Share

BAB 7

last update Last Updated: 2021-11-20 17:37:37

"Bismillah dulu sebelum buka amplopnya."

Pandangan Karina yang semula tertuju pada amplop di tangannya sontak beralih pada sosok berjilbab itu. Dokter Rasya tersenyum begitu manis, membuat jantung Karina makin kencang berdegub. Di dalam amplop itu ada secarik kertas yang menentukan hidupnya setelah ini. Ah ... maksudnya menentukan nasib perjalanan pre-kliniknya yang sudah tiga setengah tahun dia lalui. 

"Bismillah, ya Allah," desis Karina lirih lalu membuka amplop itu.

Ia mengambil kertas yang terlipat di dalamnya, membukanya perlahan-lahan dengan jantung yang berdisko ria. Harus lulus! Kalau tidak bisa habis Karina nanti. Mana dia harus izin nikah lagi, ah! Kenapa malah mikirin nikah sih? Karina memaki dirinya sendiri, semoga... 

Karina tertegun, surat itu sudah dia buka dan tak selang lama terdengar suara teriakan riuh teman-teman yang berjuang sidang bersamanya hari ini. Karina LULUS! Dia sudah lulus dan berhak menyandang gelar Sarjana Kedokteran yang selama ini dia impikan. 

Sontak Karina melonjak, memeluk Nindy yang duduk di sampingnya. Tangis mereka pecah bersamaan. Akhirnya setelah berdarah-darah berjuang, dia dinyatakan lulus!

"Selamat ya, jangan lupa setelah ini kalian masih harus ujian lagi untuk menempuh pendidikan pre-klinik. Jadi terus belajar lagi ya." sosok itu ikut berkaca-kaca melihat kebahagiaan mahasiswa dan mahasiswinya. 

"Ingat, tidak seperti jurusan lain yang mana lulus dan mendapatkan gelar sarjana adalah akhir dari masa belajar, untuk anak kedokteran, jalan kalian masih panjang."

Karina menyeka air matanya, rasanya sungguh sangat bahagia sekali, walaupun setelah ini jalan yang harus ia lalui untuk menjadi dokter bakal lebih terjal dan menguras tenaga yang lebih dalam lagi, tapi Karina sudah bertekad bahwa dia harus menjadi dokter seperti kedua orang tuanya, seperti kakak laki-lakinya. 

"Atau malah udah ada yang rencana mau nikah nih? Siapa yang sudah di lamar?" tanya dokter Rasya sambil tersenyum menggoda. 

Seketika Karina seperti ditampar, terlebih beberapa temannya dengan kompak menyeletuk menyebutkan namanya. 

"Karina, Dok. Sudah dilamar dia, otw married!" teriak mereka kompak yang langsung membelalakkan mata karena kesal. 

"Oh ya?" dokter Rasya menatap Karina sambil tersenyum menggoda, "Betul? Dilamar siapa, Rin?"

Karina nyengir lebar, ia hendak buka suara ketika kembali teman-teman kurang ajarnya itu berteriak lebih dulu. 

"Sama dokter Yudha, Dok!"

Tampak wajah itu terkejut setengah mati, sementara Karina menepuk jidatnya dengan kesal. 

"Dokter Yudha? Yudha siapa?"

Tidak perlu Karina jawab, karena juru bicara Karina yang berjumlah enam orang itu langsung kembali menjawab dengan lantang. 

"Dokter Yudha Anggara Yudhistira Sp. B, lah, Dok."

"Hah? Dokter Yudha Anggara?" wajah itu kembali nampak terkejut, sungguh rasanya Karina ingin membunuh enam cecungguk itu dengan tangannya. 

"Jadi kalian selama ini pacaran, Rin? Kamu sama dokter Yudha?" kembali dokter Rasya menatap Karina dengan tatapan menyelidik, "Bukannya kalian selama ini terus berselisih satu sama lain ya?"

Memang! Ketidak akuran Karina dengan dosen satu itu sudah terdengar seantero dosen dan mahasiswa FK angkatan Karina. Sudah bukan pemandangan aneh jika melihat mereka bertemu tapi tidak saling tegur sapa, bahkan beradu argumen di ruang dekan, melihat Karina di hukum dokter Yudha, itu sudah sangat biasa sekali. 

Tentu sangat mengejutkan tiba-tiba mendengar Karina hendak menikah dengan sosok itu. 

"A-anu, Dok... jadi sebenarnya...."

"Karina kemakan sumpahnya sendiri, Dok." seru Tomi yang sontak diikuti anggukan kepala yang lain. 

Karina mengeram, rasanya setelah ini ia perlu ke kedai kopi kenamaan membelikan teman-temannya itu kopi, setelah dicampur sianida pastinya. Kenapa mereka tampak bahagia sekali dengan penderitaan Karina? 

"Eh?" dokter Rasya sontak menatap Tomi, "Kemakan sumpahnya sendiri gimana?" tentu ini membuat dosen patologi klinik itu penasaran, dan tentu saja bisa jadi berita heboh yang mengguncang fakultas. 

Pasalnya dia tahu sejawatnya itu tampak tidak pernah dekat atau tertarik pada wanita. Banyak yang mengira bahwa dia punya kelainan seksual. Tapi tidak ada bukti yang mendukung jadi itu hanya sebatas rumor. Dan sekarang sosok itu dikabarkan hendak menikahi mahasiswinya yang masih begitu belia? Tentu ini sangat mengejutkan sekali! 

Terlebih antara mereka tidak pernah terlihat akur. Tentu aneh sekali, bukan, kalau mereka tiba-tiba hendak menikah? 

"Ya tadi kan si Karina itu flashdisk dia hilang, Dok, nah teriak dia-nya. Bilang kalau ada yang nemuin dan kasih balik ke dia, kalau dia perempuan bakal dijadikan saudara, kalau laki-laki bakalan dijadikan suami."

Kontan tawa seisi ruangan pecah, tidak terkecuali dokter Rasya. 

"Oh begitu ya? Macam kisah Dayang Sumbi dan Tumang dong." seloroh dokter Rasya sambil tertawa. "Terus yang nemuin dokter Yudha gitu?"

"Iya Dok, beliau juga dengar teriakan nazar si Karin, nah langsung deh tadi bilang mau dilamar ke rumah."

Dokter Rasya sontak membulatkan mata, menoleh Karina yang wajahnya nampak merah padam itu. 

"Nggak apa-apa, Rin. Dokter Yudha ganteng juga kok, mana sudah spesialis lagi. Masa depanmu terjamin pokoknya!"

Tawa seisi kelas kembali pecah, Karina hanya nyengir sambil mengumpat dalam hati. Menikah dengan sosok judes dan menyebalkan itu dikatakan masa depan Karina terjamin? Ah... tidak perlu menikah dengan dia selama kedua orang tua Karin masih praktek mah, masa depan Karin juga terjamin kok. 

Karina mengusap wajahnya dengan kedua tangan, takdir macam apa ini? 

***

Karina melangkah lesu keluar dari ruang sidang, ia sudah kenyang dijadikan bahan tertawaan teman-teman dajjal-nya perihal hal malang apa yang harus Karina lakoni efek dari asal bicara yang membuat dia harus terikat secara terpaksa dengan sosok itu. 

Karina hendak menjatuhkan diri di sofa yang ada di depan ruang sidang ketika suara dering ponsel mengejutkan dirinya. 

"Siapa sih? Nggak tahu apa kalau lagi kesel?" Karina menggerutu, meraih ponsel itu dan terbelalak melihat siapa yang meneleponnya itu. 

'My Lovely Husband'

Hah! Lovely husband katanya! Rasanya Karina ingin me-reject panggilan itu. Namun dia tahu ini bukan solusi! Tidak menyelesaikan masalah! 

"Hallo," dengan malas Karina mengangkat panggilan itu. 

"Selamat ya, lulus, kan?" suara itu begitu datar, membuat  Karin mendecih kesal. 

"Lulus, Dok. Terima kasih banyak." jawab Karin dengan sama datarnya, garing banget sih orang ini? Eh tapi memangnya Karin berharap dia bersikap yang seperti apa? 

"Bagus, nanti malam siap-siap, saya jemput di kosan kamu."

Karina terkejut membelalakkan matanya mendengar apa yang dikatakan sosok itu. Dia mau menjemput Karina di kostnya? Untuk apa? 

"Hah? Mau ngapain, Dok?" tanya Karina tidak mengerti.

"Sudah lah, siap-siap saja, jam tujuh tepat saya sampai sana."

Kembali Karina terbelalak. 

"Memang Dokter tahu di mana kost saya?" mendadak Karina curiga, Jangan-jangan.... 

"Belum sih, nanti share lock ya? Saya jemput."

"Ta-tapi...."

TUT

Sambungan telepon terputus, membuat Karina sontak meremas ponselnya dengan gemas. Orang itu mau ngapain sih? Untuk apa dia menjemput Karina?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Lina Siti
kereeennn............
goodnovel comment avatar
Nury
ya allah aku gak berhenti ngakak baca ini..wkwkw
goodnovel comment avatar
Claudia
wkwkwkwkw...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Annoying Marriage   BONUS

    Yudha tersenyum melihat pemandangan di depannya itu. Kalau saja tidak ada ibu dan mertuanya di sini, mungkin Yudha sudah sesegukan menangis. Bagaimana tidak? Yudha tidak pernah berpikir kalau kemudian dia bisa sampai pada tahap ini, tahap di mana dia akhirnya bisa menyandang dua gelar yang dulu sama sekali tidak pernah terlintas dalam benaknya.Jadi suami dan seorang ayah!Ternyata rasanya sebahagia ini! Begitu bahagia sampai-sampai Yudha tidak bisa mengungkapkan kebahagiaannya dengan kata-kata.Yudha melangkah mendekat, menatap dengan saksama bagaimana manisnya Arjuna yang tengah menyusu pada ibunya."Hai, Jun ... ketahuilah, yang kau nikmati itu dulu jatah ayahmu." bisik Yudha yang langsung dapat sebuah tabokan dari Karina.Yudha terkekeh, dikecupnya puncak kepala Juna dengan penuh kasih sayang. Lalu tidak lupa puncak kepala Karina. Yudha mencintai dan mengasihi keduanya, bukan hanya salah satu saja."Kapan boleh pulang, Mas?" tanya Karina setelah Yudha duduk di kursi yang ada di sam

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 8

    "Ini bagus!" Brian menunjuk setelan piyama lengan panjang merek ternama dengan warna biru dan motif roket yang ada di tangan Heni. Mereka berdua tengah sibuk memilih perintilan perbayian untuk isi parcel hadiah lahiran dari Heni untuk Karina. Operasi berjalan lancar. Bayi laki-laki dengan BBL 3700 gram itu lahir tanpa kurang suatu apapun. Sehat, lengkap, normal dan lahir dengan penuh cinta. Karina sudah mengirimkan foto Arjuna Putra Yudhistira, nama anak Karina yang menurut Heni sedikit rancu dan bisa mengacaukan cerita pewayangan. Bagaimana tidak? Dalam kisah pewayangan, bapak dari Arjuna itu Prabu Pandudewanata! Bukan Yudhistira! Yudhistira itu saudara laki-laki Arjuna, bukan bapaknya! Tapi mau protes pun sia-sia. Sudah Heni lancarkan protes itu dan kau tahu apa jawaban Karina? "Ya itu kan Arjuna di cerita wayang, ini Arjuna versi aku sama Mas Yudha. Jadi ya jangan di samakan!"Begitulah pembelaan dari Dewi Karina, ibu dari Arjuna versinya sendiri dan Prabu Yudha Anggara Yudhist

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 7

    Yudha berlari dengan sedikit tergesa begitu selesai menerima telepon dari Anwar. Kebetulan sekali, jadwal operasinya mundur terdesak cito operasi pasien kecelakaan yang langsung ditangani oleh spesialis bedah saraf. Jadi tanpa membuang banyak waktu Yudha segera meluncur ke VK, tempat di mana istrinya sekarang berada. Keringat sebesar biji jagung sudah membasahi wajah Yudha. Ia begitu panik dan khawatir. Bukan apa-apa, hanya saja pemeriksaan yang terakhir sedikit mengkhawatirkan. Posisi kepala janin memang sudah di bawah, yang jadi masalah tentu adalah kepala janin yang tidak mau turun ke panggul! Padahal, saat mendekati HPL harusnya posisi kepala janin sudah dibawah dan masuk ke panggul. Tapi tidak dengan jagoan Yudha. Hal yang membuat jantung Yudha takikardia karena kalau sampai kontraksi dan lain-lain lantas tidak bisa membuat kepala janin masuk panggul, tentu sudah tahu opsi apa yang harus Karina ambil, bukan? "Gimana, War?" Tanya Yudha begitu sampai di VK. Napasnya terengah-eng

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 6

    "Udah sering konpal, Rin?"Heni melirik Karina yang duduk di kursi, ia trenyuh melihat perut membukit Karina yang terkadang menjadi alasan Karina sedikit kesusahan bergerak. "Dikit, kenapa?" Karina menoleh, nampak tersenyum simpul menatap Heni yang memperhatikan dirinya dari tempat Heni duduk. "Gimana rasanya, Rin? Aku lihat kayaknya kamu bahagia banget gitu." Heni menopang dagu, masih memperhatikan Karina yang sibuk mengelus perut membukitnya.Karina menatap Heni, senyumnya merekah ikut menopang dagu dan membalas tatapan kepo Heni yang tersorot sejak tadi. "Mau tau? Yakin?" Goda Karina sambil menaikkan kedua alis. Heni mencebik, ia mengangkat wajahnya, menegakkan kepala sambil mengerucutkan bibir. Ia tahu kemana arah bicara Karina, tahu apa yang akan dikatakan Karina perihal jawaban dari pertanyaan yang tadi ia lontarkan kepada Karina. "Nggak jadi kepo deh!" Heni melipat dua tangannya di dada. Pandangannya lurus ke depan, menatap pintu IGD yang tertutup dan sama sekali tidak ter

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 5

    "Nah kelihatan sekarang, Yud!" Teriak Anwar yang hampir membuat Yudha melonjak. Yudha menyipitkan mata, menatap layar monitor guna melihat apa yang terpampang di sana. Sedetik kemudian senyum Yudha melebar, nampak matanya berbinar bahagia. "Jangan kau ajari baku hantam, Yud! Cukup bapaknya yang bar-bar, anaknya jangan!" Gumam Anwar sambil melirik Yudha yang masih tersenyum lebar. "Iya tuh, Dok! Takut saya diajarin macam-macam sama bapaknya nanti!" Gumam Karina yang nampak speechless dengan mata berkaca-kaca. Akhirnya kelihatan juga! Setelah beberapa kali Yudha junior itu enggan menunjukkan bagian paling sensitif miliknya, kini terlihat begitu jelas di layar monitor! Laki-laki! Anak mereka laki-laki! Sesuai dengan harapan Yudha yang ingin anak pertama lelaki. Supaya bisa membantu Yudha menjaga adik perempuan dia nantinya!"Yang jelas nggak bakalan diajarin main cewek, Rin. Aku jamin itu! Bapaknya aja kuper, nggak jago deketin cewek!" Ledek Anwar yang spontan membuat Yudha meliri

  • Annoying Marriage   EXTRA PART 4

    Minggu ini rumah Yudha begitu sepi. Mbok Dar izin pulang kampung. Jadilah hanya Yudha dan Karina yang ada di rumah. Semoga di hari minggu ini mereka bisa lebih tenang. Tidak ada oncall atau cito atau apapun lah itu! Yudha tengah duduk santai bersandar di sofa lantai bawah ketika Karina muncul dan langsung duduk, melingkarkan kedua tangan ke tubuh Yudha dan memeluknya erat-erat. Yudha tersenyum, sudah tidak kaget lagi dia kalau Karina seperti ini. Bukankah istrinya ini memang manja? Terlebih ketika kemudian positif hamil. "Hari ini mau kemana? Pengen ngapain?" Tanya Yudha sambil mengelus-elus puncak kepala Karina. "Nggak pengen kemana-mana. Pengen kelon aja seharian." Jawabnya singkat dengan kepala bersandar di dada.Yudha terkekeh. Semenjak hamil, bisa Yudha rasakan kalau Karina begitu berbeda. Bahkan untuk urusan 'orang dewasa', Karina lebih on dari biasa. Padahal Yudha harus hati-hati betul agar anak mereka tidak kenapa-kenapa, eh malah ibunya yang terkadang terlalu 'liar' dan b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status