Share

Bab 18

Author: Calandra
Tidak lama setelah kejadian itu, Siena menerima pesan dari Billy.

[ Nana, boleh nggak kita ketemu sekali? Aku tahu sikapku dulu sangat keterlaluan. Aku nggak seharusnya bersikap seperti itu terhadapmu .... ]

[ Tapi, aku sudah sadari kesalahanku. Aku mohon, kasih aku satu kesempatan lagi, ya? ]

Setelah membaca serentetan pesan itu, selain merasa bingung, Sienna merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Meskipun dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang Billy, entah kenapa dia merasa bahwa dirinya sepertinya mengenal pria itu dulunya.

Siena teringat bahwa ada sebuah memori yang dilupakannya. Sekarang, firasat itu pun menjadi makin kuat. Bagaimanapun juga, dia harus menemui Billy untuk mencari tahu kebenarannya.

Setelah berpikir seperti itu, Siena membalas pesan Billy.

[ Baiklah. Mari kita bertemu. ]

“Ada apa?” Melihat Siena yang bersiap-siap untuk keluar, Jordy bertanya, “Kamu mau ke mana? Perlu kuantar?”

“Nggak usah repot-repot. Aku mau ... pergi temui seseorang,” jawab Siena sambil menggeleng. Setelah melihat tatapan Jordy, dia tiba-tiba merasa agak gelisah. Bagaimana jika Jordy marah karena hal ini?

Namun, setelah melihat tampang gugup Siena, Jordy bisa menebak siapa yang ingin ditemuinya.

“Kamu mau ketemu sama pria hari itu?” tanya Jordy sambil menghela napas pelan.

Setelah insiden itu, Jordy sudah menyelidiki latar belakang Billy. Keluarga Juman dari ibu kota ....

Jordy mengangkat alisnya. Pria itu termasuk orang berlatar belakang kuat. Namun, ini adalah Kota Harila. Dia memiliki kepercayaan diri untuk mengalahkan Billy di wilayah kekuasaannya. Pria itu mau merebut Siena? Dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

“Iya.” Siena mengangguk. Setelah ragu sejenak, dia memutuskan untuk berkata jujur pada Jordy, “Aku merasa aku kayaknya memang mengenalnya dulu. Sejujurnya, ada sebuah memori yang kulupakan. Aku merasa, memori itu berkaitan dengannya.”

Sienna tersenyum pahit. “Maaf, aku nggak kasih tahu kamu sebelumnya.”

Namun, Jordy malah menggeleng, lalu memeluk Sienna dengan lembut dan menjawab, “Nggak apa-apa. Berhubung kamu sudah melupakannya, aku rasa itu seharusnya adalah ingatan yang sangat menyakitkan. Waktu kamu sudah siap, kamu baru kasih tahu aku saja. Oke? Aku orang yang sabar kok. Aku nggak takut menunggu. Ini kewajibanku sebagai seorang pacar.”

Siena langsung berlinang air mata. Sejak orang tuanya meninggal, dia tidak pernah merasa terlindung lagi seperti ini.

“Makasih.” Siena membalas pelukan Jordy dengan erat dan berujar, “Aku janji, setelah tahu kebenarannya, aku pasti akan kasih tahu kamu.”

Di sebuah kafe.

Billy duduk di samping jendela dengan mata penuh harapan. Dia merasa gelisah, tetapi juga sangat menantikan pertemuannya dengan Siena ini. Setelah melihat foto-foto mereka bersama, Siena pasti akan mengingat berbagai kenangan indah di antara mereka dulu, juga akan jatuh cinta lagi padanya.

Namun, pada detik berikutnya, Billy mulai khawatir. Bagaimana jika Siena tidak bisa memaafkannya? Apa yang harus dilakukannya?

Billy segera mengesampingkan pemikiran seperti itu. Tidak, Siena pasti akan memaafkannya. Dulu, Siena jelas-jelas paling mencintainya.

Sienna membuka pintu kafe.

“Nana! Di sini!”

Begitu berjalan masuk, Siena langsung mendengar seseorang memanggil namanya dengan terburu-buru. Billy sepertinya sangat gembira karena bisa bertemu dengannya. Pria itu langsung bangkit, berjalan ke sisinya, dan menarik kursi untuknya sebelum kembali ke kursinya sendiri.

“Halo.” Siena menyapa dengan sopan dan bertanya, “Kamu bilang, namamu Billy, ‘kan?”

Sikap Siena yang sopan dan menjaga jarak membuat Billy seketika terluka.

“Nana, kamu masih marah sama aku?” Billy mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Siena yang diletakkan di meja dan berujar, “Aku benar-benar sudah menyadari kesalahanku. Aku nggak seharusnya lebih mementingkan Julia dan bersikap begitu nggak sabar terhadapmu ....”

Siena menarik tangannya dan membalas, “Maaf, Pak Billy. Aku ... aku kehilangan sebagian ingatanku. Sejujurnya, aku benar-benar nggak ingat kamu itu siapa.”

Begitu mendengar ucapan Siena, Billy langsung menunjukkan tampang tidak percaya. Kemudian, dia mendengar Siena lanjut berkata, “Aku rasa aku seharusnya mengenalmu. Apa kamu bisa kasih tahu aku gimana kita bisa saling kenal dan apa yang sudah terjadi?”

Billy tertegun sangat lama. Dia tidak menyangka Siena benar-benar telah melupakannya. Dia pun tersenyum getir dan tidak tahu apakah dirinya seharusnya merasa sedih atau gembira.

Billy merasa sedih karena Siena melupakan seluruh kenangan indah mereka bersama selama ini. Dia merasa senang karena Siena juga melupakan kesalahan yang pernah dilakukannya dan seluruh kenangan buruk di antara mereka.

Billy mengeluarkan foto-foto yang dicetaknya sebelumnya, lalu meletakkannya di hadapan Siena. “Nana, lihat. Kita sudah tunangan. Waktu orang tuamu meninggal karena menolong orang tuaku, keluargaku yang menampungmu. Setelahnya, kita pun tunangan. Menurut rencana awal, kira seharusnya sudah menikah sekarang.”

Ternyata begitu. Siena memandang foto-foto itu sambil berpikir. Ternyata pria di hadapannya adalah putra dari sepasang suami istri yang diselamatkan orang tuanya. Hanya saja ....

“Kenapa orang tuamu nggak datang?” tanya Siena.

Bagaimanapun juga, Siena adalah putri dari penyelamat mereka. Kenapa orang tua Billy tidak mengkhawatirkannya?

Ekspresi Billy langsung menegang. Setelah mengetahui Siena hilang, reaksi pertama orang tua Billy bukan merasa khawatir, melainkan merasa lega.

“Akhirnya kita terlepas dari beban itu!”

Itu adalah ucapan yang dilontarkan Ariana. Bagaimana mungkin orang yang berpikiran seperti itu mengkhawatirkan keadaan Siena? Lebih tepatnya, mereka malah sangat berharap Siena tidak akan pernah kembali lagi.

Dari perubahan ekspresi Billy, Siena sudah mengetahui jawabannya.

“Aku sudah mengerti. Sepertinya hubunganku dengan mereka kurang baik ....”

Billy memalingkan wajahnya dan menjawab dengan agak malu, “Maaf. Mereka itu memang pengusaha yang egois.”

Setelah pertanyaan itu terjawab, Siena kembali menunduk dan lanjut memandang setiap lembar foto itu.

“Ini siapa?” Siena menunjuk ke arah Julia yang wajahnya muncul setengah di selembar foto. “Sepertinya, dia dekat banget sama kamu.”

Jarak di antara Billy dan Julia di foto itu membuat Siena mengernyit. “Dia nggak kelihatan seperti saudara kandungmu. Kalau aku memang tunanganmu, kenapa ada lawan jenis seperti dia yang ada di sisimu?”

Kerutan di kening Siena bertambah dalam saat berujar, “Di foto ini, aku juga kelihatan sangat nggak senang.”

Billy pun terdiam. Dia hampir lupa bahwa Siena memang sangat jeli.

“Di ... dia itu Julia, adik sepupumu.” Billy menjelaskan dengan tergagap, “A ... aku benar-benar nggak punya hubungan apa-apa sama dia. Dulu, aku ditipunya, makanya aku selalu perhatian padanya!”

“Nana, kita benar-benar sangat saling mencintai.” Billy berkata dengan panik sambil menunjuk foto-foto itu, “Lihat, foto ini diambil waktu kita pergi ke taman bermain. Hari itu, kamu bilang kamu pengen pergi ke rumah hantu. Aku pun temani kamu masuk ke semua rumah hantu. Kamu peluk aku dengan ketakutan dan sama sekali nggak mau lepasin aku ....”

Billy tidak berhenti menceritakan masa lalunya dengan Siena dan mencoba untuk menemukan sedikit rasa haru di matanya. Sayangnya, Siena sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apa pun.

“Maaf.” Siena menggeleng. “Aku tahu ucapan seperti ini sangat melukai perasaan, tapi aku nggak bisa berbohong. Pak Billy, aku sama sekali nggak terharu sama semua ceritamu ....”

Siena menunjukkan ekspresi serbasalah dan menambahkan, “Aku merasa seperti lagi dengar cerita orang lain.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 21

    Beberapa bulan kemudian, Siena dan Jordy bertunangan.Setelah Billy pergi hari itu, Siena langsung membawa Jordy ke klinik dengan khawatir dan marah.“Lihat lukamu ini ....” Siena mengoleskan obat di luka Jordy dengan hati-hati sambil mengomel, “Kenapa kamu begitu gegabah? Kan sayang banget kalau wajah setampan ini terluka.”Jordy pun tersenyum dan menaruh dagunya ke telapak tangan Siena. “Karena bisa buat kamu kasihan sama aku, nggak sia-sia juga aku dipukul.”Wajah Siena seketika memerah. Dia pun memelototi Jordy dan menegur, “Jangan gombal kamu!”Namun, Siena tetap menunjukkan tampang khawatir. “Lain kali, jangan begini lagi. Aku benar-benar sedih melihatmu terluka.”“Oke.” Jordy mengangguk, lalu menjamin dengan serius, “Aku bersumpah, kelak, aku nggak akan buat Siena Kimnara khawatir lagi.”Pada awal musim panas, Siena dan Jordy mengadakan resepsi pernikahan. Diiringi dengan bunga yang bertebaran di udara, juga restu hangat dan tepuk tangan meriah dari sanak saudara serta teman deka

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 20

    Berhubung Billy mencurahkan semua perhatiannya dalam perihal Siena, dia sudah tidak muncul di Grup Juman beberapa hari. Begitu mendengar kabar ini, Leo sangat marah. Dia segera memberi perintah untuk membawa pulang putranya yang tidak berguna itu.Ketika Billy dibawa pulang ke rumah, dia langsung melihat orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu dalam diam. Setelah melihatnya, Leo segera berseru, “Kemari!”Plak!Billy berjalan ke hadapan Leo tanpa ekspresi. Yang menyambutnya adalah sebuah tamparan yang kuat. Tamparan itu membuat kepalanya terentak ke samping dan dia juga memuntahkan sedikit darah.Melihat hal ini, Ariana segera menarik putranya ke samping.“Kalau mau ngomong, ngomong baik-baik. Ngapain kamu main tangan!”Sembari mencela suaminya, Ariana pun memeriksa keadaan Billy. Begitu melihat keadaan putranya, dia sontak terkejut.“Coba kulihat .... Kamu kenapa?” Ariana berseru terkejut, “Billy, kenapa kamu terluka separah ini? Siapa yang menghajarmu?”Ariana tentu saja tidak teri

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 19

    Dalam sekejap, tatapan Billy langsung dipenuhi dengan kesedihan dan ketidakrelaan, seolah-olah hatinya akan hancur.“Kamu benar-benar nggak merasakan apa pun?” Billy menarik pergelangan tangan Siena dengan kuat dan lanjut bertanya dengan tidak rela, “Kamu benar-benar sudah lupakan semua kenangan di antara kita?”Sikap Billy ini sontak membuat Siena terkejut. Dia pun menggeleng secara refleks.Tatapan Billy perlahan-lahan berubah menjadi tatapan penuh kesedihan yang bercampur amarah. Dia juga bersikap makin histeris.“Kamu juga nggak ingat kejadian longsor salju lagi?” Demi mengembalikan ingatan Siena, Billy bahkan mengungkapkan semua kenangan yang buruk.“Gimana dengan Julia yang membuatmu jatuh ke jurang dan hampir membuat kedua kakimu diamputasi? Kamu juga sudah lupa sama semua itu?”“Apa?” Siena mengernyit sambil meronta dan mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Billy.“Demi celakai kamu, Julia mendorongmu dari gunung bersalju dan membuatmu terkurung di resor ski selama tujuh har

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 18

    Tidak lama setelah kejadian itu, Siena menerima pesan dari Billy.[ Nana, boleh nggak kita ketemu sekali? Aku tahu sikapku dulu sangat keterlaluan. Aku nggak seharusnya bersikap seperti itu terhadapmu .... ][ Tapi, aku sudah sadari kesalahanku. Aku mohon, kasih aku satu kesempatan lagi, ya? ]Setelah membaca serentetan pesan itu, selain merasa bingung, Sienna merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Meskipun dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang Billy, entah kenapa dia merasa bahwa dirinya sepertinya mengenal pria itu dulunya.Siena teringat bahwa ada sebuah memori yang dilupakannya. Sekarang, firasat itu pun menjadi makin kuat. Bagaimanapun juga, dia harus menemui Billy untuk mencari tahu kebenarannya.Setelah berpikir seperti itu, Siena membalas pesan Billy.[ Baiklah. Mari kita bertemu. ]“Ada apa?” Melihat Siena yang bersiap-siap untuk keluar, Jordy bertanya, “Kamu mau ke mana? Perlu kuantar?”“Nggak usah repot-repot. Aku mau ... pergi temui seseorang,

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 17

    Hari ini, Siena sengaja berdandan cantik. Tahun yang baru akan segera dimulai. Jordy sengaja mengajak Siena pergi menonton di malam Tahun Baru. Dia tentu saja memahami maksud Jordy. Dia juga memiliki kesan baik terhadap pria yang berkarakter lembut dan baik itu.Setiap kali Siena menghabiskan waktu dengan Jordy, dia selalu merasa rileks dan gembira. Sejak orang tuanya meninggal, sudah lama dia tidak merasakan perasaan memiliki seseorang yang dapat diandalkan.Menjelang malam, lampu-lampu neon di jalanan mulai menyala. Segala penjuru dihiasi lampu hias dan suasananya terasa sangat meriah. Sesekali, ada pasangan yang berjalan melewati keramaian sambil bergandengan tangan.Untuk menyesuaikan diri dengan suasana, Siena sengaja memilih gaun panjang berwarna merah marun dan memadukannya dengan mantel wol. Dia terlihat manis, imut, tetapi juga anggun.Rintik-rintik salju turun dari langit dan beterbangan di jalan. Siena tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Tiba-tiba sebuah sosok

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 16

    Siena menemukan pekerjaan di sebuah toko bunga dekat rumahnya. Meskipun gajinya tidak tinggi, dia sangat menyukai pekerjaan itu. Membagikan hal-hal indah kepada orang lain membuatnya sangat gembira. Selama bekerja di sini, dia juga mengenal banyak teman baru.“Pagi, Kak Tanya!” Siena berjalan masuk ke toko bunga sambil tersenyum. Pemilik toko bunga bernama Tanya itu segera menyodorkan sepiring pangsit yang masih hangat ke hadapan Siena. “Ayo cicip. Aku sendiri yang membuatnya hari ini!”Setelah menyelesaikan semua persiapan kerja, Siena menerima sebuah pesanan pengantaran. Hal yang mengejutkannya adalah, alamat pengantaran itu berada tepat di samping rumahnya. Dia pun membawa sebuket bunga lili itu ke rumah pelanggan dan menekan bel.“Maaf, tunggu sebentar!”Terdengar suara jernih pria dari balik pintu. Ketika pintu dibuka, seorang pemuda yang tampan menerima sebuket bunga itu dari Siena. “Terima kasih .... Eh? Kok kamu yang datang?”Pemuda itu tidak sempat menyelesaikan kalimat awalny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status