Share

Bab 5 - Boros

Chap 5 - Kembali ke Masa Kini

Zee sangat kesal, benar-benar kesal dengan kelakuan suaminya yang sangat merasa diri sangat berkecukupan bahkan untuk menghidupi 2 istri dan orang tua serta adiknya. Memang sekarang ini semua keuangan Melvin dipegang oleh Zee . Setiap bulannya Zee selalu membagi semua uang yang dihasilkan Melvin ke pos-pos yang wajib dibayarkan.

Gaji Melvin saat ini adalah 5 juta rupiah. Uang yang dihasilkan oleh Melvin digunakan untuk membayar kontrakan sebesar 1 juta rupiah per bulan, cicilan mobil sebesar 2 juta per bulan dan masih harus dicicil selama 3 tahun lagi, biaya hidup orang tua dan 2 adik Melvin 1.5 juta. Sisa dari gaji Melvin hanya 500 ribu per bulan saja. 

Zee pernah melarang Melvin untuk membeli mobil karena dirasa akan sulit bagi mereka untuk menjalani hidup dengan tambahan beban yang tidak perlu, tapi Melvin bersikeras untuk membeli mobil. Ia mau terlihat keren di mata teman - temannya. 

Pembelian mobil yang dilakukan oleh Melvin membuat Zee pusing. Bagaimana tidak, uang 2 juta bukanlah uang yang kecil terlebih kebutuhan mereka sudah melebihi gaji Melvin. Jika sebelumnya Zee berusaha menyisihkan uang sebanyak 500 ribu sampai 1 juta per bulan, tapi karena Melvin membeli mobil, semua tabungan yang berasal dari gaji Melvin ludes tak bersisa semuanya.

Sementara itu Zee membayar untuk biaya hidup sehari-hari seperti listrik, air, bensin, asuransi kesehatan, makan, kebutuhan di dalam rumah dan bantuan untuk membiayai kedua adik Melvin yang saat ini masih SMA dan kuliah, hampir 6  juta per bulan. Bahkan tidak jarang orang tua Melvin meminta uang tambahan untuk arisan dan jalan - jalan. Jika bukan penghasilan yang Zee dapatkan sebagai penterjemah, maka hidup mereka akan menjadi lebih sulit dari sebelumnya. 

Flashback on

“Zee, kakak mau beli mobil ya. Kita masih ada tabungan untuk DP kan?” rayu Melvin.

“Mobil? Untuk apa kak? Bukankah selama ini tidak masalah dengan motor saja? Bahkan lebih irit.” Zee hanya bisa menghela nafas karena ia sudah pusing dengan keuangan mereka saat ini terlebih lagi Melvin ingin menambahkan beban keuangan mereka.

“Biar keren Zee … semua teman kakak membeli mobil. Masa kakak naik motor saja!” keluh Melvin, ia merasa kalah gengsi dibandingkan dengan teman-temannya.

“Tapi, Kak ...”

“Sudahlah Zee, kamu jangan melarang aku terus. Memang kamu senang ya kepanasan terus di motor? Kamu gak malu sama teman kita yang dulu? Sepertinya kita gak berkembang banget setelah menikah.” potong Melvin. Sebenarnya Melvin sudah tidak mau dibantah. Ia hanya mau dituruti saja segala keinginannya, karena selama ini ia merasa dengan gajinya, hidupnya sudah berkecukupan. Menambah satu mobil seharusnya tidak apa-apa.

“Aku sama sekali gak malu, Kak.”

“Kamu gak malu. Aku yang malu. Malu sama keluarga kamu. Aku tidak pernah sukses.” Melvin cemberut kesal karena tidak didukung oleh Zee.

“Keluargaku? Mereka bahkan tidak mengatakan apapun.” Zee menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin keluarganya mengatakan hal buruk tentang Melvin.

“Mereka memang tidak berbicara langsung, tapi pasti mereka berbicara di belakang kita.” tuduh Melvin.

“Kak, jangan menuduh seperti itu. Mereka sangat mendukung kita. Jangan berpikir jika mereka malu dengan kakak yang tidak sukses.” jelas Zee.

“Terserah kamu bagaimana. Aku mau tahu sekarang ada berapa uang di tabungan kita? Aku mau DP mobil!” Melvin mulai acuh dan tidak mau tau. Semua kemauan dia harus dilakukan.

“Ini, sisa 20 juta.” Zee menyerahkan buku tabungan Melvin. 

“Wah lumayan juga. Ya sudah kita bisa DP mobil sekarang. Aku sudah ada mobil yang aku incar selama ini.” Melvin langsung mengambil buku tabungan itu dan pergi ke showroom mobil.

Ia mengambil mobil dengan cicilan sebesar 2 juta per bulan selama 5 tahun. Melvin tidak pernah mengecek gajinya selama ini dari perusahaan. Ia bahkan tidak mau tau tentang gajinya selama ini. Ia merasa gajinya sangat besar hingga dari sekian banyak kebutuhan, ia masih bisa berfoya-foya. Semua keuangan diserahkan pada Zee, ia hanya terima beres saja. Jika ia kekurangan uang, maka ia akan meminta langsung pada Zee .

Flashback off

Meskipun PT YMH Corp adalah perusahaan yang besar, tapi perusahaan ini menerapkan gaji sesuai tingkat dan prestasi kerja yang diberikan oleh karyawannya. Mungkin Melvin bukanlah seorang karyawan yang berprestasi sehingga gajinya sangatlah rendah untuk sebuah perusahaan besar. Memang Melvin memulai kerja dari bagian cabang di daerah terpencil sehingga gaji awalnya hanya 4.3 juta rupiah dan kenaikan upahnya sangatlah minim karena pendidikannya yang minim terlebih lagi prestasinya. Inilah sebabnya Melvin selalu mendapatkan penambahan gaji yang sangat kecil bahkan terkadang tidak mendapatkan penambahan gaji per tahun dibandingkan dengan teman - temannya yang sangat aktif.

Sementara penghasilan Zee sebagai penerjemah novel berbahasa inggris maupun mandarin sangat membantu kehidupan mereka sehari - hari bahkan melebihi dari Melvin yang sudah bekerja selama 5 tahun di PT YMH . Penghasilan Zee sekitar 20 juta per bulan bahkan bisa lebih, tergantung dari kerajinannya mengerjakan novel terjemahan. Setiap hari ia menerima kiriman novel dari penerbit untuk diterjemahkan dan ia setiap hari juga melakukan freelance penerjemahan karena ia adalah penerjemah tersumpah sehingga penghasilannya lebih tinggi daripada penerjemah lainnya untuk per lembar. 

Sebenarnya Zee sudah bekerja di sebuah lembaga penerjemah tersumpah selama 5 tahun yaitu sejak lulus kuliah, tapi karena pekerjaannya sebagai freelance, sehingga tidak ada yang tahu bahwa Zee memiliki pekerjaan selain duduk manis di rumah. Melvin hanya mengetahui jika Zee di rumah saja dan suka membeli novel dalam bahasa inggris dan mandarin. Tidak ada kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan yang dilakukan oleh Zee . Bahkan ia merasa buku novel di rumah terlalu menumpuk dan ingin ia jual saja untuk tambahan keuangan. Melvin berpikir, Zee hanya membunuh waktu dengan membaca novel picisan saja, membuang uang untuk hal tidak berguna. 

Pekerjaan sebagai penerjemah novel dan penerjemah tersumpah memang sengaja Zee rahasiakan dari Melvin karena ia tidak mau suaminya tau. Melvin biasanya tersinggung jika Zee memiliki uang selain dari gajinya. Melvin selalu melarang Zee untuk bekerja karena sebagai istri. Menurut Melvin hukumnya seorang istri adalah di rumah dan melayani suami. Tapi apa mau dikata, kebutuhan sehari-hari terlalu mendesak dan banyak sekali yang membutuhkan bantuan yaitu keluarga dari Melvin, mau tidak mau Zee harus ikut membantu dalam bekerja. Ia merelakan penghasilannya untuk membantu keluarga Melvin, tapi apa balasannya dari Melvin? Hanya penghinaan saja.

Kecewa? Pasti sangat kecewa. Zee merasa terlalu bodoh untuk cinta mati terhadap Melvin. Bodoh karena tidak pernah perhitungan dengan Melvin bahkan keluarganya. Ia pikir keluarga Melvin adalah keluarganya sendiri, maka tidak apa berbagi dengan keluarga Melvin. Semua diikhlaskan oleh Zee .

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Nathania Audrey Maritza
flash back'a itu loh trllu pnjaaaang.. d prsingkt dkit, yg inti'a ja.
goodnovel comment avatar
Abynazarabathrisya Dwiputri
cerita terlalu bertele tele
goodnovel comment avatar
Ris Nadeak Laoly
kebodohan yg hakiki adlh terlalu bucin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status