Share

45. Sabia

“Dari mana Sabrina mendapatkan obat ini?” tanyaku dengan perasaan kalut.

Apa begitu berat masalah hidupnya sampai harus mengonsumsi obat haram ini?

Astaghfirullah, Sabrina.

Apa video itu penyebabnya? Atau karena Mama yang terus memaksanya melakukan hal yang tak ia sukai?

Akting dan kegiatan lain yang membuatnya tertekan.

“Sabia,” panggil Pak Rully lirih. “Sebaiknya kita tanyakan langsung saja pada Sabrina.”

Aku bergeming. Berpikir bagaimana caranya untuk sedikit meringankan beban Sabrina. Bagaimanapun juga dia kembaranku, walaupun hubungan kami tak baik, dia satu-satunya saudara yang kupunya.

Seperti yang Papa ucapkan berkali-kali. Kelak kami akan saling membutuhkan, dan kini Sabrina tengah membutuhkanku.

“Sabia.”

“Pak, apa berbicara di depan kamera itu sulit?” tanyaku membuat Pak Rully menautkan alisnya.

“Saya sudah memutuskan—“

“Sabia—“<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status