Share

Aunty Cantik untuk Daddy
Aunty Cantik untuk Daddy
Penulis: Nanasshi

Bab 1

Penulis: Nanasshi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-30 16:05:33

Aéroport Paris-Charles de Gaulle, pukul tujuh pagi dan kepalaku yang pengar. Pergi tanpa rencana, terburu-buru dan yang pasti tanpa perhitungan membuat melelapkan diri barang satu jam saja di pesawat, pun tak bisa. Kepala berputar, sibuk menyusun rencana. Perihal hidup, yang tak lagi sama.

Aku terus menarik koper, keluar bandara sebab keberadaan si brengsek Mark tak terlihat di area penjemputan. Padahal, ia sudah berjanji akan menjemput kakaknya yang cantik jelita ini di bandara. Dua manusia menyebalkan lainnya bahkan sengaja menutup telepon sebelum aku sempat mengatakan apapun.

Ah ... hidupmu sempurna, Nye!

Karena terus bersungut, kesialan datang. Menambah kekesalan, aroma muram dan keinginan untuk mengumpat naik ke permukaan dua kali lipat. Sebab, bayangkan Alexander McQueen tercintaku tiba-tiba patah karena kakiku yang terkilir. Aku terjatuh dengan kedua tangan yang sibuk melilitkan kain sebagai penutup kepala, kacamata hitam dan masker di wajah.

Aku tersuruk ke lantai dengan tidak elegannya!

"Brengsek! Brengsek! Brengsek!"

Aku memukul-mukul stilleto-ku yang telah patah ke lantai. Mata berair membuatku melepaskan paksa kacamata dan masker untuk kemudian membantingnya ke lantai. Terisak seperti orang bodoh dengan tatap mata orang yang berlalu lalang.

Aku tidak peduli.

Sama seperti banyaknya orang yang juga tidak peduli pada alasanku melakukan hal itu. Pada hari-hari yang aku lalui dengan patah hati, dengan sesak yang menyeruak, dan kumpulan luka yang memelukku di sepanjang malam. Mereka tidak pernah bertanya soal betapa kehilangan seseorang yang kita cintai ternyata bisa membuat seputus asa itu.

Tentu saja, siapa yang peduli. Yang mereka tahu hanya satu hal.

Lyla Anyelir Daphne adalah seorang pelakor.

"Mengapa Tuhan bersikap tidak adil sih padaku? Apa salahku? Yang perempuan jalang itu dia, bukan aku! Ah ... sial! Mark juga kemana sih? Brengsek! Semuanya memang brengsek!"

Aku meracau dengan segala macam umpatan yang keluar. Beberapa nampak berjengit heran, berbisik-bisik dan sepertinya menggunjingkan. Aku masih saja duduk dengan stiletto patah di tangan. Memaki adikku berulang-ulang, dan air mata masih berkejaran.

Hah!

Pasti akan sangat lucu kalau fotoku yang sedang riuh air mata ini tersebar di jagat maya. Kebanyakan di antara mereka pasti akan dengan senang hati menertawakan keadaanku yang menyedihkan ini. Lalu sebagian lainnya akan menyebut sebagai azab karena merajut kasih dengan suami orang lain.

Ya Tuhan, kepalaku masih saja mengingat bagaimana ujaran-ujaran kebencian itu terlontar padaku. Walau kepalaku menginstruksikan pada hati untuk tegar dan tidak usah peduli, sayangnya yang aku rasakan sebaliknya.

Hatiku sangat sakit.

"Aunty, jangan nangis. Kalau nangis, nanti cantiknya hilang."

"Benar. Aunty jangan nangis ya, nanti ketemu ayah kami. Dia pasti bisa membuat aunty tersenyum.

Aku mendongak, mendapati dua makhluk kecil, berambut panjang dengan muka serupa; setengah berjongkok dan mengulurkan tisu. Aku masih termangu ketika salah satu di antara mereka mengulurkan tangannya dan menghapus air mataku.

Mereka anak siapa?

"Percaya sama aku aunty, ayah kami itu punya keajaiban yang bisa bikin setiap orang tersenyum walau cuma melihatnya." Satu di antara dua makhluk kecil itu kembali berorasi. Mengatakan betapa hebat ayahnya yang punya keajaiban dan bisa membuatku tersenyum.

"Sana. Aku nggak suka anak kecil," jawabku sinis. Anehnya, mata kedua makhluk pendek di hadapanku ini justru berbinar.

"Kami mau hibur aunty."

"Terserah. Pergi sana. Hatiku sedang buruk, aku nggak mood main dengan kalian," jawabku ketus. Aku buru-buru bangkit dan meraih stilleto-ku, kacamata dan masker. Berniat menarik kembali koper berwarna marun milikku, ketika tanpa sengaja koperku menyenggol salah satu makhluk kecil tadi. Membuat ia meraung, menangis seperti baru saja tersenggol kereta api.

Sial!

Mereka anak siapa sih?

"Aunty, kenapa membuat Thea terjatuh," teriak satu makhluk kecil lainnya yang turut pula menangis.

Oh God! Aku tanpa sengaja menyenggol satu makhluk pendek dan satu lainnya turut menangis. Adakah hari sial yang begitu lengkap seperti hari ini? Setelah dimaki seluruh perempuan Indonesia dan membuatku harus kabur ke Paris, aku masih harus berurusan dengan anak-anak ... aneh ini?

Brengsek!

"Aku tidak sengaja, hey. Ayo bangun."

Aku celingukan sebab orang-orang mulai memandang aneh ke arahku. Sudah dipastikan, aku antagonis di sini. Ya Tuhan ... hidupku.

"Aunty ... jahat!" teriak mereka berdua dengan tangisan yang masih serempak. Di hidupku yang sudah 26 tahun ini belum Tuhan beri kesempatan untuk menjadi istri apalagi ibu, jadi jelas menenangkan anak kecil bukan hobby apalagi keahlianku. Jadilah, aku berjongkok di hadapan mereka berdua. Mencolek-colek pipi mereka yang kenyal dan chubby.

"Hey! Jangan menangis. Aku nggak sengaja. Lagipula, mana orang tua kalian? Kenapa berkeliaran tanpa orang dewasa," ucapku masih dengan nada sedikit ketus.

Perlu aku tegaskan, aku ... Lyla Anyelir Daphne tidak suka anak kecil!

"Aunty ... aku bukan squishy, jadi jangan colek-colek pipiku!"

"Dimana ayah?" tanya makhluk kecil yang tadi tersenggol koperku. Entah bertanya pada siapa, sebab mereka saja tidak tahu dimana ayah mereka lantas bagaimana aku bisa tahu?

"Aunty, dimana ayah kami?"

Aku menunjuk diriku dengan bodoh. Menatap mereka bergiliran dan semakin kesal.

"Hey, mana aku tahu."

"Aunty jahat," teriak mereka serempak untuk kemudian menangis lagi semakin keras.

Aku berusaha menahan kesal. Sejak semalam, Indonesia dan isinya adalah yang sudah begitu buruk untukku. Beruntung, aku tidak memilih bunuh diri. Dan sekarang, pagiku di Paris pun harus diisi dengan kesialan juga?

"Hey! Apa yang kamu lakukan pada anak-anakku?"

Aku menoleh, di arah jam 12. Satu laki-laki dengan kemeja bermotif summer dengan warna biru; berdiri. Ia bergegas berlari, membantu dua makhluk kecil dengan pipi kenyal itu bangkit. Mencium pipi keduanya untuk kemudian mengusap air mata mereka.

Jadi ... ini ayah mereka?

Aku terlalu pandai mendeskripsikan sesuatu secara visual. Dia tampan, tinggi, dengan kulit pucat dan bibir yang berwarna merah alami. Jangan lupakan dekik di pipinya yang begitu menawan. Oh iya, badannya pun tegap, akan sangat hangat bila memeluk.

Sebentar?

Apa?

"Kamu apakan anak-anakku?" tanyanya sinis. Membuyarkan lamunanku yang terlalu sensual.

Aku mengernyit. "Permisi, apa maksudnya ya?" tanyaku bingung.

"Anna-Thea, apa orang ini gangguin kalian?

Aku berdecak kesal. Kupandangi laki-laki itu dengan tatapan mata tak terima. Dibandingkan aku yang mengganggu, kedua bocah kecil itu yang jelas sudah menggangguku lebih dahulu. "Hey Squishy, bilang sama ayah kalian. Aku nggak mengganggu kalian tapi justru kalian yang menggangguku," sergahku.

Dua makhluk kecil itu saling pandang dan mengeratkan pelukannya di pundak ayahnya.

"Kami ingin menghibur aunty yang sedang menangis dan sepatunya patah. Tapi ... dia menyenggol Thea sampai jatuh, Dad."

"Hey squishy, aku nggak sengaja ya. Koperku yang menyenggol kalian," jawabku tidak terima.

"Pokoknya aunty jahat, Dad," ujar mereka serempak.

Aku diam dan menatap mereka kesal. Bisa-bisanya dua makhluk kenyal ini menurunkan citraku di depan ayah mereka yang tampan.

Sebentar?

Aku memuji ayahnya?

"Bukankah itu terlalu kasar, Mademoiselle?"

Aku mendelik, dalam hati meralat pujianku sebelumnya sebab tatapan dingin yang diberikan oleh laki-laki berparas tam - ah sial, aku memujinya lagi.

"Aku nggak melakukan apapun. Aku juga betul-betul nggak sengaja membuat koperku nyenggol putrimu," jawabku masih terus membela diri.

"Kenyataannya kamu bikin anak-anakku menangis," keluhnya lagi.

Aku memijit pangkal hidung; kesal. Ini masih pagi dengan kepalaku yang berat. Belum terlelap selama hampir 24 jam dan rasanya sekarang ingin meledak. Aku bangkit, meraih pegangan koper.

"Terserah anda, Monsieur, yang pasti aku nggak sengaja. Dan squishy, aku bukan aunty kalian ya, mengerti," cecarku kesal.

Aku buru-buru melangkah dengan kaki pincang sebab stilleto yang patah sebelah. Baru pada langkah ketiga, sakit menjerat membuatku setengah berteriak dan kembali tersuruk ke lantai. Kakiku sepertinya terkilir!

Saat aku dengan susah payah memijat kaki kiriku, seseorang nampak mendekat. Nyatanya, itu adalah laki-laki dengan dua anak-anak squishy tadi. Ia setengah berjongkok dengan tangannya yang menggamit dua jemari mungil di sisi kiri dan kanan.

Dan Tuhan memberi hari yang lengkap padaku. Sebab, saat aku kira ia mengulurkan tangan untuk membantuku, nyatanya laki-laki brengsek itu justru sedikit merunduk untuk kemudian membenarkan letak kacamata di pangkal hidungku.

Hanya itu!

Setelahnya ia berlalu dengan kekehan kecil dan tawa menyebalkan dua makhluk pendek di sisinya.

"Brengsek kamu!"

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ummul Khaer
Kerenn ihh ceritanya
goodnovel comment avatar
king.safir11
Seruuuuuuuuuuu banget kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 100 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Tidak pernah ada yang bisa memaksakan hati seseorang, bergerak ke arah mana, berlabuh pada siapa, dan menyimpannya dengan jenis perasaan bagaimana.Segalanya misteri. Sulit untuk ditebak.Saat Anyelir kehilangan Micko --yang tiba-tiba menikah dengan Jannieta-- ia tidak pernah sekalipun akan menyangka bahwa di ujung perjalanan itu akan dipenuhi oleh darah dan duka.Saat Anyelir memutuskan masih bermain belakang dengan Micko --padahal ia sudah menikah dengan Jannieta-- ia tidak pernah membayangkan bahwa akan ada yang hampir mati, yang berbulan-bulan antara sadar dan tidak, hingga ada yang benar-benar terkubur di tanah.Anyelir, saat ia memutuskan pergi ke Paris dan jatuh cinta pada Jaden dan kedua anaknya, ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan menyeret mereka semua berada dalam lingkaran setan yang berbahaya itu.Tidak ada yang tahu.Siapapun, termasuk Anyelir.Andai ia tahu, ia tidak akan pernah memulai segalanya. Ia akan merelakan Micko berbahagia dengan Jannieta. Ia juga akan berte

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 99 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    "Ruang operasi?" Jaden kompak berseru bersama Anye. Mereka saling pandang dengan raut penuh keheranan dan cemas. Lanjut Jaden. "Di rumah sakit mana? Anakku kenapa?"Si detektif swasta itu menunjukkan sebuah alamat yang kemudian direbut Jaden dengan tergesa. Lalu ketiganya bergegas menuju rumah sakit yang dimaksud.Hati Jaden dan Anye tentu berdebar tak keruan. Ketakutan, cemas, gelisah, berbagai pikiran buruk yang hilir mudik di kepala. Hingga ketika Dio mengabarkan lewat pesan singkat perihal keadaan Micko yang dinyatakan hilang setahun lalu dengan terduga Jannieta sebagai pelakunya, ketakutan itu bertambah menjadi berkali-kali lipat.Anye menangis di pelukan Jaden. Ternyata, obsesi Jannieta dari 12 tahun silam, mengekori mereka hingga hari ini. Ke Paris. Ke kehidupan mereka yang sebelumnya tenang dan damai.^^^Anna memberontak. Tangan dan kakinya dibebat tali, namun ia masih bisa bergerak-gerak untuk menunjukkan penolakan. Hanya saja, yang ada di sana, di ruangan dengan cahaya-caha

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 98 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    "Dia ibu kamu?"Wajar rasanya bila Anna hampir terpekik saat mendengar Dylan Louise mengatakan perempuan jahat itu adalah ibunya. Bagaimanapun Anna masih mengingat bagaimana rasa takut, gelisah, putus asanya ketika ia mengalami insiden penculikan 12 tahun silam.Dan itu karena perempuan yang diakui Dylan Louise sebagai ibunya."Tentu saja, yang cantik dan berhati hangat itu ... ibuku."Anna melengos, ia meludah kecil mendengar kata' hangat' yang meluncur dari mulut Dylan Louise. Wanita yang menjadi dalang kecelakaan keluarganya, menculik ia dan Thea, juga bahkan menculik ibunya yang koma di rumah sakit. Katakan pada Anna, di mana letak 'baik' dan 'hangat' yang Dylan katakan tadi?"Baik?" Anna mendengus. "Kamu tidak tahu seberapa jahatnya perempuan itu."Dylan mengernyit, menatap tak suka pada Anna. "Jangan membual. Kamu yang tidak tahu apapun soal ibuku."Anna tidak habis pikir. Laki-laki itu, yang kemarin masih bersikap manis padanya, ternyata bisa berubah dengan cepat."Lebih baik k

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 97 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden mungkin pernah gagal membina rumah tangganya dengan Mina, tapi ia tentu saja, tidak akan pernah membenci buah hati yang ia dapatkan dari pernikahan itu. Ia sangat mencintai si kembar, Anna dan Thea. Apalagi setelah keduanya mengalami banyak nasib buruk 12 tahun silam, Jaden jadi semakin protektif demi menjaga keduanya. 'Kami merasa sesak ayah.' Kemarin Thea bercerita sambil menangis saat ia mengatakan permasalahan Anna. 'Kami merasa sesak karena sikap posesi ayah. Tapi aku juga nggak menyangka bahwa Anna akan senekat ini hanya karena seorang laki-laki.' Jaden mengusap wajahnya kasar. Perjalanan dari Colmar ke Paris terasa lama sekali, padahal ia sudah dikejar waktu. Tidak mungkin sekali, Jannieta yang selama ini tenang, diam-diam mengirimi istrinya sebuah foto dengan Dylan Louise. Perempuan itu pasti sudah mengetahui bahwa Jaden menemukan asal usul Dylan. Si nak adopsinya. "Ini semua salahku." Suara Anye, di sisinya, tiba-tiba terdengar parau. Perempuan itu, menangis di leng

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 96 :(Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden tidak bisa mentoleransi lagi. Ini Jannieta. Perempuan gila yang hampir membunuhnya, keluarganya, sahabat-sahabatnya. Perempuan gila yang dulu menculik anak-anak dan istrinya. Jaden bergerak cepat. Ia mencari keberadaan Dylan Louise dan mengajak Mark untuk mendatangi tempat tersebut. Sebuah apartemen kecil di sudut kota Paris. Apartemen yang bahkan tak layak untuk ditempati putri kesayangannya. Duh ... Jaden merasa perih. Bisa-bisanya Anna lebih memilih laki-laki itu, dengan keadaan yang tidak lebih baik, dibandingkan keluarganya sendri. Jaden menoleh sesaat pada Mark. Ia meminta persetujuan untuk memulai. Dan sang adik ipar mengangguk sebagai tanda setuju. Jaden mengetuk. Satu kali, dua, hingga lima. Jaden mengetuk namun tak ada jawaban dari dalam sana. Hening saja. Jaden merasa heran. Ia lantas mengencangkan ketukan jemarinya di pintu. Atau lebih tepatnya jika disebut dengan menggedor. Jaden tidak punya waktu untuk bersopan santun setelah si laki-laki brengsek itu

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 95 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Thea tidak punya banyak pilihan selain akhirnya beringsut menuju rumah sang ayah. Meski awalnya ia memang ingin merahasiakan kepergian Anna, dan berusaha sendiri untuk membujuk sang kembaran pulang. Tapi kini, melihat hasil nihil tersebut, Thea jadi berpikir ulang. Ayahnya yang harus turun tangan. Ia yang bisa menyeret Anna kembali kepada keluarga mereka. Meski tentu saja, sebagai akibat perbuatan Anna ini, kebebasannya pun akan dipertaruhkan. Oh ayolah, sang ayah akan menjadi lebih superrrr strict. Ia dan Anna mungkin tidak akan pernah mendapatkan izin untuk tinggal terpisah kembali. Langkah Thea berhenti di depan pintu rumah orang tuanya. Mematung sesaat, ragu melingkupinya. Ia kembali menimbang soal apakah akan mengadukan sang saudara kembar atau membiarkannya saja. Saat Thea masih membeku, tiba-tiba pintu terbuka. Suara bersorak yang muncul dari adik laki-lakinya; Bhumi, menyadarkan Thea. "Kak, kapan kakak datang? Ayo main game denganku." Thea mengusap puncak kepala Bhumi.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status