All Chapters of Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir: Chapter 1 - Chapter 10
107 Chapters
Kejadian Mistis
"Katakan saja siapa ayahku, dan aku akan menurut,” ucap Ana gadis remaja kelas tiga SMA. Dengan sangat santai dia melempar beberapa lembar hasil ujian ke atas meja di ruangan tengah. Masih tak peduli, Ana duduk di sofa mengamati Penelope ibunya yang sudah memperlihatkan wajah angker.“Sudah Ibu bilang. Ayahmu memang meninggal!” Penelope yang biasa dipanggil Pen, membentak sembari mengambil semua lembar hasil ujian milik Ana. Kedua matanya melotot saat melihat semua nilai dengan tinta merah di setiap lembarnya.Hidupnya selalu saja tidak tenang ketika pulang ke rumah. Ana masih sengaja membuat ulah. Pen yang berusaha menahan amarah, tetap saja gagal. Gadis itu terlihat tidak peduli dengan kemarahannya.“Empat puluh, tiga puluh sembilan, dua puluh lima? Argh!” teriak Pen semakin keras. Dia meremas semua hasil ujian tengah semester itu. “Ana, ini bukan lelucon!” lanjutnya dengan tegas. "Apa ini ... karena pemuda itu? Pantas nilaimu jelek,” imbuhnya kemudian membayangkan pemuda berambut k
Read more
Akhirnya Terungkap
Ini tidak mungkin! Jiwa mereka tertukar? Mereka berdua masih bergeming kaku menatap cermin. Lalu, keduanya menoleh dan saling berpandangan. Masih saja diam, mengamati tubuh masing-masing.“ARGH!”Mereka kembali berteriak bersama-sama, sebelum akhirnya keluar dari kamar mandi dan menuju kamar Pen. Dalam keadaan panik, mereka berjalan mondar-mandir sambil memegang kepala, dan menghentikan langkah bersamaan. Saling menatap dan menggelengkan kepala masih tak percaya.“Ini tidak mungkin. Kenapa jiwa kita bertukar?” tanya Pen sembari menarik napas berusaha menenangkan dirinya.“Ah, dadaku besar. Pen, kau ternyata seksi.” Ana tersenyum memegang kedua aset Pen yang menggunung sambil menatap cermin di atas kaca rias. Pen melotot, lalu berjalan mendekati anaknya.“Hentikan itu,” ucapnya sembari menampis tangan Ana.Pen memikirkan sebuah cara untuk mengatasi hal ini. Selang beberapa menit, dia menuju almari dan mengambil pakaiannya. Setelan kemeja putih dan rok kain selutut berwarna hitam yang s
Read more
Drama Mengejutkan
Mawar panik! Dia meringis ke semua pelanggan yang menatapnya kesal. Dia bergegas mendekati Ana dan mendudukkannya sebelum manajer cafe mendekat. Namun, wajahnya semakin gugup ketika ada yang datang dan mengamatinya dengan tajam. Lelaki memakai jas dengan rambut klimis dan berkaca mata. “Pak Joko, silakan.” Mawar menjawab dengan menelan ludah. Pandangan tajam itu masih menyorot ke arahnya. “Pagi-pagi sudah bikin ribut saja. Memalukan,” balas lelaki itu sambil membetulkan kaca matanya yang sedikit turun ke bawah. Dia adalah asisten Anggara yang selalu mengurusi semua keperluan Raden miliyuner itu. “Pen, kamu gak marah kan? Hehe. Sebenarnya ... ini pernikahan Anggara. Aku sudah mau ngomong kemarin. Cuman ... lebih baik kamu lihat sendiri.” Mawar berbicara sangat pelan dengan perasaan cemas. Sehari sebelumnya, Kepala Manajer menemui Mawar dan mengatakan semuanya. Awalnya Mawar sangat terkejut. Apalagi, dia tahu masa lalu Pen dengan Anggara. Tapi, dia memutuskan untuk tidak mengatakan
Read more
Ternyata Di Bully
"Kenapa dia melakukan itu? Argh!" teriak Pen kesal.Pen meremas ponsel Bambang. Satu-satunya teman Ana di sekolah. Siswa laki-laki paling pintar, namun paling gendut di sekolah."Loh, loh! Kok--," ucap Bambang terkejut ketika melihat sang sahabat membuang ponsel itu ke tempat sampah. "Wadew, berat ini." Bambang hanya menggeleng sambil menarik napas panjang.“Ana, kamu itu kenapa sih?” Bambang menarik Pen dan mengajaknya duduk di kelas. “Untung Bapak aku Manajer perusahaan Mangkunegara dan gajinya besar. Jadi, aku gak susah beli ponsel,” gerutunya sembari menatap Pen yang menundukkan kepala dengan lemas. “Ana, kamu kesurupan?” lanjut Bambang spontan mengejutkan Pen.“Apa kau tahu tadi itu apa?” tanya Pen dengan tatapan serius. “Ceritakan bagaimana kejadian tadi?” lanjutnya masih melotot tajam. Bambang menelan ludah dengan susah payah karena sang sahabat menarik kerah kemejanya, dan membuatnya tercekik. Dia tak pernah melihat Ana galak seperti itu.“Aku ... aku gak tahu. Aku ya kaget
Read more
Akhirnya Bertemu
“Hmm, ternyata ayahku super tajir melintir. Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan semua ini,” batinnya masih tersenyum. “Pen, aku mau ke sana. Biarkan aku ikut mengurus anak kita,” bisiknya pelan. Anggara masih berhati-hati mengungkap itu semua. “Baiklah, kau kan bapaknya. Kita akan ke sana bersama. Bagaimana?” tanya Ana selalu tersenyum di depan Anggara yang masih saja terpaku. Oh Tuhan! Penelope sama sekali tidak pernah menganggapnya. Walaupun kadang ... Anggara sebenarnya memaksa bertemu diam-diam, namun Pen masih saja tidak akan pernah mengakui lelaki itu lagi, apalagi masa lalu mereka sangat buruk. “Pen? Kau tidak bercanda, bukan?” tanya Anggara semakin mendekat. Dia menundukkan kepala, menatap wajah wanita yang hanya sebatas pundaknya itu. Yang selalu dia bayangkan sepanjang malam. “Kalau kau tersenyum, sangat menggemaskan,” lanjut Anggara pelan dengan semringah. “Tentu saja aku sangat cantik. Baiklah, kita akan pergi,” balas Ana. Mawar yang masih berdiri tegang menatap sem
Read more
Perceraian Palsu
Ana mendekati Pen, lalu meringis. Sang ibu semakin melotot ke arahnya. Pen masih shock melihat lelaki itu yang sudah diberi sumpah olehnya, “dalam keadaan apa pun, jangan pernah menemui aku. Bersumpahlah,” ucapnya saat terakhir bertemu dengan Anggara. Hingga sekarang Ana membuat sumpah itu dilanggar. Walaupun saat itu Anggara memang tidak mengiyakan sumpah itu.“Ana, maafkan ibumu. Ibu harap, kau bisa menerima ayahmu kembali,” ucap Ana lalu memeluk Pen. Sang ibu mengeratkan pelukannya sampai Ana tidak bisa bernapas. Sementara, para siswa tidak segera masuk ke dalam kelas dan tetap melihat drama menghebohkan itu. Padahal, bel tanda masuk kelas sudah berbunyi. Semua guru pun dan Kepala Sekolah masih terpaku dan penasaran. Ini benar-benar sebuah hal besar, di luar dugaan mereka.“Ana, ibumu tidak bisa bernapas,” lanjut Ana segera melerai pelukannya.“Kau!” tunjuk Pen ke arah Ana. “Kenapa kau melakukan hal itu? Sekarang juga kita harus pulang!” lanjutnya semakin berteriak.“Ana, yang sopa
Read more
Satu Apartemen
Pen menginjak kaki salah satu pengawal. Membuat cengkeraman mereka terlepas. Dia segera mendekati Anggara, dan menarik jasnya.“Aku melihat sendiri persidangan itu. Kau benar-benar bercerai.”Anggara semakin tidak mengerti. Saat itu Pen masih mengandung Ana. Bagaimana mungkin Ana menanyakan itu? Dia mengangkat salah satu alisnya, semakin memandang kedua mata Ana. Anggara sangat mengenal tatapan tajam itu.“Ana ... bukankah kau saat itu belum lahir? Bagaimana kau ...”“Ah, hahaha,” sela Ana kembali menarik lengan Anggara. “Aku sudah menceritakan kepadanya. Mana mungkin ada rahasia Ibu dan anak,” lanjutnya sambil melotot tajam ke arah Pen yang kini semakin lemas.“Betul. Aku sekarang lega. Tidak ada lagi rahasia di antara kita. Pen ...,” ucap Anggara kembali menatap Ana dan memegang kedua pundaknya. “Katakan kepada anak kita kalau kita sering bertemu diam-diam,” lanjutnya membuat Ana spontan menatap Pen yang menunduk dan mengurut pelipisnya.“Tunggu!” Ana menatap Anggara sambil bersedek
Read more
Berita Misterius
Pen hanya bisa pasrah. Apa yang bisa dia lakukan melawan Anggara? Apalagi, Ana melompat kegirangan saat mendengar. Dengan lemas Pen berjalan masuk ke dalam loby. “Hah?” Dia semakin terkejut saat melihat puluhan pengawal Raden berada di dalam dan menundukkan kepala.“Aku lupa sudah berhubungan dengan Bos, dari semua Bos yang ada,” gumamnya pelan sembari melihat Ana sangat mesra bergandengan tangan dengan Anggara saat memasuki apartemen. “Ini sangat kacau. Aku harus berubah kembali menjadi diriku. Tapi, bagaimana caranya?”Pen yang semula menatap kaku, tiba-tiba tersenyum ketika melihat Anggara sangat mesra dengan dirinya yang masih dihuni Ana. Dia mengingat masa lalu yang sangat indah walaupun hanya sejenak saja.“Tidak! Aku tidak akan pernah lengah.” Pen menggelengkan kepala untuk memusatkan pikirannya lagi. Dia segera mendekati Anggara dan menampis tangan lelaki itu yang masih mencengkeram tangan Ana.“Anakku, kau tidak bisa begitu dengan ayahmu,” ucap Ana sembari meringis.“Kau!” tu
Read more
Berusaha Mengatur Hati
Ana tertegun melihat Anggara keluar dengan menggunakan jas mahal. Dia selama ini tidak pernah membayangkan akan bertemu ayahnya. Ternyata seorang pria gagah dan super tajir. Sangat berwibawa sekali. Ana sebenarnya hanya ingin sosok ayah yang bisa membuatnya hangat. Bisa melindunginya. Kehidupan keras membuat dia tidak tahan dengan keadaan. Apalagi sang ibu harus berjuang sendiri menghidupinya. Hingga kini dia sangat lega, sang ayah mau menerimanya. Yang paling penting, masih mencintai ibunya.Selama ini Ana hanya bisa melihat Anggara berada di media sosial dengan semua kekayaan dan aset yang dimilikinya. Kini Ana bisa tersenyum melihat sosok ayahnya dengan jelas. Anggara pun menatap Ana yang masih dia kira Pen. Membelai pipi Pen yang selama ini dia rindukan. "Pen, kau cantik sekali," ucap Aggara pelan.Ana menerima belaian itu, karena dia selama ini tidak pernah menerima kehangatan sosok ayah. Tapi, wajah Anggara semakin mendekat seperti sebelumnya.DEG!"Adew, gak lucu Ayah menciumk
Read more
Sebuah Taruhan Berat
Ana spontan menutup kedua matanya. Tamparan keras akan melayang ke pipinya. Namun, kenapa dia tidak merasakan apa pun? Kedua mata Ana yang semula memejam sangat kuat, kini perlahan terbuka. Dia semakin tak percaya. Anggara dengan cepat menampis tangan Gracia yang semula akan menampar ke arahnya, malah mendarat di pipi Joko. Gracia adalah anak seorang Walikota. Dia sangat kaya. Keluarganya disegani semua orang. Namun, justru itu semua membuat Gracia berbesar kepala. Wanita sangat angkuh dan ingin selalu menjadi yang terbaik. Tidak pernah menghargai orang lain. Tapi, siapa yang berani kepadanya. Semua orang hanya terdiam ketika mendapatkan amarahnya yang sewenang-wenang. Tujuh belas tahun lalu, dia ketika itu masih sangat remaja, menyukai Anggara saat pertama kali bertemu di acara perayaan ulang tahun Romo ayah kandung Anggara. Ayahnya adalah sahabat dekat Romo. Gracia sejak itu berusaha keras, ingin merebut hati Anggara. Hingga dia terkejut Anggara mengalami kejadian malam tak terdug
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status