Share

Bab 8

Sebuah pernikahan pada hakikatnya adalah menyatukan dua hati, dua pikiran dan dua karakter untuk satu tujuan kebahagiaan. 

Tapi jika dalam sebuah pernikahan tak ada yang bisa di satukan, mampukah kebahagiaan itu tercapai? Ah, kurasa tidak! 

Apakah aku kuat menjalani biduk rumah tangga yang penuh kepura-puraan? 

Apakah aku sanggup bertahan? 

Atau aku akhiri saja, karena masih banyak kebahagiaan di luar sana. 

Pikiran-pikiran itu selalu menghantuiku. Meski lelah, aku akan bertahan. Aku tak mau mengecewakan ayah, umi dan abi. Apakah aku terlalu bodoh bila memilih berjuang. Walau kurasa itu sangat sulit. 

Ku rebahkan tubuh ini di atas ranjang, mencoba memejamkan mata. Tapi bayang-bayang Mas Adam sedang bermesraan dengan Jesica menari-nari di benakku.Tiap kali ku tutup mata, bayangan itu selalu hadir. 

Jarum jam sudah menunjukkan angka tiga, tapi mata ini tetap saja enggan terpejam. Akhirnya kuputuskan untuk shalat tahajud dan bertadarus. 

Samar-samar terdengar adzan subuh berkumandang, kulanjutkan shalat subuh. Karena wudhuku juga belum batal. 

Kulipat mukenah dan ku letakkan pada tempatnya. Kupakai hijab untuk menutupi auratku. Perlahan keluar kamar, masih sepi. Mungkin Mas Adam masih di alam mimpi. Bodo amat, tak akan kubangunkan lagi. Malas melihat wajahnya yang menyebalkan di pagi buta begini. 

Kukerjakan pekerjaan rumah, dari mulai menyapu, mencuci, dan memasak. Sesekali tangan ini menutup mulut saat menguap. Mata ini sepertinya tak bisa diajak kompromi. Aku harus segera menyelesaikan pekerjaanku. Kalau saja ini di rumah,mungkin aku akan tidur lagi setelah shalat subuh. Tak ku perduli kan pekerjaan yang ada di depan mata. Sayang, aku hanya numpang di rumah orang, jadi harus tetap ku lkerjakan karena harus tahu diri, di mana aku berada.

Akhirnya pekerjaan pagi selesai juga. Sarapan sudah tertata rapi di atas meja makan. Pakaian sudah ku jemur di halaman belakang. Kini saatnya melanjutkan tidurku. 

Tak butuh waktu lama, akhirnya aku terlelap dalam mimpi indah. 

Tok ... Tok ...Tok .... 

"Ais, sarapan dulu."

Kubuka mata meski berat. Jarum jam masih di angka tujuh. Aku baru tidur setengah jam, Mas Adam malah berisik di depan pintu. Gak tahu apa semalam aku tak tidur! 

"Ais, kita sarapan dulu." Lagi,Mas Adam memanggilku. 

'Berisik Mas! 'batinku. 

"Ais, Aisyah...!"

"Mas Adam sarapan sendiri saja, aku gak lapar!" teriakku. 

"Nanti kamu sakit, maafkan  Mas untuk yang semalam."

Maaf? mudah sekali kata itu keluar dari mulut kamu Mas. Sedangkan semalam dengan sengaja kamu bilang aku hanya menumpang disini. 

"Ais...!"

Kutarik selimut sampai di kepala, tak kuperdulikan Mas Adam yang masih berusaha memanggilku. Lama-lama pasti akan pergi sendiri. Benar saja, dalam hitungan detik Mas Adam telah pergi dari depan kamarku. 

*****

Suara bel berkali-kali berbunyi. Siapa yang bertamu, apa dia tak tahu yang punya rumah sudah berangkat ke kantor. Atau jangan-jangan umi atau abi. Bisa gawat kalau tahu aku tidur tidak sekamar dengan Mas Adam. 

Sedikit berlari aku menuju pintu depan sambil merapikan hijab yang kupakai.Dengan rasa penasaran aku buka pintu depan. Seorang lelaki yang semalam bertamu, kini berdiri tepat di hadapanku. Segera iya melepas kaca mata dan tersenyum padaku. 

"Selamat pagi Mbak Aisyah."sapanya dengan senyum mengembang. 

"Pagi Mas, ada perlu apa ya? Mas Adamnya sudah berangkat ke kantor. Maaf saya tidak bisa menerima tamu kalau Mas Adam tidak ada." usirku halus. 

"Saya tidak ingin bertamu kok mbak."

Kalau tidak ingin bertamu, kenapa kemari Mas. Aneh sekali teman Mas Adam ini. 

"Lalu ada perlu apa Mas?"tanyaku ketus. 

"Jangan ngegas dong mbak, nanti tambah cantik lho." godanya sambil tersenyum. 

Lama-lama pusing juga menghadapinya. 

"Yasudah aku tutup pintunya."Ku tarik knop hingga sebentar lagi pintu akan tertutup. 

"Tunggu mbak!" Daniel menarik pintu dengan cepat. 

"Aku beri waktu lima menit. Kalau tidak bicara serius akan ku tutup."bentakku.

"Oke, oke, kemarin kan mbak mau bekerja di butik kakak saya. Nah, saya mau telepon mbak untuk memberi tahu kalau kakak saya setuju mbak bekerja di butiknya.Tapikan saya gak punya nomor ponsel mbak Aisyah. Jadi aku datang kemari untuk jemput mbak Aisyah." terangnya. 

Alhamdulillah akhirnya dapat pekerjaan juga. Tapi aku belum izin Mas Adam. Boleh atau gak ya? 

Haduh bagaimana ini?

Terima,tidak,terima,tidak! 

Kenapa jadi galau begini ya? 

Ah, nanti sajalah bilangnya kalau Mas Adam sudah pulang. 

Toh kemarin dia juga bilang tidak akan ikut campur semua urusanku. Jadi izin atau tidak sama saja, Mas Adam tak akan perduli. 

"Mbak Aisyah, gimana mau atau tidak?Kok malah melamun sih!"

"Maaf,maaf Mas. Iya saya terima.Saya siap-siap dulu Mas."Ku balikkan badanku. 

"Mas Daniel tunggu diluar saja ya." Kututup pintu dan berjalan menuju kamar. 

Kukenakan gamis berwarna soft pink di padukan jilbab berwarna senada dengan sedikit corak di ujung hijab. Tak lupa kupoles sedikit bedak dan lipstik berwarna pink muda. Aku memang suka tampilan natural. Sehingga kebanyakan pakaianku tak bermotif. 

Memakai sepatu flat aku berjalan menuju teras. Mas Daniel sampai ketiduran karena terlalu lama menungguku. 

"Mas, Mas Daniel..." Kupanggil namanya. Mau menyentuh pundaknya rasanya tak mungkin. Mas Daniel menggeliat,lalu mengucek kedua matanya. 

"Maaf ya Mas, kelamaan ya?" ucapku tak enak hati. Perasaan cuman sebentar, tapi kok Mas Daniel sampai pulas sekali tidurnya. 

"Gak kok mbak,kurang tidur semalam mbak jadi ketiduran disini." ucapnya sambil menatapku tanpa berkedip. 

Apa ada yang salah dengan dandananku. Kenapa Mas Daniel melihatnya sampai begitu. 

"Make up ketebalan ya Mas? Atau pakaiannya tidak cocok?Kok lihatnya sampai begitu?" kulihat gamis yang ku kenakan.

"Gak kok mbak." Mas Daniel menggaruk-garuk kepala yang tak gatal. Seperti orang yang salah tingkah saja. 

Hayo, kira-kira Daniel suka gak ya sama Aisyah?

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
kalau aku senang Aisyah dengan Putra udah tahu sayang dan cinta sama Aisyah nggak sama Daniel kan baru kenal juga
goodnovel comment avatar
Yenita Siregar
hrs suka biar nyahok tuh si adam
goodnovel comment avatar
Bekel Merak
Daniel suka m Aisyah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status