Share

Drama Mengejutkan

Author: Celebes
last update Last Updated: 2023-06-05 19:18:02

Mawar panik! Dia meringis ke semua pelanggan yang menatapnya kesal. Dia bergegas mendekati Ana dan mendudukkannya sebelum manajer cafe mendekat. Namun, wajahnya semakin gugup ketika ada yang datang dan mengamatinya dengan tajam. Lelaki memakai jas dengan rambut klimis dan berkaca mata.

“Pak Joko, silakan.” Mawar menjawab dengan menelan ludah. Pandangan tajam itu masih menyorot ke arahnya.

“Pagi-pagi sudah bikin ribut saja. Memalukan,” balas lelaki itu sambil membetulkan kaca matanya yang sedikit turun ke bawah. Dia adalah asisten Anggara yang selalu mengurusi semua keperluan Raden miliyuner itu.

“Pen, kamu gak marah kan? Hehe. Sebenarnya ... ini pernikahan Anggara. Aku sudah mau ngomong kemarin. Cuman ... lebih baik kamu lihat sendiri.” Mawar berbicara sangat pelan dengan perasaan cemas.

Sehari sebelumnya, Kepala Manajer menemui Mawar dan mengatakan semuanya. Awalnya Mawar sangat terkejut. Apalagi, dia tahu masa lalu Pen dengan Anggara. Tapi, dia memutuskan untuk tidak mengatakan kepada Pen. Pasti akan ada perang dunia jika Pen mengetahuinya. Namun, sekarang Mawar harus mengatakan semuanya. Dirinya sangat gugup. Dia masih meringis menatap Pen yang sebenarnya adalah Ana. Namun, Mawar sangat heran. Kenapa sang sahabat hanya diam sambil membalas tatapan Joko yang sangat tajam?

“Kok ... gak marah?” ucap Mawar pelan sembari melebarkan kedua matanya.

“Hmm, sejak kapan pelakor itu mendekati ayahku? Aku harus bersikap anggun, dan jual mahal. Tidak aku sangka, ayahku akan menikah lagi. Tidak akan aku biarkan!” batin Ana berteriak. Dia masih saja memasang wajah angker. Hingga selang beberapa menit, tawa keras keluar dari mulutnya.

“Hahaha. Sangat luar biasa. Bagaimana kalau Raden Anggara menemuiku dan memilih kue itu sendiri? Aku kan sudah lama bercerai. Dia pasti akan senang melakukannya. Lagipula, hanya sebatas pertemuan kerjaan.”

Mawar semakin terkejut mendengar perkataan itu. Biasanya, sosok Pen adalah wanita tegas dan tanpa basa-basi. Anggara adalah lelaki yang sangat dibenci Pen. Lelaki yang sudah menyakiti Pen. Lelaki yang tidak akan pernah mendapatkan maaf dari Pen. Namun, Mawar sedikit lega Pen bisa menerima pekerjaan penting ini. Mangkunegara adalah keluarga sangat berpengaruh. Jika berhasil melayani keluarga keturunan bangsawan keraton itu, akan meningkatkan penjualan toko dan itu adalah keberhasilan bagi kariernya dan Pen.

“Hmm, berpikiran jadi pelakor ya? Ti-dak ... akan bisa!” balas Joko tegas. “Bukankah dulu sudah jelas situ yang ninggalin Raden? Sampai Raden sedih, gak tidur tujuh hari tujuh malam. Aku yang ngurusi, nyuapi, sampai mataku kaya mas koki. Bulet besar. Enak saja minta ketemu.”

BRAK!

Joko menggebrak meja. Dia berdiri dan melotot tajam. Ana juga melakukan hal yang sama. Kedua mata mereka saling menusuk. Memasang genderang perang!

“Dasar kelimis tak tahu diri,” batin Ana masih saja menyorot tajam.

“Ah ... maafkan saya, Pak Joko tampan seluas samudera. Maksud aku ... jidatnya luas.” Ana meringis, berusaha membuat hati Joko mereda. Lelaki itu spontan memegang jidatnya yang nonong itu.

“Iya, aku salah.” Kini Ana melakukan hal yang sudah menjadi keahliannya. Akting menangis. Dia mendekati Joko, dan memeluknya.

“Pen?” ucap Mawar pelan sambil melebarkan kedua matanya karena semakin terkejut. Padahal, Pen selama ini selalu kesal dengan asisten Raden yang latah itu.

“Aku ... aku bersalah. Aku hanya mau meminta maaf, dan akan bersujud kepada Raden untuk mendapat maaf itu. Sumpah, hanya itu maksudku.” Ana memperlihatkan kedua matanya yang sudah dipenuhi air mata. Mengikuti wajah Joko yang terus mengalihkan pandangan. Lelaki itu paling tidak bisa melihat wanita menangis.

“Jawab buruan!” teriak Ana dengan mendadak.

“Burung perkutut burungnya tetangga, kalau kentut gak bilang-bilang!” balas Joko latah ketika mendengar teriakan itu. Joko spontan menutup mulut sambil mengawasi pelanggan yang sangat kesal dengan keributan yang mengganggu kenyamanan mereka. Sementara, Mawar hanya bisa memandang kaku dengan semua keadaan membingungkan di hadapannya.

“Di sana gunung, di sini gunung. Ciptaan Tuhan deh,” balas Ana meringis.

“Pen?” Mawar semakin frustasi melihat perubahan Pen. Dia semakin menganga ketika Joko malah menunduk saat melihat sahabatnya malah mendekat.

“Hmm, ternyata latah. Tapi, aku anggap setuju. Baiklah, kita akan bertemu Raden Anggara sekarang,” ucap Ana mendadak menarik lengan Joko.

“Loh! Aku mau dibawa ke mana?” teriak Joko sambil berjalan mengikuti langkah Ana. Kedua pengawal bertubuh garang yang selalu mendampingi Joko pun juga mengikuti Ana.

Selama ini Joko dan beberapa pengawalnya memegang janji yang sudah dikatakan Anggara. Mereka tidak boleh menyentuh atau pun melakukan hal buruk kepada Pen.

Mawar semakin melotot sambil menunjuk ke arah Ana yang sudah menarik Joko untuk keluar dari cafe itu. Dia sangat kebingungan dan memutuskan untuk mengikuti Ana setelah meninggalkan beberapa lembar uang di atas meja. Melewati pelayan yang kebingungan saat membawa pesanan makanan yang sebelumnya sudah dipesan.

“Pen, kamu itu memang sudah gila. Padahal biasanya kau selalu anggun dan dingin. Kenapa sekarang kaya anak kecil sih? Aku akan mendapat masalah,” gumam Mawar terus berjalan cepat. Dia segera masuk ke dalam mobil. Pikirannya kacau balau. Dia tak percaya sang sahabat benar-benar menuju kantor Anggara bersama mobil Joko. "Kau gila, Pen!" lanjutnya berteriak.

Di dalam mobil, Ana tersenyum kagum. Dia mengamati mobil mewah yang kini ditumpanginya. Sementara, Joko semakin menatapnya dengan mengernyit. Biasanya Pen selalu saja memaki Joko, hingga membuat lelaki itu kabur dan takut. Dendam Pen kepada sang raden, membuat dia juga membenci Joko.

"Kok berubah jadi kalem?" batin Joko juga tidak mengerti.

Tidak sampai di sini saja. Ana semakin terkejut saat mobil berhenti di depan gedung sangat mewah yang biasanya hanya bisa dia lihat ketika melintas di jalan. Kini dia tak menyangka bisa menuju ke sana. Wajahnya semakin semringah ketika masuk ke dalam. Senyuman semakin terpampang jelas di wajahnya saat melihat kemegahan setiap sudut ruangan gedung itu. Hingga kedua matanya melotot, ketika melihat sosok sangat gagah berbalut jas hitam mahal, berdiri di hadapannya dan menatap tegang.

“Ayah ...,” ucapnya menangis. Tanpa sadar, Ana mendekati Anggara dan memeluknya.

“Pen?” ucap Anggara tak percaya. Selama ini Pen selalu emosi saat bertemu dengannya. Tamparan dari telapak tangan Pen tak pernah luput membekas di pipinya. Tapi, kenapa Pen sekarang malah memeluknya? Tubuh Anggara semakin kaku menerima pelukan itu.

Para awak media yang sebenarnya akan meliput pembukaan perusahaan baru milik Anggara, malah mengambil gambar mereka. Berita romantis yang terjadi sangat mendadak itu, seketika viral dan mengejutkan semua pihak.

“Kurang ajar! Kenapa dia kembali?” Tunangan Anggara tak percaya melihat drama di hadapannya.

**

Penelope yang sudah berada di sekolah Ana masih saja menata hati agar bisa membaur di sana. Hingga dia menatap teman Ana yang sangat dia benci. Pemuda gendut berambut keriting yang selalu bersama Ana. Pen terpaksa mendekatinya. Dia sadar Ana tidak memiliki teman lain selain pemuda itu.

“Lihat apa?” tanya Pen lalu menatap layar ponsel pemuda itu.

“Apa? Ana!” teriaknya keras saat dia melihat video dirinya berpelukan dengan Anggara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Akhir Yang Bahagia

    Amara tiba-tiba datang bersama dengan dua aparat kepolisian. Wanita itu sekarang berada di tengah-tengah mereka semua. Ada sesuatu yang sangat mengganjal di hati Penelope saat melihat sang tante sangat pucat sekali. Bahkan dia menggunakan kursi roda. Tubuhnya sangat kurus. Hati Penelope bergetar, tidak menyangka melihat keadaan tantenya yang semula sangat glamor dan sangat anggun itu, kini berubah sangat mengenaskan."Sebaiknya kita ke sana dan bertanya apa tujuannya ke sini. Jangan pakai emosi. Lihatlah, dia sangat pucat sekali. Mungkin penyakit sudah menggerogoti tubuhnya. Penelope, hilangkan masa lalu itu. Yang penting kita sudah bahagia," bisik Anggara dengan tersenyum tampan."Kita harus memaafkannya, Ibu. Sebagai manusia kita harus memaafkannya," imbuh Ana kemudian menarik Penelope untuk menuruni panggung.Amara tersenyum, kemudian mengulurkan tangannya. Penelope menerima uluran tangan itu dengan bergetar."Aku mau minta izin untuk bertemu denganmu. Tentu saja mereka semua mengi

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Sesuatu Tak Terduga

    Ana sangat terkejut melihat kehadiran Amel. Gadis itu menatap Bambang dengan tersenyum. Mengamati sang sahabat dari atas sampai bawah. Dengan sangat seksi Amel mendekati Bambang, kemudian tidak segan-segan menatapnya dari dekat."Kamu ternyata sangat tampan sekali. Apalagi bisa berkelahi dengan hebat seperti itu. Katakan kepadaku. Apakah kau sudah punya pacar? Atau masih mau menungguku?" tanya Amel tanpa basa-basi. Bambang menarik tengkuk leher Amel. Kemudian menciumnya dengan sangat panas. Ana dan Brian terpaku saat melihatnya. Apalagi Amel membalas ciuman itu."Tentu saja aku tidak memiliki pacar. Aku berubah seperti ini karena dirimu, dan aku akan menjadi lelaki yang sangat mencintaimu. Menjagamu sampai kapanpun." Bambang mengeluarkan satu kotak berbentuk hati di saku celananya sebelah kanan. Kemudian membukanya."Kau ..." Amel terkejut saat di dalamnya ada cincin berhiaskan berlian berwarna biru. "Maukah kau menjadi pacarku, tunanganku, dan istriku?" ucap Bambang kemudian memasan

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Pernikahan Sebenarnya

    Penelope bersama dengan Anggara selalu saja bermesraan di manapun mereka berada. Bahkan Penelope selalu menemani Anggara di kantor saat bekerja. Anggara tidak bisa lepas sedikitpun dari sang istri."Aku akan memberikan kejutan untukmu," ucap Anggara saat berada di dalam kantornya. Penelope tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi."Setiap hari kau selalu memberikan kejutan untukku. Kali ini apalagi?" tanya Penelope sambil bersedekap. Hingga Anggara memberikan satu undangan berwarna putih di depannya. Ada foto Pen dan Anggara pada saat pertama kali bertemu. Foto itu masih saja tersimpan di ponsel Anggara sampai saat ini."Apa ini?" tanya Penelope masih saja melotot tak percaya."Jika kau ingin mengetahuinya, ya buka saja." Anggara tersenyum, kemudian menatap Penelope yang membuka undangan itu. Tentu saja sang istri terkejut. Itu adalah undangan pernikahan mereka. Tepatnya pesta pernikahan mereka yang sempat tidak pernah mereka lakukan."Jadi setelah kita bersama selama 3 tahun kau ba

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Akhirnya Bersatu

    Pagi menjelang dengan cepat. Ana sudah bersiap-siap untuk pergi ke Inggris. Walaupun hatinya benar-benar resah, ingin sekali bertemu dengan Brian. Tapi dia harus mengorbankan hatinya dan tetap menjalankan perintah itu.Anggara dan Penelope, serta Nyai dan Romo, akan mengantar Ana menuju ke mobil yang akan membawa dia ke bandara. Namun, Ana semakin terkejut saat melihat sosok lelaki yang berada di depan mobil itu sambil bersedekap."Kenapa aku harus diantar oleh Kaisar, Ayah? Bukankah Ayah yang seharusnya mengantar aku? Untuk apa aku harus bersamanya? Ah, tidak menyukainya," ucap Ana dengan sewot. Anggara dan Pen hanya tersenyum, kemudian memeluk Ana sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil."Jaga dirimu dengan baik. Jangan nakal. Ingat, kamu itu pewaris sah. Jadi kamu harus menjalankan tugasmu dengan benar. Nilaimu juga harus tinggi. Jangan mempermalukan keluarga." Seperti biasa, Nyai dengan sangat cerewet memberikan wejangan sebelum pintu mobil tertutup. Romo hanya tersenyum dan melamba

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Direstui

    Penelope benar-benar terkejut. Dia sampai meneteskan air mata saking bahagianya. Apalagi Anggara menggandeng Pen dan mengeratkan genggamannya itu, di telapak tangannya sebelah kanan. Raden kemudian tersenyum tampan dan menganggukkan kepala."Apakah ini mimpi? Aku semalam tidak bermimpi apa pun. Hatiku masih saja sakit. Aku ingin bertemu dengan anakku. Tapi ternyata sekarang aku menghadapi drama seperti ini. Sebuah drama yang sangat mengharukan, yang selama ini hanya ada di dalam mimpiku saja," ucap Pen kemudian menatap Anggara. Menarik telapak tangannya menuju pipinya. "Cubit aku, karena aku tidak mau terbangun dari mimpi yang indah ini," lanjutnya berkata dengan kedua mata yang berlinang air mata.Anggaran mencubit pipi Pen, kemudian tersenyum dan menggelengkan kepala. "Ini bukan mimpi. Ini kenyataan. Aku sudah berjanji akan berjuang mendapatkan dirimu dan Ana sampai titik darah penghabisan dan, ini adalah buktinya. Jika aku memang benar-benar mencintaimu," balas Anggara membuat Pen

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Kejahatan Yang Terbuka

    Benar-benar di luar dugaannya. Anggara mengatakan hal itu? Ada apa ini? Apakah ini sebuah lelucon? Tidak ada angin, tidak ada perasaan, tidak ada hal apa pun yang Gracia rasakan. Hingga detik ini ... sampai tiba-tiba dia harus mendengarkan sang suami mengatakan hal yang sangat mengejutkan. Dan tentu saja ini membuat dia semakin besar kepala. Gracia tersenyum puas dengan semuanya. Keyakinannya untuk menang sudah di depan mata dan ini adalah semua yang dia rencanakan. Anggara pasti akan menyerah. Membuat dirinya menjadi istri sah satu-satunya yang akan melahirkan ahli waris, yang disetujui oleh dua pihak keluarga. Bukan Penelope, wanita yang sangat bencinya itu."Apakah kau mengatakan yang sebenarnya? Suamiku, ini tidak mungkin. Kau sudah membuatku sangat bahagia. Apalagi mengumumkan ini di depan semua orang. Tolonglah, jangan pernah menganggap ini lelucon. Karena aku tidak akan pernah memaafkan kamu." Gracia menatap sang suami dengan tajam. Dia ingin kepastian. Anggara tersenyum lalu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status