Peraturan nomor sembilan sekolah lembah langi yaitu 'Berpakaian sesuai apa yang sudah disediakan disetiap lemari kamar murid'
Aku berpikir lemari ini ajaib karena kata Pangeran pertama, setiap hari hanfu yang ada didalam lemari akan berubah dan ukurannya akan sesuai tubuh kita.
Dikamar ini juga tersedia bak khusus yang terbuat dari anyaman bambu. Jadi, setelah selesai memakai hanfu untuk kegiatan sekolah. Kita dapat meletakkan hanfu tersebut kedalam bak yang ada disebelah kiri lemari agar dicuci oleh pelayan khusus.
Pelayan khusus ini tidak mengambil semua hanfu kotor murid dari rumah ke rumah. Jadi, ia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk mengambil, mencuci, dan mengembalikan hanfu tersebut ke lemari pemiliknya.
Sekarang dilemariku hanya ada tiga gaun hanfu polos tak bermotif dengan warna biru muda, merah muda, dan abu-abu lalu semua gaun ini dilapisi renda putih panjang dengan lengan yang longgar, selain hanfu didalam lemari ini juga terdapat sepatu putih dua pasang.
Aku memilih hanfu abu-abu, sekarang aku tidak memakai cadar karena peraturan alam langit tidak boleh bercadar seperti sosok misterius.
Saat aku keluar dari kamar terlihat para Pangeran dan wajah es sedang duduk bersama diruang baca sambil mengobrol "Song Lan pasti kau memiliki pedang?" tanya Pangeran ketiga.
Aku berjalan ke arah mereka lalu duduk diantara Pangeran pertama dan Pangeran ketiga. Kenapa mereka semua memakai hanfu abu-abu? Apa mereka janjian?
"Punya, kenapa?" tanya Song Lan.
"Baiklah. Aku akan memberitahu jalan menuju sekolah ," ucap Pangeran ketiga.
"Atur saja."
"Kalian mengapa pakai warna abu-abu semua?" tanyaku.
Pangeran kedua hanya tersenyum kepadaku dan aku juga membalasnya dengan senyum "Apakah kau tega Zhang Li? Melihat aku memakai warna merah muda pasti akan mencemari ketampananku ," ucap Pangeran ketiga.
Kakak beradik ternyata sama-sama memiliki kepercayaan diri yang luar biasa, dasar Pangeran!
Pangeran pertama berdecak 'Ckckck' dan langsung berjalan keluar rumah "Ayo berangkat, sudah hampir waktunya makan siang. Kita harus datang lebih awal agar dapat memilih tempat yang nyaman untuk makan ," ucap Pangeran pertama sambil memakai sepatunya.
Kami berempat langsung menyusul ke halaman rumah "Hei, Song Lan keluarkan pedangmu untuk transportasi ke sekolah."
Saat Pangeran ketiga sedang sibuk mengajari Song Lan, aku bingung akan ngobrol dengan siapa.
Lagi pula aku tidak punya pedang untuk transportasi seperti mereka.
Aku hanya menunggu salah satu dari mereka memberi tumpangan kepadaku "Zhang Li..." Panggil Pangeran pertama dan kedua secara bersamaan "Ada apa memanggilku?" tanyaku sambil menatap mereka berdua secara bergantian.
"Apakah kau ingin naik pedangku?" tanya Pangeran kedua sambil tersenyum ramah.
Saat aku ingin menjawab, Pangeran pertama langsung menarik tanganku sampai aku berada disampingnya "Dia harus bersamaku karena aku mendapat tugas dari Paman Ji Dan untuk menjaganya."
Pangeran pertama tidak melepaskan genggaman tangannya, saat ia berjalan aku terpaksa mengikuti langkah kakinya "Maaf ya Pangeran kedua ," ucapku sambil menoleh ke arah Pangeran kedua.
"Bukannya Paman sibuk?" tanyaku.
Kok dia bilang mendapat tugas menjagaku? Padahal Guru bilang sedang sibuk. Jadi, aku harus berlatih bersama Pangeran pertama atau para Pangeran.
"Memang, tapi Paman menyuruhku menjagamu disaat ia sibuk ," ucap Pangeran pertama. Aku hanya mengangguk.
Dengan sekali jentikkan jari saja, kami langsung berada diatas pedang yang terbang diawan-awan, Pangeran pertama berada didepanku sambil menggenggam tangan kananku.
Terlihat jelas dari sini setiap rumah kayu yang mengapung diatas batu membentuk barisan yang indah dan dilindungi oleh sebuah perisai air. Beberapa murid lain juga terbang memakai pedang kearah yang sama dengan kami. Kapan aku memiliki pedang sendiri, aku ingin terbang seperti mereka.
Saat sudah melintasi pintu gerbang perisai emas terdapat sungai yang sangat jernih dibawah kami sehingga kami bisa melihat banyak ikan yang hidup disana "Pangeran pertama sungai ini untuk memancing ikan? Ikannya sangat banyak."
"Gadis bodoh, sungai ini untuk belajar bukan memancing ."
Hah?
Apa yang akan dibahas tentang sungai?
Oh mungkin untuk belajar berenang.
Kami mendarat tepat dipintu gerbang utama sekolah lalu berjalan melewati lapangan utama setelah itu menaiki tangga, berjalan ke arah kanan sampai menemukan ruangan bertuliskan 'Kantin'
"Ramai, bagaimana ini?" tanyaku.
"Ambilah makanan dahulu Song Lan dan Zhang Li, kami akan menyusul."
"Baiklah."
Aku masih kesal dengan Song Lan. Jadi, aku tidak ingin berbicara dengannya.
Antrian mengambil makanan cukup lama, membosankan "Zhang Li!" Panggil Song Lan dari sebelah kananku.
"Tidak dengar."
"Kau menjawabnya, apakah kau bodoh?" tanyanya dengan wajah sinis.
"Kau menyebalkan!"
"Maaf."
Setelah itu ia langsung mengambil nampan kayu untuk menaruh makanan diatasnya.
Dasar aneh setelah bilang maaf lalu pergi begit... "Hei apakah kau akan melamun terus? Cepatlah ambil makananmu. Dasar wanita tidak jelas ," sentak seorang lelaki yang sedang berdiri tepat dibelakangku.
"Maaf."
Aku tidak ingin melihat wajahnya pasti dia lebih jahat dari Pangeran pertama, aku langsung secepat mungkin mengambil makanan karena Song Lan sudah pergi mendahului aku. Saat aku membalikan badan, aku berjalan menunduk agar tidak melihat wajah jelek lelaki jahat itu.
Ia malah menghambat jalanku dengan tubuhnya "Apakah kau tidak punya mata? Jalanlah kearah lain, aku tak bisa mengantri."
"Hei Zhuan Qi cepat ambil makananmu. Jangan menghambat antrian ini ," ucap seorang murid gadis.
Oh lelaki jahat ini bernama Zhuan Qi.
"Diam kau Da Liu ," sentak Zhuan Qi.
Murid wanita ini langsung mendahului barisan Zhuan Qi dan lelaki itu langsung membantingnya ke lantai dan ingin menghantam wajahnya "JANGAN! Teriakku dengan lantang. Tiba-tiba ada cahaya berwarna emas ntah dari mana, tapi ia langsung mementalkan tubuh Zhuan Qi sampai diambang pintu masuk kantin.
Cahaya ini mengapa seperti waktu aku dicekik Pangeran pertama?
Pangeran pertama, kedua, ketiga, dan Song Lan langsung muncul dihadapanku membuat aku kaget. Untung saja makananku yang akan tumpah langsung ditahan oleh Pangeran ketiga "Terimakasih."
"Nona, apakah kau baik-baik saja?" tanya Pangeran kedua kepada gadis bernama Da Liu itu sambil membantunya berdiri.
"Song Lan, bisa bantu aku sebentar?" tanyaku.
"Apa?" ia bertanya kembali sambil menatap mataku.
"Pegang nampanku sebentar."
Aku langsung cepat-cepat memberikan kepadanya dan berbicara kepada Da Liu "Maaf ya, Da Liu."
"Tidak, Zhuan Qi saja yang bodoh."
Belum saja aku membalas ucapan Da Liu, Zhuan Qi menggunakan kekuatan spiritualnya untuk menarik tubuhku kearahnya. Pangeran pertama langsung memotong kekuatan itu dengan pedang dan memeluk tubuhku. Dalam sekejap aku langsung menjauh dari lelaki itu.
Pangeran ketiga, kedua dan Song Lan menghampiri kami "Ini makananmu, kau melanggar janjimu."
Janji apa? Aneh Song Lan...
Aku makan sambil berpikir aku pernah janji apa kepadanya, oh janji tidak merepotkan Song Lan hahaha dia masih mengingatnya.
"Ada apa Zhang Li kau tertawa?" tanya Pangeran ketiga.
"Aku kira Song Lan akan melupakan janjiku, tapi ternyata tidak."
Para Pangeran tertawa dan Song Lan juga, tapi kenapa Pangeran pertama seperti orang melamun? Kami sudah selesai makan tinggal menunggu Song Lan menghabiskan makanannya "Jika kalian sudah selesai langsung ke arena ujian ya, aku akan menyusul."
Pangeran pertama langsung pergi berjalan keluar kantin, aku mencoba mengejarnya "Ada apa kau mengikutiku?" tanya Pangeran pertama tetap berjalan tidak menungguku.
"Kau kenapa Pangeran?" tanyaku.
"Tidak ada apa-apa."
Aku coba melesat tepat dihadapannya, tapi ia malah menabrakku hingga terjatuh....
Kok gak jatuh?
Saat aku membuka mata ternyata Pangeran pertama menangkap tubuhku "Gadis bodoh, kau sangat ceroboh."
Aku langsung berdiri tegap lagi dan menahan tangan Pangeran pertama agar tidak berjalan lagi "Kenapa?" tanyaku.
"Tidak ada apa-apa, sudah sana ke arena untuk melakukan ujian."
"Berjanjilah untuk mengantarku dan saat pulang kau akan menceritakan semua kepadaku ," ucapku sambil memainkan jari kelingkingku tepat di depan wajahnya.
"Baiklah, tapi kau harus mencapai tingkat diatas 25 aku akan menceritakannya kepadamu."
"Baiklah! Janji."
Kami akhirnya melakukan janji kelingking lalu Pangeran pertama membawaku berjalan ke arah arena ujian.
Arena ujian ini ternyata tumpukan batu berbentuk kotak, mungkin 3 tumpuk batu karena ada 3 anak tangga dari 4 arah berbeda. Letak arena ini berada ditengah lapangan luas lalu terlihat Guru Lao Gao dan Guru Ru Ru terbang diatas pedang mengarahkan kami para murid berbaris disamping arena.
"Jadi pada siang hari ini, kita akan melakukan ujian pedang dan kekuatan spiritual."
Guru Ru Ru melemparkan satu papan kayu berukuran kecil kearah langit. Seketika menjadi banyak papan kayu berterbangan dilangit "Dipapan kayu ini sudah tertulis nama kalian sesuai jumlah murid saat ini yaitu 250 nama murid. Saya akan membagi papan nama murid yang akan bertanding dengan kalian, pembagian ini sesuai umur kekuatan spiritual yang kalian miliki. Jadi, ujian ini cukup mudah hanya dengan membuatnya berkata menyerah atau keluar dari arena maka kalian akan menang."
Oh berarti aku harus membuatnya jatuh dari kotak arena itu, baiklah. Semoga musuhku tidak terlalu tangguh.
Saat sudah selesai dibagikan aku tidak ingin melihat lawanku siapa "Kita bertemu Kakak kedua ," ucap Pangeran ketiga sambil tertawa bersama Pangeran kedua.
"Song Lan, kau bertemu siapa?" tanyaku.
"Sudah pasti bukan Zhang Li!" ucap Song Lan dengan tertawa puas menghinaku.
Syukurlah aku tidak bertemu Song Lan didalam arena. Aku juga tidak mungkin bertemu Pangeran pertama, sudahlah aku buka saja...
Kok dia???
Ah dia terlalu kasar untukku, bahkan roh iblis kalah jahatnya!
Sebelum ujian dimulai Guru Lao Gao mengingatkan kami agar bersikap dewasa "Hanya diarena ujian kalian menjadi musuh. Saat keluar dari arena kalian harus tetap menjadi teman baik. Jika ada yang bertengkar diluar arena maka saya akan mengeluarkan kalian dari sekolah ini ," ucap Guru Lao Gao dengan sangat tegas. Langsung dikeluarkan? Sungguh kejam sekali peraturan sekolah disini, tidak seperti alam bunga. "Baiklah untuk ujian saat ini, para murid hanya boleh menggunakan pedang dan kekuatan spiritual. Jika melanggar aturan kalian tidak akan mendapatkan point ," ucap Guru Ru Ru dengan tersenyum manis. Kami para murid berdiri melingkari arena tersebut agar melihat dengan jelas gerak-gerik murid yang sedang bertanding, kedua Guru tadi terbang dengan pedang menuju atas tengah arena "Baiklah, siapa yang ingin bertanding untuk pertama kali?" tanya guru Ru Ru dengan teriakan semangat.
Sudah pasti menang Pangeran ketiga karena dia Dewa Perang, tapi kalau Pangeran ketiga mengalah agar membiarkan kakaknya menang pasti Pangeran kedua menang. "Aku pilih Pangeran kedua." "Baiklah aku memilih Pangeran ketiga kalau begitu." "Kenapa kau bodoh sekali?" tanya Pangeran pertama kepadaku dengan nada kasar lalu Song Lan hanya tertawa melihat aku dimarahi Pangeran. Apakah aku salah lagi? Huhh! "Pangeran ketiga tidak akan menang karena ia itu Dewa Perang sudah banyak menang, pasti ia akan mengalah dalam arena ujian peringkat ini. Lagian untuk apa juga dia berniat mengalahkan kakaknya ," ucapku dengan meyakinkan Pangeran pertama. Pemikiran anak ini dewasa juga, adik ketiga apakah kau berniat kalah dari kakak kedua? Zhang Li terlalu meremehkan kekuatanku, belum saja aku ceritakan kepadanya bagaimana caraku me
Ah kenapa lagi - lagi aku terbangun pada malam hari karena lapar, bukannya pagi saja. Sungguh menyebalkan "Krukk..krukk..." Suara itu ternyata berasal dari perutku. Bagaimana ini? Sepertinya rakyat didalam perutku sudah sangat kelaparan. Kantin pasti sudah tutup, tidak mungkin juga aku ke rumah Guru karena disana dijaga ketat oleh para prajurit dan aku juga takut ketahuan Guru. Sebaiknya aku cari Pangeran pertama terlebih dahulu, mungkin dia bisa seperti waktu itu memunculkan kue mochi ditangannya secara tiba-tiba. Saat aku keluar kamar terlihat Song Lan sedang meminum arak dan bersantai diruang belajar "Seingatku sekolah lembah langit tidak boleh minum arak, tapi kenapa ia melanggarnya? Ah tidak pedulilah! Urusan dia dengan Guru." Aku mengetuk pintu kamar Pangeran pertama, tapi tidak ada jawaban. Apakah ia pergi? Sepertinya.
Saat aku keluar dari kedai terlihat seorang wanita muda sangat cantik memakai gaun hanfu berwarna merah polos lalu ia memakai perhiasan cukup elegan, tapi ternyata ia hanya memiliki 7 ekor rubah. "Sepertinya aku lebih cantik darimu Nona hahaha ," ucap rubah tua itu dengan tertawa sangat puas. Kenapa jadi muda? Padahal tadi terdengar seperti suara wanita tua, sungguh sangat percaya diri sekali. Bahwa dirinya masih awet mudah! Tak lama Pangeran ketiga dan Wuxian pengawal pribadinya muncul dengan beberapa prajurit alam langit menaiki awan-awan "Zhang Li, ini urusan kami. Biar kami saja yang mengurus rubah ini ," ucap Pangeran ketiga yang langsung berdiri disebelahku. "Baiklah." "Aku rubah ungu keturunan keempat yang sudah ribuan tahun mengikuti ajaran raja iblis. Aku akan membuktikan kehebatan ajaran kami hahaha, kau tidak akan mampu m
Apakah menurunkan hujan dialam langit tidak boleh? Padahal dialam bunga aku sering membuat hujan bunga Lily untuk menghibur teman periku, tapi Pangeran kedua juga melihat bukan aku pelakunya. Apa aku akan tetap terkena hukuman? Dewi Hujan dan lelaki itu membawaku menghadap Kaisar lalu memberi salam, apakah aku juga harus memberi salam? Ah sepertinya harus "Apakah gadis ini pelakunya?" tanya Kaisar. "Sumber hujan terjadi didekat kolam air suci Kaisar dan saat kami sampai disana untuk bertanya kepada para Pangeran, terlihat gadis ini baru saja selesai berlatih jurus air." Sungguh enak menjadi Dewa dan Dewi karena bisa melihat kejadian yang sudah terjadi pada seseorang dengan mudah. "Apakah kau mempunyai bukti Dewa Halilintar? Karena aku melihat sendiri bahwa gadis ini tidak sehebat apa yang kau katakan ," ucap Pangeran pertama sambil berjalan ke arahku setelah itu ia memberi salam kepada Kaisar
"Baiklah karena sudah jelas, Dewi Phoenix Air tidak pantas untuk tetap menjadi Dewi. Ia harus dihukum dan keluar dari Alam Langit ," ucap Kaisar dengan tegas.Seorang Dewa memberi salam lalu bersujud memohon kepada Kaisar agar tidak mengusirnya dari Alam Langit "Dewa Phoenix 5 Elemen maafkan aku, meskipun kau penasehatku. Aku tidak bisa memutuskan sendiri karena ia juga menyakiti gadis yang membela kebenaran didepan kami semua dengan nyawanya.""Nona, bisakah kau mengampuni adikku?" tanyanya kepadaku.Kenapa adiknya sangat berbeda dari kakaknya? Padahal kakaknya seorang penasihat Kaisar, sayang sekali."Bagaimana ya, ia terlalu jahat menindas yang lemah aku tidak menyukainya, tapi kau kakaknya sungguh baik. Baiklah tarik semua kekuatannya dan bentuk dewanya agar ia tidak berbuat jahat lagi.""Lebih baik aku mati!" Teriak Dewi Phoenix Air kepadaku."Diamlah ad
Aku harus bangun lebih pagi dari para Pangeran agar bisa membuat bunga Lily putih untuk mandi. Meskipun aku masih mengantuk, tapi aku harus semangat karena setelah beberapa hari pasti aku akan terbiasa dengan aktivitas ini.Kau harus semangat Zhang Li!Aku sudah menyiapkan handuk saat mau keluar dari kamar lalu mengambil nampan untuk wadah bunga Lily putih, aku duduk bersila diruang membaca dan mulai memejamkan mata setelah itu mengarahkan kekuatan spiritualku secara perlahan kearah nampan untuk membuat bunga Lily putih."Kau bangun pagi sekali Zhang Li," Sapa seseorang, ah pasti para pangeran atau Song Lan. Aku masih belum cukup hapal suara teman sekamarku!Saat aku sedikit mengintip dengan sebelah mataku, ternyata Pangeran kedua sedang duduk bersila dihadapanku dan menatapku.Nampan ini masih juga belum terisi penuh oleh bunga Lily putih, huhh! Ternyata susah sekali.&nb
Saat aku lihat bola spiritual ini mengeluarkan dua cahaya berbeda, seperti setengah berwarna emas dan setengah putih kebiruan. Sepertinya gabungan dua kekuatan spiritual Dewa, tapi siapa yang memiliki kekuatan berwarna emas seperti milikku. Apakah Kaisar? Apa Guru Ru Ru? Ah tidak penting. Intinya aku harus berkerja sama dengan orang yang memiliki kekuatan putih kebiruan karena aku memiliki kekuatan spiritual berwarna emas."Pangeran pertama, dikelompok kita siapa yang memiliki kekuatan spiritual berwarna emas?" tanyaku dengan nada berbisik."Kekuatan spiritual berwarna emas hanya dimiliki oleh Kaisar, mengapa kau bertanya begitu? Bola spiritual ini hanya berisi kekuatan spiritual Guru yaitu putih kebiruan."Ia tidak melihat warna emas?Aku coba bertanya kepada Pangeran kedua & ketiga serta Song Lan, tapi jawaban mereka sama seperti Pangeran pertama.Ada apa dengan mataku? Tidak mungkin aku salah melihat cahaya emas ini, bahkan sampai detik ini