Share

Bab 5 kejutan menggembirakan part 2

POV Rania

Setelah terbangun aku langsung melihat Zayn yang tengah tertidur di sofa.

"Aku ketiduran pasti lama sampai dia ketiduran di sofa." Ucapku

"Mas, bangun." Ucapku sambil membangunkan Zayn.

"Eh, aku ketiduran ya. Jam berapa ini?" Tanyanya

"Udah jam 7 sayang, maaf ya aku tadi ketiduran, kenapa kamu nggak bangunin aku sih, pasti ayah dan ibu khawatir, kita belum pulang." Ucapku 

"Ya abis kamu nyenyak banget tidurnya sampai aku nggak tega buat bangunin." Ucapnya seraya mencubit hidungku.

"Pulang yuk." Ajakku pada Zayn.

"Ya ayok, kita pulang." Jawabnya seraya mengacak-acak rambut ku.

"Ih, mas ini." Ucapku 

Kami pun langsung pulang, tapi saat kita di parkiran tiba-tiba mataku jadi buram dan gelap, dan aku pun tak sadarkan diri.

POV Zayn.

Saat kami hendak pulang, pas di parkiran tiba-tiba Rania terjatuh dan tak sadarkan diri. Aku kaget dan khawatir dengan nya dan aku langsung membawanya ke rumah sakit. 

Di perjalanan aku terus berusaha untuk menyadarkan nya tapi dia tak sadarkan diri.

Akhirnya aku sampai di rumah sakit, dan Rania langsung mendapat pelayanan.

Dia langsung diperiksa oleh dokter.

"Bapak, tunggu sebentar ya, kami akan memeriksa ibu dulu." Ucap suster disana.

Aku khawatir, aku terus bolak-balik nggak jelas, menunggu dokter selesai memeriksa Rania.

Akhirnya dokter pun keluar dari ruangan UGD.

"Gimana dok, istri saya kenapa, dia tadi nggak kenapa-kenapa terus tiba-tiba saja dia pingsan." Tanyaku pada dokter.

"Bapak tenang dulu jangan khawatir seperti ini, istri bapak hanya kelelahan saja, dan satu lagi selamat ya pak, istri bapak sedang hamil saat ini usia kandungan sudah menginjak dua bulan."

"Di usia kandungan saat ini, di usahakan istri bapak jangan sampai kecapean ya pak, di khawatirkan terjadi yang tidak diinginkan, karena di usia seperti ini masih rawan untuk keguguran." Jelas dokter padaku.

"Ya pak, terimakasih atas penjelasannya. Apa saya boleh melihat istri saya." Tanyaku 

"Ya tentu saja, istri bapak sudah boleh pulang kok, ini resep vitamin yang harus di minum istri bapak." Ucap dokter sambil menyerahkan kertas resep obat yang harus di ambil Zayn."

"Baik, terimakasih." Ucapku sambil pergi kearah ruang UGD

"Gimana, kamu udah enakan, dari tadi tidur terus." Ucapku pada Rania seraya mencubit hidungnya.

"Kok, aku disini emangnya aku kenapa?"

"Aku sakit apa?" Tanyanya.

"Kamu nggak sakit kok." Ucapku seraya mengacak-acak rambutnya.

"Terimakasih ya sayang." Ucapku pada Rania.

"Terimakasih? Buat apa?" Tanyanya dengan tatapan bingung lalu ku bisikan kata-kata.

"Kamu hamil sayang." Bisiku ke telinga Rania.

"Oh ya, mas nggak bercanda kan?" Tanyanya yang tak percaya dengan kata-kata ku seraya memegang tangan ku dengan erat.

"Iya sayang, aku nggak bohong, tadi kamu pingsan karena kecapean. Jadi tadi dokter menyarankan kamu untuk istirahat dulu sampai kondisi kamu benar-benar fit. Demi anak kita." Jelasku pada Rania.

"Iya, aku janji akan menjaga buah hati yang kita idam-idamkan selama ini." Ucapnya sambil mengelus perutnya.

"Aku nggak sabar buat memberikan kabar gembira ini pada orang tua kita." Ucapku seraya merangkul Rania dan mengecup keningnya.

"Mas, pulang yuk, aku nggak betah lama-lama di rumah sakit." Pintanya.

"Ya, kita pulang sekarang, tapi tunggu sebentar ya, aku mau urus administrasi dulu ya, kamu tunggu sebentar disini." Ucapku sambil pergi untuk mengurus administrasi.

POV Rania

Setelah aku sadar, aku tak ingat dan kenapa aku bisa ada di rumah sakit. Aku mencari Zayn, lalu dia datang dari arah luar.

"Gimana, kamu udah enakan, dari tadi tidur terus." Tanyanya padaku seraya mencubit hidungku.

"Kok, aku disini emangnya aku kenapa?"

"Aku sakit apa?" Tanyanku.

"Kamu nggak sakit kok." Ucapnya seraya mengacak-acak rambutku.

"Terimakasih ya sayang." Ucapnya padaku

"Terimakasih? Buat apa?" Tanyaki dengan tatapan bingung lalu dia membisikan kata-kata.

"Kamu hamil sayang." Bisiknya ke telingaku.

"Oh ya, mas nggak bercanda kan?" Tanyanya yang tak percaya dengan kata-katanya seraya memegang tangannya dengan erat.

"Iya sayang, aku nggak bohong, tadi kamu pingsan karena kecapean. Jadi tadi dokter menyarankan kamu untuk istirahat dulu sampai kondisi kamu benar-benar fit. Demi anak kita." Jelasnya padaku.

"Iya, aku janji akan menjaga buah hati yang kita idam-idamkan selama ini." Ucapnya sambil mengelus perutku

"Aku nggak sabar buat memberikan kabar gembira ini pada orang tua kita." Ucapnya seraya merangkulku dan mengecup keningku

"Mas, pulang yuk, aku nggak betah lama-lama di rumah sakit." Pintaku

"Ya, kita pulang sekarang, tapi tunggu sebentar ya, aku mau urus administrasi dulu ya, kamu tunggu sebentar disini." Ucapnya sambil pergi untuk mengurus administrasi.

"Terimakasih ya tuhan, kau telah mendengar doaku." Ucapku pada diri sendiri seraya mengelus perutku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status