Share

Bab 2

Author: Citrani
Akhir-akhir ini aku dan pacarku sedang ribut, hampir putus.

Pemicunya adalah kelakuan dia yang nggak jujur. Ternyata waktu dia liburan ke Negara Thilan, dia main serong!

Kalau saja aku tidak iseng-iseng buka folder tersembunyi di ponselnya, aku tidak akan tahu bahwa selama setengah bulan di Negara Thilan, pacarku itu malah berselingkuh!

Penemuan ini membuatku sedih, kecewa, sekaligus merasa terhina!

Yang paling menyakitkan, dia sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah bilang itu cuma main-main.

Dia bilang, saat dia berhubungan dengan perempuan-perempuan itu, dia hanya kasih tubuh, bukan perasaan. Jadi, itu tidak termasuk selingkuh secara emosional.

Lagi pula, dia pakai pengaman, jadi katanya itu juga tidak bisa dibilang selingkuh secara fisik.

Dia berdalih, semua itu cuma semacam permainan. Sama saja seperti naik roller coaster.

Dia juga bilang padaku untuk tidak berlebihan.

Coba dengar, itu omongan orang waras bukan?

Setelah kami bertengkar hebat, aku pulang ke rumah sambil menangis dan mabuk.

Sampai akhirnya sahabat sekamarku tidak tahan lagi.

Dia memarahiku, bilang aku ini bodoh dan tidak punya harga diri.

Kalau pacarmu yang salah, kenapa kamu yang menyiksa diri sendiri?

Kamu mati pun, kira-kira si bajingan itu akan peduli?

Jadi, saat menghadapi pria berengsek, jangan menyakiti diri sendiri; balas dendam saja!

Kamu selingkuh dan main serong? Maka aku pun akan bermain api!

Sahabatku menyarankan agar aku juga menjadi wanita berengsek, katanya selama ini aku selalu dirugikan karena terlalu jujur.

Menjadi wanita suci dan setia itu tidak akan pernah sebahagia menjadi wanita nakal!

Sahabatku ini seorang penyiar daring, gaya hidupnya berani dan tanpa batas. Dia benar-benar sosok perempuan yang menerjang ombak.

Frekuensi dia ganti pacar bahkan lebih cepat daripada aku ganti bra!

Tadi malam, dia mengajakku berburu cowok tampan.

Kami pergi ke klub privat khusus model pria, dia langsung memesankan empat sampai lima model untukku.

Ada cowok muda polos, om-om seksi, pria puitis dengan aura sensual, bahkan pria kulit hitam yang bertubuh kekar.

Katanya, selama aku mau, aku bisa menikmati mereka semua malam itu juga.

Lagi pula, laki-lakinya yang bisa kelelahan, tetapi perempuannya tidak akan kenapa-kenapa.

Sahabatku?

Dia memilih sepasang kembar blasteran Fipin dan langsung masuk mode dominan seperti ratu.

Jangan tertipu dengan semangatku di perjalanan ke sana. Begitu sampai pada bagian aksi yang sebenarnya, nyaliku langsung ciut.

Lari terbirit-birit.

Keesokan paginya, sahabatku pulang dengan ekspresi berseri, seolah telah diberi dua kali lipat kebahagiaan.

Dia berbagi padaku secara mendetail tentang momen liar yang dia habiskan tadi malam bersama si kembar blasteran itu.

Sekalian kritik aku karena terlalu konservatif!

Pacarmu saja sampai selingkuh, kamu masih mau jaga kesucian buat siapa?

Biar adil, aku juga harus membuatnya merasakan pengkhianatan!

Sahabatku bilang, masa muda perempuan cuma sebentar, harus dinikmati, dihabiskan sepuas-puasnya, biar tidak sia-sia di usia emas ini.

Lalu, sahabatku melemparkan alat kecil berbentuk telur berwarna pink ke arahku.

Dia memaksaku untuk membawanya ke tempat kerja.

Katanya, ini disebut membebaskan sisi liar alami.

Dia bilang dia mau memancing keluar semua hasrat tersembunyi dalam diriku.

Awalnya aku menolak, tetapi juga penasaran.

Benarkah alat itu sebaik dan semenyenangkan seperti yang dia bilang?

Benarkah rasanya bisa seajaib itu?

Sahabatku benar-benar memuji alat itu setinggi langit.

Dia berkata, "Di malam-malam panjang dan sepi, untung ada dia yang menemaniku!"

"Dengan alat ini, siapa juga yang masih butuh pacar? Dia bisa memuaskanmu tanpa bikin kamu marah, nggak bakal selingkuh, nggak bakal menyakiti hati. Dia akan selalu setia!"

Namun, di kantor, aku benar-benar tidak berani menekan tombol remotenya.

Awalnya aku berniat mengeluarkannya saat ke kamar mandi siang tadi.

Siapa sangka, remote itu malah jatuh ke tangan Ben.

Hampir saja aku dibuat malu setengah mati olehnya.

Benda itu sebenarnya ingin aku buang, tetapi aku takut kalau membuangnya ke tempat sampah malah ditemukan orang lain.

Akhirnya, aku hanya bisa membungkus motor kecil itu dengan tisu toilet dengan hati-hati, lalu menyembunyikannya di saku jas.

Celana dalamku sudah tidak bisa dipakai lagi. Rasanya dingin. Aku merapikan pakaianku, baru kemudian keluar dari toilet wanita seperti pencuri.

Aku ada di dalam kamar mandi sampai dua puluh menit lamanya.

Begitu keluar, Ben sudah menghilang.

Tentu saja, itulah yang aku harapkan.

Namun, baru saja aku menghela napas lega, tiba-tiba Ben dengan langkah angkuhnya kembali muncul di hadapanku.

Di tangannya, ada kantong belanja yang dikemas cantik.

"Apa ini?" tanyaku.

"Pakaian dalam. Coba lihat ukurannya cocok atau nggak?"

Dia tersenyum sedikit. "Aku belinya di toko bawah, cuma berdasarkan perasaan saat menyentuh saja."

Wajahku langsung merah seperti kepiting rebus.

Dengan gugup, aku bertanya, "Ke ... kenapa kamu memberiku ini?"

Aku begitu panik sampai-sampai tak sempat memikirkan betapa menggodanya kata perasaan yang diucapkannya tadi.

"Memangnya kamu nggak butuh?" tanyanya padaku dengan ekspresi serius.

Tentu saja aku butuh.

Sejak tidak pakai celana bolong seperti waktu kecil, aku belum pernah merasakan sensasi 'menggantung' seperti ini lagi.

Namun, tentu saja aku tak bisa mengakuinya. "Aku ... aku nggak tahu kamu bicara apa."

"Ini kukembalikan ke kamu."

Ben mengembalikan alat remote kecil yang hampir membuatku gila; aku benci sekaligus suka.

"Itu bukan punyaku!"

Aku menyangkal sambil merasa bersalah.

"Benar bukan punyamu?"

Kali ini Ben menekan tombol dari level 1 sampai 5 satu per satu.

Motor kecil di dalam saku jasku langsung bergemuruh dengan penuh semangat.

Kantung bajuku jadi tampak bergerak-gerak.

Memalukan sekali!

Dengan santai, Ben meletakkan remote itu kembali ke sakuku. "Bu Luna, boleh bersenang-senang, tapi lihat-lihat tempat juga, ya?"

Setelah itu, dia melangkah pergi dengan cepat.

Aku merasa malu sekaligus kesal.

Aku tahu citraku di mata Ben benar-benar hancur sekarang!

Namun, segera setelah itu, aku menyadari masalah lain.

Ben sejak awal tahu benda itu milikku!

Dia tahu tubuhku memiliki motor penggerak!

Jadi, saat dia menekan tombol-tombol itu sebelumnya, sama sekali bukan asal pencet. Dia memang sengaja ingin mempermalukanku!

Dasar bajingan!

Mesum keparat!

Dasar bejat!

Sok sopan, tetapi bajingan!

Dalam hati, aku memaki Ben habis-habisan. Tak disangka, sore harinya aku langsung mendapat pemberitahuan dari bagian HRD.

"Luna Drew, ada perubahan posisi kerja untukmu. Detailnya sudah dikirim lewat email."

Awalnya aku panik.

Jangan-jangan masalah tadi sudah sampai ke atasan?

Apa aku akan dipecat dengan alasan melanggar norma kesusilaan?

Namun, setelah kuperiksa baik-baik email itu, ternyata bukan pemecatan, melainkan mutasi kerja.

Aku dipindah dari Departemen Administrasi ke Departemen Pemasaran.

Menjadi sekretaris bagi Direktur Pemasaran, Ben.

Untuk apa dia mencariku?

Apa mungkin dia punya maksud lain?

Mungkin dia pikir aku orangnya genit dan gampang didekati?

Soalnya, di luar sana ada ungkapan yang cukup populer.

Kalau ada urusan, sekretaris yang mengurus.

Kalau tidak ada urusan ....
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Atasanku Menggodaku   Bab 9

    Jessy benar-benar pergi mencari presdir untuk mengadu.Jessy berharap presdir bisa menggunakan kekuasaannya untuk memecatku dan memaksa Ben berpacaran dengannya.Namun, kenyataannya sangat mengecewakan.Jessy justru dimarahi habis-habisan oleh presdir, dicopot dari posisinya sebagai asisten CEO, dan dilarang datang lagi ke perusahaan.Bahkan kartu ID perusahaannya juga langsung diblokir.Saat itu, Jessy benar-benar syok.Presdir kemudian secara khusus datang menemuiku, menenangkan aku agar tidak perlu khawatir.Dia menyuruhku fokus bekerja dan menjalin hubungan dengan Ben dengan tenang.Perusahaan bahkan akan memberikan dukungan penuh!Aku jadi serba salah, tidak tahu harus menangis atau ketawa.Saat itulah aku baru tahu, ternyata Ben, sebagai direktur pemasaran, menyumbang 60% dari total performa perusahaan.Ben juga memiliki banyak koneksi untuk mendapatkan klien.Jika perusahaan memecat Ben, banyak perusahaan lain yang akan memperebutkannya.Sebaliknya, justru perusahaan kami sendir

  • Atasanku Menggodaku   Bab 8

    Ben pergi dinas ke Negara Madid dan aku menemaninya sepanjang waktu.Kami bekerja sama dengan sangat kompak dan berhasil mengamankan kontrak senilai delapan digit.Ekspresi Ben dihiasi senyuman dan aku juga sangat bahagia.Dalam hati, aku diam-diam menebak. "Kali ini kira-kira dapat bonus berapa, ya?"Begitu kembali ke kantor, Ben memanggilku masuk.Dia menyodorkan sebuah kartu ATM padaku. "Ini bonusmu. Kata sandinya tanggal lahirmu.""Berapa banyak sih? Sampai dibuatkan kartu ATM terpisah segala?"Aku sangat senang sekali."Kalau mau ganti mobil, nggak masalah. Bukannya kamu suka banget merek Tesla?""Terima kasih, Pak Ben!"Aku kegirangan sampai mau melompat."Ada satu hadiah lagi. Ini dari aku pribadi."Ben melemparkan sebuah kotak kecil padaku.Begitu aku buka dan lihat isinya, wajahku langsung merah!Ternyata isinya motor mini elektrik impor dari Negara Loka.Tulisan dalam bahasa nasional dan Bahasa Loka di kemasan menjelaskan keunggulan produk ini.Ada 12 mode getaran.Desain bio

  • Atasanku Menggodaku   Bab 7

    Aku benar-benar tidak punya keberanian untuk meminta Ben tinggal malam ini.Aku keluar mengambil handuk basah, menyuruhnya membersihkan kotoran di tubuhnya, lalu ia pun pulang.Kunci mobil ditinggalkannya untukku, sedangkan ia sendiri pergi naik taksi.Keesokan harinya, aku mengendarai mobil BMW milik Ben. Saat baru saja sampai di depan kantor, sudah kulihat banyak orang berkerumun di pintu masuk.Ternyata itu Kai!Pria berengsek ini bahkan mengangkat sebuah spanduk bertuliskan: [Pria dan wanita bejat! Mereka bersekongkol jahat dan mempermainkan perasaanku. Kembalikan masa mudaku!]"Apa yang kamu lakukan?"Aku turun dari mobil dan langsung bertanya dengan nada tinggi."Apa lagi? Aku sedang menuntut keadilan!"Ekspresi Kai dipenuhi kebencian. "Luna! Sekarang, aku tahu kenapa kamu begitu tegas memutuskanku. Ternyata kamu berselingkuh dengan atasanmu! Huh! Nggak tahu malu!"Kai lalu mengeluarkan ponselnya."Semuanya lihat ini! Ini bukti yang aku rekam diam-diam semalam! Bukti perselingkuh

  • Atasanku Menggodaku   Bab 6

    Ben mengerutkan dahinya yang tampak tampan.Aku tidak berani lagi membantah.Karena Ben minum alkohol, dia tidak bisa mengemudi lagi.Sahabatku juga sudah terlalu banyak minum.Jadi, aku yang harus menjadi sopir dan mengemudikan mobil Ben.Awalnya kami berencana untuk mengantar Ben pulang terlebih dahulu, kemudian aku dan sahabatku akan naik taksi kembali ke tempat kost kami.Namun, Ben dengan sangat sopan berkata, "Antar kalian dulu saja. Temanmu sepertinya mabuk berat."Aku dan Ben bersama-sama menempatkan teman yang mabuk itu di kursi belakang mobil.Ben duduk di kursi depan, sementara aku mengemudi. Kami sampai di kompleks perumahan tempat kami menyewa."Ayo, aduh, kenapa kamu berat banget sih?"Aku membantu sahabatku masuk ke dalam lift.Namun, sahabatku ini sangat tidak bisa diam dan terus jatuh ke lantai."Biar aku bantu."Ben turun dari mobil. Kami bersama-sama menopang teman kami untuk naik ke lantai atas.Setelah keluar dari lift dan sampai di depan pintu, aku mencari kunci u

  • Atasanku Menggodaku   Bab 5

    Sahabat perempuanku menatap dua pria itu dengan mata yang sayu karena mabuk. "Kalian siapa? Aku nggak kenal kalian. Minggir!"Namun, kedua pria itu hanya menyeringai dan tetap tidak mau pergi. "Hei, Cantik, kenapa menolak orang begitu? Kalau seperti ini bisa bikin hati aku sakit, lho."Melihat sahabatku tetap tidak mau ikut mereka, dua pria itu langsung menarik tangannya.Mereka memaksanya berjalan ke arah sebuah mobil van yang terparkir di pinggir jalan.Ekspresiku langsung berubah dingin. Aku langsung tahu apa maksud dua pria itu!Mereka pelaku 'penjemputan mayat' di klub malam!Orang-orang seperti ini biasanya bersembunyi di depan bar atau klub malam, menunggu perempuan yang mabuk.Mereka akan menggunakan rayuan bahkan kekerasan untuk membawa perempuan itu ke hotel, penginapan, atau bahkan ke gang gelap terpencil untuk melakukan kejahatan.Bahkan ada yang merekam aksi mereka lalu mengunggah videonya ke internet, baik untuk pamer maupun mencari uang.Kabarnya, para bajingan ini bahka

  • Atasanku Menggodaku   Bab 4

    Duduk di kursi penumpang mobil BMW, aku terdiam tanpa berkata apa-apa.Jika dibandingkan dengan rasa malu saat di ruang rapat ketika ketahuan membawa alat itu oleh Ben.Maka kejadian barusan, saat Ben melihat tingkah memalukan Kai, justru membuatku merasa jauh lebih malu!Harga diriku seakan hancur lebur, aku tak tahu harus menaruh mukaku di mana!Aku merasa seperti berdiri di hadapan Ben dalam keadaan telanjang. Seluruh rahasiaku seolah telah terbongkar tanpa sisa."Bu Luna, setelah melihat pacarmu, aku sepenuhnya mengerti kenapa kamu lebih memilih mainan. Dengan pacar seperti itu, memang lebih baik pakai alat."Ben mengatakan itu dengan nada yang sangat tulus.Sama sekali tidak terdengar mengejekku.Perasaanku pun sedikit lebih tenang karenanya.Tempat jamuan malam ini adalah sebuah klub mewah yang memiliki suasana sangat romantis.Sebenarnya, hatiku dipenuhi rasa cemas.Aku khawatir dalam perjamuan semacam ini, peran perempuan seperti diriku hanyalah sebagai teman minum, teman ngobr

  • Atasanku Menggodaku   Bab 3

    "Pak Ben, aku bukan seperti yang kamu pikirkan."Begitu aku masuk ke kantor Ben, aku berniat untuk menjelaskan semuanya kepadanya."Apa yang aku pikirkan tentangmu?"Ben langsung bertanya dengan kalimat yang membuatku terdiam.Benar.Dia menganggapku apa?Bukankah cuma seorang wanita liar!Tidak tahu malu, tidak punya prinsip, dan tak punya batasan.Bahkan menyembunyikan motif pribadinya dan berpura-pura di depan orang banyak."Pak Ben, aku ingin bilang kalau apa pun yang aku lakukan secara pribadi, itu adalah keputusanku sendiri. Aku nggak akan menyerah pada tekanan dari luar!""Aku juga nggak akan mudah menjual diriku!""Jangan ajukan permintaan yang nggak sopan kepadaku!""Kalau nggak, aku akan mengundurkan diri!"Aku sengaja berbicara dengan tegas.Aku ingin memberi pelajaran pada Ben agar dia tidak berpikiran buruk terhadapku.Ben malah tertawa setelah mendengar itu. "Bu Luna, apa yang bisa aku inginkan darimu? Apa kamu kira aku kekurangan wanita?"Satu kalimat itu langsung membua

  • Atasanku Menggodaku   Bab 2

    Akhir-akhir ini aku dan pacarku sedang ribut, hampir putus.Pemicunya adalah kelakuan dia yang nggak jujur. Ternyata waktu dia liburan ke Negara Thilan, dia main serong!Kalau saja aku tidak iseng-iseng buka folder tersembunyi di ponselnya, aku tidak akan tahu bahwa selama setengah bulan di Negara Thilan, pacarku itu malah berselingkuh!Penemuan ini membuatku sedih, kecewa, sekaligus merasa terhina!Yang paling menyakitkan, dia sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah bilang itu cuma main-main.Dia bilang, saat dia berhubungan dengan perempuan-perempuan itu, dia hanya kasih tubuh, bukan perasaan. Jadi, itu tidak termasuk selingkuh secara emosional.Lagi pula, dia pakai pengaman, jadi katanya itu juga tidak bisa dibilang selingkuh secara fisik.Dia berdalih, semua itu cuma semacam permainan. Sama saja seperti naik roller coaster.Dia juga bilang padaku untuk tidak berlebihan.Coba dengar, itu omongan orang waras bukan?Setelah kami bertengkar hebat, aku pulang ke rumah sambil menang

  • Atasanku Menggodaku   Bab 1

    Atasanku benar-benar orang mesum!Saat rapat, dia menemukan remot kecil milikku yang jatuh, lalu menekan kecepatan maksimal, membuatku tidak tahan!Sebagai staf kecil di bagian administrasi, jika para bos rapat, tugasku hanya menyuguhkan teh dan air putih.Tiba-tiba terdengar suara barang jatuh, sebuah remote kecil jatuh dari saku jas kerjaku.Aku panik dan buru-buru ingin memungutnya.Namun, sebuah tangan besar dengan jari-jari ramping lebih cepat dan mengambilnya terlebih dulu.Ternyata itu adalah Direktur Pemasaran kami, Ben Darius, pria yang jadi bahan fantasi nomor satu di antara para wanita di kantor!"Pak Ben .... Ah!"Aku hendak bicara, tetapi seketika tubuhku terasa kesemutan dan gemetar.Aku nyaris tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara.Aku buru-buru menutup mulut dan merapatkan kedua kakiku.Dengan ekspresi kesal dan sedih, aku menatap Ben yang tampak santai memainkan remote kontrol itu.Di remote itu ada tombol bernomor dari satu sampai lima.Itu menunjukka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status