Share

Tawaran Mengejutkan

Author: Rose Bloom
last update Last Updated: 2025-08-25 20:10:20

"Oh dia... pria yang waktu itu," ucap Cailey berbisik. Pria dengan tatapan tegas itu yang Cailey temui di acara pernikahan Mike. 

Ya dia ingat sekali wajah pria yang menatapnya sangat intens kala itu. Dan benar saja, pria itu juga menatapnya dengan tatapan elang seolah ingin melahap Cailey saat ini. Cailey segera menundukkan kepala. Namun, yang membuatnya heran, aroma parfum itu mengingatkannya dengan hal lain. Dia merutuki ingatannya yang kian hari menurun. 

"Silahkan dinikmati, Tuan." Cailey mundur beberapa langkah, lalu berbalik untuk kembali ke tempat Shopia. 

"Tunggu!" 

Cailey menghentikan langkahnya, dia berbalik lalu menghadap pria yang tak diketahui namanya itu. Pria itu menuangkan Limoncello ke dalam gelas, menyeruputnya dikit demi sedikit sembari memejamkan kedua matanya.

"Kulihat kau sedang kesulitan, Nona," ucapnya dengan suaranya yang berat. Itu pertama kalinya Cailey mendengar suara pria itu. 

"Tahu dari mana dia?" Cailey membatin, mungkinkah wajahnya begitu kentara jika sedang kesulitan? Cailey tidak merasa bahwa dia sangat menyedihkan. Cailey hanya diam, tidak berniat untuk membalas ucapannya. 

"Bagaimana kalau kita bekerja sama?" Pria itu berusaha tawar menawar dengan Cailey. Cailey mempunyai firasat buruk, pria itu asal bicara padahal masih belum mabuk. Cailey harus pergi dari kamar ini, jika dilanjutkan mungkin akan terjadi hal yang tidak baik. 

"Terimakasih atas tawarannya, Tuan. Saya permisi karena masih banyak pesanan yang harus saya antar," balas Cailey dengan senyum yang sangat manis. 

"Bagaimana kalau aku lunasi semua hutang-hutang ibumu?" Detik itu juga Cailey membelalakkan kedua matanya. Sungguh dia tidak mengenal pria itu, Cailey tidak pernah memberitahu siapapun kecuali Shopia. Oh atau mungkin pria itu mendengar pembicaraan Cailey dengan Mike? 

Cailey merasa rendah diri, pria itu seolah mempermainkan statusnya. 

"Atau... aku bantu untuk pengobatan ayahmu. Tapi tidak secara cuma-cuma," pria itu tersenyum. Senyum yang tidak Cailey sukai. Pria itu tahu semua tentangnya, tidak mungkin secara tiba-tiba pria itu tahu apapun tentang masalahnya. Cailey hanya orang kecil, pria itu tidak mungkin menghabiskan waktu hanya untuk mengawasi Cailey apalagi mereka berdua tidak saling kenal. 

"Apa maksud, Tuan? Dari mana Tuan tahu masalah saya?" Cailey berusaha menahan diri, dia tidak ingin mengacaukan hari pertamanya bekerja di pub ini. 

"Itu mudah. Bagaimana?"

"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa bekerja dengan orang yang asing."

"Haha orang bekerja di mana pun awalnya juga asing." Pria itu menyandarkan punggungnya. "Kita akan sama-sama diuntungkan." 

Cailey tersenyum sekali lagi, dengan berani dia menatap kedua manik mata teduh milik pria itu. "Mohon maaf saya tidak mengerti apa yang dikatakan oleh anda, saya anggap apa yang anda ucapkan tidak pernah terdengar oleh saya. Permisi."

Cailey benar-benar pergi dari kamar itu. Dia merasa lega setelahnya, dia merasa sesak dan tidak nyaman saat ditatap oleh pria itu. Cailey turun menuju konter bar, di sana Shopia sudah menunggunya dengan mata berbinar. 

"Bagaimana?" tanya Shopia dengan sebelah alisnya terangkat.

"Tidak ada masalah."

"Itu kan apa kataku. Ada tip tidak?" Cailey menggelengkan kepala. Bukan tip yang ia dapatkan, tetapi beradu tatap dengan orang aneh membuatnya jengah.

"Shopia," panggil Cailey pelan. 

"Emm?"

"Apa kau punya uang?" 

Sebenarnya Cailey berat hati menanyakan masalah uang kepada Shopia, dia selalu meminta bantuan kepada temannya itu. Meskipun Shopia tidak pernah mengungkitnya, bagi Cailey dirinya adalah teman yang hanya bisa menyusahkan Shopia saja. 

Shopia menghembuskan napas, "Maaf Cailey, sungguh aku tidak ada uang. Memangnya berapa hutang Nora?" 

"Kurang lebih tiga ratus juta?"

Byuuurrrrr....

Koktail yang ada di dalam mulut Shopia seketika berhamburan keluar. Bukan kaleng-kaleng nominal yang disebutkan oleh Cailey, uang sebanyak itu tidak cukup didapatkan hanya satu bulan atau dua bulan. Bahkan satu tahun mereka berkerja di pub ini tidak mungkin sampai sebanyak itu. 

"Memang gila Nora." Shopia menggelengkan kepala. "Aku tidak bisa membantu. Jika hanya untuk berobat Dad, aku bisa membantu sedikit. Tapi ini...oh benar-benar gila."

"Makanya aku setres memikirkan Mom yang entah ada di mana saat ini. Para lintah darat itu akan terus merisakku."

"Maafkan aku, Cailey. Aku hanya bisa membantumu dengan memberi pekerjaan di sini." Shopia mengusap pundak Cailey. Cailey paham, bantuan Shopia sedikit membuatnya tenang. Setidaknya dia mendapatkan pemasukan untuk pengobatan ayahnya. 

"Bekerjalah sementara di sini sampai kau menemukan tempat yang lebih baik." 

Di ujung tangga sana, semua orang yang ada di dalam pub ini berteriak dan membuat Cailey mengalihkan perhatiannya sejenak. Mereka-mereka membungkuk seperti memberi hormat kepada seseorang yang berkuasa. 

"Hati-hati di jalan, Tuan." Sorak semua orang sangat kompak. Cailey menyipitkan kedua matanya saat orang yang diberi hormat itu adalah pria yang memberi penawaran aneh kepadanya. Cailey yakin orang itu sangat berkuasa dilihat dari banyak orang yang menghormatinya.

"Shopia, dia siapa?" 

"Sssttt diamlah!" Shopia membungkukkan badannya diikuti oleh Cailey karena disuruh paksa oleh temannya itu. Pria itu berhenti tepat di depannya, tanpa sadar Cailey menahan napasnya. 

"Hubungi aku jika kamu berubah pikiran." Pria itu menyodorkan kartu nama berwarna hitam emas ke arah Cailey. Cailey diam terpaku, dia masih heran dan bertanya-tanya tentang pria asing itu. Akhirnya pria itu menaruh kartu namanya di atas bar, dan berlalu pergi begitu saja. Cailey menatap punggung pria yang tegap itu, sampai bayangannya hilang dari pandangan. 

"Astaga Cailey...astaga...astaga...kau...."

"Ada apa, sih?" Cailey memutar bola matanya saat melihat tingkah Shopia.

"Ada hubungan apa kau dengan wakil presiden?" Shopia mengerlingkan matanya. "Kau baru bekerja di sini, dan wakil presiden sudah tertarik denganmu."

Tentu saja Cailey melongo saat mendengar bahwa pria itu adalah wakil presiden, orang terkemuka nomor dua di negeri ini. "Wa-wakil presiden?" 

"Ya, dan kau berhasil mendapatkan kartu namanya." Shopia mengangkat tinggi kartu nama itu.

"A-aku tidak mengenalnya, aku baru bertemu dua kali dengan pria itu. Tapi tadi...di-dia sangat aneh dan menawariku pekerjaan."

Dan... Shopia menjerit histeris seolah dia mendapatkan jackpot besar. Cailey sampai menutup kedua telinganya, suara Shopia benar-benar merusak gendang telinga. 

"Cailey kau beruntung sekali. Wakil presiden langsung menawarimu pekerjaan."

"Aku menolaknya. Aneh saja ada orang asing tiba-tiba menawariku pekerjaan dengan mudahnya, aku pikir dia orang jahat." Shopia memukul punggung Cailey sangat keras, rasanya nyawa Cailey hampir lepas dari tubuhnya.

Benar-benar si Shopia!!!

"Ralat dan kau harus menerimanya. Siapa tahu derajatmu akan naik setelah mendapat bantuan dari pria berkuasa nomor dua di negeri ini. Cepat hubungi dia!" 

Sudah lewat tengah malam, Cailey harus segera pulang ke rumah. Ayahnya sendirian di rumah, dia tidak tega jika harus meninggalkannya terlalu lama. Setelah ini Cailey harus berpikir untuk memakai jasa suster untuk merawat dan menemani ayahnya. Jika Cailey bekerja, dia tidak perlu khawatir lagi. 

Namun, biayanya dari mana? Dia harus mengeluarkan banyak uang untuk kebutuhan sehari-hari dan obat-obatan. Dia tidak punya cukup uang untuk menyewa jasa. Cailey mengeluarkan kartu nama dari dalam saku celana. Dia memikirkan tawaran dari wakil presiden untuk bekerja sama. Entah pekerjaan seperti apa yang diajukan untuknya. Cailey hanya memikirkan cara untuk mendapatkan uang secepatnya. 

[Selamat malam] 

Cailey hanya mengirimkan pesan dengan dua kata itu saja. Jantungnya berdegup kencang, dia takut untuk mengirim pesan yang lainnya. 

[Jika jawabanmu setuju. Besok malam temui aku lagi di kamar 202.]

Cailey sangat terkejut, pria itu membalasnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Anak Untuk George

    "Cailey, tolong antarkan di lantai dua."Hari kedua Cailey bekerja di pub dan dia sudah bisa beradaptasi dengan baik. Cailey sudah hafal seluruh bagian di kafe malam ini. Dia sangat bersemangat untuk bekerja, dia sangat hati-hati agar tidak membuat kesalahan. "Tapi...." Shopia menahan lengan Cailey, "Kau harus hati-hati orang-orang ini sangat nakal.""Eugh... Tolong aku, perutku sakit sekali." Shopia memegang perutnya, lalu pergi begitu saja. Cailey hanya menggelengkan kepalanya, dia mengambil napas untuk bersiap-siap menghadapi pria-pria nakal seperti kata Shopia. Kedua mata Cailey menyusuri setiap meja yang ada di lantai dua ini. Setelah menemukan meja yang hendak ia tuju, Cailey memberanikan diri untuk mendekat. Sebelum menaruh minuman itu, dia tersenyum sangat ramah tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Saat Cailey berjongkok, satu tangan mengusap kepalanya lalu turun ke punggungnya. Cailey sudah panas dingin, tetapi dia masih bersikap tenang selama pria itu tidak melakukan hal y

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Tawaran Mengejutkan

    "Oh dia... pria yang waktu itu," ucap Cailey berbisik. Pria dengan tatapan tegas itu yang Cailey temui di acara pernikahan Mike. Ya dia ingat sekali wajah pria yang menatapnya sangat intens kala itu. Dan benar saja, pria itu juga menatapnya dengan tatapan elang seolah ingin melahap Cailey saat ini. Cailey segera menundukkan kepala. Namun, yang membuatnya heran, aroma parfum itu mengingatkannya dengan hal lain. Dia merutuki ingatannya yang kian hari menurun. "Silahkan dinikmati, Tuan." Cailey mundur beberapa langkah, lalu berbalik untuk kembali ke tempat Shopia. "Tunggu!" Cailey menghentikan langkahnya, dia berbalik lalu menghadap pria yang tak diketahui namanya itu. Pria itu menuangkan Limoncello ke dalam gelas, menyeruputnya dikit demi sedikit sembari memejamkan kedua matanya."Kulihat kau sedang kesulitan, Nona," ucapnya dengan suaranya yang berat. Itu pertama kalinya Cailey mendengar suara pria itu. "Tahu dari mana dia?" Cailey membatin, mungkinkah wajahnya begitu kentara jika

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Para Lintah Darat

    "Aku pulang...."Byuuurrrr...Satu ember air dingin itu membasahi tubuh Cailey. "Mom?" Plakkk...Cailey memegang pipinya yang perih. Sudah hal biasa dia mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya seperti ini. Dia tidak perlu menebaknya, pasti ibunya telah tahu bahwa dia telah berpisah dengan Mike. Berita itu sudah menyebar ke seluruh negeri, itulah yang membuat ibunya marah karena gagal mendapatkan menantu kaya raya. "Dasar tidak becus. Bagaimana bisa kekasihmu menikah dengan wanita lain?" Nora, ibu Cailey hampir menamparnya lagi. Namun, Cailey segera menahan tangan sang ibu. "Itu kehendaknya, Mom. Aku tidak bisa memaksa Mike untuk menikah denganku.""Itu karena kamu bodoh. Merayu pria saja tidak bisa." Cailey memejamkan kedua matanya, dia tidak bisa mendebat perkataan sang ibu karena pastinya dia selalu kalah. Dia melihat ayahnya yang sedang menonton perdebatan mereka di belakang sang ibu dengan wajah pucat di atas kursi roda. Sang ayah seperti ingin berbicara untuk membela Cailey,

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Tidur Dengan Pria Asing

    "Jangan ganggu aku lagi, aku batalkan rencana pernikahan kita." Bagai disambar petir, air mata Cailey luruh semakin deras. Dadanya kian sesak sehingga dia memukul-mukul pelan dadanya agar bisa bernapas. Kata-kata Mike membuatnya hancur, pria yang selalu mencintainya dan berjanji akan selalu bersama-sama, nyatanya mengkhianati Cailey sejahat ini. "Kamu jahat." Cailey memukul lengan, dada, dan perut Mike. Dia sangat kecewa, dia ingin meluapkan kemarahannya kepada pria di depannya ini. Cailey telah jatuh hati sedalam-dalamnya, dia sangat mencintai Mike. Sekarang cinta itu sirna di hatinya dan berubah menjadi kebencian. "Kamu jahat, Mike," teriak Cailey lagi dan dia lebih keras memukul dada Mike. "Hentikan wanita gila!" Cailey didorong kuat hingga terjatuh ke lantai. Sakit di tubuhnya tidak terasa apapun, tetapi di hatinya mulai sakit lebam membiru. MIke membuang muka, Cailey bisa melihat wajah Mike yang jijik saat melihatnya. Ah ya... Status mereka tidak setara, Mike adalah pria kay

  • Aku Hanyalah Wanita Bayanganmu   Bukan Pernikahanku

    "Tidak mungkin... Tidak mungkin." Tubuhnya lemah dan gemetar menembus jalanan yang padat dan ramai. Hingga berhenti di pembatas antara trotoar dan jalan raya, Cailey menghentikan langkahnya, lalu menunggu lampu lalu lintas itu menampakkan warna hijau. Namun... Cailey menghitung tiap detiknya di dalam hati, dia tidak sabar untuk menyeberangi jalanan aspal ini. Hatinya kian bergemuruh, kalau bisa dia ingin menerobos saja. Sayangnya dia masih sayang dengan nyawanya. Akhirnya lampu berwarna hijau itu muncul. "Tidak mungkin...." Cailey bergumam kecil, pikirannya sedang kacau saat ini. Tubuhnya gemetar saat mengingat berita yang bermunculan di televisi. Dia berjalan dengan sisa-sisa kekuatannya menuju lokasi yang disebutkan oleh berita beberapa menit yang lalu. "Dia mencintaiku, dia tidak akan...tidak-tidak." Tangis Cailey pecah, dia berusaha menjemput kekasihnya.Dari pintu masuk menuju gedung pencakar langit itu banyak mobil-mobil mewah berdatangan. Cailey berusaha tetap tenang. Dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status