Aku pergi meninggalkan rumah sakit tanpa menunggu lebih lama lagi.Seminggu kemudian, aku mendengar bahwa Ibunya Candra berhasil diselamatkan.Namun, sayang sekali dia menderita penyumbatan otak dan berakhir lumpuh di tempat tidur.Karena hal ini, Candra pergi ke kamar rawat Jessica dan memukulinya.Tubuh Jessica awalnya memang belum pulih, tapi setelah dipukul kondisinya menjadi lebih buruk.Dia akhirnya menelepon polisi untuk melaporkan Candra.Pada akhirnya, Candra ditangkap karena melakukan penganiayaan yang disengaja.Selama Candra ditahan, tidak ada seorang pun yang merawat ibunya.Aku punya kunci rumahnya dan pernah mengunjunginya secara diam-diam.Dia berbaring sendirian di tempat tidur, bahkan untuk minum pun dia tidak mampu.Ruangan yang tidak dibersihkan itu dipenuhi bau busuk yang membuat orang merasa mual.Ketika dia melihatku, mata suram penyihir tua itu langsung bersinar dipenuhi cahaya.Dia mengoceh dan mencoba berbicara, tapi tidak ada kata-kata yang keluar.Aku bersan
Semua orang mengira Jessica menjadi begini, karena dipukul Candra yang sedang marah.Jadi tidak ada seorang pun yang berani masuk karena takut ikut diserang oleh Candra.Akhirnya, seorang penjaga keamanan masuk dengan berani sambil memegang tongkat.Detik berikutnya, teriakan minta tolong terdengar dari dalam kamar."Dokter, dokter, cepat ke sini!”"Dia hampir mati, dia berlumuran darah."Ketika mendengar hal itu, aku merasa sangat lega.Akhir drama yang aku sutradarai dengan sangat cermat ini membuatku sangat puas.Aku menerobos masuk ke tengah kerumunan dan melihat Candra meringkuk di lantai di sudut kamar dengan berlumuran darah.Di sampingnya tergeletak tempat infus yang juga terdapat jejak darah.Jessica, wanita hamil super tangguh ini ternyata sangat kejam!Selama proses tersebut, aku hanya berdiri di tengah kerumunan dan menonton dengan dingin.Ketika Candra dibawa pergi oleh dokter dan perawat, darah masih mengalir dari belakang kepalanya.Pemandangan yang sangat mengerikan.Ak
Aku mengalihkan arah pandanganku dan melihat sesosok tubuh bergegas jalan ke arahku dari ujung koridor.Jessica mengelus perutnya dengan lembut, langkahnya begitu cepat seakan mengejar sesuatu.Aku menghindar dan memakai maskerku, bersembunyi dari pandangannya.Jessica berjalan melewatiku dengan tergesa-gesa dan ujung roknya berkibar tertiup hembusan angin.Aku seperti bisa merasakan kemarahannya dengan jelas melalui ekspresi yang ditunjukkannya.Detik berikutnya, raungan Jessica yang menyayat hati terdengar di sepanjang koridor rumah sakit.“Candra, jangan kabur!”"Setelah berani ceraikan aku, sekarang kamu tidak berani menemuiku lagi?"Ketika Candra dan ibunya mendengar suara itu, mereka berbalik dan melihat Jessica berlari ke arah mereka dengan marah.Candra melepaskan diri dari tangan ibunya dengan panik dan mencoba masuk ke kamarnya.Ibunya mencoba menghentikan Jessica, tapi dia didorong dengan keras."Minggir, aku punya urusan dengan anakmu. Ini tidak ada hubungannya denganmu!"
Tapi untungnya, aku cukup berbakat.Beberapa menit kemudian, Jessica meneleponku dalam keadaan emosi dan kacau.Mendengar kata-kata dingin dalam rekaman itu, ditambah lagi Jessica tidak dapat melihat ekspresi Candra, dia pasti akan memercayainya.Perpecahan antara mereka berdua hanya akan semakin besar.Aku tidak menjawab panggilannya dan memblokirnya demi kedamaian dan ketenangan.Jessica tidak dapat menghubungiku untuk melampiaskan emosinya, jadi dia pasti akan menghubungi Candra.Saat itu, mereka mungkin akan terlibat pertengkaran besar.Dua hari kemudian, aku mendengar kabar bahwa kepala Candra dipukul oleh seseorang.Ketika dia meneleponku, suaranya seperti orang menangis, "Sayang, aku terluka, apa kamu bisa datang mengunjungiku di rumah sakit?"Aku merasa risih dan langsung menutup telepon.Akhir-akhir ini, Candra dan Jessica, pasangan gila itu, selalu meneror dengan meneleponku.Mereka bahkan meneleponku dari nomor yang berbeda-beda.Aku telah memblokir sedikitnya dua puluh atau
Beberapa hari kemudian, Candra muncul di kantorku sambil membawa buket bunga.Aku tidak menyambutnya seperti yang biasa kulakukan.Aku hanya bertanya dengan tenang, "Untuk apa kamu datang ke sini?"Candra menggaruk bagian belakang kepalanya dan tersenyum malu."Sayang, kita akan menikah bulan depan, apa aku tidak boleh datang ketemu calon istriku?"Aku mundur beberapa langkah dan menjaga jarak aman darinya."Tidak perlu. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Jangan hubungi aku kalau tidak ada hal penting."Melihat sikap dinginku, wajah Candra tampak muram.Namun dia tetap berusaha bicara."Walaupun kita belum menikah, aku kan masih pacarmu.”"Emang kenapa kalau kita bertemu?"Aku menahan rasa mualku dan tersenyum padanya."Hei, kamu bukan pacarku lagi."Wajah Candra berubah dan dia menggenggam bunga itu semakin erat."Apa maksudmu, Lian?"Aku mengeluarkan ponselku dan memperlihatkan obrolanku dengan Jessica."Kamu pasti kenal dengan perempuan ini, kan?"Wajah Candra tiba-tiba memucat dan b
Dalam waktu kurang dari tiga detik, Candra sudah mentransfer sebesar dua puluh juta.Aku menerima notifikasi pembayaran dengan rasa puas dan tidak dapat menahan tawa.“Aku baru saja menelepon Mama, dia bilang dalam aturan keluarga kami, beberapa hari sebelum nikah, kita tidak boleh tinggal bersama.”"Dua hari ini, kamu carilah tempat lain dan pindah secepatnya."Selama lebih dari dua tahun, aku dan Candra telah tinggal bersama.Harga sewa rumah dengan dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu tidaklah murah.Candra sedikit ragu-ragu, tetapi dia tetap bersandar di pintu dan berdiskusi denganku tanpa malu-malu."Sayang, gimana kalau kamu kembali ke rumahmu dulu?”"Aku sudah lumayan nyaman di sini, mudah pergi ke kantor dari sini."‘Haha, lucu sekali.’Selama setengah tahun ini, akulah yang membayar biaya sewa rumah ini. Awal bulan ini pun aku baru membayar uang sewa untuk enam bulan ke depan.Dia sungguh tidak tahu malu, bisa-bisanya dia mengajukan permintaan seperti itu.Aku menjawabnya den