Home / Romansa / Antara Kau, Aku & Papimu / BAB 1 : Test Pack Positif Elena

Share

Antara Kau, Aku & Papimu
Antara Kau, Aku & Papimu
Author: Parikesit70

BAB 1 : Test Pack Positif Elena

Author: Parikesit70
last update Last Updated: 2022-12-05 06:50:58

BAB 1 : Test Pack Positif Elena

*Risalah Awal Cerita ini*

1. *Elena gadis cantik bertemu dengan Erlangga saat kelas 1 SMA dan mereka jatuh cinta, bahkan Erlangga cinta mati dengan Elena, walaupun diketahui Elena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan Erlangga dari keluarga kaya raya. Dan Erlangga berkomitmen akan memperistri Elena usai mereka lulus sekolah, karena Elena telah memberikan kesuciannya pada Erlangga*

2. *Erlangga anak Tiara dengan Bisma, yang bercerai dalam keadaan hamil lalu dinikahi oleh Herlambang saudara sepupu Bisma usai melahirkan Erlangga. Dan Erlangga yang mempunyai sifat posesif dan pemarah sangat setia dan mencintai Elena. Pada saat SMA ia baru mengetahui kalau Herlambang bukan ayah kandungnya sedangkan Bisma ayah kandungnya bunuh diri karena rasa bersalah dan rasa penyesalannya*

3. *Alexander adalah teman sekolah Erlangga yang naksir dengan Elena saat Erlangga telah memacarinya. Pertengkaran diantara mereka membuka tabir persaudaraan diantara mereka karena ibunda Alexander yang bernama Ermitha adalah kakak kandung Bisma dan Ermitha pula yang membongkar masa lalu Tiara dan akhirnya Alexander pun tahu kalau Erlangga adalah saudara sepupunya.

4. *Jamila adalah gadis cantik sahabat Elena dari kawasan kumuh seperti Elena. Erlangga melarang Elena berteman dengan Jamila karena diketahui Jamila menjual diri demi mengikuti gaya teman-teman dari golongan orang kaya pada lingkungan sekolah mereka. Dan Jamila yang jatuh cinta pada Alexander melakukan rayuan mautnya hingga lelaki itu melakukan kenakalan pertamanya dengan Jamila. Atas saran Erlangga, Alexander pun menghindari Jamila dan mendekati Bella atas permintaan saudara sepupunya*

5. *Bella, seorang gadis cantik, kaya dan sombong akhirnya menerima cinta Alexander atas permintaan Erlangga, karena bagi Erlangga, Bella adalah wanita berkelas yang pantas berada disisi Alexander. Dan pada saat Alexander ingin lebih serius, Bella pun meminta Alexander untuk melamarnya dan berita ini membuat Jamila sakit hati dan itu membuat Jamila bertekad untuk bermain di belakang Bella, karena bagi Jamila, Alexander mudah untuk dirayunya.

6. *Herlambang, seorang lelaki tampan, cerdas, kaya, lembut adalah cinta pertama Tiara dan ia harus mengalah pada saudara sepupunya. Bisma menikung dan menikahi Tiara kala ia meneruskan sekolahnya di Perth Australia. Namun kekasaran Bisma pada Tiara membuat mereka bercerai. Melihat cinta pertamanya hamil dan dicerai oleh saudara sepupunya, membuat Herlambang menikahi cinta pertamanya dan membawa Tiara dan putra saudara sepupunya tinggal di Perth untuk menjauh dari Bisma*

7. *Tiara, ibunda Erlangga yang sudah lama menentang percintaan putranya melakukan kesalahan fatal dalam kelicikannya dengan mengiming-iming Elena untuk ikut ke Singapura namun ia menjebak dan meninggalkan Elena di rumahnya saat ia pergi ke Singapura dengan meminta seorang pelayan memberikan obat perangsang pada minuman Elena juga pada minuman kepala pelayan di rumahnya, tetapi minuman itu justru di minum oleh suaminya. Hal itu membuat Herlambang menikmati kebersamaan dengan Elena selama empat jam dikamar pribadi Tiara, saat ia bersama putranya ke Singapura dan sepulang dari Singapura akhirnya Tiara tahu kalau suaminyalah yang menikmati kebersamaan bersama Elena*

*****

Sesampai di rumah Elena langsung menuju kamarnya. Ia pun menaruh vitamin dan bukti test pack untuk memperlihatkan dua garis merah pada alat pengetesan atas kehamilannya yang telah dilakukan pada Dokter wanita tersebut bagai bukti untuk Erlangga dan Herlambang esok hari.

Herlina yang mengetahui putrinya telah pulang lewat suara sepeda motor Setya namun tidak ke kamarnya, langsung dicarinya dengan jalan perlahan ke kamarnya.

“Lena.., apa kata Dokter..? Apa kamu udah enakkan?” tannya Herlina duduk disisi tempat tidur Elena.

Elena yang terkejut dengan kehadiran Herlina ke kamarnya, menyembunyikan test pack yang di taruh pada nakas samping tidurnya di bawah bantal dan duduk di tempat tidur dengan merentangkan kaki.

“Kata dokter.., cuman kecapean.., disuruh istirahat yang cukup dan dikasih vitamin aja. Besok juga Lena udah sehat Maa..,” sahut Elena memandang wajah Herlina dengan perasaan bersalah.

“Syukurlah.., Mama kuatir sekali. Ya sudah kamu istirahat dulu. Nanti kalau perlu apa-apa suruh aja Setya. Hari ini Mama nggak akan kasih Setya keluar rumah lagi. Gara-gara ada motor kerjanya main ke rumah temannya aja,” gerutu Herlina seraya mengelus kepala Elena dan berlalu dari kamarnya.

Usai Herlina pergi dari kamar itu, Elena pun kembali mengambil bukti test pack yang telah berisi dua tanda merah. Ditatapnya test pack itu seketika kabut gelap telah menyelimuti netranya, lalu Elena menutup isak tangisnya dengan bantal.

“Mama.., maaf’in Lena.., maaf’in Lena.., Maaa..., hiks.., hiks.., hiks.., Lena udah menghancurkan impian Mama..,” isak Elena dalam rasa sedihnya.

Diminumnya air yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Lalu, Elena meraih ponsel yang bersebelahan dengan air hangat yang tadi diminumnya.

“Gue harus telepon Jamila. Dia harus tahu kondisi gue saat ini,” ucap Elena bermonolog pada dirinya seraya menghubungi sahabat karibnya,

“Mila.., elo bisa ke rumah gue? Tolong elo kesini.., gue lagi bingung.., hiks.. hiks.. hiks..,” pinta Elena pada Jamila sahabat karibnya yang sulit ditemui, karena Erlangga sang kekasih terus melarang untuk berteman dengannya.

“Lena kenapa sama elo? Ada masalah lagi sama Erlangga? Apa elo putus sama dia?” tanya Jamila bertubi-tubi pada sahabatnya yang semakin jarang ditemui sejak kepindahannya.

“Please.., cepet elo kesini Mila.., gue perlu elo.., hiks.. hiks.. hiks.., Bukan masalah sama Erlangga.., ini lebih parah dari itu..,” isak tangis Elena kembali pecah saat teringat sekolahnya yang belum selesai. Padahal masih tersisa beberapa bulan lagi.

“Yaa.., udah sekarang gue kesana.., udah elo jangan nangis. Apa pun masalahnya pasti akan ada jalan keluarnya, hemm, gue pesen gojek langsung cap cus ke rumah elo,” ujar Jamila pada Elena yang masih mendengar isak tangisnya.

Setelah itu karena isak tangisnya, Elena pun terlelap dengan permasalahan yang masih menggantung dalam pikirannya. Dan Jamila pun sampai ke rumah Elena dengan menggunakan ojek Online, tiga puluh menit usai mereka saling berkomunikasi lewat sambungan telepon.

Jamila menekan tombol bel yang ada di tembok sebelah pagar berwarna biru. Bagi Jamila sahabatnya adalah seorang gadis yang beruntung. Bertemu Erlangga yang cinta mati dengannya dan mendapat curahan kasih sayang dari Herlambang layaknya seorang Papa.

Dalam hati Jamila pun berbisik, ‘Coba kalau gue nasibnya sama kayak Elena.., mungkin gue kagak perlu capek-capek dapat hinaan dari beberapa lelaki yang pakai gue. Hmmm..., Gue jadi iri sama Elena.’

Terlihat Setya keluar dari teras rumah dan membuka pintu pagar, lalu tersenyum saat melihat kedatangan Jamila.

“Masuk Kak.., pasti Kak Lena yang minta Kakak ke rumah yaa?” tanya Setya seraya mempersilakan masuk sahabat Elena.

“Iya.., mana kak Lena?” tanya Jamila seraya mengikuti langkah Setya masuk ke rumah.

Jamila hanya satu kali ke rumah Elena. Itu pun sewaktu mereka berdua berbohong pada Herlina saat Herlambang menurunkan Elena di depan pintu kompleks perumahan.

“Ayo masuk.., Kak Lena lagi sakit.. ada di kamarnya.., Maa.. Mama.., ini Kak Mila datang..!” panggil Setya pada Herlina atas kedatangan Jamila sembari memberitahukan kondisi Elena pada Jamila.

“Mila.., Ayo masuk.., untungnya kamu ke rumah. Itu Elena lagi sakit, pulang ambil rapor katanya sih jalan-jalan sama Erlangga ke Mal. Tapi, dia mual dan muntah-muntah.”

Deg...!

Jamila bisa mencium ada sesuatu yang nggak beres pada Elena dari keterangan Herlina dengan menganggukkan kepalanya sebelum wanita itu memberikan keterangan lebih lanjut.

“Mungkin asam lambungnya naik, barusan udah diantar Setya ke dokter,” lanjut Herlina bercerita panjang lebar menjelaskan kondisi putrinya saat ini seraya mempersilakan Jamila masuk.

“Bisa saya jenguk Elena.., tante..?” izin Jamila pada Herlina.

“Masuk aja ke kamarnya, itu kamar Elena..,” Herlina menunjuk pintu di depan ruang keluarga saat Jamila meminta izin untuk bertemu dengan putrinya.

Jamila pun masuk ke dalam kamar Elena, disaat sang pemilik kamar tengah terlelap dalam nyenyak nya. Dihampiri Elena, diusapnya dengan lembut kepala Elena seraya berbisik perlahan persisi di depan muka wanita cantik itu.

“Elena.., Lena.., ini gue. Lena.., bangun,,” Jamila menepuk-tepuk pipi Elena dengan perlahan.

Gadis belia itu membuka matanya, dan tampak sisa air mata masih terlihat pada sudut netranya. Saat dilihat Jamila telah berada di hadapannya, Elena pun bangun dari tidurnya, terduduk, memeluk erat Jamila dan terisak kembali.

“Elena.., gue udah tau dan ngerti apa yang terjadi sama diri elo,” bisik Jamila mengelus lembut punggung sahabatnya.

“Mila.., hiks.. hiks.., Mama gue pasti kecewa dan marah.., gue emang goblok banget jadi orang kan?” tanya Elena disela isak tangisnya.

Diusap bulir air mata yang mengalir dengan lembut pada pipi Elena. Dibiarkan sahabatnya berseloroh menyesali semua kejadian yang tak mungkin di hindari.

Dan dengan kasih sayang, Jamila merapikan anak-anak rambut Elena disaat gadis cantik itu menghukum dirinya. Ia terus berbicara atas perbuatan kebodohan dirinya hingga membuatnya hamil.

Sampai akhirnya Elena berhenti pada satu titik. Tampak ia terdiam memandang dalam wajah Jamila yang telah lebih dari sepuluh menit mendengarkan rasa sesalnya.

Dengan menarik napas dalam, Jamila menelan salivanya dan berucap, “Lena.., elo kan tau siapa laki yang bikin elo hamil. Lalu.., napa elo nangis..? Masalah sekolah yang tinggal selangkah lagi lulus.., elo bisa hitung, kira-kira waktu empat bulan itu, bikin perut elo keliatan apa kagak? Kalau kagak.., elo tetap aja sekolah. Tapi, kalau elo merasa takut dan lain-lain.., yaa terpaksa elo kejar paket C.”

“Mila.., ada yang belom gue cerita’in ke elo..,” ucap Elena lirih, menggigit bibir dan memejamkan matanya dengan helaan napas serta gelengan kepala.

Jamila yang notabene jam terbangnya sudah tinggi karena menghadapi berbagai lelaki di dalam pekerjaannya, merasa ada hal yang ganjal pada diri Elena.

“Lena..! Jangan bilang kalau elo hamil bukan sama Erlangga, Ya!” pekik Jamila memegang jemarinya dengan kuat dan memandang lekat netra Elena, seolah menyelidiki kebenaran atas pikiran liarnya.

Elena menganggukkan kepala dan memejamkan matanya. Dan Jamila dengan pikiran negatifnya pun terkejut atas pengakuan Elena. Lalu Jamila menanyakan kepastian atas pikiran liarnya.

“Lena.., akhirnya elo jual diri juga kayak gue? Hah?!” desaknya pada sahabatnya.

“Milaaa.., gue kagak jual diri. Sama sekali kagak pernah gue lakuin itu. Begitu banyak kejadian terjadi sama gue yang nggak gue cerita’in ke elo.”

Jamila menatap lurus wajah Elena, menantikan kelanjutan atas cerita yang tengah ia uraikan dengan terdiam sejenak dan menarik napas dalam.

Dalam hati Jamila berbisik, ‘Pasti Elena simpan rahasia yang begitu berat buat dia cerita’in ke gue.’

“Milaaa.., wanita itu.., maminya Erlangga berbuat jahat sama gue.., dia jahat Milaaa.., hiks.. hiks..” isak tangis Elena kembali pecah saat berbicara tentang Tiara, mami Erlangga kekasih hatinya.

“Lena..! Elo lebih baik selesaikan cerita elo.., lalu kita cari jalan keluarnya,” tantang Jamila yang sudah tidak sabar mendengar cerita sahabatnya yang setiap saat bercerita menangis.

“Elo tau..? Kejadian apa pun yang buat kita hancur udah kagak bisa lagi elo bangun dari puing-puingnya. Yang ada sekarang elo harus bisa lihat kehancuran itu dan mulai dengan kehidupan yang baru! Elo ngerti kan maksud gue? Elo cerdas.., Lena. Napa sih elo jadi tolol seperti ini?” keluh Jamila atas sahabatnya yang jadi bintang kelas dan juara di sekolahnya.

“Milaaa.., tante Tiara ngasih gue minuman yang ada obat perangsang. Dan dia maunya jebak gue sama kepala pelayan di rumahnya sewaktu dia ke Singapura 4minggu lalu, tapi yang terjadi.., Om Her yang minum dan semua kejadian begitu cepat..! Gue takut kalau gue itu hamil anak dia...,” ungkap Elena seraya menutup wajah dengan kedua tangannya.

“Apa..?! Berarti waktu kapan hari elo jalan sama bokapnya si Erlangga yang gue tunggu di depan kompleks rumah, elo habis main sama dia? Gila..! Kalau cuma sehari waktu nyokap nya si Er berbuat jahat sama elo seharusnya kagak hamil sih.., laah elo malah keenakan main terus sama bokapnya si Er.”

Setelah itu, Jamila pun menghela napas panjang bertanya pada sahabatnya, “Lalu.., elo udah kasih tau Erlangga kejadian elo sama bokap sambungnya itu? Lagian sadis amat sih maminya si Er itu. Pantas aja si Er, ikutin sifat maminya yang jahat! Sorry yaa Lena.., gue juga kesel sama pacar elo yang egois itu!”

“Milaaa.., gue harus gimana?” tanya Elena pada sahabatnya yang terang-terangan membenci Erlangga karena pekerjaan kotornya.

“Ngomong lah.., sama si Er.., kalau bukan dia yang kasih saham di perut elo!” saran Jamila tegas.

“Mila.., elo tau kalau Er sayang banget sama Om Herlambang. Biarpun dia anak sambungnya, tapi Er dari bayi udah diurus sama Om Her..,” tolak Elena atas saran Jamila.

“Lalu.., apa Papinya Erlangga tau?” tanya Jamila yang tau kalau Elena sangat mencintai Erlangga.

“Tadi Om Her telepon gue. Dia besok baru dateng dari Perth.., dan dia seneng sih kedengarannya. Dan gue juga udah telepon Erlangga dan dia juga seneng sih.., bilang mau nikah sama gue setelah Papinya datang. Cuma gue bingung, gue hamil anaknya Er apa anaknya Om Her..?” Elena mengernyitkan dahinya.

“Elena.., sekarang jamannya udah canggih. Kalau gimana waktu elo hamil tiga bulan, elo diam-diam test DNA bareng Papinya Erlangga, jadi elo kagak menduga-duga,” ujar Jamila.

Saat mereka sedang seru-serunya mengobrol, pintu kamar Elena dibuka oleh sang adik dengan membawa dua kantung kanvas besar.

“Kak Lena.., Kak.., tadi ada orang suruhan Om Herlambang, namanya Pak Dimas nganterin buah-buahan..,” ujar Setya sang adik seraya membawakan begitu banyak buah-buahan beserta roti dan cake.

“Aduh.., elo itu napa semua dibawa kesini sih? Ambil setengahnya bawa keluar. Kasih mama juga, Setya!” perintah Elena pada Setya yang dijawab dengan merenggut dan membagi setengah buah dan cake keluar kamar Elena.

Jamila yang melihat perhatian Herlambang, Papi sambung Erlangga membuat hatinya tergelitik untuk menyatakan pendapatnya pada sahabatnya.

“Elena.., gue rasa.., Papinya Erlangga, jatuh cinta juga deh sama elo.., iya nggak sih?” tanya Jamila menatap manik hitam Elena.

Elena yang mendengar celoteh sahabatnya hanya membalas tatapannya dengan bibir terkatup dan mata terpejam seraya menggeleng perlahan.

Baru saja Jamila berkata seperti itu, ponsel Elena pun berdering. Tampak pada layar depan ponselnya nama Herlambang terlihat dan dengan segera Elena menjawab panggilan teleponnya.

“Yaa.., Om..”

“Sayang.., tadi Dimas sudah Om suruh bawa buah-buahan dan cake serta roti. Tolong.., kamu harus makan walaupun sedikit. Om nggak mau terjadi apa-apa dengan diri kamu dan bayi dalam kandungan kamu itu. Besok pagi sampai di Bandara Sukarno Hatta Om langsung ke rumah kamu. Ingat sayang.., jaga diri kamu. Om sangat merindukan kamu,” ungkap Herlambang yang menyimpan kerinduan pada Elena.

“Yaa.., Om.., makasih. Om juga jaga kesehatan disana,” sahut Elena lalu mereka pun menyudahi percakapan itu.

“What..? Om Herlambang ngomong pakai sayang.., seperti itu sama elo?” tanya Jamila tersenyum samar.

“Emang kenapa..? Kan wajar-wajar aja.., secara Erlangga anaknya dia.., Milaaa...”

“Lenaa...! Gue berani jamin.., Om Herlambang jatuh cinta sama elo! Lagian kok elo kagak cerita ke gue kalau elo udah dimakan sama bokapnya si Er.., gimana enakkan mana?” Jamila sengaja membuat Elena tersenyum agar tidak stress menghadapi masalahnya.

“Milaaa.., duh.., elo ini pikiran gue lagi mumet elo ajak bercanda,” sungut Elena pada Jamila.

Yang dilakukan Elena hanya tertekun atas apa yang dikatakan sahabatnya yang secara terang benderang bisa mengartikan perhatian Herlambang.

Dalam hati yang terdalam Elena pun berkata, ‘Yaa.., gue tau kalau Om Her.., sayang dan jatuh cinta sama gue.. tapi.., gue kagak bisa buat Erlangga sakit hati.., Mila. Gue sayang Erlangga.’

Parikesit70

Terima kasih tak terhingga untuk semua Pembaca setia Good Novel yang mampir ke cerita ini. Salam sayang & hormat untuk kakak semua🤗🥰 Sekali lagi Terima kasih atas waktunya untuk membaca cerita ini. Kritik & saran saya tunggu. Love you all sekebon ❣️❤️❣️❤️❣️❤️❣️❤️ Parikesit70 IG : renny1051 FB : Tareni

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Parikesit70
Untuk semua Pembaca yang baru buka Bab Awal.. lanjut yaa di Bab selanjutnya\⁠(⁠^⁠o⁠^⁠)⁠/ Dijamin suka (⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠) nggak pakai lebay dan nggak masuk akal yaa(⁠☆⁠▽⁠☆⁠) Love you All sekebon atas supportnya ʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ
goodnovel comment avatar
Ely Haingu
ceritanya bagus torrr
goodnovel comment avatar
Switenia Dewaputri
Keren bgtt
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 100 : The END AKA&P

    Mobil yang membawa Elena, Tiara dan Herlambang pun sampai di rumah Herlambang. Dan Tiara yang berjanji akan mempertemukan Elena dan Sakti meminta Elena untuk masuk ke kamar Sakti yang telah di dekorasi dengan warna biru. Dan Elena pun masuk ke dalam rumah itu dan mendapati Sakti bersama seorang pengasuh bayi.Melihat kedatangan Elena di kamar itu, Sakti yang telah mengenali Elena pun menangis dan minta di gendongnya seraya menangis. Lalu, Elena pun menggendong balita imut itu dengan perasaan bahagia dan terharu, karena Sakti sangat merindukan kehadiran Elena.Lalu, Elena pun bercengkerama dengan Sakti di saat Tiara tengah mempersiapkan makan siang untuk mereka.Herlambang yang tahu Elena berada di kamar Sakti, akhirnya berjalan ke kamar itu. Sesampai di kamar itu, Herlambang pun duduk pada sofa, sedangkan Elena tengah duduk di lantai yang telah di lapisi permadani. Memandang kehadiran Herlambang, Elena menoleh ke arahnya dan bermain kembali dengan Sakti.Di saat itu, Herlambang pun m

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 99 : Duka Mila & Luka Elena

    Erlangga, Alexander dan Bella yang tiba dari bandara tepat pukul sembilan pagi langsung menuju Rumah Sakit untuk ikut bersama TPU. Erlangga ikut bersama Bella yang dijemput oleh sopir pribadi dari keluarga Bella, sedangkan Alexander di jemput oleh Ermitha dengan tujuan yang sama menuju Rumah Sakit tempat kelima jenazah dari keluarga Jamila usai diautopsi dan usai di sholati oleh keluarga besar dari suami Jamila, keluarga Elena serta beberapa tetangga dari pemukiman kumuh, merasa kehilangan atas kelima tetangga mereka yang dikenal suka menolong.Mobil yang membawa Alexander, Ermitha, Bella dan Erlangga sampai di Rumah Sakit. Lalu, mereka pun keluar dari mobil yang membawa mereka. Terlihat, Erlangga menggandeng mesra tangan Bella berjalan menuju ruang pemulasan jenazah dan bertemu Jamila yang masih dalam kondisi terpukul dengan kedua mata sembab.“Mila.., gue ikut berduka atas musibah ini. Gue yakin Allah punya rencana besar buat elo. Yakin aja setiap musibah dan duka ada hal yang aka

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 98 : Duka Jamila

    Kebakaran yang terjadi di gang sempit di lingkungan kumuh tempat tinggal Jamila dan Elena kini tinggal debu. Puing-puing arang berwarna hitam menjadi pemandangan memilukan di area sepanjang gang sempit kumuh tersebut. Pabrik kulit terbesar di Jakarta itu terbakar. Dilingkungan kumuh itu tercatat, ada 5 orang tewas mengenaskan terpanggang di dalam rumahnya. Kelima orang yang tewas dalam kebakaran tersebut adalah keluarga Jamila. Yang terdiri dari Ayah, Ibu serta ketiga adiknya. Elena dan Herlina yang ke lokasi usai membawa Jamila ke Rumah Sakit, melihat rumah peninggalan Papanya Elena pun tinggal debu. Banyak penghuni dilingkungan kumuh itu menangisi kehilangan harta bendanya. Terlebih Jamila yang kehilangan anggota keluarga dan harta bendanya.“Maaa.., akhirnya rumah kesayangan Papa jadi debu.., apa masih boleh kita bangun lagi rumah disini?” isak Elena yang melihat tembok pada rumah peninggalan Sentana tinggal setengah. Yang tampak dalam pemandangan yang ada hanya hamparan puing-p

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 97 : Karma Jamila

    Elena yang tidak menyangka atas syarat yang dilakukan pada dirinya membuatnya menangis tersedu-sedu. Jamila yang mendengar syarat dari Erlangga, langsung menghubungi lelaki tampan itu lagi, namun tidak sekali pun panggilan Jamila dijawab olehnya. “Lena.., gue sih yakin.., Erlangga cuma gertak elo aja. Seingat gue sih.., Er di Perth nggak deket sama siapa pun. Masa sih elo kagak percaya sama laki elo sendiri. Udah elo tenang aja. Pikirin Er junior.., kasian itu bayi dalam kandungan elo, pasti bawaan si bayi kali.., bokapnya jadi seperti itu,” ungkap Jamila. “Tapi kan nggak usah pakai minta izin gue untuk kawin lagi. Er sengaja mau nyakitin hati gue. Emang sih gue salah. Tapi, semua itu gara-gara nyokap nya juga. Mila, ambil lagi aja Sakti, gue kagak mau kalau sampai Er kawin lagi. Buat apa coba? Mending kagak kenal dari awal sama Er dan keluarganya!” sengit Elena mondar mandir di dalam kamarnya. “Lena, kenapa sih sekarang ini gue liat elo beda sama waktu sekolah dulu. Kenapa sih, elo

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 96 : Keikhlasan Elena & Syarat Erlangga

    Elena yang diminta oleh Herlina untuk menemui Tiara yang berada di ruang keluarga, dengan terpaksa ditemuinya usai selesai menidurkan Sakti. Di dampingi Jamila, Elena pun berjalan menemui Tiara yang kini terlihat seperti musuh mengibarkan bendera putihnya. “Ngapaen sih dia ke rumah lagi. Nyebelin banget,” bisik Elena saat berada di sisi Jamila. “Pastinya bukan berita baik,” ujar Jamila pelan. Setelah mereka duduk dalam satu meja, Tiara mulai menceritakan penyakit dan kesempatan hidupnya di dunia ini. Setelah itu, tanpa di sadari Tiara telah berada di hadapan Elena dan memeluk gadis cantik jelita itu. “Lena.., demi Allah dan atas nama putra pertamaku. Kalau aku tidak akan menyakiti Sakti. Aku akan perlakukan Sakti layaknya Mas Herlambang memperlakukan Erlangga,” isak tangis Tiara memecah ruang keluarga yang hening. Sejenak Elena terdiam, menatap raut wajah Jamila, lalu Elena pun bertanya, “Apa yang bisa saya lakukan, Tante?” “Berikan Sakti pada Mas Herlambang. Karena hanya Sakti k

  • Antara Kau, Aku & Papimu   BAB 95 : Tiara ke rumah Elena kembali

    Saat ini, Herlina, Elena dan Jamila berada di ruang keluarga. Mereka sedang membicarakan masalah Sakti yang diminta oleh keluarga Herlambang. Dan Herlina terlihat membujuk Elena untuk mau memberikan Sakti pada Herlambang.“Lena.., apa nggak sebaiknya kamu kasih aja Sakti ke keluarga Herlambang? Mama kasihan sama Pak Hermansyah dan Ibu Sitoresmi. Lagi pula mengurusi dua bayi sekaligus itu sangat sulit Lena. Apalagi kalau mereka berdua sakit. Juga besok atau lusa Sakti juga tahu siapa ibunya. Anak itu akan mencari ibunya,” nasihat Herlina pada putrinya.“Lena, coba kamu pikirkan lagi..., Mama liat Pak Herlambang serius mau ambil kamu jadi istri dan itu semua demi Sakti dan bayi yang ada dalam kandunganmu. Apa nggak sebaiknya kamu mau terima Pak Herlambang, Mama ikhlas Lena,” ungkap Herlina atas gambaran pikirannya, mengingat Erlangga tampak telah marah dan tak peduli pada Elena.“Maa.., Lena kasihan sama Erlangga. Sekarang ini dia udah nggak mau bicara pada tante Tiara dan putus hubu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status