Share

Bab 20

Author: Calandra
Berhubung Billy mencurahkan semua perhatiannya dalam perihal Siena, dia sudah tidak muncul di Grup Juman beberapa hari. Begitu mendengar kabar ini, Leo sangat marah. Dia segera memberi perintah untuk membawa pulang putranya yang tidak berguna itu.

Ketika Billy dibawa pulang ke rumah, dia langsung melihat orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu dalam diam. Setelah melihatnya, Leo segera berseru, “Kemari!”

Plak!

Billy berjalan ke hadapan Leo tanpa ekspresi. Yang menyambutnya adalah sebuah tamparan yang kuat. Tamparan itu membuat kepalanya terentak ke samping dan dia juga memuntahkan sedikit darah.

Melihat hal ini, Ariana segera menarik putranya ke samping.

“Kalau mau ngomong, ngomong baik-baik. Ngapain kamu main tangan!”

Sembari mencela suaminya, Ariana pun memeriksa keadaan Billy. Begitu melihat keadaan putranya, dia sontak terkejut.

“Coba kulihat .... Kamu kenapa?” Ariana berseru terkejut, “Billy, kenapa kamu terluka separah ini? Siapa yang menghajarmu?”

Ariana tentu saja tidak terima putranya ditindas. Dia segera menarik Billy dan berujar dengan marah, “Siapa orang yang berani menghajarmu di siang bolong begini! Dia nggak takut dihukum? Ayo jalan! Ibu akan bantu kamu kasih mereka pelajaran!”

“Berhenti!” Leo menggebrak meja kopi dengan kuat, lalu menunjuk Ariana dan memaki, “Masalahnya sudah mencapai tahap ini, tapi kamu masih mau mengacau! Dia jadi begitu nggak berguna gara-gara kamu terlalu memanjakannya!”

Leo sangat murka. Dia menunjuk ke arah Leo dan bertanya, “Katakan! Apa yang sudah kamu lakukan!”

“Aku pergi cari Siena.” Billy menjawab dengan dingin, “Kalian nggak peduli sama hidup matinya, tapi aku masih peduli. Tunanganku cuma dia seorang.”

Ariana bertanya dengan bingung, “Jadi, lukamu ini ....”

“Aku dihajar Jordy Chandra dari Kota Harila.” Nada Billy tiba-tiba menjadi rendah saat berkata, “Dia ... pacarnya Siena.”

Ucapan tanpa sedikit pun perasaan yang dilontarkan Siena sebelum Billy pergi masih terngiang-ngiang di benaknya. Kenapa Siena bisa membuang cinta mereka selama bertahun-tahun dengan semudah ini ....

“Dasar konyol!” Melihat tampang babak belur putranya, Leo berseru, “Billy, lihat sendiri tampangmu yang mirip anak ayam kehilangan induk ini! Demi seorang Siena, kamu nggak kerja, juga nggak pergi ke perusahaan. Kamu tahu berapa persen saham Grup Juman yang turun selama beberapa hari ini?”

“Sudah begitu besar, kamu malah masih berkelahi di luar sana! Kamu mungkin nggak malu, tapi aku malu! Bisa-bisanya kamu sampai pergi ke Kota Harila! Kamu tahu seberapa tinggi kedudukan Keluarga Chandra di sana! Siapa suruh kamu berani buat onar di wilayah kekuasaan orang! Kamu memang pantas dihajar!”

Setelah mendengar nama Siena, Ariana langsung mengeluh, “Ini semua salah si pembawa sial itu! Dulu, aku sudah bilang Siena bukan gadis yang baik. Apa yang bisa diberikannya pada Billy selain masalah yang nggak berujung? Dia seharusnya bersyukur karena nggak mati! Kenapa sekarang dia masih berani cari masalah sama keluarga kita ....”

“Ibu!” Sebelum Ariana menyelesaikan ucapannya, Billy sudah berseru marah.

“Memangnya Siena pernah menyinggung kalian? Kenapa kalian nggak berhenti mempersulitnya?” Billy berseru dengan mata penuh amarah. “Dia bisa tinggal bertahun-tahun di rumah kita, bukannya karena orang tuanya meninggal demi menolong kalian? Kenapa kalian tega memperlakukannya seperti ini? Apa kalian nggak punya hati nurani!”

“Apa?” Leo langsung murka dan menampar Billy sekali lagi. “Beraninya kamu memaki kami! Kamu sudah hebat?”

“Cukup!”

Tiba-tiba, terdengar suara tua seseorang yang menyela pertikaian ini.

Billy menoleh dan melihat Lukasa yang baru keluar dari rumah sakit. Saat ini, dia terlihat makin tua dan pucat dari sebelumnya.

Amarah Leo agak mereda, tetapi raut wajahnya masih sangat jelek.

“Memangnya ada dari kalian bertiga yang nggak bersalah pada Siena?” Lukasa melirik Leo dan Ariana sebelum memusatkan perhatiannya pada Billy.

“Billy, ikut aku ke ruang kerja.”

Billy mengikuti Lukasa masuk ke ruang baca dengan patuh. Begitu masuk ke ruang baca, Lukasa langsung mengentakkan tongkatnya dan memberi perintah, “Berlutut!”

Billy pun tertegun. “Kakek, aku ....”

“Berlutut!”

“Baik.” Billy akhirnya berlutut di hadapan Lukasa dengan patuh.

“Apa yang kukatakan padamu dulu?” Lukasa bertanya pada Billy, “Bukannya aku sudah pernah menyuruhmu untuk memperlakukan Nana dengan baik dan jangan kecewakan ketulusan hati Nana? Apa yang kamu lakukan? Aku sudah tahu semuanya, Billy. Coba kamu jawab sendiri. Bukannya ini akibat perbuatanmu sendiri!”

Billy memejamkan matanya dan menjawab, “Benar. Yang Kakek bilang benar. Aku yang bersalah pada Nana. Tapi, aku sudah sadari kesalahanku dan mau menebusnya. Tapi, Nana ....”

“Jangan cari alasan lagi!” bentak Lukasa sambil memukul punggung Billy dengan tongkatnya.

“Yang melukainya itu kamu. Sekarang, yang nggak tahu malu dan ngemis orang untuk kembali juga kamu. Billy, sampai kapan kamu baru akan sadar? Apa kamu pernah hormati keinginan Nana?”

Mata Billy seketika memerah.

Lukasa sangat kecewa pada cucunya dan berujar, “Lihat saja tampangmu sekarang. Kamu mau dapatkan Nana lagi? Jangan mimpi!”

Kemudian, Lukasa menghela napas. “Menyerahlah, Billy. Anggap saja ini pengampunan bagi dirimu sendiri dan juga Nana. Itu akan lebih baik bagi kalian berdua.”

Billy tiba-tiba mendongak dan berkata dengan suara memelas, “Tapi ....”

Bagaimana Billy bisa hidup tanpa Siena? Bagaimana dia bisa terima mantan kekasihnya berpaling ke pelukan pria lain?

Namun, ucapan Lukasa selanjutnya membuat Billy tidak dapat berkata-kata.

“Anggap saja demi aku. Anggap saja Kakek mohon padamu. Oke? Aku sudah tua dan umurku nggak panjang lagi. Sampai kapan aku bisa mengkhawatirkanmu? Billy, sudah saatnya kamu bersikap dewasa.”

Billy terdiam untuk sangat lama sebelum akhirnya mengangguk dengan kesulitan.

“Aku mengerti. Tapi, aku nggak akan terima dijodohkan dengan siapa pun. Sudah kubilang, tunanganku cuma Nana seorang.”

Lukasa melambaikan tangannya dengan lelah dan menjawab, “Selama kamu bisa jaga sikapmu, terserah kamu mau gimana.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 21

    Beberapa bulan kemudian, Siena dan Jordy bertunangan.Setelah Billy pergi hari itu, Siena langsung membawa Jordy ke klinik dengan khawatir dan marah.“Lihat lukamu ini ....” Siena mengoleskan obat di luka Jordy dengan hati-hati sambil mengomel, “Kenapa kamu begitu gegabah? Kan sayang banget kalau wajah setampan ini terluka.”Jordy pun tersenyum dan menaruh dagunya ke telapak tangan Siena. “Karena bisa buat kamu kasihan sama aku, nggak sia-sia juga aku dipukul.”Wajah Siena seketika memerah. Dia pun memelototi Jordy dan menegur, “Jangan gombal kamu!”Namun, Siena tetap menunjukkan tampang khawatir. “Lain kali, jangan begini lagi. Aku benar-benar sedih melihatmu terluka.”“Oke.” Jordy mengangguk, lalu menjamin dengan serius, “Aku bersumpah, kelak, aku nggak akan buat Siena Kimnara khawatir lagi.”Pada awal musim panas, Siena dan Jordy mengadakan resepsi pernikahan. Diiringi dengan bunga yang bertebaran di udara, juga restu hangat dan tepuk tangan meriah dari sanak saudara serta teman deka

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 20

    Berhubung Billy mencurahkan semua perhatiannya dalam perihal Siena, dia sudah tidak muncul di Grup Juman beberapa hari. Begitu mendengar kabar ini, Leo sangat marah. Dia segera memberi perintah untuk membawa pulang putranya yang tidak berguna itu.Ketika Billy dibawa pulang ke rumah, dia langsung melihat orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu dalam diam. Setelah melihatnya, Leo segera berseru, “Kemari!”Plak!Billy berjalan ke hadapan Leo tanpa ekspresi. Yang menyambutnya adalah sebuah tamparan yang kuat. Tamparan itu membuat kepalanya terentak ke samping dan dia juga memuntahkan sedikit darah.Melihat hal ini, Ariana segera menarik putranya ke samping.“Kalau mau ngomong, ngomong baik-baik. Ngapain kamu main tangan!”Sembari mencela suaminya, Ariana pun memeriksa keadaan Billy. Begitu melihat keadaan putranya, dia sontak terkejut.“Coba kulihat .... Kamu kenapa?” Ariana berseru terkejut, “Billy, kenapa kamu terluka separah ini? Siapa yang menghajarmu?”Ariana tentu saja tidak teri

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 19

    Dalam sekejap, tatapan Billy langsung dipenuhi dengan kesedihan dan ketidakrelaan, seolah-olah hatinya akan hancur.“Kamu benar-benar nggak merasakan apa pun?” Billy menarik pergelangan tangan Siena dengan kuat dan lanjut bertanya dengan tidak rela, “Kamu benar-benar sudah lupakan semua kenangan di antara kita?”Sikap Billy ini sontak membuat Siena terkejut. Dia pun menggeleng secara refleks.Tatapan Billy perlahan-lahan berubah menjadi tatapan penuh kesedihan yang bercampur amarah. Dia juga bersikap makin histeris.“Kamu juga nggak ingat kejadian longsor salju lagi?” Demi mengembalikan ingatan Siena, Billy bahkan mengungkapkan semua kenangan yang buruk.“Gimana dengan Julia yang membuatmu jatuh ke jurang dan hampir membuat kedua kakimu diamputasi? Kamu juga sudah lupa sama semua itu?”“Apa?” Siena mengernyit sambil meronta dan mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Billy.“Demi celakai kamu, Julia mendorongmu dari gunung bersalju dan membuatmu terkurung di resor ski selama tujuh har

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 18

    Tidak lama setelah kejadian itu, Siena menerima pesan dari Billy.[ Nana, boleh nggak kita ketemu sekali? Aku tahu sikapku dulu sangat keterlaluan. Aku nggak seharusnya bersikap seperti itu terhadapmu .... ][ Tapi, aku sudah sadari kesalahanku. Aku mohon, kasih aku satu kesempatan lagi, ya? ]Setelah membaca serentetan pesan itu, selain merasa bingung, Sienna merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Meskipun dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang Billy, entah kenapa dia merasa bahwa dirinya sepertinya mengenal pria itu dulunya.Siena teringat bahwa ada sebuah memori yang dilupakannya. Sekarang, firasat itu pun menjadi makin kuat. Bagaimanapun juga, dia harus menemui Billy untuk mencari tahu kebenarannya.Setelah berpikir seperti itu, Siena membalas pesan Billy.[ Baiklah. Mari kita bertemu. ]“Ada apa?” Melihat Siena yang bersiap-siap untuk keluar, Jordy bertanya, “Kamu mau ke mana? Perlu kuantar?”“Nggak usah repot-repot. Aku mau ... pergi temui seseorang,

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 17

    Hari ini, Siena sengaja berdandan cantik. Tahun yang baru akan segera dimulai. Jordy sengaja mengajak Siena pergi menonton di malam Tahun Baru. Dia tentu saja memahami maksud Jordy. Dia juga memiliki kesan baik terhadap pria yang berkarakter lembut dan baik itu.Setiap kali Siena menghabiskan waktu dengan Jordy, dia selalu merasa rileks dan gembira. Sejak orang tuanya meninggal, sudah lama dia tidak merasakan perasaan memiliki seseorang yang dapat diandalkan.Menjelang malam, lampu-lampu neon di jalanan mulai menyala. Segala penjuru dihiasi lampu hias dan suasananya terasa sangat meriah. Sesekali, ada pasangan yang berjalan melewati keramaian sambil bergandengan tangan.Untuk menyesuaikan diri dengan suasana, Siena sengaja memilih gaun panjang berwarna merah marun dan memadukannya dengan mantel wol. Dia terlihat manis, imut, tetapi juga anggun.Rintik-rintik salju turun dari langit dan beterbangan di jalan. Siena tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Tiba-tiba sebuah sosok

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 16

    Siena menemukan pekerjaan di sebuah toko bunga dekat rumahnya. Meskipun gajinya tidak tinggi, dia sangat menyukai pekerjaan itu. Membagikan hal-hal indah kepada orang lain membuatnya sangat gembira. Selama bekerja di sini, dia juga mengenal banyak teman baru.“Pagi, Kak Tanya!” Siena berjalan masuk ke toko bunga sambil tersenyum. Pemilik toko bunga bernama Tanya itu segera menyodorkan sepiring pangsit yang masih hangat ke hadapan Siena. “Ayo cicip. Aku sendiri yang membuatnya hari ini!”Setelah menyelesaikan semua persiapan kerja, Siena menerima sebuah pesanan pengantaran. Hal yang mengejutkannya adalah, alamat pengantaran itu berada tepat di samping rumahnya. Dia pun membawa sebuket bunga lili itu ke rumah pelanggan dan menekan bel.“Maaf, tunggu sebentar!”Terdengar suara jernih pria dari balik pintu. Ketika pintu dibuka, seorang pemuda yang tampan menerima sebuket bunga itu dari Siena. “Terima kasih .... Eh? Kok kamu yang datang?”Pemuda itu tidak sempat menyelesaikan kalimat awalny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status