Share

Bab 3

Author: Julia
Hendra berlari sekuat tenaga, wajahnya pucat. Ia datang tepat saat tubuh Klara hampir terguling jatuh dari tangga.

Aku menstabilkan tubuhku, hanya menyaksikan mereka dari tempatku berdiri.

Rasa sayang Hendra terhadap Klara terlihat begitu nyata.

Klara menahan air mata, menatapku dan berkata, “Ini semua salahku. Seharusnya aku tidak menyuruh Pak Hendra menemaniku. Aku minta maaf padamu. Tetapi… seberapa marah pun, kau tidak seharusnya mendorongku ke tangga, kan?”

Hendra menggendongnya, dan menatapku tajam, “Ria, kenapa kau melukainya? Kau tahu dia baru saja cedera. Kalau jatuh lagi dari tangga, dia bisa mati!”

“Sejak kapan kau jadi orang seperti ini? Sejahat ini...”

Dia mendorongku dan segera membawa Klara pergi.

Perutku terhantam keras di pembatas tangga. Rasa sakitnya membuatku berkeringat dingin.

Rasa sekarat… kembali datang menyapaku.

Aku menangis dan berteriak. Tetapi, Hendra bahkan tidak menoleh sekali pun.

Meskipun di kehidupan ini, Hendra tidak membenciku karena keguguran Klara. Kenyataannya tetap sama, dia tetap tidak pernah memilihku.

Darah mengalir di sepanjang pahaku.

Seorang perawat sekitar yang menemukanku dan bergegas mengantarku ke ruang periksa.

Dokter mengernyit dahi. “Kondisinya kurang baik, agak sulit untuk mempertahankan janin.”

Aku mengeluarkan surat janji temu dan berbicara dengan suara parau. “Lakukan saja, dok.”

Di kehidupan lampau, aku rela mengorbankan segalanya demi Tony. Tetapi, dia tetap tidak menganggapku Ibunya. Justru membantu orang lain melukaiku.

Jika memang dia tidak menginginkan aku sebagai ibunya, maka di kehidupan ini… lahirlah di keluarga lain.

Hatiku yang sudah tersobek ratusan kali, kini sudah tidak sanggup menampungnya.

Obat bius yang dingin mulai merambat masuk tubuhku. Dingin bagaikan hatiku.

Saat aku terbangun, tubuhku terasa hampa. Aku seolah-olah seperti kotak kosong tanpa pintu.

Aku sadar, satu-satunya ikatan antara aku dan Tony di dunia ini… telah putus.

Notifikasi masuk. Sebuah pesan dari nomor tidak dikenal.

Isinya adalah sebuah foto dengan dua tangan bersilangan di atas tulang selangka. Milik Hendra dan Klara.

Kali ini, dia sudah tidak berniat bersembunyi.

Tetapi, aku juga tidak tahu apa yang dia inginkan sekarang.

Tanpa membalas, aku langsung memblokirnya.

Tiga hari kemudian, aku pulang ke rumah.

Rumah Keluarga Wisman yang kutinggali hampir sepuluh tahun ini… tidak berubah sama sekali.

Dindingnya masih penuh dengan foto-foto kenanganku bersama Hendra.

Dia dua tahun lebih tua dariku.

Saat aku berusia lima tahun, di pentas seni PAUD, kami bersama-sama berperan sebagai pengantin dalam cerita dongeng.

Saat aku berusia dua belas tahun, dan pertama kali datang bulan, dia mengira aku sakit parah, lalu memelukku sambil menangis.

Saat aku berusia lima belas tahun, kedua orang tuaku meninggal. Dia menepuk bahuku dan berkata lembut, “Jangan takut, ada abang Hendra di sini.”

Saat aku berusia dua puluh satu tahun, Dia pulang dari luar negeri setelah tamat kuliah. Malam itu dia mabuk…menciumku untuk pertama kalinya.

Sejak saat itu, hatiku mulai terjerumus dan terluka mati-matian.

Aku merobek semua foto yang tertempel di dinding.

Dan saat itulah, Hendra pulang ke rumah.

Dia berjalan menujuku dengan pantulan cahaya yang membuat ekspresinya tidak begitu terlihat.

“Kenapa disobek?”

Biar bisa dengan lancar pergi dari sini, aku menjawab dengan asal-asalan, “Mau renovasi ulang.”

Dia tidak membalasku, hanya membantu merapikan semua fotonya.

Setelah diam sejenak, dia berkata, “Aku tahu kau peduli padaku, jadi waktu itu kau hanya khilaf dan bertindak gegabah.”

“Klara tidak apa-apa. Dia bersedia memaafkanmu dan tidak akan menuntut.”

“Tetapi dia punya satu permintaan.”

Aku menatapnya, menunggu perkataan selanjutnya.

Dia memainkan mulutnya.

“Gaun pengantin dan setelan pernikahan yang didesain oleh ibu untuk kita…hasil fotonya cantik semua. Klara belum pernah memakai gaun pengantin. Jadi dia bilang ingin mencobanya.”

Aku menjawab datar, “Itu ukuran aku.”

“Ukuran kau kurang lebih sama dengannya.”

Secepat kilat dia menjawabnya.

Aku tertawa sinis, “Kok kau bisa tahu ukuran dia?”

Wajah Hendra langsung berubah gelap, tampak mulai marah.

“Ria, aku lagi bicara baik-baik dengan kau. Jangan bersifat manja. Kau yang duluan melukai dia. Dia sekarang bersedia memaafkan juga karena aku memohonnya. Jangan keterlaluan!”

“Nanti, saat pernikahan kita dekat, dia akan mengembalikan gaunnya.”

“Oke.”

Aku mengeluarkan gaun pengantin berkilau itu.

Gaun ini didesain oleh Tante Meilana setelah tahu aku dan Hendra menjalin hubungan. Saat itu, beliau sudah didiagnosis kanker.

Begitu gaunnya selesai dibuat…barulah beliau menutup mata untuk selamanya dengan tidak rela.

Di kehidupan lampau, aku telah membantu Tante Meilana mengurus rumah tangga Keluarga Wisman dengan sepenuh hati.

Di kehidupan ini, aku akan hidup demi diriku sendiri.

Setelah Hendra mengambil gaun pengantin, dia segera keluar dari rumah dengan penuh gembira.

Satu jam kemudian, aku menerima pesan dari nomor asing lain.

[Gaun pengantin itu punyaku. Orangnya juga milikku.]

Gaun pengantin dipakai oleh Klara. Dia terlihat bagaikan bunga malam yang mekar sempurna.

Hendra menggenggam tangannya, menatapnya dengan tatapan penuh kelembutan.

Namun, saat itu juga, aku melihat salah satu sudut gaun tercemar cairan tidak jelas.

Rasa mual menggelitik di lambungku.

Aku mengetik dan mengirim balasan singkat.

[Semua kau ambil saja.]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 9

    Ketika mendarat kembali di Kota Wamon, ketua memberikan cuti sebulan penuh.Sebulan lagi, penelitian ke Kutub Diman akan dimulai.Dari daratan, kembang api menyala meriah. Semua orang bersuka cita menyambut kepulangan kami yang membawa hasil yang memuaskan.Tapi setelah turun dari kapal menuju parkiran, langkahku terhenti.Tempat parkir penuh dengan hiasan bunga mawar merah, seperti lautan api.Hendra tampak berdiri di tengah, lalu bersimpuh dengan satu kaki, membawa sekuntum bunga besar.“Ria, selamat datang kembali.”“Biarpun kau punya pacar atau tidak…aku tetap berhak mengejar kau.”Melihat sikap bodohnya, aku teringat masa laluku.Saat aku terdiam sejenak, Hendra sudah berjalan mendekatiku dan bersimpuh di depanku.“Ria, setelah kau meninggalkanku, aku baru sadar seberapa besar cintaku. Aku juga sadar kau satu-satunya wanita yang pernah dan akan selalu aku cintai. Klara… hanyalah sebuah obsesi yang pernah ada.”Air matanya menetes saat berbicara, menunjukkan ketulusan di wajahnya.

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 8

    Angin menghembus kencang, badai salju menggulung cepat.Kelompok kecil segara bergerak kembali ke stasiun penelitian.Sekilas aku menoleh ke arah Hendra dan timnya, “Kalau tidak mau mati, ikuti kami baik-baik.”Hendra langsung berkata dengan penuh kegembiraan, “Ria, kau masih mengkhawatirkan aku, kan?”“Kau tidak ingin aku terluka. Itu karena di hatimu masih ada aku, kan?”Aku mendengus dengan sinis.“Jangan salah kaprah. Kutub Akriska sangat membahayakan, aku hanya tidak ingin orang lain terluka karena kau.”Sesampainya di stasiun penelitian, Hendra mendekat.“Semua salahku…demi menunjukkan ketulusan hatiku, aku rela mengejarmu sejauh ini. Ria, bolehkah kau berikan aku kesempatan baru?”Dia mengeluarkan seuntai gelang giok dari tasnya. Kualitas dari gelang itu terlihat lebih baik dibanding yang diwarisi ibu.“Ria, soal gelang itu salah aku. Ini aku beli sepuluh jenis gelang sebagai permintaan maaf."“Terimalah ini…kita mulai dari awal, ya?”Wajahnya terlihat tulus.Tetapi, dia terlalu

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 7

    Sektor bisnis di pulau ini kurang berkembang. Aku dan Steven menghabiskan setengah hari untuk membeli benang emas dan perlengkapan lainnya.Langit sudah gelap saat kami berjalan pulang.Suasana asing dan tatapan orang-orang membuatku gelisah.Dengan penuh kewaspadaan, Steven menjaga posisinya di sampingku.Saat kami mendekati area imigrasi, tiba-tiba muncul tiga laki-laki berbadan kekar.Mereka tersenyum sinis, lalu memperlihatkan pisau tajam dan menunjuk tas kami sambil berbicara dengan bahasa yang tidak kami mengerti.Ketika kami tidak menyerahkan apa pun, mereka mulai memainkan pisaunya mendekati kami, tampaknya berniat merebut.Tendangan kaki Steven langsung menendang terbang orang yang hendak mendekatiku.Dengan gerakan balik yang tajam, dia berhasil menjatuhkan pisau orang satu lagi.Aku terpukau.Beberapa tahun tidak bertemu, Steven ternyata juga hebat dalam bertarung.Steven sedang bertempur dengan salah satu dari mereka.Aku langsung mengambil tas dan menghantamnya dengan kera

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 6

    Klara terus membantah.Hendra langsung meminta petugas menunjukkan rekaman CCTV.Semuanya tertangkap jelas.Matanya sontak membara. “Ternyata, kau!”Dia pun merebut telepon Klara, terus menerus mencari bukti. Hingga akhirnya…menemukan foto yang dikirim Klara ke Ria. Klara langsung ditampar oleh Hendra.***Kapal berlayar meninggalkan pelabuhan.Lautan yang semula cokelat kuning berubah menjadi biru bening.Seluruh ikatan masa lalu, telah kutinggalkan. Aku akan berjalan menuju masa depanku.Signal mulai menghilang. Setelah menyelesaikan pekerjaan, aku duduk di atas dek kapal sambil melihat video unduhan tentang cara memperbaiki gelang.Angin laut berhembus pelan, membawa sedikit kesejukan.Tiba-tiba, ada bayangan di atas kepalaku.Aku mendongak dan tidak kusangka, aku bertemu dengan orang yang sudah bertahun-tahun tidak kutemui. Steven Rahardi, kakak seniorku.“Lama tidak ketemu, Ria. Kenapa sedang menonton ini?”Aku mengeluarkan pecahan giok, “Ini warisan dari ibuku. Aku mau coba memp

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 5

    Grup Wisman adalah konglomerat lama di kota Wamon.Pernikahan anak tunggal Grup Wisman, mendatangkan hampir setengah kalangan pebisnis di kota Wamon.Sejak kecil, aku selalu mengikuti buntut Hendra. Di mana dia ada, di situ pula aku berada.Karena itu, dia pasti berpikir aku hanya sedang ngambek. Nanti akan kembali seperti biasa.Pernikahan ini sudah kunantikan selama enam tahun. Jadi, pasti aku tidak bakal berbuat kesalahan apapun.Namun seiring berjalannya waktu, mobil yang bertugas menjemputku belum tiba di depan aula pernikahan.Rasa tidak tenang dari dirinya terasa semakin kuat. Dia menelepon sekretaris dengan suara panik.“Orang yang bertugas menjemput Ria di mana? Mana mempelai wanitanya?!”Jawaban sekretaris berhasil membuatnya panik total.“Nona Ria tidak ada di rumah… sekuriti melihat nona sudah pergi sejak dini hari.”Cahaya mentari yang menusuk mata, berbanding terbalik dengan suasana hati Hendra.Dengan nada cemburu, Klara berkata, “Dia begitu ingin menikahimu, dan sekaran

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 4

    Aku menggunting setiap foto yang ada wajahku. Lalu membakarnya di tong.Semua hadiah dari Hendra juga kujual.Proses verifikasi penelitian ke kutub sudah berhasil. Hanya sisa menyelesaikan berkas di gedung penelitian.Direktur rumah sakit terus mengingatkanku, “Walaupun kami tetap akan berusaha memastikan keamanan seluruh tim, cuacanya memang cukup ekstrem dan berbahaya. Tetap hati-hati, Ria.”Untuk lebih aman, setelah keluar dari gedung penelitian, aku pergi ke rumah lamaku, Rumah Milania.Sebelum ibuku meninggal, beliau meninggalkan sebuah barang paling penting.Beliau takut aku merasa sedih saat melihat barang ini. Jadinya, diletakkan di rumah lama.Rumah lama masih sama. Tidak ada berubah sedikit pun sejak kedua orang tuaku meninggal.Rasanya seperti mereka masih menemaniku di dunia ini.Hidungku mulai merasa perih, hatiku pun dibanjiri rasa sedih.Setelah menenangkan diri, aku menemukan kotak brankas lama.Aku terdiam sejenak saat berhasil membukanya…Tidak ada apapun di dalamnya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status