Kak Tiger mengira benar-benar ada manusia liar dan segera melompat turun dari lantai 2.“Kalau benar-benar ada manusia liar, aku akan hasilkan banyak uang! Cepat bawa jalan!”Kak Tiger membawa sekelompok orang berjalan ke luar pagar. Namun, baru berjalan beberapa langkah, Kak Tiger tiba-tiba teringat pada kelompok Naomi dan memberi perintah, “Wanita itu milikku! Sebelum aku pulang, nggak ada yang boleh menyentuhnya!”“Baik! Kak Tiger tenang saja, kami pasti akan menjaganya dengan baik!”Setelah melirik Naomi sekali lagi, Kak Tiger baru berjalan pergi. Dia sama sekali tidak menganggap serius Caden dan anak-anak. Baginya, Caden dan anak-anak tidak lebih dari sekelompok pecundang. Meskipun mereka memiliki sedikit kemampuan, mereka juga tidak mungkin lebih hebat dari senapan.Setelah kelompok Kak Tiger pergi, Caden sekeluarga dibawa masuk ke sebuah kamar kosong. Sebelum keluar, pria yang membawa Caden sekeluarga masuk ke kamar tidak lupa mengancam, “Tunggulah di sini sampai Kak Tiger pula
Putih menjulurkan lidahnya pada Hayden, sedangkan Hayden menerjemahkan kata-kata Putih.“Kakek dan nenek buyut nggak ada di sini, tapi semua barang mereka masih ada dalam rumah. Semua rumah sudah diambil alih orang dan ada yang berjaga di dalam. Gudang dipenuhi dengan kulit dan daging berbagai macam binatang, juga ada belasan bangkai bangau hitam!”Naomi mengerutkan keningnya. Bangau hitam? Itu adalah jenis burung yang dilindungi negara. Karena kelangkaan dan sudah terancam punah, bangau hitam dilindungi seperti panda. Namun, orang-orang ini malah membunuh belasan ekor bangau hitam? Apa orang-orang ini pemburu ilegal?Namun, kakek dan nenek sudah tinggal bertahun-tahun di tempat ini. Mereka bisa disebut sebagai teman satwa liar. Kenapa mereka mengizinkan orang-orang ini membunuh begitu banyak hewan yang dilindungi negara?Tidak, kakek dan nenek tidak mungkin bisa mencegah sekelompok orang ini. Jumlah mereka sangat banyak dan mereka semua juga bersenjata. Bagaimana mungkin kakek dan nen
“Kami itu pemburu.”“Pemburu ilegal?”“Emm … iya.”“Sejak kapan kalian masuk ke gunung? Kenapa kalian bisa ke sini?”“Kami sudah lama memasuki gunung, tapi kami baru sampai di sini semalam. Kami juga nggak kebetulan menemukan tempat ini. Kami hanya ingin mencari mangsa kami saja. Kami menyadari ada makanan, ranjang, dan selimut di sini. Itulah sebabnya kami menjadikan tempat ini sebagai markas.”Caden bertanya, “Sebelumnya siapa yang tinggal di sini?”“Kami juga nggak tahu. Kami nggak bertemu pemiliknya dari semalam.”“Apa kalian tahu siapa yang tinggal di sini?”“Seharusnya sebuah keluarga. Ada banyak kamar di sini, nggak mungkin hanya ditempati seorang diri saja. Kami juga menyadari ada pakaian dan sepatu orang tua serta anak kecil di dalam kamar. Ada juga banyak setelan olahraga pria. Bos kami menduga yang tinggal di sini ada 3 generasi!”“Sepertinya kondisi keluarga ini agak miskin. Nggak sanggup untuk membeli rumah. Jadi, mereka baru pindah tinggal di pegunungan.”Caden dan anak-a
Naomi bersembunyi di ujung ruangan sembari melindungi anak-anak. Dia sungguh takut akan mengejutkan mereka. Ketika melihat pria itu berlari pergi, Naomi baru menghela napas lega. Dia bertanya pada Caden, “Apa kamu yakin dia nggak bakal sembarangan bicara?”Bagaimana kalau pria itu pergi untuk memanggil teman-temannya? Bukannya mereka akan dalam bahaya? Bagaimanapun, mereka beranggotakan banyak orang, juga bersenjata!“Jangan khawatir. Dia nggak berani.” Caden berani memastikan.Pria itu hanyalah seorang preman biasa. Dia pasti sangat mementingkan nyawanya. Asalkan dia cukup pintar, seharusnya dia tidak akan sembarangan bicara.Bagaimanapun, diancam bukanlah hal yang patut dibanggakan. Lagi pula, dia hanya diancam saja, mereka juga bukan melarikan diri.Caden berjalan ke sisi Naomi dan anak-anak. Tatapannya berubah menjadi lembut. “Sekarang Kakek dan Nenek pasti lagi ke luar, bukan ditangkap sama mereka, juga bukan dilukai sama mereka. Jadi, kamu bisa tenang.”Naomi menghela napas panj
“Jangankan mereka, meski leluhur mereka yang kemari, mereka juga nggak akan berani menguasai rumahku! Dasar sekelompok orang yang nggak tahu diri!”“Stt, sepertinya ada suara napas di dalam sana.” Wanita tua itu melihat ke sisi Caden.“Emm? Masih ada yang ketinggalan? Biar aku lihat siapa di dalam sana.”Mereka berdua berjalan ke sisi rumah. Baru saja pria tua yang kelihatan bugar itu hendak menendang pintu rumah, seorang wanita tua menghalanginya. “Jangan bertindak gegabah. Ada anak di dalam sana.”“Anak?”“Emm, suara napas sangat lemah, sepertinya ada anak kecil di salam sana. Bukan hanya 1 saja.”Setelah si pria tua mendengar, dia pun langsung kepikiran dengan Braden, Hayden, dan Jayden. “Jangan-jangan anak-anaknya Naomi? Ketiga bocah tengik itu sudah kembali?”Saat si wanita belum berbicara, si pria tua kembali berkata, “Nggak mungkin! Nggak mungkin! Naomi memang bodoh, tapi anak-anak nggak bodoh!”“Kalau mereka kembali, apa mungkin mereka akan ditangkap oleh sekelompok preman ini?
Air mata menetes dari sudut mata Naomi. Dia segera memeluk wanita tua itu. “Nenek!”Sampai saat ini, pria tua itu masih belum merespons. Dia melebarkan kedua matanya dengan bengong.Braden dan Jayden segera berlari kemari. Mereka masing-masing memeluk satu paha si pria tua. “Kakek Buyut!”Pria tua tidak berhenti mengedipkan matanya. Kemudian, dia baru menunduk untuk melihat Braden dan Jayden. Kemudian, dia melihat bocah cilik yang diangkatnya. Ternyata dia sedang mengangkat Hayden!Pria tua kembali bertukar pandang dengan Hayden. Kali ini, kedua matanya semakin terbelalak lebar lagi.Setelah hening selama beberapa saat, si pria tua pun berseru, “Astaga! Ternyata kalian benar-benar kembali! Tadi aku kira aku sudah rabun tua dan telingaku juga bermasalah!”“Dasar bocah tengik! Kalian mengagetkanku saja. Aku kira ajalku sudah dekat!”Pria tua itu mengangkat Hayden, tidak memeluknya, juga tidak melakukan gerakan yang mesra. Dia bagai membuang seekor anak ayam saja, langsung membuang Hayden
Dari atas atap yang satu ini melompat ke atap yang lain, kemudian melompat lagi ke pohon besar di belakang rumah. Tidak lama kemudian, langit pun semakin menggelap.Caden terdiam membisu. Sepertinya dia tahu Hayden mirip dengan siapa. Gerak-gerik Hayden sungguh mirip dengan kakek buyut keduanya.Padahal ada banyak orang bersenjata sedang berbaring di atas lantai rumah, mereka malah pergi begitu saja. Lapang sekali hati mereka berdua!Hanya saja, ketika melihat kecepatan pria tua itu saat menggendong Hayden, akhirnya Caden pun mengerti. Caden sendiri juga adalah ahli seni bela diri. Dia dapat melihat kemampuan si pria tua itu tidaklah biasa. Jika dia bertarung dengan Andrew, sepertinya Andrew tidak akan berhasil mengalahkannya.Seandainya Caden bertarung dengan pria tua ini, belum sampai hitungan menit, sepertinya dia akan terluka. Jika pria tua itu mengerahkan kemampuan aslinya, bisa jadi Caden akan tewas.Kening Caden berkerut. Dia menatap ke arah perginya si pria tua dan juga Hayden
Siapa dia? Dia adalah penerus dari aliran Budhem, Erha Barbara!Dalam ratusan tahun belakangan ini, sosok wanita ini cukup berotoritas di dunia kedokteran! Erha sangat mahir dalam soal memproduksi obat maupun racun! Boleh dikatakan bahwa Erha sangat legendaris dalam dunia kedokteran!Kenapa Keluarga Santana bisa memiliki kedudukan tinggi di dunia kedokteran? Semua itu karena kakeknya Salvia memiliki hubungan baik dengan wanita tua ini, juga merupakan murid terakhir dari wanita itu!Itulah sebabnya kakeknya Salvia bisa menjadi kepala dari Asosiasi Medika! Selain berkompeten, faktor lainnya juga berkat dukungan dari Erha!Mengenai cerita legendaris Erha, sepertinya meski bercerita selama setahun, ceritanya juga tidak akan selesai!Intinya, Erha bisa menghidupkan orang yang sudah mati dalam hitungan menit! Sebaliknya, dia juga bisa mematikan orang yang masih hidup!Dia meneliti obat penawar untuk menyelamatkan nyawa manusia, juga meneliti racun untuk mencelakai orang lain! Jadi, Caden per
Catherine bertanya lagi, “Bagaimana kalau anak itu jadi milikmu? Kamu akan suruh aku gugurkan atau lahirkan anak ini?”Dylan kembali mengerutkan keningnya. Dia menjawab dengan tegas, “Gugurkan!”Catherine berkata, “Apa kamu benar-benar berencana untuk lajang seumur hidup? Nggak mau menikah dan mempunyai anak?”Dylan membalas dengan dingin, “Nggak ada hubungannya sama kamu. Aku akan transfer uang sekarang.”Panggilan diakhiri. Dylan pun mengirim uang satu triliun kepada Catherine secara bertahap.Selesai mentransfer uang, Dylan mengirim pesan kepada Catherine.[ Jangan ganggu Camila! ]Saat Catherine membaca pesan itu, dia sungguh merasa kesal. Dia tidak membalas Dylan. Dia langsung mengirimkan uang satu triliun itu kepada Leon, lalu mengirim pesan kepadanya.[ Segera jalankan aksimu. Camila mesti mati mengenaskan. Aku nggak ingin melihatnya lagi! ]…Di hotel tepi pantai, Camila memesan sebuah kamar dengan pemandangan laut. Dia membungkus tubuhnya dengan luaran tebal, duduk sendirian d
Di rumah sakit, Dylan sedang berbaring di atas ranjang dengan tenang. Dia mengerutkan keningnya sembari melihat ke atas plafon. Suasana hatinya terasa tertekan.Sebelum Catherine pergi, ucapan yang dilontarkannya sewaktu di koridor terus terbayang di benak Dylan.‘Apa kamu puas sekarang? Ternyata ini janjimu padaku? Bukannya kamu berjanji akan menjagaku?’Ucapan ini bagai gunung besar saja yang menekan hatinya. Dylan merasa tertekan hingga kesulitan untuk bernapas. Dia tahu jelas bahwa Catherine bermasalah. Semua yang dialami Catherine hari ini adalah akibat dari perbuatannya! Namun, Dylan spontan menyalahkan dirinya sendiri ….Tiba-tiba Dylan menerima pesan dari Catherine. Dylan duduk di tempat, lalu membalas.[ Berapa? ]Catherine langsung membalas.[ Satu triliun. ]Dylan tidak berpikir sama sekali, lalu membuka aplikasi bank untuk mentransfer uang.Tiba-tiba Dylan kepikiran dengan Camila, Dylan pun mengetik.[ Untuk apa kamu minta uang sebanyak ini? ]Kening Catherine berkerut.[
Naomi menatap Caden beberapa saat. Dia pun mengerutkan keningnya dan berbohong. “Kamu jangan sembarangan bicara! Nggak, ah!”Memilih untuk tidak memberi tahu Caden karena masalah ini adalah privasi Camila. Ditambah lagi, Caden adalah sahabat Dylan. Naomi takut Caden akan memberi tahu rahasia itu kepada Dylan!Sebelum Camila membuat keputusan, Dylan tidak boleh mengetahui masalah ini.Meskipun Dylan boleh mengetahui masalah ini, dia juga seharusnya diberi tahu langsung oleh Camila.Caden menatap Naomi dengan berlagak tenang.Tadi sore saat membeli sepatu, Caden hanya curiga saja, sekarang dia pun telah memastikan. Camila benar-benar telah hamil! Naomi bahkan merahasiakan masalah itu dari Caden. Sudah bisa dipastikan bahwa anak itu milik Dylan!Masalah ini tergolong kabar bahagia bagi Keluarga Hermanto!Seandainya Lyana dan Kevin mengetahui masalah ini, mereka pasti akan merasa sangat gembira!Mereka berdua akan memperlakukan Camila bagai leluhur mereka!Namun, entah kabar ini adalah kab
Dylan mengerutkan sedikit keningnya. “Semua itu juga akibat dari perbuatan Catherine. Suasana hatiku nggak bagus nggak ada hubungannya sama Camila.”Naomi mengingatkannya, “Seharusnya kamu jelas sekali. Camila mencelakai Catherine untuk balas dendam juga demi kamu, Bibi Lyana, dan Paman Kevin.”Naomi tidak peduli jika Dylan tidak senang karena masalah Catherine. Hanya saja, seandainya dia menyalahkan Camila atas masalah malam ini, Naomi akan maju untuk membela sahabatnya! Atas dasar apa Dylan menyalahkan Camila?Alasan terbesar Camila bisa balas dendam terhadap Catherine juga demi Keluarga Hermanto!Dylan menyadari sesuatu. Dia pun bertanya pada Naomi, “Apa Camila sudah salah paham?”Naomi menggeleng. “Nggak.”Dylan berkata, “Aku bukan tipe orang yang nggak tahu diuntung.”Naomi membalas, “Emm, bagaimana kondisimu sekarang? Apa kamu masih merasa mual?”Dylan berkata, “Aku sudah baikan.”Naomi berucap, “Berarti resep obat itu berguna. Besok kamu minum lagi. Sehari cukup sekali saja.”Ca
Mengandung dan melahirkan anak ….Sudah lama Camila tidak pernah memikirkan topik pembicaraan ini.Waktu itu, saat memastikan hubungan dengan Leon, Camila benar-benar sangat mencintai Leon. Pada saat itu, dia pernah membayangkan akan melahirkan anak untuk Leon, melahirkan buah hati khusus mereka berdua.Namun setelah menikah, Camila bukan hanya sekali membahas topik itu dengan Leon. Setiap kali mengungkitnya, Leon akan menunjukkan sosok peduli dengannya, mengatakan tidak perlu buru-buru. Dia ingin Camila mengejar mimpinya terlebih dahulu, masalah anak bisa ditunda.Selanjutnya, Leon mengikuti ayahnya Camila untuk mengelola bisnis Keluarga Nandara. Camila pun fokus dalam dunia hiburan, berjuang demi cita-citanya.Mengenai masalah anak, sudah bertahun-tahun Camila tidak pernah memikirkannya. Dia tidak menolak untuk mengandung dan melahirkan anak, dia bahkan cukup menyukai anak-anak. Hanya saja … kedatangan anak ini terlalu mendadak dan di luar dugaan!Tidak ada perasaan di antara Camila
Setelah berpikir sejenak, Camila menjelaskan, “Aku peduli karena aku menganggap dia sebagai temanku, nggak ada hubungannya dengan suka.”Naomi memastikan. “Apa benar kamu nggak suka sama dia?”Camila mengangguk. “Benar-benar nggak suka! Aku merasa agak penat. Kalau dia nggak izinkan aku buat beri pelajaran sama Catherine, kenapa dia nggak bilang dari awal? Sekarang setelah terjadi, dia malah merasa sebal.”Naomi berkata di posisi netral, “Seharusnya dia bukan sebal sama kamu. Suasana hatinya lagi nggak bagus. Kamu tahu sendiri, dia punya hubungan dengan Catherine. Sekarang Catherine terluka, maklum kalau suasana hatinya nggak bagus.”Singkat kata, Dylan merasa tidak senang malam ini karena Catherine, bukan karena Camila.Camila diam-diam merasa tidak nyaman. Keningnya pun berkerut. Dia bergumam, “Aku benar-benar nggak tahu sebenarnya apa hubungan di antara dia dengan Catherine?”Naomi juga merasa penasaran dengan masalah ini, tetapi kali ini dia lebih peduli dengan masalah kehamilan Ca
Terlintas sesuatu yang aneh di mata Camila. Dia pun menoleh untuk menenangkan Lyana. “Kelak kamu nggak usah khawatir Catherine akan mengganggu kalian lagi. Mulai malam ini, dia pasti nggak berani untuk muncul di hadapan kalian lagi.”Kevin dan Lyana mulai memuji Camila.Waktu sudah semakin larut. Mereka mengobrol beberapa saat. Kemudian, Camila membujuk kedua orang tua untuk pulang dan beristirahat.Baru saja Kevin dan Lyana pergi, Dylan pun berkata pada Caden, “Kita berdua pergi merokok di luar.”Caden melirik Naomi sekilas, lalu mengangguk. “Ayo, pergi.”Mereka berjalan pergi. Dari tadi Dylan tidak melirik Camila sama sekali.Camila menatap bayangan punggung Dylan. Hatinya terasa penat. Dia telah memberi pelajaran kepada Catherine. Meski Dylan tidak mengatakan apa-apa, jelas sekali dia merasa tidak senang.Ya sudah kalau tidak senang! Lagi pula Camila juga tidak merenggut nyawa Catherine dan juga tidak menjebloskannya ke penjara!Dulu Catherine mengutus Angeline untuk melukainya. Kal
Lyana berkata pada William dan Siska dengan tidak senang, “Putri Keluarga Suryadi kalian hebat juga, malah menjebak Keluarga Hermanto!”Kevin juga berkata dengan ekspresi dingin, “Keluarga Hermanto akan mengakhiri semua proyek kerja sama dengan Keluarga Suryadi. Kalau butuh bayar ganti rugi, Keluarga Hermanto juga akan ganti rugi kepada kalian. Mulai sekarang, Keluarga Hermanto nggak akan bekerja sama dengan Keluarga Suryadi untuk selamanya!”William terdiam membisu.Semua pebisnis yang datang bersama William juga merasa syok. Ketika melihat Keluarga Suryadi tidak bisa menjalin hubungan dengan Keluarga Hermanto, bahkan telah menyinggung Keluarga Hermanto, mereka semua mulai menyindir.“Keluarga Suryadi memang pintar dalam mendidik putri! Untung saja, masalah ini sudah terbongkar. Kalau nggak, Keluarga Hermanto pasti akan merasa sangat menderita.”“Perilaku anak itu tanggung jawab ayahnya!”Wajah William kelihatan merona. Dia sungguh merasa kesal. Dia menepuk dan juga menampar Catherine
Camila memalingkan kepalanya untuk melihat Hogan. “Hogan, dasar kamu ini! Padahal kamu ingin menikahinya, kenapa kamu malah berbohong? Dia saja nggak bilang kalau dia meremehkan kamu itu miskin.”Hogan terbengong. “Tapi … kata Catherine … katanya ….”Camila menyipitkan matanya dan bertanya, “Apa kata Bu Catherine? Apa dia bilang Keluarga Suryadi merendahkanmu karena kamu miskin, jadi mau memisahkan kalian?”Hogan tidak berani menyambung. Dia melihat Catherine dengan bingung.Catherine duduk di samping ranjang dengan ekspresi putus asa.Camila berkata, “Bu Catherine, sekarang kamu memang seorang ibu hamil, kamu itu orang yang sangat dilindungi bagai barang berharga negara saja. Tapi, aku ingin ngomong beberapa hal sama kamu, kenapa kamu berbohong?”“Kamu bohongin Hogan kalau dia diremehkan sama Keluarga Suryadi? Betapa besar tekanan yang diterima Hogan! Lagi pula setelah didengar, kelihatannya jadi Keluarga Suryadi sangat merendahkan orang miskin!”“Orang yang nggak tahu kenyataan pasti