akan meyak

  • Aku Dan Tuan Duke   105. Pernikahan

    Hari pernikahan.Langit pagi di atas Katedral Kazan di antara Biara Alexander Nevakov, nyaris tengah Kota Santo Peterkov cerah dan lembut, kubah emas dan lorong marmernya berkilauan, seolah mengetahui hari itu bukan hari biasa. Lonceng-lonceng katedral berdentang perlahan, suaranya bergema di antara deretan pohon burja dan air mancur berlapis emas yang menari mengikuti irama angin Sunga Niva.Di aula agung, cahaya matahari menembus jendela-jendela tinggi berbingkai emas, memantul pada kristal kandelir raksasa. Para bangsawan berdiri berbaris dalam busana terbaik, sutra gelap berhias lambang kadipaten, mantel bulu bertepi perak, dan gaun-gaun panjang berwarna mutiara. Aroma lilin lebah dan mawar musim semi memenuhi udara, bercampur wangi kayu tua katedral yang menyimpan ratusan tahun sejarah.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status