Masa lalu
Pernahkah kamu dinyatakan cinta oleh pria paling populer di sekolah? Pria yang kamu sukai selama 1 tahun tiba-tiba menyatakan cinta di depan semua murid sekolah. Kamu tahu rasanya bagaimana? Berbunga-bunga dan berbangga hati. Itulah yang dirasakan oleh Zeline Jovanka atau yang biasa disebut Zee . Dinyatakan cinta oleh seorang Melvin Vincent yang merupakan pria klasifikasi tertampan di sekolah SMA Harapan Bangsa. Melvin juga ketua tim basket di SMA Harapan Bangsa.
"Please jadi pacar aku Zee." Pinta seorang Melvin Vincent dengan berlutut di depan banyak orang. Hati siapa yang tidak berbunga-bunga jika dinyatakan cinta dengan begitu romantis. Begitulah hati Zee saat itu.
Melvin adalah pria blasteran Jerman dan Indonesia, matanya biru, kulitnya putih, tubuhnya tinggi menjulang, mungkin sekitar 180 cm dan tentu saja tampan. Semua anak perempuan di SMA Harapan Bangsa selalu luluh jika melihat kedua lesung pipi pada Melvin jika ia tersenyum.
Saat orientasi siswa SMA Harapan Bangsa, Zee melihat seorang pria tampan untuk pertama kalinya dan membuat hatinya berdegup kencang. Melvin adalah seniornya sewaktu masa orientasi sehingga hubungan mereka bisa dibilang dekat. Melvin yang selalu ramah dan manis terhadap Zee membuat Zee memiliki perasaan lain terhadap Melvin.
Zee sendiri merupakan wanita tercantik ketiga di sekolah. Klasifikasi tercantik dan tertampan selalu ada di sekolahnya yang merupakan voting dari seluruh siswa dan siswi di sekolahnya. Entah mengapa mereka selalu membuat klasifikasi tersebut bahkan Zee sendiri risih dengan klasifikasi yang dibuat pada aplikasi sekolahnya.
Banyak kakak kelas dan teman seangkatan yang selalu mencoba menarik perhatian Zee . Tapi sayangnya, perhatian Zee hanya tertuju pada Melvin seorang. Jika sudah jatuh cinta, Zee menjadi seorang yang bodoh dan buta. Menurut Zee , semua tentang Melvin adalah indah dan tidak bisa digantikan oleh orang lain. Mungkin ini yang disebut dengan cinta pada pandangan pertama dan tak akan berganti.
Zee selalu memperhatikan Melvin, kakak kelasnya sendiri. Bahkan Zee selalu mencari tau tentang biodata Melvin, apakah ia punya kekasih? Apakah makanan kesukaannya? Apa minuman kesukaannya? Apa olahraga favoritnya? Semua hal tentang Melvin sudah diketahui oleh seorang Zee Jovanka.
Jadi jika seorang Melvin bertanya apakah Zee atau panggilannya Zee mau menjadi pacarnya? Tentu saja jawabannya “Iya ka … Aku mau jadi pacar kakak.” Begitulah awal mula kisah cinta Melvin dan Zee dimulai.
oooOOOooo
“Zee, kamu nanti mau melanjutkan sekolah lagi atau bagaimana jika nanti lulus SMA?” Tanya Melvin yang sedang bersantai di sebuah kursi taman sekitar rumah Zee.
“Kuliah sih harusnya, Kak.” Jawab Zee santai sambil menyedot minuman sodanya.
“Kuliah apa, Zee?”
“Aku mau kuliah dua bahasa, Inggris dan Mandarin, Kak.”
“Wah, banyak sekali jurusan yang kamu ambil? Apa tidak bermasalah nanti? Biayanya kan besar sekali, Zee.” Melvin mengernyitkan dahinya. Ia sendiri bingung mengapa Zee bisa mengambil terlalu banyak jurusan kuliah. Bukankah satu jurusan saja sudah mahal, apalagi dua.
“Ah, Kakak tenang saja. Zee pasti akan mendapat beasiswa dan semoga saja Zee tidak akan membayar sepeserpun untuk berkuliah.” Ucap Zee tersenyum bangga.
“Wah, pacar kakak ini pintar sekali ya. Kakak tidak menyangka. Kakak doakan ya, semoga keinginan kamu berhasil.” Melvin mengelus kepala Zee. Rasanya memang bangga melihat pacarnya bisa mendapatkan beasiswa, tapi di hati kecil Melvin, ia merasa iri dan rendah diri terhadap prestasi yang dimiliki oleh Zee. Selain itu, Zee juga berasal dari keluarga yang bisa dikatakan mampu. Hal itu tentu semakin membuat Melvin tidak percaya diri untuk berpacaran dengan Zee.
“Amin. Terima kasih, Kakak.” Zee dengan cepat mencium pipi Melvin. Ia senang karena merasa Melvin akan mendukung semua keputusannya.
“Kalau Kakak bagaimana?” Tanya Zee penasaran sambil memeluk Melvin.
“Kayaknya Kakak langsung cari kerja. Kakak tidak sepintar kamu, jadinya Kakak tidak mendapatkan beasiswa.” Melvin menundukkan wajahnya. Ia murung. Tuntutan hidup membuatnya tidak bisa melanjutkan sekolah kembali. Ia harus puas hanya dengan bersekolah SMA saja. Melvin berasal dari keluarga kurang mampu jadi tidak ada uang untuk membiayainya bersekolah lebih tinggi. Ia juga harus memperhatikan kedua adiknya yang masih membutuhkan sekolah. Jadi Melvin tidak boleh egois.
“Kita punya prestasi di bidang berbeda. Kakak tidak perlu berkata seperti itu. Aku akan selalu mendukung Kakak, apapun yang Kakak akan lakukan kedepannya. Aku akan selalu ada di samping Kakak.” Zee semakin memeluk Melvin untuk memberikan semua dukungan kepada Melvin.
“Terima kasih, Zee. Aku sayang sekali sama kamu.” Melvin menambah pelukannya lebih erat. Ia bersyukur mendapatkan Zee sebagai kekasihnya yang bisa menerima semua kekurangan dan kelebihannya. Mereka yang selama ini mengidolakan Melvin tidak pernah tahu bagaimana kondisi keluarga Melvin. Mereka melihat Melvin hanya sebagai seorang yang tampan dan mungkin juga kaya karena pakaiannya termasuk rapi dan bersih. Tapi sebenarnya Melvin bukanlah dari keluarga mampu, dan bukanlah hal yang tidak mungkin jika semua teman mengetahui tentang kehidupan Melvin sebenarnya, mereka bisa saja meninggalkan Melvin. Berbeda dengan Zee yang menerima semua yang Melvin miliki, bahkan Zee sangat ramah terhadap semua keluarga Melvin tanpa memandang rendah mereka. Zee memang orang yang sangat lembut dan rendah hati. Membuat semua orang menyayanginya.
oooOOOooo
Setelah satu tahun berpacaran dengan Zee, akhirnya hari ini adalah hari wisuda untuk Melvin. Semua perasaan para murid bercampur, bersedih dan bahagia karena lepas dari julukan anak berseragam. Tapi tidak dengan Melvin, ia sangat murung karena di saat semua teman akan melanjutkan sekolah, ia hanya bisa mencari pekerjaan untuk membantu kehidupan orang tua dan adiknya.
“Kak, selamat ya. Akhirnya Kakak lulus.” Ucap Zee bersemangat.
“Terima kasih, Zee.” Balas Melvin datar.
“Kenapa Kak? Kelihatannya Kakak kurang bersemangat.” Zee memperhatikan wajah Melvin yang sedikit murung.
“Aku sudah diterima kerja.” Ucap Melvin singkat.
“Wah, hebat banget. Aku salut sama Kakak.” Zee berjingkrak - jingkrak senang karena mendengar pacarnya telah mendapatkan pekerjaan. Sebetulnya Zee sangat bangga terhadap Melvin yang kuat dan menjadi salah satu tulang punggung keluarganya. Zee sangat berharap nanti suatu saat jika mereka menikah, Melvin akan bertanggung jawab dan sayang pada keluarga kecilnya bersama Zee.
“Tapi aku harus kerja di luar kota.“ Melvin bertambah murung karena harus berpisah dengan Zee.
“Keluar kota? Kemana Kak?” Zee jadi khawatir dengan perubahan wajah Melvin yang bertambah murung.
“Karawang.”
“Ah, Karawang dekat koq, Kak. Nanti kita bisa sering bertemu jika hari libur.” Zee mencoba menghibur Melvin.
“Tapi akan sangat sulit dan terbatas untuk bertemu kamu.”
“Sekarang kan sudah ada video call, Kak. Kita pasti masih bisa berhubungan.”
“Tapi … bagaimana jika ada pria lain yang mendekati kamu. Aku gak rela.”
“Kakak tenang saja. Hatiku hanya untuk Kakak. Selama Kakak setia padaku, aku akan menjaga hatiku hanya untuk kakak saja.” Zee memeluk Melvin untuk meyakinkannya. Ia tidak mau Melvin goyah karena harus bekerja di luar kota. Zee harus memberikan semangat kerja agar Melvin bisa bekerja dan berprestasi di perusahaan barunya.
“Kamu janji?”
“Aku janji.” Zee mengaitkan kelingkingnya untuk pinky promise dengan Melvin.
Masih Masa Lalu Melvin saat ini bekerja di Karawang sebagai seorang staf operasional di sebuah perusahaan bernama PT YMH Corp. Gaji Melvin saat ini adalah UMR yaitu sebesar 4.3 juta rupiah. Lumayan besar untuk seorang anak lulusan SMA. Melvin sangat berusaha bekerja dengan keras untuk mengumpulkan uang demi masa depannya nanti dan keluarganya di Jakarta. Selama bekerja di Karawang, Melvin masih sering berhubungan dengan Zee malah mereka semakin mesra. Terkadang Melvin yang datang ke Jakarta ataupun Zee yang datang ke Karawang. Mereka selalu membuat waktu khusus untuk pertemuannya. Setelah 2 tahun berpacaran, akhirnya Zee melanjutkan kuliahnya di sebuah universitas ternama dengan mendapatkan beasiswa. Maklum, Zee ada
Pernikahan di Masa Lalu “Akhirnya kamu lulus juga, sayang. Selamat kamu sudah menjadi sarjana sastra. Aku bangga padamu.” ucap Melvin bahagia. Ia memeluk erat Zee dan mencium pipinya. Hari ini ia sangat bahagia karena Zee sudah lulus kuliah. Bahkan Melvin sengaja mengambil cuti untuk merayakannya bersama Zee. “Terima kasih, Kak. Terima kasih karena sudah menunggu aku dengan sabar ya.” Zee mengeratkan pelukannya kepada Melvin. Ia bahagia, akhirnya perjuangannya sudah selesai di bangku kuliah. Sekarang saatnya ia mencari pekerjaan bahkan mengambil sertifikasi sebagai penerjemah tersumpah untuk kedua bidang yang telah ia tekuni selama ini. “Selamat ya sayang, Papa dan Mama bangga sama kamu.” Revalina dan Ramon mendekati tempat duduk Zee. Mereka memeluk Zee dengan erat dan menciumi pipi anaknya yang pa
Chap 5 - Kembali ke Masa Kini Zee sangat kesal, benar-benar kesal dengan kelakuan suaminya yang sangat merasa diri sangat berkecukupan bahkan untuk menghidupi 2 istri dan orang tua serta adiknya. Memang sekarang ini semua keuangan Melvin dipegang oleh Zee . Setiap bulannya Zee selalu membagi semua uang yang dihasilkan Melvin ke pos-pos yang wajib dibayarkan. Gaji Melvin saat ini adalah 5 juta rupiah. Uang yang dihasilkan oleh Melvin digunakan untuk membayar kontrakan sebesar 1 juta rupiah per bulan, cicilan mobil sebesar 2 juta per bulan dan masih harus dicicil selama 3 tahun lagi, biaya hidup orang tua dan 2 adik Melvin 1.5 juta. Sisa dari gaji Melvin hanya 500 ribu per bulan saja. Zee pernah melarang Melvin untuk membeli mobil karena dirasa akan sulit bagi mereka untuk menjalani hidup denga
Berita Buruk “Hai, Nin. Apa kamu sedang sibuk?” sapa Zee di telepon kepada Ninda sahabatnya. “Tidak. Ada apa Zee?” tanya Zee penasaran. Suara Zee terdengar berbeda daripada biasanya. “Aku sedang dalam masalah …,” lirih Zee getir. Ia sedang menahan air matanya yang akan segera tumpah. “Masalah apa?” Ninda melembutkan suaranya untuk menenangkan Zee. “Nin, apa yang harus aku lakukan? Kak Melvin sudah menikah lagi," lirih Zee. “Hah … menikah lagi?” tanya Ninda terkejut. “Bukankah dia sangat mencintaimu? Apa yang menyebabkan dia menikah lagi?" cerocos Ninda. "Karena kami tak kunjung punya anak, Nin," ucap Zee menangis terisak.
"Zee …" panggil Nina, mertuanya tidak sabaran di depan pintu kontrakan Zee."Ya, Bu." Zee membuka pintu rumah."Apakah Melvin ada?" tanya Nina ketus."Tidak ada, Bu." Zee menggeleng. Ia tahu bahwa Melvin pasti ada di rumah madunya karena hari ini adalah jatah hari untuk Misya."Apakah kamu bisa memberikan Ibu uang sekarang? Ibu harus membeli sabun muka dan kosmetik. Semuanya sudah habis," pinta Nina tanpa tahu malu dan agak sedikit memandang rendah Zee. Menurut Nina, Zee adalah benalu di keluarganya. Ia sangat bangga dengan Melvin yang sudah berkecukupan sementara Zee hanya di rumah dan melakukan kegiatan tak berguna."Belum ada uang, Bu. Kak Melvin belum gajian. Lusa Kak Melvin baru gajian," terang Zee."Baiklah. Lusa Ibu akan meminta uang. Siapkan lima ratus ribu. Kosmetik Ibu mahal," ucap Nina ketus sebelum meninggalkan Zee sendiri berdiri di depan pintu."Bu …" panggil Zee untuk menghentikan langkah Nina."Ada apa?" Nina berbalik dan menatap Zee."A-ap
Melvin sedang menikmati hembusan angin yang berada di teras rumah kontrakan Misya. Ia begitu damai karena sekarang apa yang ia impikan telah menjadi kenyataan. Melvin sudah menjadi seorang calon ayah. Anak yang ia nantikan selama ini sudah bertumbuh subur di kandungan Misya. “Mas ...” panggil Misya manja kepada Melvin yang sedang bersantai merokok di teras rumah kontrakannya.“Ada apa, Sayang? Istri mas paling cantik di dunia …,” rayu Melvin saat melihat Misya yang begitu cantik dan muda sedang merajuk manja terhadapnya. Ia sangat gemas dengan tingkah laku manja Misya, tidak seperti Zee yang kaku dan datar.“Mas, aku sekarang kan sudah hamil,” ucap Misya memulai pembicaraan.“Terus ...” Melvin tersenyum, ia masih menunggu ucapan Misya selanjutnya.“Mas kan sudah janji padaku waktu kita menikah tiga bulan lalu,”“Janji?” Melvin sendiri hampir melupakan kata-katanya saat menikah dengan Misya.“Aku bisa memegang semua keuangan Mas saat aku sudah hamil?” Misya
“Zee … Zee ...” panggil Melvin di depan pintu. Ia bahkan lupa membawa kunci rumah karena tergesa-gesa untuk pulang ke rumah. “Zee … Zee ...” Melvin memanggil Zee kembali tapi tidak ada jawaban sama sekali dari dalam rumah. Ia meraih ponselnya dan memilih nama Zee untuk di teleponnya. “Maaf, nomor telepon yang anda tuju sedang tidak aktif atau di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi,” jawab operator telepon kepada Melvin. "Hais … kamu dimana sih, Zee?" ucap Melvin kesal. Melvin akhirnya pergi ke rumah orang tuanya yang berbeda tiga rumah darinya. Ia akan menunggu Zee pulang dan mengambil ATM-nya dari tangan Zee. "Bu," panggil Melvin di depan pintu kontrakan orang tuanya. "Ya, tunggu sebentar." Nina keluar dari kamarnya dan mendengar suara Melvin di depan pintu rumah. Ceklek Pintu rumah dibuka. "Wah ternyata kamu sudah pulang," ujar Nina yang sangat senang melihat kedatangan Melvin. "Iya, Bu. I
Cinta hanya seutas tali yang mudah putusZee menemui kedua orang tuanya. Ia harus berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan terpenting di dalam hidupnya. Ia tidak mau mengambil keputusan di saat kepalanya masih sangat panas dan hatinya sedih.Ting tong!Zee memencet bel pintu rumah orang tuanya."Zee …” Virni terkejut karena melihat Zee berada di depan pintu rumahnya. “Aduh mama kangen sekali bertemu denganmu." Virni memeluk Zee erat. Ia sangat merindukan putri semata wayangnya yang jarang pulang ke rumah.“Mama, aku kangen mama … Huaaa …” Tangis Zee pecah saat ia merasakan dekapan erat dari mamanya.“Jangan menangis, Sayang. Ayo masuk ke dalam. Ada kakak dan Papa di dalam.” Virni mengajak Zee untuk masuk ke dalam rumah.“Hei, anak papa kenapa matanya sembab?” tanya Alex, papa Zee. Ia sangat heran mengapa mata anaknya sangat sembab dan penampilan Zee sangat berantakan, tidak seperti biasanya.“Aku … aku butuh konsultasi kepada kalian semua