Share

Bab VII: Giriwarsa

Sepasang bola mata berwarna kecokelatan itu menatap halaman buku satu per satu yang sedang dipegangnya. Sambil membaca buku, jemarinya mengetuk tombol kibor laptop. Di layar laptopnya, tertera sebuah nama kota di belahan Antapura yang lain dan masih asing baginya.

Giriwarsa. Lema belum pernah sekalipun berkunjung ke kota ini. Pikirnya, yang namanya kota, pasti kehidupan di sana sudah maju. Sedangkan Luhung bilang kota ini termasuk daerah yang agak terpencil. Tentu saja hal itu memancing Lema untuk ingin tahu lebih lanjut mengenai Giriwarsa. Lema pun menelusuri informasi mengenai Giriwarsa di laptopnya melalui mesin pencari.

Mesin pencari yang ada di layar laptop menampilkan beberapa situs yang berkaitan dengan kata kunci Giriwarsa. Beberapa situs yang muncul itu seperti, Sepuluh Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Giriwarsa, Begini Indahnya Penampakan di Atas Gunung Jatarupa Giriwarsa, serta Hutan Pinus yang Masih Lestari di Giriwarsa.

Kenapa kebanyakan situs yang muncul berkaitan dengan tempat wisata di Giriwarsa? batin Lema.

Melihat hasil pencarian yang kurang memuaskan, Lema pun mengganti kata kuncinya dengan mengetik SMP Kalpasastra Giriwarsa. Barangkali dengan menyebutkan kata kunci secara gamblang seperti ini, selain mendapat informasi mengenai Giriwarsa, Lema juga dapat mengetahui tempat penginapan terdekat dari sana. Seperti peribahasa yang berbunyi, Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.

Setelah mengganti kata kunci di mesin pencarian, layar monitor itu kini menampilkan berbagai situs yang berkaitan dengan SMP Kalpasastra Giriwarsa. Namun, mesin pencarian itu lebih banyak memunculkan beberapa situs resmi pemerintah yang menampilkan informasi mengenai berbagai sekolah negeri di Antapura, bukan Giriwarsa. Sangat lama Lema menekan pointer, menggeser hingga ke bawah, bahkan menelusuri hingga ke halaman selanjutnya untuk mencari informasi mengenai SMP Kalpasastra Giriwarsa. Selang beberapa lama hingga ke halaman sepuluh di mesin pencarian, Lema menemukan sebuah situs blog yang berjudul, Pengalamanku tinggal di Giriwarsa.

Pada awal paragraf, kiriman situs blog itu menceritakan tentang pemandangan di Giriwarsa yang indah, sejuk, dan masih kental dengan suasana pedesaan. Diceritakan pula berbagai macam tempat wisata yang ada di Giriwarsa. Paragraf-paragraf selanjutnya barulah menceritakan pengalaman si empunya blog yang bersekolah di SMP Kalpasastra.

Seperti sekolah negeri pada umumnya, untuk bisa bersekolah di SMP Kalpasastra, calon siswa dapat menempuh dua jalur, jalur prestasi dan jalur tes. Jalur prestasi ditempuh untuk calon siswa yang memiliki nilai rapor tinggi atau bisa juga dengan menunjukkan sertifikat menang lomba tingkat provinsi. Sedangkan jalur tes berisi serangkaian tes yang harus dilalui oleh calon siswa. Jika lulus hingga tahap terakhir, pendaftar tersebut resmi menyandang status sebagai siswa SMP Kalpasastra.

Penulis blog tersebut menceritakan bahwa dirinya memasuki SMP Kalpasastra melalui jalur prestasi. Saat ini, penulis blog duduk di bangku kelas 9. Sangat detail cerita yang ditulisnya, mulai dari pengalamannya menemukan kakak kelas tambatan hati yang kini telah lulus, sewaktu teman-temannya yang menjahilinya di hari ulang tahunnya, bahkan ketika ia bercerita sempat menangis tersedu-sedu karena tidak ingin berpisah dari teman-teman dan wali kelasnya.

Setelah menceritakan pengalaman-pengalaman menyenangkan itu di postingan blognya, penulis kemudian menceritakan ada pula beberapa pengalaman ganjil menurutnya. Salah satunya adalah mengenai adik kelasnya. Belum sempat Lema membaca lebih lanjut, postingan blog tersebut, laptopnya mati.

Yassalam, bisa-bisanya keenakan baca sampai lupa charge laptop, gerutu Lema.

Lema membuka resleting ranselnya dan mencari charger laptop di dalamnya. Setelah charger laptop itu ditemukan, Lema mencolok kabel charger itu ke stopkontak. Belum sempat Lema menyalakan kembali laptopnya untuk kembali membaca postingan blog mengenai Giriwarsa, terdengar suara ketukan pintu beberapa kali dari luar. Lema pun refleks berjalan untuk membuka pintu tersebut.

"Oi, Lema. Lagi sibuk?" Rupanya, Luhung yang mengetuk pintu.

"Hmm, lagi santai aja sih. Ada apa, Bang?"

"Nanti, kita istirahat siang di Kantin Puspadana, yuk. Sambil ngobrolin buat Petitur. Si Gendhis katanya dapat beberapa info tentang DR. Mirah juga dapat rekomendasi beberapa tempat kos yang dekat dari SMP Kalpasastra."

"Oh, boleh, Bang. Btw, nanti gue ke ruangan lu ya, Bang, biar sekalian bareng ke sana. Gue belum eksplor tempat-tempat di sini ada apa aja."

"Oh iya, betul juga. Gue berasa lu teman lama gue, sampai lupa kalau lu masih baru di sini." Luhung menepuk-nepuk pundak Lema.

"Ada-ada aja lu, Bang. Muka gue muka anak lama ya? Atau kelihatan tua?" Lema tertawa.

"Enggak dong, santai aja. Gue suka gitu soalnya kalau sama orang, agak blak-blakan." Luhung melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. "Eh iya, sebentar lagi istirahat nih."

Lema refleks mengikuti gerak Luhung, melihat jam tangan di tangan kanannya.

"Wah iya, cepat juga. Oke Bang, gue siap-siap beresin barang-barang ya. Nanti gue ke ruangan lu."

"Alright, dude. Gue balik ke ruangan gue ya. See you there!"

Luhung kembali berjalan ke ruangannya. Lema pun menutup pintu dan berjalan menghampiri meje kerjanya.

Ini kalau ditaruh di sini aja, aman kan ya? Enggak akan dicuri? Lema membatin sambil celingak-celinguk.

Ah sudahlah, bismillah aja. Lema pun membiarkan laptopnya di meja dan merapikan posisi tasnya di kursi. Setelah semua dirasa beres, Lema pun bergegas berjalan keluar ke arah ruang kerja Luhung.

Ruang kerja Luhung terletak berdekatan dengan lift. Di perjalanan menuju ruang kerja Luhung, sesekali, Lema melihat kiri-kanan yang merupakan sederetan ruang kerja peneliti.

Wah, baru sadar, ternyata di tiap pintu ruang kerja ada nama divisi penelitinya. Berarti ruang kerjaku juga begitu, ya?

Lema berjalan santai sambil asyik mengamati tiap ruangan dan berbicara dalam hati.

Oh, ada papan nama juga toh, di samping kanan pintu? Walah, aku ke mana aja.

Lema masih asyik mengamati dan mengomentari satu per satu ruang kerja yang ada di kanan kirinya. Tak lama kemudian, sampailah Lema di ruang kerja Luhung.

Tok tok tok ....

Lema mengetuk pintu.

"Masuk!"

Terdengar suara dari luar ruang kerja Luhung.

"Yo, Bang!" Lema masuk ke dalam ruang kerja Luhung.

"Oi, Lema. Gue mau hubungi yang lain dulu ya. Lu duduk aja di sini." Luhung mempersilakan Lema untuk duduk di kursi. Kini, posisi Lema berhadapan dengan Luhung. Lema asyik mengamati sekeliling ruang kerja Luhung sementara Luhung sibuk dengan ponselnya, menelepon yang lain satu per satu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status