Kabar baik mengenai Regan datang saat berhasil melewati semuanya, wajah Mira kembali seperti sebelumnya. Keluarga Regan tidak ada yang tahu mengenai kondisi dirinya karena mereka kompak mengatakan jika keluar kota mengurus bisnis yang lain dan mereka mempercayai, Regan sudah kembali bersama keluarganya dirumah dimana saat ini mereka semua berkumpul dirumah Regan untuk mengadakan syukuran kecil. Sesuatu yang aneh terjadi pada Austin dimana sang istri tidak terlihat sama sekali, sebenarnya Wijaya sedikit penasaran mengenai keadaan Austin tapi memori masa lalu membuat Wijaya tidak terlalu terlibat dalam urusan rumah tangga sahabatnya.
“Kamu harus segera menikah Yuta agar bisa seperti kita” perkataan Regan membuat semua menatapnya namun Yuta hanya tersenyum “kamu mau jadi perjaka tua?.”
“Menikah dengan wanita yang tepat itu keinginanku.”
“Febri kurang baik apa lagi?” semua memandang Yuta penuh selidik saat Vita menyebu
Pembicaraan mengenai masalah Hadi dimana sampai detik ini belum bisa terjawab sama sekali, membuat mereka berempat hanya diam tidak tahu akan berkata seperti bagaimana. Wijaya sendiri belum mendapatkan informasi apa pun dari Bobby mengenai Hadi ini, disaat seperti ini beberapa kali Wijaya sedikit curiga dengan Bobby yang akan berbeda arah dengannya.“Bobby sendiri mengatakan belum mendapatkan informasi apa pun” Wijaya menatap Austin ingin tahu kebenarannya karena sepertinya Bobby memberi kabar “terakhir hubungan adalah beberapa hari lalu dan sekarang belum mendapatkan berita apa pun sama sekali.”Wijaya sendiri sedikit penasaran dengan apa yang terjadi dan berencana menemui Bobby esok hari jika waktunya sedikit luang, satu persatu sahabatnya pulang meninggalkan Wijaya dengan Vita serta anak – anak. Mengambil alih Via yang masih terjaga karena Devan tampaknya sudah terlalu lelah dan tertidur dikamarnya sendiri, Devan sendiri jarang menempat
Bertemu dengan Bobby di ruang kerjanya dengan saling menatap satu sama lain, tidak lama Bobby mengeluarkan beberapa lembar foto membuat Wijaya menatap foto tersebut dimana terdapat Nina serta pria yang tidak tahu itu siapa. Wijaya menatap Bobby untuk bertanya mengenai pria yang ada dalam foto tersebut, Bobby hanya diam seakan meminta Wijaya untuk mengingat semua kenangan yang dimilikinya.“Sonny teman kalian putih abu – abu dan menyukai Vita tapi sayang tidak sepantaran sehingga mundur dan Hadi adalah orang yang mencintai Helena dengan sangat dalam” Wijaya mencoba mengingat nama Sonny “Nina adalah adik kandung Sonny.”Wijaya membeku mendengarnya “mereka merencanakan ini semua?” Bobby mengangguk pelan “lantas apa yang mereka lakukan?” Bobby mengangkat bahu membuat Wijaya terdiam.“Aku sudah tidak bisa membantu dalam karena ini sudah berhubungan dengan masa lalu dan satu lagi adalah Nina ini mantan
Kedua pria menatap Yuta dengan berbeda ekspresi dimana sebenarnya Wijaya baru mengetahui fakta ini, tidak ada yang tahu atau hanya dirinya saja yang tidak tahu mengenai masalah tersebut. Mencoba mengingat masa lalu tapi sayangnya tidak ditemukan sama sekali kenangan tentang hal itu dan kapan Sonny pernah mengatakan bahwa menyukai Vita, sepertinya nanti saat dirumah akan bertanya lebih pada Vita.“Jadi begitu, saran aku berhati – hatilah karena sepertinya mereka tidak akan melakukan saat ini ya setidaknya kalian bisa tenang tapi bukan berarti kalian tidak menyiapkan senjata” Bobby berdiri “sesuai perkataanku tadi dimana orang – orang yang bersamaku selama ini akan menemani kamu dan keluarga serta teman – teman yang lain, nanti kalau ada waktu aku kabari lagi.”Wijaya, Austin dan Yuta bersalaman dengan Bobby dimana tidak lama kemudian meninggalkan tempat makan mereka, Yuta menepuk bahu Wijaya pelan agar mereka juga keluar dari te
Vita menyambut kedatangan Wijaya dan Yuta dengan tersenyum namun tidak berlangsung lama karena ekspresi wajah mereka berdua membuat Vita sedikit bertanya – tanya, mencium kening Vita singkat sebelum masuk kedalam kamar untuk membersihkan diri lalu memegang buah hatinya yang pasti sedang tidur. Meninggalkan mereka berdua yang pastinya dimana Yuta akan bercerita banyak hal tentang apa yang didengarnya tadi ketika bersama Austin dan juga Bobby karena mereka berdua sangat dekat.Menatap wajah Devan dan Via membuat sedikit masalah yang Wijaya alami sedikit lepas meski tidak terlalu banyak, kedua buah hatinya sangat bisa membuat hari – harinya menjadi lebih berwarna. Memutuskan keluar dari kamar setelah puas bersama Via dan Devan dimana pemandangan pertama yang Wijaya lihat adalah Yuta tampak serius berbicara dengan Vita membuat Wijaya tersenyum simpul, duduk disamping Vita membuat mereka tidak peduli sama sekali.“Kenapa kali ini kamu gak sadar?” Vit
Rencana Wijaya adalah bertemu dengan Sonny dimana secara kebetulan entah sengaja atau tidak salah satu perusahaannya akan melakukan kerjasama dengan Sonny, bukan perusahaan Wijaya melainkan keluarga Vita yang saat ini berada dalam kendali Wijaya. Dirinya bukan melupakan Sonny hanya saja memang tidak tahu sama sekali bagaimana bentuk atau modelan dari orang tersebut, langkah tegapnya membuat banyak pasang mata menatap dirinya tapi tidak pernah dihiraukan sama sekali.“Dia adalah Bapak Sonny pemilik perusahaan” Mukhtar memperkenalkan mereka berdua “Pak Wijaya pimpinan H&D Group.”Wijaya menatap Sonny dimana penampilannya tidak seperti dirinya atau ketiga sahabatnya, Sonny tampak terlihat menunjukkan bahwa dirinya adalah pria yang sangat berkuasa dan tidak semua orang bisa mendekati dirinya. Wijaya mencoba bersikap biasa saja karena memang tidak terlalu dekat dengan pria ini, dari tatapannya dimana Sonny tampak tidak menyukai dirinya sama sekal
Meletakkan Via yang sudah tidur dengan nyenyak sedangkan Vita berada di kamar mandi membersihkan diri, Wijaya membelai miliknya yang sudah lama tidak memasuki Vita karena berbagai macam alasan. Terkadang dirinya sedikit merasa cemburu saat kedua sahabatnya menceritakan bagaimana panasnya ranjang mereka, meski sudah pernah merasakan Mira tetap saja tidak bisa merasakan bagaimana nikmatnya kecuali mungkin saat bersama Helena sedangkan Nina hanya sebagai pemuas saja.“Membutuhkan pelampiasan” Wijaya menatap kearah Vita yang menggunakan pakaian mini “malam ini kamu bisa menyentuhku.”“Kenapa secara tiba-tiba?” Wijaya memandang curiga “kamu habis ngapain?.”Vita menatap tidak percaya atas pertanyaan Wijaya “apa gak boleh menyenangkan suami?.”Berjalan mendekati Wijaya secara perlahan dengan mencium bibirnya lembut, mendapatkan perlakuan dari Vita selama beberapa tahun pernikahan mereka membuat dirinya
Mendengarkan kata – kata Vita yang memang benar adanya membuat Wijaya dan ketiga sahabatnya mulai mengatur semua perusahaannya dengan sangat teliti, mereka berjalan sesuai dengan bidang masing – masing agar perusahaan ini berjalan sebagaimana mestinya. Gede yang memegang jabatan sebagai CEO ditempat sang mertua juga banyak membantu, bantuan datang juga dari Bobby dimana membaca kelemahan dari Sonny serta Bian. Semua dilakukan bukan untuk Wijaya tapi juga perusahaan miliknya yang mungkin akan terkena imbas jika mereka melakukan sesuatu, ditambah perusahaan kecil yang diperuntukkan Via ketika nanti besar dari Helena.“Semua berjalan lancar dan tidak ada kendala, Pak” Wijaya membaca berkas yang diberikan Gede “setidainya sampai detik ini tidak ada masalah.”“Perusahaan ini bergerak dibidang kontraktor jadi sangat perlu hati – hati karena untuk menjatuhkannya lebih besar dibandingkan yang lain” Gede mengangguk dimana ap
Tidak menjawab pertanyaan Vita dengan mengambil piring kotor lalu membersihkannya dan dapat terlihat wajah kesal istrinya tersebut, perlahan Wijaya melangkah kearah Vita dengan memeluknya dari belakang.“Apa sekarang perasaan itu sudah hadir sampai kamu membutuhkan jawaban?” dapat terasa bagaimana tegangnya Vita “jangan khawatir perasaan itu belum hadir sampai detik ini sesuai kesepatakan kita.”Wijaya sangat tahu apa yang dikatakannya jahat dan akan melukai wanita yang telah merawat anak – anaknya ini, memilih tidak peduli dengan melangkah kedalam kamar dimana tempatnya selama ini beristirahat. Badan yang lelah membuat Wijaya dengan mudah terlelap dimana meninggalkan Vita yang masih berada di meja makan sedang mencerna akan semuanya yang terjadi pada mereka, Vita sangat sadar dalam hubungan ranjang tidak pernah dirinya merasa nyaman karena perasaan itu tidak ada dan dirinya melakukan semua ini hanya sebagai bentuk kewajiban serta ketakuta