Share

Bab 17

Penulis: Calandra
Hari ini, Siena sengaja berdandan cantik. Tahun yang baru akan segera dimulai. Jordy sengaja mengajak Siena pergi menonton di malam Tahun Baru. Dia tentu saja memahami maksud Jordy. Dia juga memiliki kesan baik terhadap pria yang berkarakter lembut dan baik itu.

Setiap kali Siena menghabiskan waktu dengan Jordy, dia selalu merasa rileks dan gembira. Sejak orang tuanya meninggal, sudah lama dia tidak merasakan perasaan memiliki seseorang yang dapat diandalkan.

Menjelang malam, lampu-lampu neon di jalanan mulai menyala. Segala penjuru dihiasi lampu hias dan suasananya terasa sangat meriah. Sesekali, ada pasangan yang berjalan melewati keramaian sambil bergandengan tangan.

Untuk menyesuaikan diri dengan suasana, Siena sengaja memilih gaun panjang berwarna merah marun dan memadukannya dengan mantel wol. Dia terlihat manis, imut, tetapi juga anggun.

Rintik-rintik salju turun dari langit dan beterbangan di jalan. Siena tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Tiba-tiba sebuah sosok jangkung muncul di hadapannya.

Itu adalah Jordy. Dia merapikan syal Siena secara alami dan memiringkan payungnya ke arah Siena. “Maaf, kamu sudah tunggu lama?”

Gerakan Jordy membuat Siena tersipu. Dia menggeleng sambil tersenyum. “Nggak kok.”

“Siena.” Pria itu mengamati Siena dan memancarkan tatapan penuh pujian. “Kamu cantik banget hari ini.”

“Makasih.”

Jordy mengenakan mantel panjang berwarna cokelat dan rambutnya disisir ke samping. Dia terlihat tampang dan jangkung.

Berhubung Siena sangat cantik dan Jordy juga tampan, sesekali, ada pejalan kaki yang memuji mereka dengan suara kecil.

“Filmnya akan segera tayang.” Jordy menggandeng tangan Siena dan berkata, “Ayo kita masuk.”

Ini adalah pertama kalinya mereka bergandengan tangan. Siena pun menggigit bibirnya dengan malu dan mengangguk. “Oke.”

Namun, baru saja Siena dan Jordy berbalik, tiba-tiba terdengar seruan seorang pria.

“Siena!”

Mendengar namanya dipanggil, Siena pun secara refleks menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan melihat seorang pria berpakaian hitam berjalan ke arahnya. Pria itu memiliki fitur wajah yang tampan, tetapi matanya terlihat lesu. Kedua pipinya terlihat cekung karena terlalu tirus.

Tatapan pria itu terlihat hangat dan jujur. Dia menatap Siena lekat-lekat tanpa berpikiran untuk menyembunyikan perasaannya. Dia kesulitan berjalan, tetapi tetap melangkah dengan penuh semangat ke arah Siena.

Siena pun menatap pria itu dengan bingung dan bertanya, “Umm, maaf. Kamu siapa, ya?”

Dalam sekejap, pria itu langsung terpaku di tempat bagaikan sudah disambar petir. Dia membelalak dan tertegun sejenak sebelum tersadar kembali. Kemudian, dia mencengkeram bahu Siena dengan penuh semangat dan berujar, “Siena! Nanaku, aku ini Billy!”

Billy sangat emosional dan menunjukkan ekspresi yang nyaris histeris. “Kamu nggak ingin bertemu denganku? Kamu masih marah, makanya kamu bersikap seperti ini?”

Kemudian, Billy menoleh ke arah Jordy dan memelototinya sambil bertanya, “Nana, siapa pria ini? Kamu mau campakkan aku dan sudah temukan penggantiku secepat ini?”

Jordy pun mengernyit dan menepis tangan Billy yang mencengkeram bahu Siena. Dia melindungi Siena di belakangnya, lalu berujar dengan nada dingin dan tegas yang tak pernah ditunjukkannya, “Pak, tolong hormati kekasihku.”

“Kekasih?” Billy terlihat seperti orang yang baru mendengar kosakata asing. Dia tidak berhenti mengamati kedua orang di hadapannya, lalu kembali menatap Siena dan bertanya, “Nana, yang dia bilang benar?”

Siena menggigit bibirnya, lalu mengangguk pelan. “Benar, dia itu pacarku. Kamu siapa, ya? Kayaknya, aku nggak mengenalmu.”

Billy memandang Siena dengan tidak percaya. “Mana mungkin kamu nggak mengenalku! Aku ini Billy Juman, tunanganmu!”

“Tunangan?” Siena mengernyit dan mencerna kata itu. Dia sangat yakin tidak ada memori apa pun mengenai pria ini dalam ingatannya.

“Maaf.” Siena menggeleng dan menjawab, “Kamu mungkin salah kenali orang. Aku nggak punya tunangan, juga nggak kenal sama kamu.”

Siena tetap mempertahankan sikap sopan dan menambahkan, “Aku dan pacarku sudah mau nonton. Boleh nggak kamu beri jalan untuk kami?”

Mustahil! Billy menatap Siena yang tidak mengenalinya berbalik. Hatinya diliputi perasaan campur aduk. Tadi, dia masih tenggelam dalam kegembiraan karena akhirnya menemukan Siena. Namun, sikap Siena bagaikan siraman air dingin yang menyadarkannya dari kegembiraan itu.

Bagaimana mungkin Siena tidak mengenalinya? Kenapa Siena bisa bersama pria lain? Mereka jelas-jelas begitu saling mencintai! Billy tidak dapat menerima kenyataan seperti ini.

“Tunggu!” Billy masih belum menyerah dan mengulurkan tangannya untuk menarik Siena. “Siena! Bisa nggak kita ....”

Namun, pada detik selanjutnya, Jordy segera mengadang di depan Siena. Dia berkata dengan nada dingin dan penuh peringatan, “Pak, kekasihku sudah bilang dia nggak kenal sama kamu. Kalau kamu lanjut mengganggunya, jangan salahkan aku bersikap nggak sungkan lagi.”

Begitu mendengar ucapan itu, Billy langsung memicingkan matanya dan mengamati Jordy. Pria ini memiliki aura yang mengesankan. Dia seharusnya adalah putra keluarga kaya.

Namun, Billy tidak berencana untuk langsung menyerah. Dia memasang tampang dingin dan menatap lekat-lekat mata Jordy tanpa menunjukkan sedikit kelemahan pun. “Asal kamu tahu, masalah ini belum berakhir. Aku akan datang mencarinya lagi. Siena cuma boleh jadi milikku.”

Jordy pun tersenyum sinis dan menyahut, “Benarkah? Kalau begitu, silakan dicoba. Aku jamin akan membuatmu merasakan akibatnya.”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 21

    Beberapa bulan kemudian, Siena dan Jordy bertunangan.Setelah Billy pergi hari itu, Siena langsung membawa Jordy ke klinik dengan khawatir dan marah.“Lihat lukamu ini ....” Siena mengoleskan obat di luka Jordy dengan hati-hati sambil mengomel, “Kenapa kamu begitu gegabah? Kan sayang banget kalau wajah setampan ini terluka.”Jordy pun tersenyum dan menaruh dagunya ke telapak tangan Siena. “Karena bisa buat kamu kasihan sama aku, nggak sia-sia juga aku dipukul.”Wajah Siena seketika memerah. Dia pun memelototi Jordy dan menegur, “Jangan gombal kamu!”Namun, Siena tetap menunjukkan tampang khawatir. “Lain kali, jangan begini lagi. Aku benar-benar sedih melihatmu terluka.”“Oke.” Jordy mengangguk, lalu menjamin dengan serius, “Aku bersumpah, kelak, aku nggak akan buat Siena Kimnara khawatir lagi.”Pada awal musim panas, Siena dan Jordy mengadakan resepsi pernikahan. Diiringi dengan bunga yang bertebaran di udara, juga restu hangat dan tepuk tangan meriah dari sanak saudara serta teman deka

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 20

    Berhubung Billy mencurahkan semua perhatiannya dalam perihal Siena, dia sudah tidak muncul di Grup Juman beberapa hari. Begitu mendengar kabar ini, Leo sangat marah. Dia segera memberi perintah untuk membawa pulang putranya yang tidak berguna itu.Ketika Billy dibawa pulang ke rumah, dia langsung melihat orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu dalam diam. Setelah melihatnya, Leo segera berseru, “Kemari!”Plak!Billy berjalan ke hadapan Leo tanpa ekspresi. Yang menyambutnya adalah sebuah tamparan yang kuat. Tamparan itu membuat kepalanya terentak ke samping dan dia juga memuntahkan sedikit darah.Melihat hal ini, Ariana segera menarik putranya ke samping.“Kalau mau ngomong, ngomong baik-baik. Ngapain kamu main tangan!”Sembari mencela suaminya, Ariana pun memeriksa keadaan Billy. Begitu melihat keadaan putranya, dia sontak terkejut.“Coba kulihat .... Kamu kenapa?” Ariana berseru terkejut, “Billy, kenapa kamu terluka separah ini? Siapa yang menghajarmu?”Ariana tentu saja tidak teri

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 19

    Dalam sekejap, tatapan Billy langsung dipenuhi dengan kesedihan dan ketidakrelaan, seolah-olah hatinya akan hancur.“Kamu benar-benar nggak merasakan apa pun?” Billy menarik pergelangan tangan Siena dengan kuat dan lanjut bertanya dengan tidak rela, “Kamu benar-benar sudah lupakan semua kenangan di antara kita?”Sikap Billy ini sontak membuat Siena terkejut. Dia pun menggeleng secara refleks.Tatapan Billy perlahan-lahan berubah menjadi tatapan penuh kesedihan yang bercampur amarah. Dia juga bersikap makin histeris.“Kamu juga nggak ingat kejadian longsor salju lagi?” Demi mengembalikan ingatan Siena, Billy bahkan mengungkapkan semua kenangan yang buruk.“Gimana dengan Julia yang membuatmu jatuh ke jurang dan hampir membuat kedua kakimu diamputasi? Kamu juga sudah lupa sama semua itu?”“Apa?” Siena mengernyit sambil meronta dan mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Billy.“Demi celakai kamu, Julia mendorongmu dari gunung bersalju dan membuatmu terkurung di resor ski selama tujuh har

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 18

    Tidak lama setelah kejadian itu, Siena menerima pesan dari Billy.[ Nana, boleh nggak kita ketemu sekali? Aku tahu sikapku dulu sangat keterlaluan. Aku nggak seharusnya bersikap seperti itu terhadapmu .... ][ Tapi, aku sudah sadari kesalahanku. Aku mohon, kasih aku satu kesempatan lagi, ya? ]Setelah membaca serentetan pesan itu, selain merasa bingung, Sienna merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Meskipun dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang Billy, entah kenapa dia merasa bahwa dirinya sepertinya mengenal pria itu dulunya.Siena teringat bahwa ada sebuah memori yang dilupakannya. Sekarang, firasat itu pun menjadi makin kuat. Bagaimanapun juga, dia harus menemui Billy untuk mencari tahu kebenarannya.Setelah berpikir seperti itu, Siena membalas pesan Billy.[ Baiklah. Mari kita bertemu. ]“Ada apa?” Melihat Siena yang bersiap-siap untuk keluar, Jordy bertanya, “Kamu mau ke mana? Perlu kuantar?”“Nggak usah repot-repot. Aku mau ... pergi temui seseorang,

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 17

    Hari ini, Siena sengaja berdandan cantik. Tahun yang baru akan segera dimulai. Jordy sengaja mengajak Siena pergi menonton di malam Tahun Baru. Dia tentu saja memahami maksud Jordy. Dia juga memiliki kesan baik terhadap pria yang berkarakter lembut dan baik itu.Setiap kali Siena menghabiskan waktu dengan Jordy, dia selalu merasa rileks dan gembira. Sejak orang tuanya meninggal, sudah lama dia tidak merasakan perasaan memiliki seseorang yang dapat diandalkan.Menjelang malam, lampu-lampu neon di jalanan mulai menyala. Segala penjuru dihiasi lampu hias dan suasananya terasa sangat meriah. Sesekali, ada pasangan yang berjalan melewati keramaian sambil bergandengan tangan.Untuk menyesuaikan diri dengan suasana, Siena sengaja memilih gaun panjang berwarna merah marun dan memadukannya dengan mantel wol. Dia terlihat manis, imut, tetapi juga anggun.Rintik-rintik salju turun dari langit dan beterbangan di jalan. Siena tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Tiba-tiba sebuah sosok

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 16

    Siena menemukan pekerjaan di sebuah toko bunga dekat rumahnya. Meskipun gajinya tidak tinggi, dia sangat menyukai pekerjaan itu. Membagikan hal-hal indah kepada orang lain membuatnya sangat gembira. Selama bekerja di sini, dia juga mengenal banyak teman baru.“Pagi, Kak Tanya!” Siena berjalan masuk ke toko bunga sambil tersenyum. Pemilik toko bunga bernama Tanya itu segera menyodorkan sepiring pangsit yang masih hangat ke hadapan Siena. “Ayo cicip. Aku sendiri yang membuatnya hari ini!”Setelah menyelesaikan semua persiapan kerja, Siena menerima sebuah pesanan pengantaran. Hal yang mengejutkannya adalah, alamat pengantaran itu berada tepat di samping rumahnya. Dia pun membawa sebuket bunga lili itu ke rumah pelanggan dan menekan bel.“Maaf, tunggu sebentar!”Terdengar suara jernih pria dari balik pintu. Ketika pintu dibuka, seorang pemuda yang tampan menerima sebuket bunga itu dari Siena. “Terima kasih .... Eh? Kok kamu yang datang?”Pemuda itu tidak sempat menyelesaikan kalimat awalny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status