POV Rania
Setelah terbangun aku langsung melihat Zayn yang tengah tertidur di sofa.
"Aku ketiduran pasti lama sampai dia ketiduran di sofa." Ucapku
"Mas, bangun." Ucapku sambil membangunkan Zayn.
"Eh, aku ketiduran ya. Jam berapa ini?" Tanyanya
"Udah jam 7 sayang, maaf ya aku tadi ketiduran, kenapa kamu nggak bangunin aku sih, pasti ayah dan ibu khawatir, kita belum pulang." Ucapku
"Ya abis kamu nyenyak banget tidurnya sampai aku nggak tega buat bangunin." Ucapnya seraya mencubit hidungku.
"Pulang yuk." Ajakku pada Zayn.
"Ya ayok, kita pulang." Jawabnya seraya mengacak-acak rambut ku.
"Ih, mas ini." Ucapku
Kami pun langsung pulang, tapi saat kita di parkiran tiba-tiba mataku jadi buram dan gelap, dan aku pun tak sadarkan diri.
POV Zayn.
Saat kami hendak pulang, pas di parkiran tiba-tiba Rania terjatuh dan tak sadarkan diri. Aku kaget dan khawatir dengan nya dan aku langsung membawanya ke rumah sakit.
Di perjalanan aku terus berusaha untuk menyadarkan nya tapi dia tak sadarkan diri.
Akhirnya aku sampai di rumah sakit, dan Rania langsung mendapat pelayanan.
Dia langsung diperiksa oleh dokter.
"Bapak, tunggu sebentar ya, kami akan memeriksa ibu dulu." Ucap suster disana.
Aku khawatir, aku terus bolak-balik nggak jelas, menunggu dokter selesai memeriksa Rania.
Akhirnya dokter pun keluar dari ruangan UGD.
"Gimana dok, istri saya kenapa, dia tadi nggak kenapa-kenapa terus tiba-tiba saja dia pingsan." Tanyaku pada dokter.
"Bapak tenang dulu jangan khawatir seperti ini, istri bapak hanya kelelahan saja, dan satu lagi selamat ya pak, istri bapak sedang hamil saat ini usia kandungan sudah menginjak dua bulan."
"Di usia kandungan saat ini, di usahakan istri bapak jangan sampai kecapean ya pak, di khawatirkan terjadi yang tidak diinginkan, karena di usia seperti ini masih rawan untuk keguguran." Jelas dokter padaku.
"Ya pak, terimakasih atas penjelasannya. Apa saya boleh melihat istri saya." Tanyaku
"Ya tentu saja, istri bapak sudah boleh pulang kok, ini resep vitamin yang harus di minum istri bapak." Ucap dokter sambil menyerahkan kertas resep obat yang harus di ambil Zayn."
"Baik, terimakasih." Ucapku sambil pergi kearah ruang UGD
"Gimana, kamu udah enakan, dari tadi tidur terus." Ucapku pada Rania seraya mencubit hidungnya.
"Kok, aku disini emangnya aku kenapa?"
"Aku sakit apa?" Tanyanya.
"Kamu nggak sakit kok." Ucapku seraya mengacak-acak rambutnya.
"Terimakasih ya sayang." Ucapku pada Rania.
"Terimakasih? Buat apa?" Tanyanya dengan tatapan bingung lalu ku bisikan kata-kata.
"Kamu hamil sayang." Bisiku ke telinga Rania.
"Oh ya, mas nggak bercanda kan?" Tanyanya yang tak percaya dengan kata-kata ku seraya memegang tangan ku dengan erat.
"Iya sayang, aku nggak bohong, tadi kamu pingsan karena kecapean. Jadi tadi dokter menyarankan kamu untuk istirahat dulu sampai kondisi kamu benar-benar fit. Demi anak kita." Jelasku pada Rania.
"Iya, aku janji akan menjaga buah hati yang kita idam-idamkan selama ini." Ucapnya sambil mengelus perutnya.
"Aku nggak sabar buat memberikan kabar gembira ini pada orang tua kita." Ucapku seraya merangkul Rania dan mengecup keningnya.
"Mas, pulang yuk, aku nggak betah lama-lama di rumah sakit." Pintanya.
"Ya, kita pulang sekarang, tapi tunggu sebentar ya, aku mau urus administrasi dulu ya, kamu tunggu sebentar disini." Ucapku sambil pergi untuk mengurus administrasi.
POV Rania
Setelah aku sadar, aku tak ingat dan kenapa aku bisa ada di rumah sakit. Aku mencari Zayn, lalu dia datang dari arah luar.
"Gimana, kamu udah enakan, dari tadi tidur terus." Tanyanya padaku seraya mencubit hidungku.
"Kok, aku disini emangnya aku kenapa?"
"Aku sakit apa?" Tanyanku.
"Kamu nggak sakit kok." Ucapnya seraya mengacak-acak rambutku.
"Terimakasih ya sayang." Ucapnya padaku
"Terimakasih? Buat apa?" Tanyaki dengan tatapan bingung lalu dia membisikan kata-kata.
"Kamu hamil sayang." Bisiknya ke telingaku.
"Oh ya, mas nggak bercanda kan?" Tanyanya yang tak percaya dengan kata-katanya seraya memegang tangannya dengan erat.
"Iya sayang, aku nggak bohong, tadi kamu pingsan karena kecapean. Jadi tadi dokter menyarankan kamu untuk istirahat dulu sampai kondisi kamu benar-benar fit. Demi anak kita." Jelasnya padaku.
"Iya, aku janji akan menjaga buah hati yang kita idam-idamkan selama ini." Ucapnya sambil mengelus perutku
"Aku nggak sabar buat memberikan kabar gembira ini pada orang tua kita." Ucapnya seraya merangkulku dan mengecup keningku
"Mas, pulang yuk, aku nggak betah lama-lama di rumah sakit." Pintaku
"Ya, kita pulang sekarang, tapi tunggu sebentar ya, aku mau urus administrasi dulu ya, kamu tunggu sebentar disini." Ucapnya sambil pergi untuk mengurus administrasi.
"Terimakasih ya tuhan, kau telah mendengar doaku." Ucapku pada diri sendiri seraya mengelus perutku.
Setelah Zayn mengurus administrasi, kami langsung pulang ke rumah.Disana ayah dan ibu sudah khawatir karena kita terlambat pulang."Kalian dari mana saja, oulang terlambat, tapi nggak mengabari kami disini." Tanya Ibunya Zayn"Bu, tenang saja, menantumu kan pergi dengan suaminya, kenapa khawatir sih." Ucap Ayah mertua.Zayn langsung memeluk ibunya, seraya menangis bahagia."Bu, selamat ya. Ibu sebentar lagi akan jadi nenek." Ucap Zayn sambil memeluk ibunya dengan bahagia."Apa? Jadi menantuku…" Ucap ibunya Zayn sambil menuju ke arahku."Selamat ya sayang, akhirnya doa-doa kita terkabul." Ucapnya sambil memelukku seraya mencium kening ku.Betapa bahagianya mereka setelah mendengar kabar gembira ini. Begitupun aku sendiri. Aku masih tak percaya kalau aku sekarang tengah hamil."Sekarang, kam
Siang hari aku merasa bosan dan memutuskan untuk menelpon Zayn."Halo sayang, kamu lagi sibuk?" Sapaku di telpon." Nggak, ada apa?" Tanyanya dengan singkat."Aku jenuh sayang. Mas, nanti pulang bawain aku pizza ya, tiba-tiba aku pengen banget pizza." Pintaku pada Zayn."Ya, nanti aku bawain." Jawab Zayn."Tapi aku mau nya sekarang." Pintaku"Tapi akan aku masih kerja, atau aku pesankan saja nanti biar kurir yang kirim kesana." Jelasnya"Ya udah deh, nggak usah kalau mas nggak bisa. Aku nggak maksa." Ucapku seraya menutup panggilan telefon."Ya sudah deh, aku lebih baik tidur saja." Aku pun menutup badanku dengan selimut.Saat aku hendak tertidur, tiba-tiba ada suara ketukan pintu.Tok...tok..tokAku pun langsung membuka pintu."
Saat aku memeriksa Theresia dan aku menemukan foto Zayn yang di sembunyikan di belakang tubuhnya."Apa yang akan kamu lakukan dengan foto suami saya?" Tanyaku dengan nada tinggi.Aku kesal sekali bisa-bisanya dia menyimpan foto Zayn."Ayo jawab!!!""Kenapa kamu diam?""Jangan pernah berpikir untuk macam-macam dengan suami saya, karena saya tak akan tinggal diam.""Sekarang kamu jawab, kenapa kamu mencuri foto suami saya, dan apa yang kamu lakukan di ruangan suami saya." Ucapku dengan nada tinggi dan marah.Entah kenapa, emosiku bisa tak terkontrol seperti ini, apa mungkin bawaan karena aku sedang hamil.Theresia pun mencoba kabur dengan mendorongku agar tak menghalanginya.Bruk!!!"Rania, kamu tidak apa-apa?" Tanya Zayn yang khawatir akan keadaanku.&n
Setelah beberapa saat kemudian mas Zayn beres mandi dan melihat ku yang tengah melamun."Hey, ngelamunin apa?""Nggak baik loh, ngelamun apa lagi ini udah malam gini, ayo makan udah makan kita tidur." Ucapnya sambil menyodorkan makanan padaku." Ya, mas." Jawabku sambil makan makanan yang disiapkannya.Kami pun makan bersama. Setelah selesai."Ini minum vitamin nya." Ucap Mas Zayn sambil menyodorkan aku vitamin dan segelas air putih."Terimakasih ya mas, udah perhatian sekali sama aku." Ucapku sambil memeluk tangan mas Zayn."Ya aku kan, emang harus semestinya seperti ini, selama aku bisa." Jawabnya seraya mengelus rambutku."Nak lihat ayahmu baik kan, kamu nanti harus baik juga kayak ayah kamu sekarang ya, jangan kaya sifat ayahmu dulu yang dingin kaya es batu." Ucapku seraya mengelus perutku."O
Saat diperjalanan menuju ke kantor."Nanti kalau kamu capek bilang ya, jangan biarin badan kamu kecapean. Kasian nanti anak kita. Kamu nggak mau kan terjadi apa-apa dengan anak kita kalau kamu kecapean." Jelas Zayn padaku.Aku pun mengangguk seraya tersenyum."Sebelum ke kantor kamu mau mampir dulu nggak kemana gitu atau mau cari makanan buat ngemil di kantor. Biasanya kan ibu hamil bawaannya lapar terus." Tanya Zayn seraya fokus mengemudi."Emang boleh gitu, kerja sambil makan? Bukannya dulu kamu suka marah kalau liat pegawai yang santai-santai." Tanyaku seraya menoleh ke arahnya."Memang nggak boleh, tapi kamu kan bukan pegawai ku, kamu istriku yang membantu suaminya. Lagian aku nggak mau kalau sampai anakku kelaparan di dalam perut kamu." Jawabnya seraya mengelus perutku dengan tangan kirinya karena tangan kanannya memegang kemudi."Oh, jadi Mas cuma perha
Setelah mendapat pesan dari Anita aku pun pergi ke ruangan kerja Zayn.Tok...tok...tok…"Masuk!" Perintah Zayn."Bapak memanggil saya?" Tanyaku."Iya, masuk!" Perintah Zayn, aku pun langsung masuk ke ruangan."Kamu kenapa? Tadi kata Anita, kamu buru-buru gitu ke toilet?" Tanya Zayn."Gapapa, cuma tadi tiba-tiba mual gitu." Jawabku dengan santai."Apa? Apa kamu sakit perut, atau kamu salah makan? Tadi kamu makan apa aja? Tunggu-tunggu kamu nggak makan sembarangan kan?" Tanya Zayn yang tanpa henti bertanya terus menerus."Maaf, bisa tanyanya pelan-pelan nggak?""Mas, tenang aja. Aku nggak apa-apa, ini normal kok bagi wanita yang sedang hamil muda, terus aku kan tadi makan nya bareng sama mas dan ayah ibu, kita kan makan sama-sama dan makanan nya pun sama kaya yang mas makan."
Pov ZaynSaat Rania keluar dari ruangan ku tiba-tiba ada telpon dari kantor polisi.Kring ...kring...kring…"Ya halo." Sapa ku"Pak, saya dari kantor polisi, ingin memberikan informasi tentang kasus yang terjadi kemarin di kantor bapak. Apakah bapak bisa ke kantor polisi sekarang?" Tanya polisi."Baik pak, saya segera kesana." Jawabku.Aku langsung pergi ke kantor polisi dan aku sengaja tak memberitahu Rania, aku takut dia khawatir dan kepikiran kejadian kemarin.Aku pergi tanpa menoleh ke arahnya. Saat aku sedang di dalam mobil tiba-tiba ada pesan masuk dan aku yakin itu dari Rania.Aku sengaja tak membuka pesan itu. Aku pikir aku akan menjelaskan nya langsung.Saat aku sampai di kantor polisi. Ternyata ada berita yang mengejutkan."Selamat siang pak Zayn."
POV RaniaAku segera menyiapkan bahan-bahan untuk meeting hari ini."Oke, aku baca dulu berkasnya, lalu aku salin dan rumuskan untuk bahan meeting sekarang." Ucapku sambil membaca berkas yang diberikan Zayn tadi.Saat aku membuka berkasnya, lalu tiba-tiba ada halaman berkas yang terjatuh."Kok, ini terlepas ya, oke aku coba baca yang ini dan isinya…" mataku terbelalak saat melihat isi dari selembar berkas itu."Apa ini maksudnya? Ini…" tanyaku dengan heran saat melihatnya.Aku pun langsung bergegas ke ruangan Zayn untuk memberikan selembar berkas yang terjatuh tadi."Mas, coba liat ini? Mas mengerti berkas apa ini?" Tanyaku pada Zayn, seraya memberikan selembar kertas itu."Ini… kamu dapat dari mana?" Tanya Zayn."Aku tadi lagi memeriksa dan membaca berkas-berkas yang ma