Share

Para Lintah Darat

Author: Rose Bloom
last update Last Updated: 2025-08-25 10:12:12

"Aku pulang...."

Byuuurrrr...

Satu ember air dingin itu membasahi tubuh Cailey. "Mom?" 

Plakkk...

Cailey memegang pipinya yang perih. Sudah hal biasa dia mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya seperti ini. Dia tidak perlu menebaknya, pasti ibunya telah tahu bahwa dia telah berpisah dengan Mike. Berita itu sudah menyebar ke seluruh negeri, itulah yang membuat ibunya marah karena gagal mendapatkan menantu kaya raya. 

"Dasar tidak becus. Bagaimana bisa kekasihmu menikah dengan wanita lain?" Nora, ibu Cailey hampir menamparnya lagi. Namun, Cailey segera menahan tangan sang ibu. 

"Itu kehendaknya, Mom. Aku tidak bisa memaksa Mike untuk menikah denganku."

"Itu karena kamu bodoh. Merayu pria saja tidak bisa." 

Cailey memejamkan kedua matanya, dia tidak bisa mendebat perkataan sang ibu karena pastinya dia selalu kalah. Dia melihat ayahnya yang sedang menonton perdebatan mereka di belakang sang ibu dengan wajah pucat di atas kursi roda. Sang ayah seperti ingin berbicara untuk membela Cailey, tetapi tidak bisa. 

Cailey hendak menghampiri ayahnya, tetapi tangan dan tubuhnya ditahan oleh Nora. Nora mendorong tubuh Cailey hingga membentur dinding, Cailey meringis dalam. Terlihat wajah sang ibu berapi-api ingin menyakiti Cailey lagi. 

"Kembali kepada Mike, dan memohonlah untuk menikah dengannya," ucap Nora sambil menunjuk-nunjuk wajah Cailey.

"Tidak akan, Mom. Aku tidak akan kembali bersama pria bre-ng-sek itu."

"APA? Itu perintah dariku." 

"Tidak akan pernah. Kau tau apa yang Mike katakan padaku? Dia merendahkanku karena aku miskin, dia mengolok keluarga kita karena hanya ingin hartanya saja. Aku tidak terima diperlakukan seperti itu."

"Biarkan saja."

Cailey membulatkan kedua matanya, dia tidak menyangka  sang ibu akan berkata demikian. Bahkan demi harta, harga diri mereka rela diinjak-injak. Cailey saja marah saat keluarganya dijelek-jelekkan. Namun, sang ibu justru menerima yang terpenting Cailey bisa menjadi bagian dari keluarga orang kaya. 

"Itu memang kenyataannya. Kita memang miskin." Nora menenkankan kata-katanya tepat menatap ayah Cailey yang tidak berdaya. "Aku butuh uang. Kau harus menikah dengan Mike untuk mendapatkan uangnya."

"Mom?"

"Kenapa? Aku lelah hidup kekurangan seperti ini. Itu semua karena dia yang tidak becus dan sakit-sakitan."

"Mom, cukup. Jangan salahkan Dad."

"Pastikan kau harus menikah dengan Mike. Aku butuh uang, uang yang banyak."

Saat perdebatan mereka mulai panas, terdengar suara mobil dari luar rumah. Nora panik seketika, dia segera berlari ke arah pintu dan menutupnya rapat-rapat. Cailey ikut panik, dia mendengus lelah karena pastinya orang-orang itu adalah rentenir yang akan menagih hutang-hutang sang ibu. 

Nora mengemasi barang-barangnya. Cailey takut karena orang di luar rumah mereka mulai berteriak dan menggedor pintu. 

"Ingat perkataanku, Cailey. Kau harus menikah segera mungkin. Atau...." Nora melihat ayah Cailey. "Atau aku jual organ-organ orang tua ini." Nora mendorong kursi roda Steve, ayah Cailey hingga tersungkur di lantai.

"Dad...." Cailey membantu ayahnya dan menyandarkan Steve pada dinding. Steve meraung tidak jelas, dia ingin membantu Cailey, tetapi kondisinya tidak memungkinkan. 

"Mom, mau ke mana kau?" Cailey menahan lengan Nora.

"Aku akan pergi itu bukan urusanmu."

"Bagaimana dengan orang-orang itu?"

Nora melihat sekilas bayang-bayang para rentenir di jendela. Nora mengabaikannya, dia kabur begitu saja lewat pintu belakang rumah. Cailey frustasi, dia sangat marah kepada sang ibu, dan juga takut menghadapi para lintah darat itu. 

Brakkk...

Pintu rumah Cailey didobrak paksa, dia hanya bisa memeluk tubuh ayahnya dan melindunginya yang sedang tidak berdaya. Pria-pria bertubuh besar itu masuk tenpa permisi, mereka menelusuri seluruh ruangan yang ada di rumah ini untuk mencari Nora. Cailey hanya diam, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Di mana ibumu?" tanya salah satu pria yang bertubuh kurus pendek. 

"Di mana Nora?" Itu suara berat dari pria yang memiliki bekas luka di pelipis kirinya. Cailey menggeleng lemah, dia menutupi tubuh sang ayah dengan tubuh kecilnya. 

"Sial!!!" 

"Dia tidak di sini." Pria-pria itu saling beradu tatap. Salah satunya menghampiri Cailey dan berjongkok di depannya.

"Aku tidak punya pilihan lain. Kau harus bertanggung jawab atas semua hutang-hutang Nora," ucapnya garang. Cailey semakin ciut.

"A-aku sudah katakan, a-akan ba-bayar sebisaku. Aku akan cari uang, tapi beri aku waktu," balas Cailey dengan menundukkan kepala. 

"Ya, tapi ingat bunganya akan terus bertambah." Cailey menganggukkan kepala. Dia tahu segala resiko yang telah ia pelajari sebelumnya. 

Cailey hanya bisa menangis, dia pergi dari rumah setelah menidurkan ayahnya. Cailey tidak bisa pergi terlalu lama, dia sangat mengkhawatirkan ayahnya yang sendirian di rumah. Cailey tidak ada tujuan, dia harus bekerja untuk melunasi hutang-hutang ibunya.

Kemarin dia telah bekerja, tetapi akhirnya dia kehilangan pekerjaannya karena para rentenir itu mengobrak-abrik tempat kerjanya. Bos Cailey dengan berat hati memberhentikannya dari pekerjaan. Ibunya yang tidak bertanggung jawab itu menempatkannya pada posisi yang sangat sulit. Cailey sudah diberatkan dengan biaya pengobatan sang ayah, dan sekarang dia harus memikirkan cara untuk membayar hutang.

"Halo, Shopia." Cailey terpaksa menelepon temannya yang bekerja disuatu pub terbesar di wilayah ini. Tidak ada pilihan lain, hanya teman satu-satunya itu yang bisa membantunya. 

"Kau di mana?"

"Oh baiklah, aku akan ke sana."

Bahkan sesampainya di pub tempat kerja temannya itu, Cailey maju mundur. Dia ragu-ragu untuk masuk ke dalam pub yang penuh dengan iringan musik, dan bau-bau menyengat. Namun, demi ayahnya dia memberanikan diri untuk masuk ke tempat terlarang itu. 

"Hai, Cailey. Kemarilah!" Tepat setelah dia masuk, Cailey langsung menemukan Shopia yang sedang berjaga di konter bar. 

"Bagaimana, kau mau menerima tawaranku?" Shopia mengedipkan sebelah matanya, Cailey menimang apa yang Shopia minta waktu lalu. "Hasilnya lumayan, dihitung-hitung ada lebihnya untuk pengobatan Dad," lanjutnya lagi berusaha membuat Cailey tergiur. 

"A-aku harus bayar hutang, Mom selalu membuat masalah." Cailey menunduk dalam.

"Astaga Nora memang selalu membuat ulah." Shopia menghela napas panjang. Cailey melihat pakaian Shopia yang sangat terbuka, dengan belahan dada yang terpampang jelas, dan tak lupa roknya sangat minim menampilkan paha mulusnya. 

"Tidak perlu banya berpikir. Cepat antarkan minuman ini di kamar 202, kau bisa naik lift di sana."

"A-apa? Ka-kamar? Aku tidak mau." 

"Oh astaga... Tidak akan terjadi apapun. Kau hanya mengantarkan minuman ini langsung pergi. Jika diberi tips ambillah, dan jika mereka menggodamu bilang saja kalau kau hanya pelayan di sini." 

Cailey menghembuskan napasnya sangat berat. Dia diberi pakaian berwarna serba hitam. Tak pikir panjang lagi, Cailey menjalankan tugas yang diperintahkan oleh Shopia. Tepat di pintu kamar yang bertuliskan angka 202, Cailey berhenti sejenak untuk menyiapkan diri. Setelah dirasa penampilannya cukup, dia membuka pintu kamar. Cailey bisa melihat kepulan asap, dan lampu yang menyala terang berbeda dengan kamar lain yang lampunya berwarna-warni. 

"Permisi, sebotol Limoncello dan es batunya sesuai dengan pesanan anda, Tuan." Cailey menaruhnya di meja keramik, tepat di hadapan sang pemesan."

Cailey tersadar akan sesuatu, aroma ini...aroma parfum yang hangat ini mengingatkan dia tentang seseorang atau suatu tempat yang ia lupakan. Cailey mencoba mengingat-ingat, dia mendongakkan kepalanya. 

Tunggu....

"Oh dia?" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Anak Untuk George

    "Cailey, tolong antarkan di lantai dua."Hari kedua Cailey bekerja di pub dan dia sudah bisa beradaptasi dengan baik. Cailey sudah hafal seluruh bagian di kafe malam ini. Dia sangat bersemangat untuk bekerja, dia sangat hati-hati agar tidak membuat kesalahan. "Tapi...." Shopia menahan lengan Cailey, "Kau harus hati-hati orang-orang ini sangat nakal.""Eugh... Tolong aku, perutku sakit sekali." Shopia memegang perutnya, lalu pergi begitu saja. Cailey hanya menggelengkan kepalanya, dia mengambil napas untuk bersiap-siap menghadapi pria-pria nakal seperti kata Shopia. Kedua mata Cailey menyusuri setiap meja yang ada di lantai dua ini. Setelah menemukan meja yang hendak ia tuju, Cailey memberanikan diri untuk mendekat. Sebelum menaruh minuman itu, dia tersenyum sangat ramah tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Saat Cailey berjongkok, satu tangan mengusap kepalanya lalu turun ke punggungnya. Cailey sudah panas dingin, tetapi dia masih bersikap tenang selama pria itu tidak melakukan hal y

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Tawaran Mengejutkan

    "Oh dia... pria yang waktu itu," ucap Cailey berbisik. Pria dengan tatapan tegas itu yang Cailey temui di acara pernikahan Mike. Ya dia ingat sekali wajah pria yang menatapnya sangat intens kala itu. Dan benar saja, pria itu juga menatapnya dengan tatapan elang seolah ingin melahap Cailey saat ini. Cailey segera menundukkan kepala. Namun, yang membuatnya heran, aroma parfum itu mengingatkannya dengan hal lain. Dia merutuki ingatannya yang kian hari menurun. "Silahkan dinikmati, Tuan." Cailey mundur beberapa langkah, lalu berbalik untuk kembali ke tempat Shopia. "Tunggu!" Cailey menghentikan langkahnya, dia berbalik lalu menghadap pria yang tak diketahui namanya itu. Pria itu menuangkan Limoncello ke dalam gelas, menyeruputnya dikit demi sedikit sembari memejamkan kedua matanya."Kulihat kau sedang kesulitan, Nona," ucapnya dengan suaranya yang berat. Itu pertama kalinya Cailey mendengar suara pria itu. "Tahu dari mana dia?" Cailey membatin, mungkinkah wajahnya begitu kentara jika

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Para Lintah Darat

    "Aku pulang...."Byuuurrrr...Satu ember air dingin itu membasahi tubuh Cailey. "Mom?" Plakkk...Cailey memegang pipinya yang perih. Sudah hal biasa dia mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya seperti ini. Dia tidak perlu menebaknya, pasti ibunya telah tahu bahwa dia telah berpisah dengan Mike. Berita itu sudah menyebar ke seluruh negeri, itulah yang membuat ibunya marah karena gagal mendapatkan menantu kaya raya. "Dasar tidak becus. Bagaimana bisa kekasihmu menikah dengan wanita lain?" Nora, ibu Cailey hampir menamparnya lagi. Namun, Cailey segera menahan tangan sang ibu. "Itu kehendaknya, Mom. Aku tidak bisa memaksa Mike untuk menikah denganku.""Itu karena kamu bodoh. Merayu pria saja tidak bisa." Cailey memejamkan kedua matanya, dia tidak bisa mendebat perkataan sang ibu karena pastinya dia selalu kalah. Dia melihat ayahnya yang sedang menonton perdebatan mereka di belakang sang ibu dengan wajah pucat di atas kursi roda. Sang ayah seperti ingin berbicara untuk membela Cailey,

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Tidur Dengan Pria Asing

    "Jangan ganggu aku lagi, aku batalkan rencana pernikahan kita." Bagai disambar petir, air mata Cailey luruh semakin deras. Dadanya kian sesak sehingga dia memukul-mukul pelan dadanya agar bisa bernapas. Kata-kata Mike membuatnya hancur, pria yang selalu mencintainya dan berjanji akan selalu bersama-sama, nyatanya mengkhianati Cailey sejahat ini. "Kamu jahat." Cailey memukul lengan, dada, dan perut Mike. Dia sangat kecewa, dia ingin meluapkan kemarahannya kepada pria di depannya ini. Cailey telah jatuh hati sedalam-dalamnya, dia sangat mencintai Mike. Sekarang cinta itu sirna di hatinya dan berubah menjadi kebencian. "Kamu jahat, Mike," teriak Cailey lagi dan dia lebih keras memukul dada Mike. "Hentikan wanita gila!" Cailey didorong kuat hingga terjatuh ke lantai. Sakit di tubuhnya tidak terasa apapun, tetapi di hatinya mulai sakit lebam membiru. MIke membuang muka, Cailey bisa melihat wajah Mike yang jijik saat melihatnya. Ah ya... Status mereka tidak setara, Mike adalah pria kay

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Bukan Pernikahanku

    "Tidak mungkin... Tidak mungkin." Tubuhnya lemah dan gemetar menembus jalanan yang padat dan ramai. Hingga berhenti di pembatas antara trotoar dan jalan raya, Cailey menghentikan langkahnya, lalu menunggu lampu lalu lintas itu menampakkan warna hijau. Namun... Cailey menghitung tiap detiknya di dalam hati, dia tidak sabar untuk menyeberangi jalanan aspal ini. Hatinya kian bergemuruh, kalau bisa dia ingin menerobos saja. Sayangnya dia masih sayang dengan nyawanya. Akhirnya lampu berwarna hijau itu muncul. "Tidak mungkin...." Cailey bergumam kecil, pikirannya sedang kacau saat ini. Tubuhnya gemetar saat mengingat berita yang bermunculan di televisi. Dia berjalan dengan sisa-sisa kekuatannya menuju lokasi yang disebutkan oleh berita beberapa menit yang lalu. "Dia mencintaiku, dia tidak akan...tidak-tidak." Tangis Cailey pecah, dia berusaha menjemput kekasihnya.Dari pintu masuk menuju gedung pencakar langit itu banyak mobil-mobil mewah berdatangan. Cailey berusaha tetap tenang. Dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status