Share

Bab 2

Author: Julia
Dengan penuh ketidaksabaran, dia menoleh dan berkata, “Kalau ada apa-apa, tunggu aku balik saja, ya. Sekarang lagi tidak ada waktu.”

Kuambil jaket, dan menyelipkannya ke tubuhnya.

“Cuaca dingin karena hujan, jangan sampai masuk angin.”

Seketika Hendra terdiam, lalu langsung mencium keningku.

Dengan lembut, dia memegang perutku dan berkata, “Bayiku, tolong jaga Ibu baik-baik, ya. Tunggu Ayah pulang.”

Melihat punggungnya yang semakin menjauh, aku menghela napas panjang sambil mengelus perutku.

“Kau tidak akan bertemu dengannya lagi, Nak.”

Pagi harinya, saat aku membuka mata, cahaya cemerlang tampak masuk ke dalam ruangan.

Aku segera melakukan janji untuk operasi aborsi.

Saat melewati bagian kebidanan, para perawat di samping sedang bergosip dengan wajah penuh rasa iri.

“Direktur Wisman baik sekali pada istrinya. Untuk menebus kesedihan istrinya yang mengalami keguguran, beliau membawakan berbagai macam suplemen dan barang mewah ke kamar rawat inap, bahkan menyuapi dan membersihkan muka istrinya sendiri. Takut sekali istrinya kelelahan.”

“Iya, aku barusan lihat Direktur Wisman memberi istrinya gelang giok hijau mahal.”

“Aku iri sekali. Pria seperti Direktur Wisman jarang sekali ada.”

Kupikir, setelah mengalami kematian, semua luka ini akan lebih mudah kulepaskan.

Ternyata, hati tetap saja terasa sakit.

Di kehidupan lampau setelah Hendra mulai membenciku, aku tetap memaksakan dirinya menikahiku dengan akta nikah yang dibuat oleh Tante Meilana, dengan tulis tangannya sendiri.

Namun, setelah menikah, dia bersikap dingin terhadapku.

Dalam sepuluh bulan kehamilan, tidak ada sekalipun dia menemaniku ke pemeriksaan. Sebaliknya, dia sibuk menemani Klara Sartika.

Walau si Klara hanya tergores sedikit pun, dia pasti akan langsung dibawa ke rumah sakit.

Sementara saat aku mengalami kesulitan melahirkan Tony, para dokter dan perawat bergiliran menelepon Hendra. Tidak ada satu pun telepon dijawab.

Rupanya, saat itu dia sedang sibuk makan malam romantis bersama Klara, tidak ingin diganggu orang sama sekali.

Sejak itu, hampir semua hal tentang Tony kutangani sendiri.

Saat aku mengajari Tony berbicara, mereka pergi menonton konser.

Saat Tony belajar berjalan, Hendra sedang membawa Klara belajar seluncur di atas es.

Saat Tony demam tinggi dan tidak kunjung sembuh, aku bergadang menjaganya tiap malam.

Sementara Hendra sibuk membawa Klara Sartika ke berbagai tempat mencari pengobatan agar bisa hamil.

Setelah kembali ke rumah, dia malah memarahiku dan menyalahkan kelalaianku yang menyebabkan Tony sakit.

Suatu kali, Hendra menawarkan diri mengantar-jemput Tony sekolah. Saat itu, aku sempat mengira dia kembali fokus ke keluarga kami.

Tapi ternyata, justru membawakan pukulan yang berat bagiku.

Tony sangat menyukai permen. Demi mencegah giginya rusak, aku selalu membatasi jumlah permen yang dia makan.

Tetapi, saat aku menegurnya, dia menatapku dengan mata bulat penuh air mata dan menepis tanganku.

“Kau ibu jahat, aku tidak mau kau jadi ibuku. Tante Klara adalah orang terbaik di dunia ini. Dia yang pantas jadi ibuku. Kau pergilah, ini rumahku!”

Saat itu juga, aku sadar. Di dalam hati mereka semua, akulah orang asing.

Suatu hari, aku tumbang berdarah di jalanan karena mengalami kecelakaan mobil.

Hendra dan Tony kebetulan mengendarai mobil melintas di sana.

Sepasang ayah dan anak yang mirip itu hanya menatapku dengan dingin.

“Jangan lihat. Nanti aura sialnya kebawa ke anak Ibu Klara pula.”

Setelah itu, mereka menancap gas dan pergi, tak menatapku lagi.

Aku akhirnya dibawa ke rumah sakit oleh orang yang kebetulan lewat. Semua dokter senior berkumpul di ruang operasi.

Hanya berjarak satu lantai.

Di lantai atas, aku mati kehabisan darah.

Di lantai bawah, mereka sedang bersenang-senang menyambut kedatangan anggota keluarga baru.

Mengingat kembali kematian itu hanya membuka luka lama yang sulit dilupakan. Rasa sakitnya hampir membuatku tenggelam.

Aku pun pergi dari sana dengan wajah pucat.

Tanpa sengaja, aku berpapasan dengan Hendra dan Klara di belokan.

Begitu melihatku, wajah Hendra tampak panik. Secara spontan, dia melepas tangan dari pinggang Klara.

Namun, hanya sedetik, kondisi Klara seolah nyaris pingsan. Hendra dengan panik merangkulnya.

Hendra langsung menjelaskan, “Sekretarisku cedera, makanya aku di sini menjaganya, kau jangan salah paham ya.”

Klara dengan sengaja membungkuk sedikit, membuat bajunya terlihat berantakan.

Memperlihatkan tato berbentuk gigitan di lokasi yang sama.

Jika ini adalah aku yang dulu, aku pasti akan membongkar perselingkuhan mereka berdua, agar mereka malu.

Tetapi sekarang, semua hal menjijikkan itu sudah tidak bisa melukaiku lagi.

Aku berbicara dengan sedikit tersenyum, “Tidak kok, aku tahu semua ini demi masa depan Grup Wisman. Terima kasih ya.”

Hendra tampak lega dan mengangguk dengan kuat.

Sedangkan, dari sorot mata Klara muncul rasa kebencian.

Namun, hanya sesaat. dia kembali menunjukkan wajah lemah dan menarik baju Hendra pelan.

“Aku agak kedinginan… Hendra, boleh bantu ambilkan jaketku kemari?”

Setelah Hendra pergi, Klara langsung berubah wajah.

“Pura-pura lapang dada supaya Hendra makin suka sama kau? Sia-sia, Ria Milania.”

“Kau pikir aku hanya sekretarisnya?”

Dia berjalan mendekatiku dan menarik kerah bajunya hingga tulang selangka terlihat.

“Lihat baik-baik. Aku dan Hendra adalah cinta pertama. Dia tidak pernah melupakanku. Kau hanya mainan saat aku tidak ada.”

“Kalau tidak ada surat nikah dari Ibu Hendra, kau pikir dia mau menikahi kau?”

Melihatnya begitu iri padaku, aku jadi merasa sedikit kasihan padanya.

“Kalau memang dia sangat mencintai kau, kenapa tidak berani menolak pernikahan yang diatur ibunya, agar bisa menikah dengan kau?”

“Tampaknya, belum cinta sepenuhnya deh.”

Tatapan mata Klara terlihat panik, “Sembarangan kau!”

Tiba-tiba, dia menarik tanganku dengan kuat dan terjatuh dari tangga bagai daun layu.

Dari kejauhan, terdengar suara teriakan dan suara langkah kaki tergesa-gesa.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 9

    Ketika mendarat kembali di Kota Wamon, ketua memberikan cuti sebulan penuh.Sebulan lagi, penelitian ke Kutub Diman akan dimulai.Dari daratan, kembang api menyala meriah. Semua orang bersuka cita menyambut kepulangan kami yang membawa hasil yang memuaskan.Tapi setelah turun dari kapal menuju parkiran, langkahku terhenti.Tempat parkir penuh dengan hiasan bunga mawar merah, seperti lautan api.Hendra tampak berdiri di tengah, lalu bersimpuh dengan satu kaki, membawa sekuntum bunga besar.“Ria, selamat datang kembali.”“Biarpun kau punya pacar atau tidak…aku tetap berhak mengejar kau.”Melihat sikap bodohnya, aku teringat masa laluku.Saat aku terdiam sejenak, Hendra sudah berjalan mendekatiku dan bersimpuh di depanku.“Ria, setelah kau meninggalkanku, aku baru sadar seberapa besar cintaku. Aku juga sadar kau satu-satunya wanita yang pernah dan akan selalu aku cintai. Klara… hanyalah sebuah obsesi yang pernah ada.”Air matanya menetes saat berbicara, menunjukkan ketulusan di wajahnya.

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 8

    Angin menghembus kencang, badai salju menggulung cepat.Kelompok kecil segara bergerak kembali ke stasiun penelitian.Sekilas aku menoleh ke arah Hendra dan timnya, “Kalau tidak mau mati, ikuti kami baik-baik.”Hendra langsung berkata dengan penuh kegembiraan, “Ria, kau masih mengkhawatirkan aku, kan?”“Kau tidak ingin aku terluka. Itu karena di hatimu masih ada aku, kan?”Aku mendengus dengan sinis.“Jangan salah kaprah. Kutub Akriska sangat membahayakan, aku hanya tidak ingin orang lain terluka karena kau.”Sesampainya di stasiun penelitian, Hendra mendekat.“Semua salahku…demi menunjukkan ketulusan hatiku, aku rela mengejarmu sejauh ini. Ria, bolehkah kau berikan aku kesempatan baru?”Dia mengeluarkan seuntai gelang giok dari tasnya. Kualitas dari gelang itu terlihat lebih baik dibanding yang diwarisi ibu.“Ria, soal gelang itu salah aku. Ini aku beli sepuluh jenis gelang sebagai permintaan maaf."“Terimalah ini…kita mulai dari awal, ya?”Wajahnya terlihat tulus.Tetapi, dia terlalu

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 7

    Sektor bisnis di pulau ini kurang berkembang. Aku dan Steven menghabiskan setengah hari untuk membeli benang emas dan perlengkapan lainnya.Langit sudah gelap saat kami berjalan pulang.Suasana asing dan tatapan orang-orang membuatku gelisah.Dengan penuh kewaspadaan, Steven menjaga posisinya di sampingku.Saat kami mendekati area imigrasi, tiba-tiba muncul tiga laki-laki berbadan kekar.Mereka tersenyum sinis, lalu memperlihatkan pisau tajam dan menunjuk tas kami sambil berbicara dengan bahasa yang tidak kami mengerti.Ketika kami tidak menyerahkan apa pun, mereka mulai memainkan pisaunya mendekati kami, tampaknya berniat merebut.Tendangan kaki Steven langsung menendang terbang orang yang hendak mendekatiku.Dengan gerakan balik yang tajam, dia berhasil menjatuhkan pisau orang satu lagi.Aku terpukau.Beberapa tahun tidak bertemu, Steven ternyata juga hebat dalam bertarung.Steven sedang bertempur dengan salah satu dari mereka.Aku langsung mengambil tas dan menghantamnya dengan kera

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 6

    Klara terus membantah.Hendra langsung meminta petugas menunjukkan rekaman CCTV.Semuanya tertangkap jelas.Matanya sontak membara. “Ternyata, kau!”Dia pun merebut telepon Klara, terus menerus mencari bukti. Hingga akhirnya…menemukan foto yang dikirim Klara ke Ria. Klara langsung ditampar oleh Hendra.***Kapal berlayar meninggalkan pelabuhan.Lautan yang semula cokelat kuning berubah menjadi biru bening.Seluruh ikatan masa lalu, telah kutinggalkan. Aku akan berjalan menuju masa depanku.Signal mulai menghilang. Setelah menyelesaikan pekerjaan, aku duduk di atas dek kapal sambil melihat video unduhan tentang cara memperbaiki gelang.Angin laut berhembus pelan, membawa sedikit kesejukan.Tiba-tiba, ada bayangan di atas kepalaku.Aku mendongak dan tidak kusangka, aku bertemu dengan orang yang sudah bertahun-tahun tidak kutemui. Steven Rahardi, kakak seniorku.“Lama tidak ketemu, Ria. Kenapa sedang menonton ini?”Aku mengeluarkan pecahan giok, “Ini warisan dari ibuku. Aku mau coba memp

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 5

    Grup Wisman adalah konglomerat lama di kota Wamon.Pernikahan anak tunggal Grup Wisman, mendatangkan hampir setengah kalangan pebisnis di kota Wamon.Sejak kecil, aku selalu mengikuti buntut Hendra. Di mana dia ada, di situ pula aku berada.Karena itu, dia pasti berpikir aku hanya sedang ngambek. Nanti akan kembali seperti biasa.Pernikahan ini sudah kunantikan selama enam tahun. Jadi, pasti aku tidak bakal berbuat kesalahan apapun.Namun seiring berjalannya waktu, mobil yang bertugas menjemputku belum tiba di depan aula pernikahan.Rasa tidak tenang dari dirinya terasa semakin kuat. Dia menelepon sekretaris dengan suara panik.“Orang yang bertugas menjemput Ria di mana? Mana mempelai wanitanya?!”Jawaban sekretaris berhasil membuatnya panik total.“Nona Ria tidak ada di rumah… sekuriti melihat nona sudah pergi sejak dini hari.”Cahaya mentari yang menusuk mata, berbanding terbalik dengan suasana hati Hendra.Dengan nada cemburu, Klara berkata, “Dia begitu ingin menikahimu, dan sekaran

  • Anakku Mau Selingkuhan Jadi Ibunya   Bab 4

    Aku menggunting setiap foto yang ada wajahku. Lalu membakarnya di tong.Semua hadiah dari Hendra juga kujual.Proses verifikasi penelitian ke kutub sudah berhasil. Hanya sisa menyelesaikan berkas di gedung penelitian.Direktur rumah sakit terus mengingatkanku, “Walaupun kami tetap akan berusaha memastikan keamanan seluruh tim, cuacanya memang cukup ekstrem dan berbahaya. Tetap hati-hati, Ria.”Untuk lebih aman, setelah keluar dari gedung penelitian, aku pergi ke rumah lamaku, Rumah Milania.Sebelum ibuku meninggal, beliau meninggalkan sebuah barang paling penting.Beliau takut aku merasa sedih saat melihat barang ini. Jadinya, diletakkan di rumah lama.Rumah lama masih sama. Tidak ada berubah sedikit pun sejak kedua orang tuaku meninggal.Rasanya seperti mereka masih menemaniku di dunia ini.Hidungku mulai merasa perih, hatiku pun dibanjiri rasa sedih.Setelah menenangkan diri, aku menemukan kotak brankas lama.Aku terdiam sejenak saat berhasil membukanya…Tidak ada apapun di dalamnya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status