Share

Bab 11

Author: Calandra
Kedua mata Billy yang berada di luar pintu memerah. Dia menggertakkan giginya dengan kuat.Ternyata selama ini dirinya adalah orang bodoh yang dipermainkan oleh Julia!

Padahal Billy menganggap wanita berhati licik ini sebagai adiknya sendiri, dia malah mencelakai calon istrinya!

Jelas-jelas Siena telah menjelaskan berkali-kali padanya, tetapi Billy malah mengabaikannya. Dia malah menganggap Siena sedang sembarangan menuduh orang lain.

Namun, jelas-jelas Siena-lah yang telah dicelakai.

Dengan berpikir seperti itu, Billy menumbuk kuat pahanya sendiri.

Kenapa? Kenapa waktu itu Billy tidak menenangkan dirinya, lalu mendengar penjelasan Siena dengan baik? Jika waktu itu Billy memercayai Siena meski hanya sekali saja, tidak mungkin Siena akan berbaring koma sekarang!

Rasa marah, benci, dan bersalah membaluti hati Billy. Baru saja dia hendak membuka pintu untuk berseteru langsung dengan Julia dan Xavier, kepala tim pengawal malah segera berjalan ke sisinya, lalu menyerahkan sebuah flashdisk kepadanya.

“Tuan, ini rekaman CCTV Nona Siena saat longsor salju waktu itu. Sekarang kameranya sudah diperbaiki.”

Gerakan Billy untuk mendorong pintu langsung berhenti.

Oh, iya, Billy baru teringat.

Sebelumnya saat mereka pergi bermain ski, demi keselamatan, petugas arena ski sengaja memasang sebuah kamera CCTV berukuran mini di pakaian setiap pemain ski. Dengan begitu, dapat merekam kondisi setiap orang setiap saat.

Hanya saja setelah longsor salju, kamera CCTV Siena kehilangan sinyal. Alhasil, mereka pun tidak berhasil menemukan keberadaannya.

Kemudian setelah menemukan Siena, memori di dalam kamera CCTV rusak. Butuh diperbaiki sebelum bisa membacanya.

Billy kembali ke kamar pasien. Dia membuka rekaman video itu di laptopnya.

Di dalam gambaran hanya terdapat Julia seorang diri. Dia sedang berdiri di sisi Siena, lalu berkata dengan nada tajam dan sadis, “Siena, apa kamu tahu kamu itu sangat mengganggu? Kalau bukan karena kamu, calon istrinya Billy seharusnya adalah aku.”

“Nyawamu sama pendeknya sama orang tuamu. Sudah seharusnya kamu mati sejak awal.”

Berhubung video ini diambil dari sisi orang pertama, jadi tidak bisa terlihat ekspresi Siena.

Namun, Billy dapat mendengar dengan jelas bahwa suara Siena terdengar bergetar karena marah.

“Julia, aku nggak izinkan kamu untuk merendahkan orang tuaku! Mereka itu berbaik hati ingin menyelamatkan nyawa orang lain. Apa kamu berhak untuk mengatakan mereka! Sejak kecil, yang selalu menemani Billy itu aku. Kamulah pihak ketiga yang merusak hubungan kami!”

Baru saja Siena selesai berbicara, tampak beberapa anggota tim di sekitar.

Julia juga melihatnya. Dia menunjukkan senyuman provokasi. “Oh, ya? Orang yang nggak dicintai barulah pihak ketiga. Kak Billy sama sekali nggak cinta sama kamu. Kalau kamu nggak percaya, kamu tunggu saja.”

Usai berbicara, Julia langsung menghantam pergelangan tangannya di batu karang di samping.

Bagian yang terluka langsung membengkak dan menjadi memar. Dia membalikkan tubuhnya, lalu berkata pada anggota tim di belakang dengan menangis, “Apa kalian bisa bantu aku panggil tim penyelamat? Aku bertengkar sama Siena …. Dia … dia dorong aku. Tanganku kebentur batu. Sakit sekali ….”

Usai mendengar, anggota tim bergegas mencari tim penyelamat lainnya, hanya meninggalkan Siena dan Julia di tempat.

Billy masih ingat dengan masalah ini. Waktu itu, dia mendengar laporan dari anggota tim lain. Reaksi pertamanya adalah langsung menyalahkan Siena.

“Apa? Kamu melukai Lia?”

“Apalagi yang bisa kamu lakukan, selain buat masalah!”

Kemudian, saat Billy tiba, longsor salju telah terjadi. Salju lebat menyeret Nana jatuh ke jurang dan menutupi semua jejak.

Billy masih ingat, saat menemukan Julia waktu dulu, dia sempat berpikir untuk menggunakan kamera yang dipasang di tubuh Julia untuk melacak posisi Siena.

Namun Julia mengatakan bahwa Nana sudah pergi ke tempat lain , tidak lagi berdiri di lokasi semula.

Oleh sebab itu, satu-satunya petunjuk terakhir untuk menemukan Siena juga terputus.

Di atas layar, video masih terus berputar. Suara Siena terdengar terisak-isak.

Setiap kali Siena menerima siksaan, merasa marah dan juga sedih, dia akan berbicara dengan nada seperti ini.

Sejak Julia muncul, Billy sering mendengar nada bicara seperti itu.

Siena bertanya dengan nada menyalahkan, “Sebenarnya kenapa kamu mesti terus menentangku? Jelas-jelas aku nggak pernah mencelakaimu! Apa kamu nggak bisa suka sama orang lain? Kenapa kamu mesti rebut Billy dariku!”

Hanya saja, baru saja ucapan Siena dilontarkan, tiba-tiba terdengar seperti suara gemuruh yang semakin mendekat. Disusul, gambaran mulai bergoyang. Kamera berputar. Gelombang salju di atas lereng gunung menggulung ke bawah.

“Longsor salju! Ada longsor salju!”

Siena segera menjerit. Hanya saja, belum sempat dia merespons, tiba-tiba Julia yang berada di samping mengulurkan tangannya untuk mendorong Siena.

Siena yang tidak sempat berwaspada itu jatuh dari atas jurang. Selain terdengar suara embusan angin, juga terdengar suara makian sadis dari Julia.

“Lebih baik kamu mati di sini saja. Biar nggak tambah masalah buat kami. Ada banyak binatang liar di dalam gunung. Kalau kamu bisa membuat kenyang mereka, kamu pun sudah tergolong berbuat baik.”

“Matilah, Siena!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 21

    Beberapa bulan kemudian, Siena dan Jordy bertunangan.Setelah Billy pergi hari itu, Siena langsung membawa Jordy ke klinik dengan khawatir dan marah.“Lihat lukamu ini ....” Siena mengoleskan obat di luka Jordy dengan hati-hati sambil mengomel, “Kenapa kamu begitu gegabah? Kan sayang banget kalau wajah setampan ini terluka.”Jordy pun tersenyum dan menaruh dagunya ke telapak tangan Siena. “Karena bisa buat kamu kasihan sama aku, nggak sia-sia juga aku dipukul.”Wajah Siena seketika memerah. Dia pun memelototi Jordy dan menegur, “Jangan gombal kamu!”Namun, Siena tetap menunjukkan tampang khawatir. “Lain kali, jangan begini lagi. Aku benar-benar sedih melihatmu terluka.”“Oke.” Jordy mengangguk, lalu menjamin dengan serius, “Aku bersumpah, kelak, aku nggak akan buat Siena Kimnara khawatir lagi.”Pada awal musim panas, Siena dan Jordy mengadakan resepsi pernikahan. Diiringi dengan bunga yang bertebaran di udara, juga restu hangat dan tepuk tangan meriah dari sanak saudara serta teman deka

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 20

    Berhubung Billy mencurahkan semua perhatiannya dalam perihal Siena, dia sudah tidak muncul di Grup Juman beberapa hari. Begitu mendengar kabar ini, Leo sangat marah. Dia segera memberi perintah untuk membawa pulang putranya yang tidak berguna itu.Ketika Billy dibawa pulang ke rumah, dia langsung melihat orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu dalam diam. Setelah melihatnya, Leo segera berseru, “Kemari!”Plak!Billy berjalan ke hadapan Leo tanpa ekspresi. Yang menyambutnya adalah sebuah tamparan yang kuat. Tamparan itu membuat kepalanya terentak ke samping dan dia juga memuntahkan sedikit darah.Melihat hal ini, Ariana segera menarik putranya ke samping.“Kalau mau ngomong, ngomong baik-baik. Ngapain kamu main tangan!”Sembari mencela suaminya, Ariana pun memeriksa keadaan Billy. Begitu melihat keadaan putranya, dia sontak terkejut.“Coba kulihat .... Kamu kenapa?” Ariana berseru terkejut, “Billy, kenapa kamu terluka separah ini? Siapa yang menghajarmu?”Ariana tentu saja tidak teri

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 19

    Dalam sekejap, tatapan Billy langsung dipenuhi dengan kesedihan dan ketidakrelaan, seolah-olah hatinya akan hancur.“Kamu benar-benar nggak merasakan apa pun?” Billy menarik pergelangan tangan Siena dengan kuat dan lanjut bertanya dengan tidak rela, “Kamu benar-benar sudah lupakan semua kenangan di antara kita?”Sikap Billy ini sontak membuat Siena terkejut. Dia pun menggeleng secara refleks.Tatapan Billy perlahan-lahan berubah menjadi tatapan penuh kesedihan yang bercampur amarah. Dia juga bersikap makin histeris.“Kamu juga nggak ingat kejadian longsor salju lagi?” Demi mengembalikan ingatan Siena, Billy bahkan mengungkapkan semua kenangan yang buruk.“Gimana dengan Julia yang membuatmu jatuh ke jurang dan hampir membuat kedua kakimu diamputasi? Kamu juga sudah lupa sama semua itu?”“Apa?” Siena mengernyit sambil meronta dan mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Billy.“Demi celakai kamu, Julia mendorongmu dari gunung bersalju dan membuatmu terkurung di resor ski selama tujuh har

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 18

    Tidak lama setelah kejadian itu, Siena menerima pesan dari Billy.[ Nana, boleh nggak kita ketemu sekali? Aku tahu sikapku dulu sangat keterlaluan. Aku nggak seharusnya bersikap seperti itu terhadapmu .... ][ Tapi, aku sudah sadari kesalahanku. Aku mohon, kasih aku satu kesempatan lagi, ya? ]Setelah membaca serentetan pesan itu, selain merasa bingung, Sienna merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Meskipun dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang Billy, entah kenapa dia merasa bahwa dirinya sepertinya mengenal pria itu dulunya.Siena teringat bahwa ada sebuah memori yang dilupakannya. Sekarang, firasat itu pun menjadi makin kuat. Bagaimanapun juga, dia harus menemui Billy untuk mencari tahu kebenarannya.Setelah berpikir seperti itu, Siena membalas pesan Billy.[ Baiklah. Mari kita bertemu. ]“Ada apa?” Melihat Siena yang bersiap-siap untuk keluar, Jordy bertanya, “Kamu mau ke mana? Perlu kuantar?”“Nggak usah repot-repot. Aku mau ... pergi temui seseorang,

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 17

    Hari ini, Siena sengaja berdandan cantik. Tahun yang baru akan segera dimulai. Jordy sengaja mengajak Siena pergi menonton di malam Tahun Baru. Dia tentu saja memahami maksud Jordy. Dia juga memiliki kesan baik terhadap pria yang berkarakter lembut dan baik itu.Setiap kali Siena menghabiskan waktu dengan Jordy, dia selalu merasa rileks dan gembira. Sejak orang tuanya meninggal, sudah lama dia tidak merasakan perasaan memiliki seseorang yang dapat diandalkan.Menjelang malam, lampu-lampu neon di jalanan mulai menyala. Segala penjuru dihiasi lampu hias dan suasananya terasa sangat meriah. Sesekali, ada pasangan yang berjalan melewati keramaian sambil bergandengan tangan.Untuk menyesuaikan diri dengan suasana, Siena sengaja memilih gaun panjang berwarna merah marun dan memadukannya dengan mantel wol. Dia terlihat manis, imut, tetapi juga anggun.Rintik-rintik salju turun dari langit dan beterbangan di jalan. Siena tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Tiba-tiba sebuah sosok

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 16

    Siena menemukan pekerjaan di sebuah toko bunga dekat rumahnya. Meskipun gajinya tidak tinggi, dia sangat menyukai pekerjaan itu. Membagikan hal-hal indah kepada orang lain membuatnya sangat gembira. Selama bekerja di sini, dia juga mengenal banyak teman baru.“Pagi, Kak Tanya!” Siena berjalan masuk ke toko bunga sambil tersenyum. Pemilik toko bunga bernama Tanya itu segera menyodorkan sepiring pangsit yang masih hangat ke hadapan Siena. “Ayo cicip. Aku sendiri yang membuatnya hari ini!”Setelah menyelesaikan semua persiapan kerja, Siena menerima sebuah pesanan pengantaran. Hal yang mengejutkannya adalah, alamat pengantaran itu berada tepat di samping rumahnya. Dia pun membawa sebuket bunga lili itu ke rumah pelanggan dan menekan bel.“Maaf, tunggu sebentar!”Terdengar suara jernih pria dari balik pintu. Ketika pintu dibuka, seorang pemuda yang tampan menerima sebuket bunga itu dari Siena. “Terima kasih .... Eh? Kok kamu yang datang?”Pemuda itu tidak sempat menyelesaikan kalimat awalny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status