Share

To 40.000 Years Ago - 01

Seorang pria berambut biru acak-acakan tiba-tiba mengayun-ayunkan sebuah cangkul garpu dengan ujung yang terbakar api tepat ke arah Trixie. Dia tampak begitu kesal dan menyerang asal-asalan.

Tanpa perintah dari Lenna, Trixie hanya menghindar. Dia tak dapat menghubungi Lenna setelah alat pemancar tablet hologram miliknya mendadak dihancurkan pria tersebut. Begitu pula dengan para rombongan, mereka terpaksa diam tak mengambil tindakan.

Pria tersebut mengenakan jas lab lusuh berlogo WG-Tech. Dia bersama dengan dua unit robot tiba-tiba muncul menyerang Trixie. Pria itu terkejut dan berhenti setelah menyadari logo Im-Tech terpampang jelas di topi Trixie, “Im-Tech?”

Pria itu lalu menurunkan senjata, diikuti dua unit robot di belakangnya.

“Akhirnya kalian datang,”

“Terima kasih telah ….” ucap pria itu terpotong.

“Tak perlu basa-basi!” sahut Lenna dari jauh. Seluruh mata tertuju pada Lenna. Dia lalu berjalan mendekat menghampiri pria tersebut, “Trixie!!”

Dengan sekejap Trixie datang memenuhi panggilan. Tak ada petir, tak ada angin, Trixie justru tiba-tiba berbalik mengarahkan pedang tisunya tepat ke leher Lenna.

Spontan Lenna terkejut dan sangat kebingungan, “Apa maksudnya ini? Trixie!!”

“Siapa kau?”

“Beraninya kau berlagak seperti Tuan Putri!” ucap Trixie serius.

Lenna semakin geram, namun dia mencoba berpikir mencari penyebabnya.

Spontan Lenna teringat. Dia lupa mengubah penampilannya kembali seperti semula, “Trixie Chica Durmiente! Jika kau berani menentangku ….”

Trixie terkejut. Begitu juga dengan beberapa orang Im-Tech di dekatnya.

Saking ketakutannya, spontan Trixie bertekuk lutut di hadapan Lenna, diikuti beberapa orang Im-Tech di dekatnya.

Dengan keringat mengucur deras, Trixie sangat tak berani mengangkat wajahnya menghadap Lenna.

“Ehm!”

“Lupakan saja.” ucap Lenna sembari menghela napas panjang.

“Maafkan saya, Tuan Putri! Saya tidak mengerti jika Anda dapat mengubah penampilan.”

Lenna tak menjawab, pandangannya hanya terfokus kepada pria tersebut.

“Jika Anda berkenan, saya akan menghabisi nyawa saya sendiri di sini!” imbuh Trixie merasa bersalah.

“Pergilah!! Kau merusak pemandangan di sini!” ketus Lenna arogan.

Bagi Trixie perkataan pedas Lenna merupakan bentuk nyata dari kasih sayangnya, “Terima kasih Tuan Putri, saya akan melayani Anda seumur hidup!”

**

Dengan pandangan jijik, Lenna langsung membuang muka setelah menatap wajah pria tersebut, “Trixie!”

Dengan sekejap Trixie memenuhi panggilan Lenna. Seperti biasa, Lenna hanya melirik namun Trixie sangat mengerti apa yang dimaksud Lenna.

“Apa yang terjadi di sini? Di mana Robert Hans?” tanya Trixie spontan pada intinya.

Pria itu tak langsung menjawab. Sorot matanya lalu bergerak tajam mengamati Trixie, Lenna dan segelintir rombongan Im-Tech di hadapannya.

“Mesin waktu itu …” ucap pria tersebut lirih dengan gugup, sementara Lenna tampak serius mengamati gerak bibirnya.

“Me-me-me-menghan-cur-kan … bo-bo-la, menghilang!” imbuhnya dengan terbata-bata dan tidak jelas.

Trixie sangat kesal. Spontan pria itu didorongnya hingga terjatuh, lalu diarahkannya sebilah pedang tisu ke arah lehernya, “Bicara yang jelas atau kubunuh kau!!”

Pria itu ketakutan. Dia menelan ludah sembari mencoba mengulangi perkataannya, “Me-me-mesin waktu ….”

“Jadi begitu!” sahut Lenna tiba-tiba mencoba menyimpulkan, “Robert Hans masuk ke dalam mesin waktu, lalu dia sengaja menghilangkan jejak dengan menghancurkan seisi ruangan ini menggunakan sebuah peledak berbentuk bola.”

Trixie tampak kagum dengan kesimpulan Lenna, “Tuan Putri Lenna memang luar biasa!” begitu pula dengan rombongan Im-Tech di dekatnya juga turut menggelengkan kepala terkagum.

“Sebelum itu dia membunuh si Robot Karat WG, dan ….”

“Itu tidak benar!” sahut seorang perempuan tiba-tiba dari kejauhan.

Seluruh sorot mata tertuju pada perempuan berambut pirang acak-acakan dengan jas lab lusuh berlogo WG-Tech, Ernest Voynest.

**

Dengan bantuan alat penyangga, Ernest berjalan tertatih-tatih. Salah satu lengannya putus dan beberapa bagian tubuhnya tampak terbungkus kain perban.

“Sachi masih hidup!” ucap Ernest membuat Lenna terkejut.

“Apa maksudmu?” sahut Trixie, menggantikan Lenna berbicara.

Ernest menundukkan pandangannya ke bawah, “Lebih baik kalian pergi dari tempat ini, karena ….”

Hembusan angin laut mendadak terasa kencang bertiup menggerisik dedaunan, menambah sensasi segar merasuk melalui sela-sela baju. Di pinggiran pantai, tampak seekor bangau melahap beberapa ikan kecil yang berenang-renang di tepian.

“Apa yang kalian cari sudah tidak ada di sini.” ucap Ernest berterus terang.

Lenna yang diliputi penasaran berjalan menghampiri Ernest, “Maksudmu … mereka berhasil menjelajah waktu?”

Ernest tak langsung menjawab. Dia menatap lurus ke dalam mata Lenna selama beberapa detik, “Kau cukup genius Lenna Lavender! Aku yakin kau tak akan percaya … Sachi telah menculik Robert Hans dan mereka telah menuju ke masa empat puluh ribu tahun yang lalu!”

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status