Share

Bab 25: Tangis yang pecah

Mataku mengerjap beberapa kali, mencoba mengendalikan diri agar sepenuhnya bisa membuka mata. Aku merasa heran karena seluruh ruangan berubah menjadi putih, dan indra penciuman ku menangkap bau obat-obatan. 

Dimana ini? 

Setelah melihat ke sekitar ternyata aku berada di uks sekolah, lalu aku dikejutkan oleh Miki yang datang dengan segelas teh hangat. Dia menarik kursi dan duduk di atasnya. 

"Bangunlah, minum ini dulu." Miki meletakkan gelas itu diatas meja. 

Aku berusaha bangkit walaupun sedikit kesulitan, Miki bergerak hendak membantu, tapi aku langsung menepis tangannya. 

"Tidak perlu, aku bisa sendiri." 

Terdengar dia hanya menghela napas, lalu duduk kembali. Melihatnya, dadaku kembali merasakan sesak, kejadian di kelas tadi benar-benar membuat trauma di masa lalu kembali berputar di otak. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status