Pagi hari,Amala terkejut ketika mendengar seperti ada suara air. Mirip seperti air hujan atau seperti orang yang sedang mandi.Kemudian dia bangun dengan perlahan, merasakan kepalanya seperti ingin pecah karena sangat sakit. Lalu Amala bangun dengan wajah kusutnya."Jam berapa sekarang?" dia bergumam sendiri."Glen?" Amala memanggil putranya, lalu perlahan melihat sekeliling Dia tiba-tiba terkejut karena menyadari bahwa ini bukanlah di kamarnya lalu dia melihat dengan teliti. Sebuah lampu gantung yang indah, perabotan yang serba mahal pas terlihat dalam ruangan yang mewah itu.Amala langsung melompat dengan rasa takut. Dia mendekap mulutnya sendiri dengan tangan, saat menyadari bahwa dirinya sudah polos tanpa pakaian."Aku? Apa yang terjadi? Astaga!" Amala kemudian mendengar suara dari dalam kamar mandi, samar-samar dia bisa melihat seorang pria sedang mandi di dalam sana, meskipun itu tidak jelas tapi dia bisa memastikan jika orang yang di dalam itu adalah seorang pria yang bertubuh
Pagi ini sesuai dengan kesempatan mereka tadi malam, Killa menyuruh Amala menemui Nyonya Wilan.Mereka tiba di Perusahaan yang memiliki gedung perkantoran yang cukup megah. Saat berada di bawah gedung itu, mereka bisa melihat keatas. Gedung ini memang menjulang tinggi hingga membayangi gedung gedung di sekitarnya.Namun di sebelahnya ada gedung yang lebih tinggi, itu adalah Perusahaan Knight yang ternama, tapi telah berganti nama menjadi Anderson sejak lima tahun yang lalu.Hati Amala sakit luar biasa saat menatap itu, tetapi dia mencoba untuk tegar dan kembali yakin jika suatu saat dia bisa mengembalikan nama keluarga Knight di atas gedung itu lagi.Saat Amala membawa Glen masuk, rupanya Killa Wang sudah menunggu disana dan segera menyapa mereka."Nona Amala, selamat pagi.""Nona Wang. Selamat pagi juga." Glen yang duluan menjawab dengan penuh semangat.Killa Wang menyentuh kepala Glen dan memberi pujian, "Ya ampun! Kamu sangat tampan sekali Glen." setelah puas menusuk pipi Glen, Kill
Mendengar Nona Wang mengatakan jika Pria bernama Nathan Alazka itu masih Single, Glen tersenyum senang. 'Dia benar-benar harus menjadi Ayahku.' Glen sudah bertekad dalam hati. Tapi, menurut Nona Wang, Nathan Alazka adalah Pria paling tampan dan kaya di kota ini. Apakah dia akan bersedia menjadi ayahnya?"Kamu kenapa, Glen?" Killa bertanya pada Glen karena melihat ekspresi lain pada wajahnya."Ah, tidak mengapa. Mungkin aku hanya mengantuk." Glen kemudian menguap."Nona Wang, apa kamu tahu dimana Perusahaan Nathan Alazka ini?" Glen bertanya."Tentu saja. Ada diujung jalan ini. Gedung paling tinggi dan paling megah di kota ini."Glen tercengang, pikirannya langsung melayang, memikirkan jika pria itu benar-benar harus menjadi Ayahnya. Tetapi bagaimana caranya?Kemudian dia meminta untuk tidur. Killa Wang mengantar Glen ke kamar anak yang telah disedia perusahaan."Nona Wang, sepertinya aku benar-benar mengantuk, Nona Wang pergi saja." ucap Glen saat sudah tiba di dalam.Killa Wang mengge
'Tes DNA?'Nathan mengangkat alisnya saat mendengar perkataan Glen. Sesaat Nathan terlihat kembali termenung.Lalu Nathan berpikir, jika hanya dengan satu tes sederhana saja sudah cukup untuk mengungkap sebuah kebenaran, kenapa tidak? Nathan pun mengangguk, setuju dengan pendapat anak ini.Melihat Presdir Nathan mengangguk, Glen sangat senang. Dengan semangat dia bertanya, "Apa aku perlu mencabut rambutku untuk tes DN"Nathan melirik anak itu, melihat jika anak ini sangat cerdas untuk seusia umumnya anak-anak. Tiba-tiba hatinya tersenyum. Jika benar anak ini adalah putranya, Nathan tentu akan sangat senang."Ya. Kamu bisa mencabutnya dan meninggalkannya disini."Mendengar presdir Nathan berbicara seperti itu, Glen dengan semangat menarik beberapa helai rambutnya sendiri lalu mengemasnya kedalam tas kecil yang diberikan Nathan padanya.Selesai menata rambut yang ia tarik tadi, Glen kemudian menyerahkan tas itu pada Nathan.Nathan menerima, lalu melakukan hal yang sama seperti yang Glen
Setelah kepergian Amala, Killa Wang membereskan bekas sarapan, sambil menunggu Glen yang sedang kembali ke kamarnya.Tidak lama setelah itu, Glen menghampiri Killa yang sudah selesai dan mengajak Killa Wang untuk bermain game saja. Killa Wang setuju dan pergi ke ruang tengah bersama Glen.Sementara itu di sisi lain.Nathan Alazka punya banyak pikiran, dia sedang memikirkan wanita yang ia tiduri beberapa malam yang lalu. Dia tidak bisa melupakannya. Entah mengapa, aroma tubuh wanita itu, dan semua yang ia sentuh dari wanita itu, mengingatkan dia pada malam enam tahun yang lalu. Dia ingin segera menemukan wanita itu, tapi hingga sekarang, Rev belum juga memberi kabar. Lalu saat ini, dia juga terus memikirkan Glen. Dia tidak bisa berhenti memikirkan anak itu setelah pertemuan mereka kemarin.Nathan menarik nafas berat. Dua hal yang membuatnya mati penasaran sekaligus penuh pertimbangan. Anak itu atau wanita itu yang harus diutamakan?"Tidak. Dua duanya. Argh!" Nathan semakin pusing.Suar
Killa Wang masih berdiri membeku di depan pintu. Setelah beberapa saat lamanya baru dia mulai tenang.Dia terkejut bukan main saat sudah sadar sepenuhnya.Glen telah dibawa pergi! Ah bukan! Tapi ikut pergi!Harus bagaimana dia menjelaskan pada Amala tentang kejadian ini?Apalagi saat ini Amala sedang bertemu dengan klien penting. Apakah dia tidak akan mengganggu jika menelpon sekarang?Killa Wang kebingungan. Tetapi ini masalah gawat. Glen adalah putra Amala. Sudah pasti Glen adalah sangat paling penting bagi Amala. Killa Wang merasa harus memberitahu Amala secepatnya.Saat ini, Amala sudah berada di sebuah Cafe tempat yang sudah mereka pilih untuk pertemuan.Tapi Nathalie sebagai kliennya kali ini belum juga datang. Amala sudah mencoba untuk menghubungi Nathalie beberapa kali. Tapi setiap kali menelepon, hanya Asistennya yang mengangkat. Mengatakan jika Nathalie masih rapat dan meminta Amala untuk menunggu.Amala hanya bisa mendengus kesal. Kemudian mematikan panggilan. Tapi saat dia
Tadi, saat Amala mendengar suara Glen tertawa, hatinya langsung lega. Jadi dia mengetuk pintu dengan sangat semangat sambil berteriak memanggil putranya.Dia tidak tahan lagi dan mendorong pintu yang sebenarnya tidak di kunci itu. Saat pintu terbuka, dia langsung masuk tanpa menunggu disuruh. Dia bisa melihat putranya sedang tertawa bahagia diatas pangkuan seorang pria."Glen!" Amala langsung memanggil.Glen yang mendengar suara ibunya menoleh. Saat melihat ibunya sudah berdiri di depan pintu, Glen segera turun dari pangkuan Nathan dan lari menyambut ibunya.Nathan juga tidak mencegah, membiarkan putranya menyambut ibunya."Mama, kamu sudah datang?" Glen memeluk Amala dengan erat. "Glen, kamu membuat mama takut kembali." Setelah puas memeluk anaknya, Amala melepaskan pelukan mereka, lalu memeriksa tubuh Glen."Mama. Aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja," ucap Glen saat tubuhnya diputar Amala untuk diperiksa. Amala bernafas lega. Memang benar, tidak terjadi apa-apa pada Glen. Amala h
Pemberitahuan penting!Halo teman-teman, sebelumnya aku mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini ya?Pemberitahuan penting untuk para pembaca, khususnya untuk yang sudah membaca Buku Anak Jenius ini dari bab 1-13 pada tanggal 1 Oktober ini, bahwa ada perubahan plot dan tambahan bab serta konflik dari bab awal. Jadi, bagi kalian yang sudah membaca dari bab 1-13 di tanggal 1 Oktober, kalian bisa mengulang dari bab awal untuk mengetahui perubahannya agar tidak bingung saat membaca lanjutan dari buku ini.Setelah selesai di bab 13, kalian bisa loncat ke bab 19, karena bab ini yang menjadi sambungan dari bab 13. Kok bisa jadi ribet seperti ini sih Kak Any?Sebenarnya bukan ribet, ini memang murni keteledoran saya. Saat update, ada beberapa bab yang mengandung konflik, tertinggal atau terlewatkan untuk di update. Jadi mau tidak mau harus dilakukan revisi ulang lagi dan ubah beberapa plot agar bab yang tertinggal bisa di masukan. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ya kak, ins