Home / Rumah Tangga / Aku Madu Kembaranku / Bab 11. Rencana yang gagal

Share

Bab 11. Rencana yang gagal

Author: Nanitamam
last update Last Updated: 2023-09-09 22:31:14

Kamu serius?" tanya Tania yang kaget mendengar ucapan Shela.

"Sudah diam jangan bergerak. Cukup aku saja yang memperhatikan mereka berdua. Jangan sampai wanita ulat bulu itu melihat kamu ada disini juga," ujar Shela. Tania mengangguk patuh, dia tetap pada posisi duduknya yang membelakangi Mely dan Ikbal.

Diam-diam, Shela merekam sikap mesra dengan kekasihnya. Setelah dirasa cukup Srha memperlihatkan rekaman video itu pda Tania. Dada Tania bergemuruh penuh emosi, bisa-bisanya mertuanya menjodohkan Malik dengan wanita yang seperti bunglon.

Bu Fatma meminta saudara kembarnya untuk meninggalkan Malik hanya karena ingin menjodohkan Malik dengan Mely. Tangan Tania mengepal erat, rasanya dia ingin melabrak Mely saat itu juga.

"Jangan gegabah! Menghadapi wanita ular yang didukung oleh ibu mertuamu yang jahat itu sama saja dengan bunuh diri. Mereka bisa mengelak dengan seribu alasan." Shela menahan lengan Tania yang hendak beranjak.

Mely tidak sadar jika ada orang yang sedang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Madu Kembaranku   Jika aku pergi, hiduplah bahagia

    Tania melangkah tergesa melewati gerbang, jejak kakinya seolah tak sabar menginjak tanah pekarangan rumah Paman David. “Assalamulaikum, Paman, Rania,” sapanya, suaranya sedikit bergetar, “Aku punya berita untuk kalian.”Paman Burhan dan Rania, yang semula bersantai di bangku panjang halaman, sontak menoleh. Raut wajah mereka menyiratkan keheranan. Kedatangan Tania menjelang senja, seorang diri, bukanlah pemandangan yang biasa.Rania bangkit dengan terhuyung, wajahnya sepucat kapas, tubuhnya tampak kurus dan rapuh, seolah embusan angin saja bisa merobohkannya. Paman Bruhan segera menyongsong, memapah bahu keponakannya itu, dan menuntunnya mendekat ke arah Tania.“Kalian tetap di sana saja! Jangan mendekatiku,” seru Tania, nadanya tegas namun ada gurat cemas di matanya.“Sebaiknya kita bicara di dalam,” putus Paman Burhan sembari menuntun Rania perlahan. Tania mengangguk patuh, melangkah mengikuti, menyelaraskan langkahnya dengan Rania yang tertatih. Semakin dekat ia melihat kembarann

  • Aku Madu Kembaranku   Sebuah rencana

    BAB 1“Mas.”Suara langkah kaki yang menuruni anak tangga memecah keheningan, menarik perhatian Malik. Raut wajah pria itu seketika menegang, sarat akan kekhawatiran. Tanpa membuang waktu, Malik bergegas mendekat, diikuti Tania yang setia melangkah di sisinya, tangannya tak lepas dari genggaman hangat sang suami.“Ada apa, Mel? Apa Mama butuh sesuatu,” tanya Malik, nadanya dipenuhi cemas, namun genggaman tangannya pada Tania justru semakin mengerat, seolah memberi kekuatan dan jaminan.Mely tersenyum tipis, senyum yang tak sampai ke mata. “Tante sudah tidak apa-apa, kok. Dia sedang istirahat sekarang di kamarnya. Aku izin pulang lebih dulu ya, Mas. Ada hal penting yang tidak bisa kutunda.”Malik mengangguk, ekspresinya sedikit melembut. “Iya, silakan saja, Mel. Kamu tidak perlu repot-repot datang lagi. Di sini sudah ada saya dan Rania yang akan menjaga Mama.”Sejenak, Mely terdiam. Tatapannya berubah tajam, menghunjam lurus ke arah Tania yang berdiri di sebelah Malik. Sebuah tatapan

  • Aku Madu Kembaranku   Bab 22. Tujuan Mely sebenarnya

    "Malik. Kamu tidak bisa mendidik istri kamu dengan baik. Lihatlah apa yang dia lakukan pada mama," ujar Bu Fatma memanas-manasi Malik. "Mas!" panggil Tania pelan. Malik menoleh ke arah Tani seraya mengulas senyum lembut penuh cinta seperti biasanya. "Mas percaya sama kamu." "Malik! Setelah apa yang dia lakukan pada Mama. Kamu masih percaya padanya? Kamu pikir Mama mengarang cerita," bentak Bu Fatma. "Ma. Bisa saja Mama jatuh karena menendang botol minyak urut ini. Ini minyak zaitun yang bisa dipakai Mama untuk mengurut bukan?" Malik menunjuk botol yang terlempar di sudut tangga. Tania tersenyum lega. Sementara Bu Fatma semakin meradang. Dia kembali mengucapkan kata-kata yang menjelekan Tania agar membuat wanita itu tersudut. Namun, Malik tetap pada pendiriannya. Tidak mungkin istrinya tega melakukan hal tersebut. Tidak berapa lama, tiba-tiba saja Mely datang bersama seorang dokter gadungan yang sengaja dia bawa untuk memperlancar rencana mereka. Bu Fatma pura-pu

  • Aku Madu Kembaranku   Bab 21. Rencana terakhir Bu Fatma

    Bu Fatma dan Mely masih ada di dalam mobil. Keduanya belum beranjak pergi meski kini Tania dan Sheli sudah menghilang sejak insiden tadi.Mata Melly menatap nanar kaca mobil yang terkesan gelap. "Tante, jika sudah begini maka hanya ada satu cara terakhir yang harus kita lakukan." Kalimat lirih itu membuat Bu Fatma menatapnya cepat. "Apa maksudmu?" tanya Bu Fatma penasaran. Dengan segera Melly memutar arah duduknya. Menghadap Bu Fatma langsung agar bisa didengar dengan saksama. "Jika cara seperti ini juga tak bisa mencelakai Rania, maka kita harus menjebaknya agar Malik mulai meragukan kebaikan hatinya." "Tolong kau jelaskan dengan benar, agar Tante bisa paham," pinta Bu Fatma. Mely menunda kalimatnya, membuat sosok itu tak mengalihkan pandangan sedikit pun. "Tante harus menjebak Rania. Buat seolah-olah Tante terluka karena ulahnya, dengan begitu maka Malik mungkin akan mulai kecewa pada kebaikan hatinya." Bu Fatma cukup terkejut mendengar saran Mely b

  • Aku Madu Kembaranku   Bab 20. Rencana yang gagal kembali

    Seperti biasa, setiap paginya Tania akan membantu sang suami untuk bersiap sebelum pergi ke kantor. Sosok itu memilihkan pakaian untuk Malik agar terlihat rapi setiap harinya. Namun, tanpa diduga Malik memeluk tubuh Tania dari belakang saat wanita itu tengah sibuk memilih kemeja yang berbaris di dalam lemari. "Aduh, Mas. Aku lagi pilihin baju loh ini," protes Tania. "Iya Mas tau. Kata siapa juga lagi masak, aneh kamu tu," canda Malik sembari menghirup wangi sang istri membuat Tania tersenyum geli dibuatnya. "Mas, udah ya. Nanti kamu telat loh, ini pake dulu bajunya." Tania berbalik tanpa menunggu dan dengan sedikit mendorong tubuh sang suami dia mengulurkan kemeja biru pilihannya. "Kamu bantuin Mas pake ya." "Kenapa emang? Tangannya sakit, hm?" "Iya," cicit Malik sembari mengerucutkan bibir yang langsung dijawab elusan lembut di wajahnya oleh Tania. "Yang mau punya bayi tapi kelakuan masih seperti bayi. Ya udah sini aku bantuin." Malik bersorak dalam

  • Aku Madu Kembaranku   Bab 19. Obat penggugur kandungan

    Bu Fatma yang sejak awal tak menyukai Rania, kini berusaha untuk menggugurkan kandungan sang menantu. Dia tak ingin Tania yang dianggap Rania itu melahirkan penerus bagi keluarga yang akan menjadi satu-satunya pewaris harta Hadiguna, mengingat jika dirinya hanya ibu tiri bagi Malik. Setelah sempat menyuruh orang untuk mencari obat terkuat yang bisa menghilangan nyawa bayi dalam kandungan, Bu Fatma pun bergegas pergi ke sebuah taman yang sepi tak jauh dari kediamannya. Sosok itu melebarkan langkah mendekati sosok tinggi dengan setelan hitam serta topi senada. "Bagaimana? Sudah kau temukan obatnya?" tanya Bu Fatma begitu sampai di depan orang suruhannya. Matanya berkali-kali melirik sekitar, takut jika akan ada yang melihatnya. "Tenang saja, ini adalah obat terkuat yang bisa digunakan." Jemari itu terulur, memberikan sebuah botol kaca kecil berisi cairan kuning di dalamnya. "Dosisnya sangat kuat, bahkan satu tetes saja bisa melenyapkan nyawa sang bayi." Bu Fatma t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status