Short
Andai Cinta Datang Lebih Awal

Andai Cinta Datang Lebih Awal

By:  CalandraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
21Chapters
942views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Saat longsor salju di arena ski, aku didorong ke bawah oleh adik sepupuku sendiri, Julia Luandi.Kekasihku, Billy Juman, menggendong adik sepupuku, lalu membalikkan tubuhnya berjalan pergi begitu saja. Dia bahkan lupa bahwa masih ada aku yang terkubur di dasar salju, meninggalkanku sendirian selama tujuh hari di lembah. Saat mereka menemukanku, Billy berkata dengan emosi, “Seharusnya kamu bersyukur kedua lengan Lia baik-baik saja. Kalau nggak, kamu mesti mati di gunung salju ini untuk menebus kesalahanmu!” “Pernikahan pada seminggu kemudian dibatalkan. Kapan kamu menyadari kesalahanmu, kapan kita adakan pernikahan kita.” Tadinya Billy mengira aku akan menangis dan merengek lantaran tidak menyetujuinya. Namun, aku hanya mengangguk dengan perlahan. “Oke.” Billy tidak tahu aku telah melakukan sebuah transaksi dengan Dewa Bulan. Enam hari kemudian, aku akan menukarkan barang paling berharga bagiku, yaitu cinta dan ingatanku terhadap Billy. Mulai saat ini, aku akan melupakan semua tentang Billy, lalu memulai hidup di tempat baru. Menikah sudah tidak penting bagiku. Siena yang mencintainya itu sudah meninggal di dalam gunung salju.

View More

Chapter 1

Bab 1

Saat terjadi longsor salju di arena ski, Siena Kimnara didorong oleh Julia Luandi hingga terjatuh dari gunung bersalju. Julia hanya mengalami dislokasi pada kedua lengannya karena jatuh di tempat, tetapi Siena malah terjatuh hingga ke dasar gunung.Siena terjebak di Gunung Meiri selama tujuh hari.

Seandainya bukan karena kakinya tertusuk ranting pohon, membuat darahnya mencolok di tengah putihnya pegunungan salju, mungkin seumur hidupnya dia tidak akan ditemukan lagi.

Jejak darah berwarna merah menyala menyebar di atas salju, seperti sekuntum bunga merah yang sedang bermekaran.

Siena bersandar lemah di batang pohon. Napas dan tubuhnya sangat lemah, seolah-olah akan segera menyatu dengan salju saja.

Begitu tim pengawal menemukan Siena, mereka segera menghubungi Billy Juman melalui walkie-talkie.

“Tuan Billy, kami sudah menemukan Nona Siena!”

Tidak lama kemudian, helikopter mendarat. Angin besar membuat Siena tidak sanggup untuk membuka matanya. Meskipun demikian, dalam sekilas mata, dia tetap bisa melihat Billy. Hanya saja, ada sosok Julia di belakangnya.

Billy berlari mendekat dengan buru-buru. Ketika melihat tubuh Siena yang terhuyung-huyung, Billy langsung menyalahkannya. “Kenapa kamu lari sembarangan. Aku jadi mesti mengerahkan banyak orang untuk mencarimu! Kalau kamu berdiri di tempat, kami juga nggak perlu mencarimu selama lima sampai enam hari! Gara-gara kamu, tim pengawal harus bekerja tanpa henti selama 24 jam! Sepertinya sehari nggak bikin masalah, kamu nggak akan merasa puas, ya!”

Sekarang sedang bulan November. Salju menyelimuti gunung di tengah musim dingin dengan suhu minus belasan derajat. Awalnya, Siena takut tersesat, jadi dia hanya berani berdiri di tempat, menahan dingin sambil terus berharap Billy akan datang menyelamatkannya.

Siena berpikir, Billy pasti tidak akan tega meninggalkannya mati kedinginan di sini.

Namun begitu malam tiba, sekeliling menjadi gelap gulita, sepasang demi sepasang mata hijau mengintai dari kegelapan. Suara auman binatang buas terdengar dari kejauhan.

Siena ketakutan sampai tubuhnya gemetar hebat. Dia hanya bisa memegang obor tanpa berani menutup mata semalam.

Sampai akhirnya, makanan terakhir pun habis, dia terpaksa keluar untuk mencari sayuran dan buah liar.

Namun pada musim dingin yang menggigil seperti ini, Siena menggali tanah sampai jari-jarinya lecet berdarah dan mati rasa, tetapi dia tetap kesulitan untuk mengisi perutnya.

Satu hari, dua hari, tiga hari …. Secercah harapan di hati Siena perlahan padam, seperti lilin yang ditiup angin musim dingin tanpa belas kasihan.

Saat mendengar omelan Billy, Siena hanya menunduk lemas dan tidak berbicara sama sekali.

Billy menganggap Siena cerewet, suka membantah, dan pintar berdalih. Setiap kali terjadi sesuatu, tak peduli bagaimana Siena menjelaskan, jawabannya selalu sama.

“Kamu lagi ngawur, ya? Trik apa lagi yang lagi kamu mainkan?”

Sudahlah.

Siena sudah tidak ingin berdebat lagi dengannya. Terserah apa yang ingin dia katakan.

Pengawal yang berada di samping bersin karena terkena embusan angin. Dia spontan bergumam, “Sering ada serigala di dalam pegunungan salju. Kalau dia hanya menunggu di tempat, sepertinya sekarang dia sudah menjadi tumpukan tulang.”

“Astaga?” Julia menutup mulutnya dengan syok. “Kak Siena, apa dia itu temanmu?”

Pengawal yang ditanya langsung menggeleng. “Bukan, aku nggak kenal sama dia.”

Hari ini adalah hari pertama dia bekerja. Dia bahkan belum mengenal semua rekan kerjanya. Mana mungkin dia kenal dengan Siena?

Julia pun tersenyum dengan makna tersirat. “Oh, begitu, kamu begitu perhatian sama dia. Aku kira kalian saling kenal. Kak Siena memang punya pesona, ya. Baru kenal sebentar saja, sudah ada yang belain kamu.”

Sesuai dugaan, raut wajah Billy langsung berubah muram. “Siena, kenapa kamu nggak tahu cara menjaga sikapmu?”

Kemudian, Billy memalingkan kepalanya berkata pada pengawal yang berbicara tadi dengan suara dingin, “Kamu … nggak usah masuk kerja lagi. Mohon lihat dengan jelas, aku barulah bos kalian. Kalau di antara kalian masih ada yang nggak bisa membedakan keadaan, nggak usah kerja lagi!”

Begitu ucapan dilontarkan, semua orang spontan mundur beberapa langkah. Mereka semua takut amarah Billy akan membuat mereka kehilangan mata pencaharian mereka.

Pada saat ini, Julia berjalan maju. “Kak Siena, apa kamu baik-baik saja?”

Sambil berbicara, Julia hendak memapah Siena.

“Kak Billy, Kak Siena juga bukan sengaja bikin kedua lenganku dislokasi. Dia hanya dimanjakan keluarganya sejak kecil, makanya dia jadi sedikit arogan dan nggak suka sama aku. Dia hanya lagi lampiasin amarahnya saja.”

“Kak Billy, kamu jangan marah lagi sama Kak Siena …. Lenganku sudah dirawat selama beberapa hari juga. Kak Siena sudah lama seorang diri di pegunungan salju. Dia pasti merindukan keluarganya. Ayo, kita pulang.”

“Seharusnya kamu bersyukur nggak terjadi apa-apa dengan kedua lengan Julia. Kalau nggak, kamu mesti mati di pegunungan ini sebagai ganti ruginya!”

“Pernikahan satu minggu kemudian dibatalkan. Kapan kamu menyadari kesalahanmu, baru kita adakan kembali pernikahan kita.”

Raut wajah Billy semakin muram lagi.

“Hmph! Siapa juga yang nggak tahu dalam arena ski alami ini nggak ada pelindung dan berbahaya? Cuma demi foto yang bagus, kamu jalan ke sana kemari dengan sesuka hati. Kamu cuma bisa salahin diri kamu sendiri!”

“Siena, kalau bukan karena orang tuamu punya budi sama aku, sudah lama aku ingin membatalkan perjanjian pernikahan ini!”
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
21 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status