Share

Bab 15

Author: Calandra
Setelah melompat dari balkon, kesadaran Siena seolah tenggelam dalam kegelapan. Ketika dia memandang ke sekeliling dengan bingung, secercah cahaya menyilaukan tiba-tiba muncul di kejauhan.Kemudian, terdengar sebuah suara berkata, “Pergilah. Harapanmu akan segera terkabul.”

Siena pun tanpa sadar berjalan ke arah cahaya itu, lalu membuka matanya. Di mana ini?

Setelah membuka mata, terlihat langit-langit yang familier, tetapi juga asing. Berhubung sudah tidur terlalu lama, tubuh Siena terasa agak lemas. Dia duduk dengan kesulitan, lalu mengamati lingkungan di sekeliling. Ini ... adalah kamarnya di kediaman lama keluarganya yang berada jauh di Kota Harila.

Setelah orang tua Siena meninggal, perusahaan dan semua sahamnya direbut oleh kerabatnya. Rumah ini juga dilelang sehingga dia hanya bisa hidup berkelana. Pada akhirnya, rumah ini tidak terjual karena sudah terlalu tua.

Setelahnya ... setelahnya, keluarga yang ditolong oleh orang tua Siena merasa kasihan pada Siena dan membawanya pulang. Eh? Kenapa ....

Siena tiba-tiba mengernyit. Siapa nama pasangan yang ditolong oleh orang tuanya? Dia merasa sebagian ingatannya seperti sudah hilang. Dia tidak memiliki ingatan apa pun tentang keluarga yang menampungnya.

Siena hanya ingat bahwa sebelum dirinya datang kemari, dia sepertinya mengalami kecelakaan. Dalam keadaan sekarat, ada sebuah suara yang mencapai semacam kesepakatan dengannya. Dia juga telah melupakan isi kesepakatan itu. Tak disangka, kehidupan baru yang dimaksud suara itu adalah mengirimnya ke rumah lamanya.

Siena menemukan sertifikat kepemilikan rumah dan KTP-nya di di meja samping tempat tidur. Tak disangka, suara misterius itu cukup teliti.

Siena berjalan ke ruang tamu dan pemandangan di hadapannya seketika membuat hatinya dilanda emosi. Dulu, dia pergi dengan terburu-buru. Semua perabot dalam rumah ini masih tetap sama seperti sebelumnya.

Melihat pemandangan yang sangat familier ini, kenangan indah Siena bersama orang tuanya dulu mulai berputar dalam benaknya. Dia pun tanpa sadar berlinang air mata dan bergumam dalam hati, ‘Ayah, Ibu, aku sudah pulang.’

Siena terlebih dahulu membersihkan rumah ini. Setelah itu, dia baru keluar untuk membeli nomor ponsel, membuka rekening baru, dan membeli kebutuhan sehari-hari. Dia masih belum begitu terbiasa karena tiba-tiba pulang ke tempat ini, tetapi hatinya dipenuhi dengan penantian terhadap masa depan.

Meskipun sudah melupakan beberapa hal, Siena merasa bebas dan gembira. Bahkan jiwanya juga terasa sangat rileks. Selain memiliki pekerjaan dan kehidupan baru, mungkin saja dia juga bisa mencari beberapa hobi baru ....

Siena yang dipenuhi harapan terhadap masa depan pun tertidur lelap setelah melalui hari yang sibuk.

Di tempat yang ribuan kilometer jauhnya, Billy sedang duduk sendiri di dalam kamar rawat yang remang. Kakinya sudah hampir pulih total. Jadi, dia sudah bisa pulang ke rumah untuk memulihkan diri. Namun, dia tetap tinggal di kamar rawat ini setiap hari. Alasannya tidak lain karena masih tertinggal beberapa jejak Siena di tempat ini.

Cahaya bulan menyinari wajah Billy yang tirus. Matanya terlihat kelam bagaikan langit malam. Dia menatap ranjang pasien kosong di sampingnya sambil mengepalkan tangan saking cemasnya.

‘Nana, di mana kamu sebenarnya?’ gumam Billy dalam hati.

Tok! Tok!

Asisten Billy mengetuk pintu dengan hati-hati, lalu berjalan masuk dan menyerahkan selembar laporan kepada Billy.

“Pa ... Pak Billy, kami masih belum temukan keberadaan Bu Siena ....”

Asisten itu menahan rasa takut akibat tatapan mata bosnya yang seperti ingin menelan orang, lalu memberanikan diri untuk melapor, “Bu Siena bagaikan sudah menghilang dari dunia. Kami sudah cari ke semua stasiun, bandara, dan pelabuhan, tapi tetap nggak temukan riwayat perjalanannya. Nomor ponsel dan rekening banknya dulu juga sudah ditutup. Nggak ada jejaknya yang tersisa ....”

Baru saja asisten itu selesai berbicara, Billy langsung meninju papan ranjang dengan kuat. Kemudian, dia menunduk dan tersenyum pahit. ‘Nana, kamu begitu membenciku sampai nggak sudi tinggalkan sepotong kenangan pun untukku?’

“Lanjut selidiki.” Billy mendongak dan memberi perintah pada asistennya dengan suara serak, “Selidiki sampai kalian menemukannya!”

Setelah asistennya pergi, Billy mengeluarkan ponselnya lagi dan membuka akun Facebook Siena. Ini adalah hal yang akan dilakukannya entah berapa kali dalam sehari. Setelah melihat bukti mereka pernah saling mencintai, dia baru akan merasa agak terhibur.

Postingan terbaru akun ini terhenti pada bulan lalu, yang menunjukkan Sienna sedang menyiapkan rencana liburan ski bersama Billy dengan penuh semangat. Selain foto, Siena juga sengaja menambahkan keterangan.

[ Aku sangat menantikan liburan ski kita. ]

Pada saat itu, Billy masih belum menyadari bahwa liburan kali ini merupakan pertanda perpisahan mereka untuk selamanya. Dia tidak tahan lagi dan mengecup Siena yang ada dalam foto tersebut.

‘Nana, aku pasti akan menemukanmu.’
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 21

    Beberapa bulan kemudian, Siena dan Jordy bertunangan.Setelah Billy pergi hari itu, Siena langsung membawa Jordy ke klinik dengan khawatir dan marah.“Lihat lukamu ini ....” Siena mengoleskan obat di luka Jordy dengan hati-hati sambil mengomel, “Kenapa kamu begitu gegabah? Kan sayang banget kalau wajah setampan ini terluka.”Jordy pun tersenyum dan menaruh dagunya ke telapak tangan Siena. “Karena bisa buat kamu kasihan sama aku, nggak sia-sia juga aku dipukul.”Wajah Siena seketika memerah. Dia pun memelototi Jordy dan menegur, “Jangan gombal kamu!”Namun, Siena tetap menunjukkan tampang khawatir. “Lain kali, jangan begini lagi. Aku benar-benar sedih melihatmu terluka.”“Oke.” Jordy mengangguk, lalu menjamin dengan serius, “Aku bersumpah, kelak, aku nggak akan buat Siena Kimnara khawatir lagi.”Pada awal musim panas, Siena dan Jordy mengadakan resepsi pernikahan. Diiringi dengan bunga yang bertebaran di udara, juga restu hangat dan tepuk tangan meriah dari sanak saudara serta teman deka

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 20

    Berhubung Billy mencurahkan semua perhatiannya dalam perihal Siena, dia sudah tidak muncul di Grup Juman beberapa hari. Begitu mendengar kabar ini, Leo sangat marah. Dia segera memberi perintah untuk membawa pulang putranya yang tidak berguna itu.Ketika Billy dibawa pulang ke rumah, dia langsung melihat orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu dalam diam. Setelah melihatnya, Leo segera berseru, “Kemari!”Plak!Billy berjalan ke hadapan Leo tanpa ekspresi. Yang menyambutnya adalah sebuah tamparan yang kuat. Tamparan itu membuat kepalanya terentak ke samping dan dia juga memuntahkan sedikit darah.Melihat hal ini, Ariana segera menarik putranya ke samping.“Kalau mau ngomong, ngomong baik-baik. Ngapain kamu main tangan!”Sembari mencela suaminya, Ariana pun memeriksa keadaan Billy. Begitu melihat keadaan putranya, dia sontak terkejut.“Coba kulihat .... Kamu kenapa?” Ariana berseru terkejut, “Billy, kenapa kamu terluka separah ini? Siapa yang menghajarmu?”Ariana tentu saja tidak teri

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 19

    Dalam sekejap, tatapan Billy langsung dipenuhi dengan kesedihan dan ketidakrelaan, seolah-olah hatinya akan hancur.“Kamu benar-benar nggak merasakan apa pun?” Billy menarik pergelangan tangan Siena dengan kuat dan lanjut bertanya dengan tidak rela, “Kamu benar-benar sudah lupakan semua kenangan di antara kita?”Sikap Billy ini sontak membuat Siena terkejut. Dia pun menggeleng secara refleks.Tatapan Billy perlahan-lahan berubah menjadi tatapan penuh kesedihan yang bercampur amarah. Dia juga bersikap makin histeris.“Kamu juga nggak ingat kejadian longsor salju lagi?” Demi mengembalikan ingatan Siena, Billy bahkan mengungkapkan semua kenangan yang buruk.“Gimana dengan Julia yang membuatmu jatuh ke jurang dan hampir membuat kedua kakimu diamputasi? Kamu juga sudah lupa sama semua itu?”“Apa?” Siena mengernyit sambil meronta dan mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Billy.“Demi celakai kamu, Julia mendorongmu dari gunung bersalju dan membuatmu terkurung di resor ski selama tujuh har

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 18

    Tidak lama setelah kejadian itu, Siena menerima pesan dari Billy.[ Nana, boleh nggak kita ketemu sekali? Aku tahu sikapku dulu sangat keterlaluan. Aku nggak seharusnya bersikap seperti itu terhadapmu .... ][ Tapi, aku sudah sadari kesalahanku. Aku mohon, kasih aku satu kesempatan lagi, ya? ]Setelah membaca serentetan pesan itu, selain merasa bingung, Sienna merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Meskipun dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang Billy, entah kenapa dia merasa bahwa dirinya sepertinya mengenal pria itu dulunya.Siena teringat bahwa ada sebuah memori yang dilupakannya. Sekarang, firasat itu pun menjadi makin kuat. Bagaimanapun juga, dia harus menemui Billy untuk mencari tahu kebenarannya.Setelah berpikir seperti itu, Siena membalas pesan Billy.[ Baiklah. Mari kita bertemu. ]“Ada apa?” Melihat Siena yang bersiap-siap untuk keluar, Jordy bertanya, “Kamu mau ke mana? Perlu kuantar?”“Nggak usah repot-repot. Aku mau ... pergi temui seseorang,

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 17

    Hari ini, Siena sengaja berdandan cantik. Tahun yang baru akan segera dimulai. Jordy sengaja mengajak Siena pergi menonton di malam Tahun Baru. Dia tentu saja memahami maksud Jordy. Dia juga memiliki kesan baik terhadap pria yang berkarakter lembut dan baik itu.Setiap kali Siena menghabiskan waktu dengan Jordy, dia selalu merasa rileks dan gembira. Sejak orang tuanya meninggal, sudah lama dia tidak merasakan perasaan memiliki seseorang yang dapat diandalkan.Menjelang malam, lampu-lampu neon di jalanan mulai menyala. Segala penjuru dihiasi lampu hias dan suasananya terasa sangat meriah. Sesekali, ada pasangan yang berjalan melewati keramaian sambil bergandengan tangan.Untuk menyesuaikan diri dengan suasana, Siena sengaja memilih gaun panjang berwarna merah marun dan memadukannya dengan mantel wol. Dia terlihat manis, imut, tetapi juga anggun.Rintik-rintik salju turun dari langit dan beterbangan di jalan. Siena tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Tiba-tiba sebuah sosok

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 16

    Siena menemukan pekerjaan di sebuah toko bunga dekat rumahnya. Meskipun gajinya tidak tinggi, dia sangat menyukai pekerjaan itu. Membagikan hal-hal indah kepada orang lain membuatnya sangat gembira. Selama bekerja di sini, dia juga mengenal banyak teman baru.“Pagi, Kak Tanya!” Siena berjalan masuk ke toko bunga sambil tersenyum. Pemilik toko bunga bernama Tanya itu segera menyodorkan sepiring pangsit yang masih hangat ke hadapan Siena. “Ayo cicip. Aku sendiri yang membuatnya hari ini!”Setelah menyelesaikan semua persiapan kerja, Siena menerima sebuah pesanan pengantaran. Hal yang mengejutkannya adalah, alamat pengantaran itu berada tepat di samping rumahnya. Dia pun membawa sebuket bunga lili itu ke rumah pelanggan dan menekan bel.“Maaf, tunggu sebentar!”Terdengar suara jernih pria dari balik pintu. Ketika pintu dibuka, seorang pemuda yang tampan menerima sebuket bunga itu dari Siena. “Terima kasih .... Eh? Kok kamu yang datang?”Pemuda itu tidak sempat menyelesaikan kalimat awalny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status