Share

Asdos My Husband
Asdos My Husband
Penulis: Diarytri

Bab 1

Pagi ini, Aku dibuat kesal oleh Ibu tiriku, Shinta Adinaya. yang seenaknya menjodohkanku dengan seseorang. Emang dia pikir, aku mau. Shinta selalu begitu, tak pernah mau mengerti keinginanku. Semenjak Ayahku pergi, aku selalu seenaknya diatur olehnya, Ia selalu mementingkan dirinya.

"Nanti malam pihak pria akan datang ke rumah, jadi setelah kamu selesai kuliah, langsung pulang ya. Kalau nggak, Ibu, akan tarik semua fasilitas kamu," ucap Sinta, Ibu tiriku. Dengan penuh penekanan.

Aku mendengus kesal. Lagi-lagi Dia selalu mengancamku. Jika saja Ayahku, tidak mengalami kecelakaan, mungkin hidupku selalu terpenuhi. Sungguh sampai sekarang Aku benci dengan seseorang yang sudah menabrak Ayahku. Jika suatu hari Aku menemukan orang itu, Aku tidak akan pernah memaafkannya.

Aku beranjak berdiri, setelah mendapat pesan masuk dari kekasihku. Lalu Aku berjalan ke luar rumah. Tanpa menjawab pertanyaan dari Ibu tiriku.

Aku melihat kekasihku yang sudah menungguku di depan gerbang rumah dan kemudian aku menghampirinya. 

"Hey, kenapa muka kamu ditekuk gitu?" tanya Rezvan Malvino, kekasihku. 

"Nggak ada apa-apa," ucapku, lalu membuka pintu mobil Rezvan dan masuk ke dalam mobil. "Ayo cepet berangkat."

Rezvan menyalakan mesin mobilnya dan langsung menancapkan gas menuju Kampus mereka.

Nama lengkapku Syaffira Adinaya. Mahasiswi semester lima, yang mengambil jurusan pengantar bisnis dan ekonomi. Sedangkan Rezvan, ia mengambil jurusan teknik informatika. Aku dan Rezvan kuliah di universitas yang sama dan kita sudah menjalin hubungan sekitar satu tahun lamanya, jadi tidak mungkin aku bisa melepaskan Rezvan begitu saja. 

Setelah sampai di kampus. Aku dan Rezvan, seperti biasa mampir terlebih dahulu ke kantin, sebelum memasuki jam kuliah. Aku sudah memesankan beberapa makanan untukku dan Rezvan. 

"Kamu kenapa dari tadi kok cemberut terus?" tanya Rezvan kembali. 

Aku hanya mengaduk-aduk mie ayam tanpa memakannya. Hari ini benar-benar menjengkelkan. Sebenarnya aku ingin memberitahu tentang perjodohanku kepada Rezvan. Namun, aku tak berani berbicara kepadanya. Rezvan itu terlalu baik. Aku tidak mau sampai Rezvan tahu dan kecewa mengetahui persoalan ini. 

"Aku gak apa-apa," jawab Syaffira.

"Dari tadi jawabannya gak apa-apa melulu," 

"Ya emang aku gak apa-apa," ucapku lalu mengambil tasku yang sejak tadi ada di kursi sebelahku. "Aku masuk kelas dulu, ya, sayang." 

"Lho, makanan kamu belum di makan lho sayang." 

"Buat kamu aja, aku kenyang," ucap Syaffira lalu beranjak berdiri. 

"Yang bayar siapa, aku lupa bawa uang," ucap Rezvan sambil merogoh saku celananya.

Aku mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu, lalu aku berikan kepada Rezvan. 

"Makasih, dear," ucap Rezvan menyunggingkan senyumnya. Ketika Syaffira sudah menjauh darinya.

Aku berjalan menyusuri koridor kampus, langkahku cepat. Sampai pada akhirnya, tubuhku bertabrakan dengan seseorang hingga terjatuh. 

"Lo punya mata gak sih?" ucapku marah kepada seseorang yang ada di hadapanku. 

"Seharusnya saya yang marah. Bukannya Anda yang menabrak saya?" ucap seseorang itu lalu meninggalkanku yang masih terduduk di lantai. 

Aku berdecak kesal, lalu berdiri. "Nyebelin banget sih, tuh orang," ucapku bermonolog.

"Sapi, Lo tau gak? Ada Asdos yang bakal gantiin Bu Yuni, dan Bu Yuni bakal cuti selama 5 bulan. Dengar-dengar dari gosip sih, Asdosnya ganteng banget Sap. Argh gue jadi gak sabar deh," ucap Freya, sahabatku yang selalu ada di saat aku senang maupun susah. Walaupun Freya termasuk  golongan anak pintar. Namun ia tergolong juga anak yang selalu bergosip tentang cowok-cowok ganteng di kampus. 

Aku memutar bola mata malas. "Syaffira bukan Sapi," ucapku penuh penekanan. "Lagian gue, gak tertarik," ucapku lalu melanjutkan berjalan menuju kelas. 

Freya menyengir kuda. "Lho yakin gak tertarik, ini lebih ganteng dari Rezvan lho," ucap Freya lagi mensejajarkan langkahnya denganku. 

"Freya lho tau kan, gue ini gak bakal tertarik dengan pembicaraan cowok ganteng di kampus, selain Rezvan pacar gue." 

Freya menghela napas. "Oke oke," 

Kelas sudah dimulai sejak 20 menit yang lalu. Mahasiswi yang lain bahkan terpesona dengan ketampanan Asisten dosen mereka, ditambah sikapnya yang cuek membuat mahasiswi penasaran dan tentunya menjadi saingan para Mahasiswa. Dia Alterio Reiki, Asisten dosen muda, di universitas kepunyaan Kakeknya sendiri. Ia mengajar mata kuliah, pengantar bisnis dan ekonomi. 

Sedangkan Syaffira, sebelum kelas dimulai sudah tertidur pulas di mejanya. Kebiasaan buruk Syaffira memang sering tidur saat jam pelajaran. Bahkan, dirinya sudah beberapa kali dipanggil ke ruang Bu Yuni, dosennya. 

Setelah selesai mengajar, Alter menghampiri meja Syaffira, membuat Freya menepuk jidatnya. 

"Mampus, lho Sapi," gumam Freya, yang duduk di sebelah Syaffira. 

"Kampus itu bukan tempat tidur, kalau pergi ke kampus hanya untuk tidur dan bersenang-senang lebih baik jangan ikut kelas saya!" ucap Alter lantang sembari menggebrak meja Syaffira. 

Syaffira tersentak kaget saat seseorang menggebrak mejanya. "Siapa lho beraninya ngegangguin tidur gue," omel Syaffira berdiri, kepada Alter. Membuat semua mahasiswi menggeleng, andai saja Syaffira tau yang ada dihadapannya itu seorang Asdos, bukan mahasiswa. 

"Sapi, dia Asdos kita," bisik Freya ditelinga Syaffira.

Syaffira terbelak tak percaya.

"Kamu saya keluarkan dari mata pelajaran saya," ucap Alter tegas. Lalu berjalan ke luar kelas. 

"Apa? Kok gue tiba-tiba di keluarin sih, dasar Asdos galak," tutur Syaffira mendengus kesal. 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status