Share

BAB 51

Penulis: Cherry Whisper
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-10 16:05:35

“Miss Hadley!” Suara lantang seorang wanita memanggilnya, memecah lamunannya yang tengah melayang entah ke mana.

Elena tersentak, matanya berkedip beberapa kali sebelum akhirnya merespons, “Ya?” suaranya sedikit ragu.

Ia baru menyadari bahwa semua orang di dalam ruang rapat kini tengah menatapnya, sebagian dengan rasa ingin tahu, sementara yang lain tampak sedikit heran. Raut wajah mereka menunjukkan bahwa mereka menyadari ketidakhadirannya dalam diskusi yang tengah berlangsung.

Elena menegakkan bahunya, mencoba mengembalikan fokusnya. Ia mengedarkan pandangan, mencari tahu siapa yang memanggilnya tadi, hingga akhirnya matanya bertemu dengan seorang wanita berambut pendek yang duduk di seberang meja—Shakira.

“Miss Hadley, Anda baik-baik saja?” tanya Audrey dengan nada sedikit lebih lembut, meskipun ekspresinya tetap serius.

Elena mengangguk cepat, merasa sedikit canggung dengan perhatian yang ia terima. “Maaf, aku hanya sedikit… kehilangan fokus,” ujarnya, berusaha memberika
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 51

    “Miss Hadley!” Suara lantang seorang wanita memanggilnya, memecah lamunannya yang tengah melayang entah ke mana. Elena tersentak, matanya berkedip beberapa kali sebelum akhirnya merespons, “Ya?” suaranya sedikit ragu. Ia baru menyadari bahwa semua orang di dalam ruang rapat kini tengah menatapnya, sebagian dengan rasa ingin tahu, sementara yang lain tampak sedikit heran. Raut wajah mereka menunjukkan bahwa mereka menyadari ketidakhadirannya dalam diskusi yang tengah berlangsung. Elena menegakkan bahunya, mencoba mengembalikan fokusnya. Ia mengedarkan pandangan, mencari tahu siapa yang memanggilnya tadi, hingga akhirnya matanya bertemu dengan seorang wanita berambut pendek yang duduk di seberang meja—Shakira. “Miss Hadley, Anda baik-baik saja?” tanya Audrey dengan nada sedikit lebih lembut, meskipun ekspresinya tetap serius. Elena mengangguk cepat, merasa sedikit canggung dengan perhatian yang ia terima. “Maaf, aku hanya sedikit… kehilangan fokus,” ujarnya, berusaha memberika

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 50

    Setelah selesai makan, Ren membantu membereskan meja, sementara Elena menyiapkan cokelat panas untuk mereka berdua. Aroma kakao yang pekat memenuhi udara, menciptakan suasana yang lebih akrab di antara mereka. Setelah cangkir cokelat panas siap, mereka membawa minuman itu ke teras halaman belakang, tempat suasana malam yang tenang menyelimuti mereka. Langit bertabur bintang, udara dingin malam hari terasa lembut di kulit, dan hanya suara gemerisik dedaunan yang menemani keheningan sesaat di antara mereka. Ren duduk di kursi kayu dengan nyaman, menghangatkan tangannya dengan cangkir cokelat panas, sementara Elena bersandar pada sandaran kursinya, menikmati suasana yang jarang ia nikmati sejak pindah ke Ottawa. “Tempat ini menyenangkan dan menenangkan,” ujar Ren, memecah keheningan. “Apa kau betah tinggal di sini?” Elena mengangguk pelan. “Ya, lebih dari yang kukira. Aku merasa nyaman, meskipun masih beradaptasi dengan beberapa lingkungan baru.” Ren menyesap minumannya sebelum b

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 49

    Elena telah beradaptasi dengan baik selama seminggu berada di Ottawa, menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya serta ritme kerja yang semakin ia kuasai. Pekerjaannya berjalan dengan lancar, setiap tugas dapat ia selesaikan dengan efisien, dan ia mulai merasa lebih nyaman dalam menjalankan proyek parfum untuk edisi musim panas yang tengah dikembangkannya. Selama seminggu terakhir, setiap kali pulang kerja, Elena selalu secara refleks melirik ke arah pintu rumah di sampingnya, seolah berharap melihat tanda-tanda kehidupan di sana. Seperti saat ini, matanya kembali tertuju pada rumah tersebut yang tetap tampak gelap dan sunyi, tanpa sedikit pun cahaya yang menyala dari dalam. Terakhir kali ia bertemu dengan Ren adalah saat makan siang bersama—tepat seminggu yang lalu. Sejak saat itu, pria itu seolah menghilang tanpa kabar, meninggalkan Elena dengan rasa penasaran yang semakin hari semakin sulit diabaikan. “Apa dia begitu sibuk?” Gumamnya sambil memutar kenop pintu rumahnya. El

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 48

    ELENA POV Selepas pulang dari makan bersama dengan Ren, ia melanjutkan dengan berbelanja kebutuhan pribadinya. Sesampainya di rumah, Elena meletakkan tas belanjaannya di meja dapur, lalu melepaskan mantelnya dengan gerakan malas. Malam di Ottawa terasa sejuk, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang terasa lebih hangat—mungkin karena percakapannya dengan Ren tadi. Ia membuka salah satu kantong belanjaan dan mengeluarkan sebotol parfum yang baru saja ia beli di toko milik Ren. Bukan sesuatu yang mahal atau rumit, hanya wewangian sederhana dengan aroma citrus dan kayu ringan, ia memilih yang ini karena aromanya sedikit mendekati dengan konsep yang ia bicarakan dengan Ren. Elena menyemprotkan sedikit ke pergelangan tangannya, lalu menghirupnya perlahan. Aroma segar bercampur dengan sesuatu yang lebih dalam, sedikit nostalgia, sedikit kerinduan. Ia tidak tahu kenapa, tapi ada sesuatu tentang aroma ini yang mengingatkannya pada sesuatu yang belum bisa ia rangkai dengan jelas. Ia ber

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 47

    REN POV Ren terus memotong steaknya sambil mendengarkan perkataan Elena. Nada suaranya terdengar serius, namun juga menyiratkan ketertarikan yang mendalam. Ia bisa melihat bagaimana mata perempuan itu sedikit berbinar ketika berbicara tentang parfum dan konsep musim panas yang sedang dikembangkannya. Menarik. Ren meletakkan pisaunya dengan perlahan, kemudian menyandarkan punggung ke kursi. "Aroma yang kita bahas tadi?" ulangnya, memastikan ia tidak salah dengar. "Jadi, kau ingin menjadikannya sebagai referensi utama untuk proyek parfummu?" Elena mengangguk mantap. "Ya, aku ingin menciptakan parfum edisi musim panas yang memiliki aroma yang mampu menangkap esensi kebebasan dan petualangan, sesuatu yang segar namun tetap elegan.” Ren menyipitkan mata sedikit, seolah membayangkan wangi yang Elena maksud. “Kebebasan dan petualangan…” gumamnya. “Itu bisa berarti banyak hal. Laut, udara pegunungan, atau bahkan aroma jalanan kota di sore hari setelah hujan.” Elena tersenyum tipis

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 46

    ELENA POV Elena menelan kembali kata-katanya, merasa ragu untuk melanjutkan. Sebenarnya, ada begitu banyak hal yang ingin ia katakan, begitu banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya—terutama tentang aroma wewangian yang baru saja mereka bahas. Namun, sesuatu menahannya. Apakah itu rasa takut? Ataukah hanya kebingungan yang terlalu mendalam? Tangannya secara refleks menggenggam pisau dan garpu di hadapannya, mencoba mencari ketenangan dalam dinginnya dari pegangan besi garpu dan pisau yang merambat ke ujung jari-jarinya. Ia sangat ingin menanyakan sesuatu yang selama ini mengusiknya—tentang mimpinya. Tentang bagaimana setiap kali ia tertidur, fragmen-fragmen aneh selalu muncul dalam benaknya, membawanya ke tempat-tempat yang terasa familiar tetapi tidak bisa ia ingat kapan atau di mana pernah mengalaminya. Karena aroma parfum yang tadi ia cium adalah menjadi pemicu awal mulai semuanya. Elena terus mengiris potongan daging steaknya, supaya lebih mudah untuk dimakan. “Ah, b

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 45

    REN POV Sesuai dengan dugaannya, wanita yang kini berdiri di hadapannya ternyata benar-benar sosok yang selama ini muncul dalam mimpi-mimpinya. Ia semakin yakin setelah melihat adanya titik tahi lalat kecil di belakang leher wanita itu, yang persis seperti yang selalu ia bayangkan. Pengakuannya tentang tanda lahir di pinggang kanannya pun semakin memperkuat keyakinannya bahwa semua ciri-ciri fisik yang ada pada wanita itu benar-benar sesuai dengan gambaran yang selama ini menghantui pikirannya di alam bawah sadar. Ren merasakan detak jantungnya semakin cepat, seolah tubuhnya bereaksi sebelum pikirannya sempat memproses semuanya dengan logis. Perasaan yang aneh, campuran antara kelegaan, kebingungan, dan sesuatu yang sulit ia definisikan, mengalir dalam dirinya. Bagaimana mungkin seseorang yang hanya ia kenal dalam mimpi kini benar-benar berdiri di hadapannya? Apakah ini kebetulan semata, atau ada sesuatu yang lebih besar yang menghubungkan mereka? Matanya terpaku pada wanita itu

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 44

    Pegawai toko itu tersenyum ramah, menunggu Elena mengutarakan maksud kedatangannya. Dengan cepat, ia mengingat kembali alasan utamanya berada di sini—mengirimkan proposal dari Shannon. Namun, rasa penasarannya terhadap aroma yang begitu familiar masih mengganggu pikirannya. “Ah, maaf,” Elena akhirnya berbicara setelah menarik napas pelan. “Sebenarnya, saya ke sini untuk mengantarkan sesuatu.” Ia membuka tasnya dan mengeluarkan proposal yang telah dipersiapkannya sejak pagi. Pria muda itu mengernyitkan dahi sebentar sebelum menerima dokumen tersebut. “Oh, ini untuk siapa, ya?” tanyanya sambil melirik sampul proposal itu. Elena tersenyum kecil. “Untuk, Mr. Rain? Apa benar alamatnya berada di sini?” Pegawai itu mengangguk paham. “Ah, benar. Karena alasan privasi. Saya yang akan menyampaikan ini.” Elena mengangguk, “Tolong sampaikan juga, segera menghubungi nomor yang tertera, atau balas melalui e-mail.” “Baik, akan saya sampaikan.” “Terima kasih.” Sebelum pergi, Elena yang

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 43

    Keesokan harinya, Elena masuk ke dalam mobil dengan perasaan cukup bersemangat. Hari ini, ia memiliki beberapa agenda penting yang harus diselesaikan. Pertama, ia harus mengirimkan proposal dari Shannon, sebuah tugas yang membutuhkan ketelitian karena menyangkut proyek yang sedang mereka kerjakan. Setelah itu, ia berencana untuk mampir ke supermarket guna berbelanja berbagai kebutuhan sehari-hari, memastikan bahwa persediaan di rumahnya cukup untuk beberapa minggu ke depan. Di balik semua aktivitasnya, Elena juga berusaha untuk semakin beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ia ingin membiasakan diri dengan ritme kehidupan di kota ini, mulai dari memahami rute jalan hingga mengenali tempat-tempat yang akan sering ia kunjungi. Meskipun hanya akan tinggal di sini selama sebulan, ia ingin memastikan bahwa hari-harinya berjalan dengan nyaman dan efisien. Ia mencari alamat di navigasi. “Oh! Ini berada di dekat sini?” Elena tidak menyangka bahwa alamat yang di berikan oleh Shannon te

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status