Share

Usainya Masa Pengangguran

Sebelum berpamitan, Riki memberi sesuatu kepada Angel. Ternyata, itu sebuah kartu nama. Angel menerima kartu tersebut, kemudian membacanya. Tiba-tiba, matanya terbelalak. Dia terkejut ketika melihat tulisan "CEO" tersemat di bawah nama Riki.

Riki heran ketika melihat mimik wajah Angel seperti itu. Dia bertanya, "Kenapa Gel? Kok kamu melotot kayak gitu? Apa ada yang aneh dengan tulisannya?"

Angel menyangkal, "Oh nggak kok, Ki, nggak ada yang aneh. Cuma ... kamu hebat aja gitu udah jadi CEO di umur segini."

Riki terkekeh, "Kamu bisa aja Gel. Lagian, aku cuma nerusin usaha papaku, jadi nggak ada yang istimewa. Nah berhubung aku lagi butuh karyawan, kamu mau nggak kerja di perusahaanku? Jika kamu berminat, besok kamu bisa langsung dateng ke kantorku. Alamatnya sudah tertera di kartu itu."

Angel tidak begitu saja menerima tawarannya. Dia mengajukan beberapa pertanyaan kepada Riki.

"Tunggu! Ngomong-ngomong, kamu perlu karyawan di bagian apa dulu nih? Takutnya nggak sesuai dengan skill aku."

Riki terdiam sejenak dengan posisi tangan kanan sedang menopang dagunya. Sedangkan tangan kirinya menahan dengan cara melintang di perut. Tak lama, dia bertanya, "Ehmm ... kamu terakhir kerja di bagian apa?"

Bukan Angel namanya kalau tidak angkuh. Dengan bangganya, dia menjelaskan bahwa dirinya itu seorang pekerja yang multi talent.

"Ehmm ... gimana ya ngejelasinnya? Aku sendiri aja nggak tahu posisi kerjaku dulu sebagai apa. Tapi yang jelas, aku tuh orangnya multi talent. Jadi mau ditempatin kerja di bagian manapun, aku pasti bisa, karena aku orangnya cekatan dan cepat tanggap."

Riki hanya mengangguk. Kemudian dia mengubah posisi, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Wajahnya perlahan mendekat sambil menatap Angel dengan mimik wajah yang serius.

Secara refleks, Angel segera menyingkirkan wajah Riki dengan kedua telapak tangannya. "Jangan kurang ajar ya, Ki! Gini-gini juga aku pernah latihan Muaythai loh, jadi bisa saja aku meninjumu."

Riki malah tertawa terbahak-bahak ketika mendengar ucapan wanita itu, "Kamu lucu deh Gel. Lagian, siapa juga yang mau kurang ajar sama kamu? Aku tuh cuma mau mastiin aja, sehebat apa sih wanita yang ada di depanku ini?"

"Heuh, kamu ngeremehin aku?" cibir Angel.

Riki tertawa kecil, "Ha ha ... nggak kok, aku cuma bercanda, Gel. Aku tahu kalau kamu itu hebat. Ngomong-ngomong, kamu kan multi talent nih, gimana kalau kamu jadi asistenku aja?"

"Hah! Yang bener? Kamu serius? Takutnya aku salah denger gitu," tanya Angel memastikan.

"Seriuslah. Masa aku bercanda," ucap Riki.

Mendengar hal tersebut, Angel tersenyum sumringah. "Asyik, akhirnya aku naik jabatan," batinnya.

Pria itu melanjutkan ucapannya, "Kebetulan aku lagi butuh asisten gitu buat di rmh. Kan kamu orangnya serba bisa nih, kayaknya kamu cocok banget di posisi itu."

"Hah maksudnya gimana?" Sepertinya Angel belum sadar akan maksud perkataannya.

"Maksudnya jadi asisten rumah tangga gitu." ucap Riki memperjelas.

Angel sudah paham dengan apa yang dimaksud oleh Riki. Dia berpikir kalau pria di hadapannya ini sedang mengejeknya.

Kemudian, dengan santainya wanita itu membalas, "Oh gitu, emangnya kamu sanggup ngegaji aku? Sebelumnya, aku kasih gambaran dulu nih. Kalau aku jadi pembantu kamu, tarif gajinya pun otomatis akan berbeda. Ya ... sekitar 10 sampai 15 jutaanlah! Di samping pekerjaan rumah selesai tepat waktu, aku juga bisa gali tanah kuburan buat kamu. Gimana?"

Angel menyeringai kepada Riki dan itu membuatnya agak sedikit ketakutan. "Hihh ... ini cewek serem juga ya candaannya," batinnya.

"Loh! Kok malah diem, Ki?" tanya Angel sedikit mendesak.

Riki berpura-pura ketawa untuk menutupi rasa takutnya, "Ha ha ha ... aku cuma bercanda aja kok Gel, jangan terlalu dianggap serius ya!"

Angel pun turut tertawa sambil menampakkan deretan giginya. "Ha ha ha ... iya Ki, aku tahu. Makanya aku ngomong gitu, ya karena ... aku juga niatnya sama kayak kamu sih cuma bercanda."

Riki semakin ngeri melihat tingkah Angel. "Kok ini cewek lama-kelamaan jadi mirip psikopat ya?" pikirnya.

Karena tak mau berlama-lama, Riki pun bergegas pamit, "Oh ya Gel, berhubung udah larut malem, aku pulang dulu ya. Maaf nggak mampir dulu ke rumah kamu. Besok, kamu langsung dateng aja ke kantor aku. Nanti kalau udah nyampe sana, kabarin aku."

Wanita itu hanya mengiyakan. Kemudian, Riki masuk ke dalam mobilnya dan dia pun melaju. Angel belum beranjak dari posisinya. Dia masih ingin melihat Riki. Akhirnya, dia masuk ke dalam rumah setelah pria itu pergi jauh dari hadapannya.

***

Ketika memasuki rumah, tiba-tiba ibu menghampiri Angel sambil tersenyum, lalu memegang kedua tangannya. Dia heran melihat wajah ibunya begitu berseri-seri.

"A-ada apa Bu? Kayaknya ibu lagi seneng?" tanya Angel penasaran.

"Angel, Ibu punya kabar baik buat kamu." jawab Ibu.

Angel semakin bingung dengan perkataan ibunya, "Hah? Kabar baik? Kabar baik apa Bu?"

Kemudian, Ibu menjelaskan secara panjang lebar. Kabar baik yang dimaksud adalah Angel mendapat pekerjaan di pabrik makanan PT. Segar Food sebagai Supervisor.

Angel semakin bingung, kok bisa diterima kerja di sana? Padahal, dia belum pernah melamar ke perusahaan tersebut. Ternyata, pimpinan dari PT. Segar Food itu adalah mantan atasan ayahnya.

"Kemarin beliau nanya ke Ibu, ada gak anak Ibu yang lagi nganggur? Terus ibu jawab ada. Lalu, beliau minta kamu untuk datang ke perusahaannya besok."

Angel terkejut, "Hah? Besok?"

Ibu heran melihat ekspresi anaknya seperti itu, "Iya besok. Memangnya ada apa dengan hari esok?"

Sungguh! Angel merasa keberatan. Dia pun mengutarakan alasannya, "Aduh gimana ya? Sebenernya, besok juga aku ada jadwal interview di perusahaannya Riki. Kalau aku batalin kan nggak enak Bu. Masalahnya kita ini udah janjian dari kemarin-kemarin."

Ibu menyanggah, "Alah ... Kamu interview di perusahaan temenmu itu belum tentu diterima jadi karyawan. Sedangkan di PT. Segar Food, kamu pasti diterima karena bosnya langsung yang minta." 

Angel tak bisa berkata-kata. Dia tidak ingin berdebat panjang lebar dengannya. Secara terpaksa, dia menuruti kemauan ibunya.

"Ya udah, aku turuti permintaan Ibu. Besok aku akan datang ke sana."

Mulut Ibu yang asalnya cemberut, kini berubah menjadi tersenyum setelah mendengar ucapan Angel.

Keesokan harinya, Angel berangkat menuju lokasi. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut ketika melihat kondisi di dalam kawasan pabrik tersebut.

"Ini pabrik makanan atau pabrik rongsok ya? Kok kumuh gini? Apa jangan-jangan ... Ibu salah kasih alamat lagi?" pikirnya.

Karena penasaran, dia pun bertanya kepada orang-orang di sekitar yang sedang berkumpul, "Pak, Ibu, maaf saya mau tanya, apakah benar ini PT. Segar Food?"

Mereka semua mengiyakan. Kemudian, Angel menanyakan lokasi kantor PT. Segar Food ada di sebelah mana. Salah satu dari mereka pun bertanya, "Kakak mau cari siapa?"

Angel pun menjawab, "Saya mau bertemu dengan Pak Joko. Beliau yang menyuruh saya datang ke sini. Apakah Pak Jokonya sudah datang?"

"Oh beliau belum datang kalau jam segini. Gimana kalau Kakak saya antar saja ke kantor." ucap salah satu pria yang ada di dalam perkumpulan tersebut. Dia bangkit dari duduknya dan mengantar Angel menuju kantor.

Sebelum memasuki kantor, Angel berterima kasih kepada pria itu karena telah mengantarnya. Setelah itu, dia masuk dan bertemu dengan sekretaris perusahaan. Dia disambut ramah oleh wanita itu. "Kamu pasti Angel kan? Ayo duduk dulu! Sebentar lagi Pak Joko datang." ucap Sang Sekretaris. Angel hanya mengiyakan sembari mengambil posisi duduk.

Sekitar setengah jam menunggu, akhirnya Pak Joko pun datang. Sang sekretaris menyambut kedatangan atasannya itu, begitu juga dengan Angel. "Selamat pagi, Pak Joko!"

"Oh, jadi ini bosnya mendiang ayah!" batin Angel sambil melihat penampilan bosnya dari bawah hingga ke atas.

"Sepertinya kamu Angel anak Pak Dimas ya?" tebak Pak Joko.

Angel tersenyum, "Benar, Pak."

Pak Joko begitu antusias melihat kehadirannya. "Akhirnya kamu datang juga. Well, mulai hari ini, kamu langsung kerja saja ya? Apa kamu siap?"

Angel tercengang dan berpikir, "Hah? Perusahaan macam apa ini? Kok nggak ada tes sama sekali? Jangan-jangan ... tanda tangan kontrak kerja pun nggak ada lagi? Aduh ... bagaimana ini? Lanjut nggak ya? Kalau aku nolak, nanti Ibu marah lagi."

Dengan berat hati, Angel menjawab, "Baik Pak, saya siap."

Pak Joko tersenyum ketika mendengar jawaban positif darinya. Kemudian, dia memerintahkan sekretarisnya untuk menunjukkan tempat kerja Angel.

Sang Sekretaris menunjukkan ruang kerja yang akan ditempati Angel. Tempatnya tidak terlalu besar, hanya cukup untuk dua karyawan saja. Setelah itu, dia mengajak Angel berkeliling area pabrik.

Selama berkeliling, Angel lupa tidak menanyakan sesuatu kepada Ibu Sekretaris, "Bu, maaf sebelumnya, saya belum tahu nama Ibu siapa?"

Ibu Sekretaris tertawa kecil, "Oh iya, saking sibuknya sampai-sampai saya lupa belum memperkenalkan diri. Nama saya Vanya. Saya adiknya Pak Joko."

Angel hanya mengangguk.

Tiba-tiba, Angel dikejutkan oleh sesuatu, "Hah!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status