Share

Bab 5

Penulis: Nanasshi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 15:56:05

Paris adalah rumah kedua. Sebab, Mark tinggal di sini. Ketiga sahabatku juga. Di tengah jadwal sibukku –dulu- aku masih bisa mengosongkan waktu hanya untuk istirahat di sini, satu dua hari. Menikmati affogato di Ten Belles milik Dio, shopping dengan Sella dan Naeema di Le Marais, atau sekedar berjalan-jalan malam dengan Mark di sekitaran Seine.

Tapi, sejak mereka tahu aku menjalin kasih dengan 'dia' yang telah berganti status –terutama Mark- mereka mulai mengabaikanku. Menurutku, wajar. Mereka hanya terlalu peduli padaku; menyayangiku. Takut bila hal-hal buruk terjadi dan aku satu-satunya yang akan paling merasakan luka.

Dan aku batu!

Masih saja menuruti perasaan bodoh yang tak bisa melihat. Perihal laki-laki yang bahkan tidak pantas hanya untuk dipertahankan. Meski, akibat yang ditimbulkannya benar-benar membuat sekarat. Kini.

Dan malam ini, sekitaran Seine masih cukup ramai walau invicta berwarna gold yang melingkar di tanganku sudah menunjukkan pukul 10. Aku berjalan-jalan sendirian. Mark, masih marah. Dia tak ingin menggandeng tanganku lagi. Sepertinya, kisaran dua tahun lalu terakhir kali Mark melakukan itu.

Aku duduk di sekitaran Seine. Memandangi lalu lalang yacht dan kerlip Eiffel tak jauh dari sana. Sedangkan hatiku kelabu. Memutar kembali perjalanan hidup yang hancur bagai debu. Bahkan, hingga kini aku tak berani membuka kembali media sosial milikku. Semuanya, berisikan hujatan dan makian!

"Lagi menyesali perbuatan, huh?"

Sontak menoleh, sebab suara yang nampak sedingin es tiba-tiba tepat berada di sebelah. Tak pernah mengundang apalagi mengatakan permisi. Dia ... makhluk apa? Sesukanya muncul kapan saja dan dimana saja.

Aku mendengus kesal. Kembali mengalihkan pandang ke arah Seine dan semilir angin musim panas mengaburkan rambutku yang sengaja aku gerai.

"Kamu nggak tahu apa-apa, Monsieur," pungkasku ketus. Aku bisa mendengar kekehan kecil dari mulutnya yang sombong.

"Aku mungkin nggak tahu apa-apa, Mademoiselle. Tapi aku tahu, orang-orang seperti kamu nggak pernah mau mengerti rasa sakit orang lain," komentarnya seenaknya.

Aku menoleh dan ia juga. Saling beradu tatap dengan mata yang nyalang di milik masing-masing. Aku tahu; aku salah. Tapi menghakimi tanpa mengetahui keseluruhan kisah adalah kejahatan. Dan dia tak berhak menatap penuh kebencian sebab si korban; bukan dia.

"Kamu selalu semenyebalkan ini?"

Dia mengedikkan bahu. "Selain sama kamu, aku selalu manis."

Aku menghela napas kasar. "Memang ya, kamu itu manusia paling nyebelin."

"Pernah berpikir dari sudut pandang orang lain?"

Aku diam, membenarkan. Dan memang sekali saja; aku tidak pernah. Memandang kejadian ini dari sudut pandang orang lain, termasuk dari sudut pandang istri laki-laki itu.

"Kamu harus coba memposisikan dirimu ada pada perempuan itu," ocehnya.

Aku masih menatap lurus, ke arah dua manusia yang bercengkrama dengan taburan aroma manis khas kasmaran. Di mana, dulu aku juga merasakannya. Tentu saja, dengan 'dia'.

"Kamu harus tahu rasanya, semua yang kamu bangun selama 6 tahun harus hilang hanya karena 'keharusan' dalam jeda satu minggu. Menurut kamu, gimana hatiku?"

Aku menoleh ke arah Jaden. Menatap tepat di sepasang obsidiannya yang kelam dan beku. Seperti, hatinya memang tak pernah terjamah hangatnya perasaan. Atau mungkin, kebencian yang terbersit adalah perkara luka di masa lalu.

Bukankah itu klise sekali?

"Tapi memutuskan tetap menutup mata selama 2 tahun, bukan sesuatu yang bisa dibenarkan, kan?"

Mataku sayu; menunduk. Dia benar. Apapun alasannya, selalu tak ada pembenaran perihal sesuatu yang salah, yang sifatnya illegal. Tak ada yang bisa melawan sesuatu yang dilindungi hukum. Secara legal. Sah.

Dan aku terkekeh sendiri. Menertawakan diri yang memang sejak awal menjadi begitu bodoh. Mengatakan berulang kali pada diri sendiri –terutama- juga pada orang lain bahwa 'aku benar' hanya karena 'aku cinta'. Meski, logika lebih sukses menamainya sebagai 'murahan!'.

"Apa yang kamu tuai saat ini, itu adalah resiko dari pilihan kamu. Aku rasa kamu cukup pintar, untuk nggak lagi mengusik kebahagiaan orang lain."

Kalimat dingin itu adalah penutup. Sebab, Jaden si manusia paling dingin yang pernah aku temui kini beranjak dan menghilang di balik remangnya sekitaran Seine.

Tersisalah, aku; sendirian. Merenungi kesalahan demi kesalahan yang melemparkanku jauh ke Paris dan bersembunyi layaknya buronan. Sebab kembali ke Indonesia, seperti sebuah kemustahilan.

Ah ... Nye, ada apa dengan hidup kamu?

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 100 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Tidak pernah ada yang bisa memaksakan hati seseorang, bergerak ke arah mana, berlabuh pada siapa, dan menyimpannya dengan jenis perasaan bagaimana.Segalanya misteri. Sulit untuk ditebak.Saat Anyelir kehilangan Micko --yang tiba-tiba menikah dengan Jannieta-- ia tidak pernah sekalipun akan menyangka bahwa di ujung perjalanan itu akan dipenuhi oleh darah dan duka.Saat Anyelir memutuskan masih bermain belakang dengan Micko --padahal ia sudah menikah dengan Jannieta-- ia tidak pernah membayangkan bahwa akan ada yang hampir mati, yang berbulan-bulan antara sadar dan tidak, hingga ada yang benar-benar terkubur di tanah.Anyelir, saat ia memutuskan pergi ke Paris dan jatuh cinta pada Jaden dan kedua anaknya, ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan menyeret mereka semua berada dalam lingkaran setan yang berbahaya itu.Tidak ada yang tahu.Siapapun, termasuk Anyelir.Andai ia tahu, ia tidak akan pernah memulai segalanya. Ia akan merelakan Micko berbahagia dengan Jannieta. Ia juga akan berte

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 99 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    "Ruang operasi?" Jaden kompak berseru bersama Anye. Mereka saling pandang dengan raut penuh keheranan dan cemas. Lanjut Jaden. "Di rumah sakit mana? Anakku kenapa?"Si detektif swasta itu menunjukkan sebuah alamat yang kemudian direbut Jaden dengan tergesa. Lalu ketiganya bergegas menuju rumah sakit yang dimaksud.Hati Jaden dan Anye tentu berdebar tak keruan. Ketakutan, cemas, gelisah, berbagai pikiran buruk yang hilir mudik di kepala. Hingga ketika Dio mengabarkan lewat pesan singkat perihal keadaan Micko yang dinyatakan hilang setahun lalu dengan terduga Jannieta sebagai pelakunya, ketakutan itu bertambah menjadi berkali-kali lipat.Anye menangis di pelukan Jaden. Ternyata, obsesi Jannieta dari 12 tahun silam, mengekori mereka hingga hari ini. Ke Paris. Ke kehidupan mereka yang sebelumnya tenang dan damai.^^^Anna memberontak. Tangan dan kakinya dibebat tali, namun ia masih bisa bergerak-gerak untuk menunjukkan penolakan. Hanya saja, yang ada di sana, di ruangan dengan cahaya-caha

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 98 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    "Dia ibu kamu?"Wajar rasanya bila Anna hampir terpekik saat mendengar Dylan Louise mengatakan perempuan jahat itu adalah ibunya. Bagaimanapun Anna masih mengingat bagaimana rasa takut, gelisah, putus asanya ketika ia mengalami insiden penculikan 12 tahun silam.Dan itu karena perempuan yang diakui Dylan Louise sebagai ibunya."Tentu saja, yang cantik dan berhati hangat itu ... ibuku."Anna melengos, ia meludah kecil mendengar kata' hangat' yang meluncur dari mulut Dylan Louise. Wanita yang menjadi dalang kecelakaan keluarganya, menculik ia dan Thea, juga bahkan menculik ibunya yang koma di rumah sakit. Katakan pada Anna, di mana letak 'baik' dan 'hangat' yang Dylan katakan tadi?"Baik?" Anna mendengus. "Kamu tidak tahu seberapa jahatnya perempuan itu."Dylan mengernyit, menatap tak suka pada Anna. "Jangan membual. Kamu yang tidak tahu apapun soal ibuku."Anna tidak habis pikir. Laki-laki itu, yang kemarin masih bersikap manis padanya, ternyata bisa berubah dengan cepat."Lebih baik k

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 97 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden mungkin pernah gagal membina rumah tangganya dengan Mina, tapi ia tentu saja, tidak akan pernah membenci buah hati yang ia dapatkan dari pernikahan itu. Ia sangat mencintai si kembar, Anna dan Thea. Apalagi setelah keduanya mengalami banyak nasib buruk 12 tahun silam, Jaden jadi semakin protektif demi menjaga keduanya. 'Kami merasa sesak ayah.' Kemarin Thea bercerita sambil menangis saat ia mengatakan permasalahan Anna. 'Kami merasa sesak karena sikap posesi ayah. Tapi aku juga nggak menyangka bahwa Anna akan senekat ini hanya karena seorang laki-laki.' Jaden mengusap wajahnya kasar. Perjalanan dari Colmar ke Paris terasa lama sekali, padahal ia sudah dikejar waktu. Tidak mungkin sekali, Jannieta yang selama ini tenang, diam-diam mengirimi istrinya sebuah foto dengan Dylan Louise. Perempuan itu pasti sudah mengetahui bahwa Jaden menemukan asal usul Dylan. Si nak adopsinya. "Ini semua salahku." Suara Anye, di sisinya, tiba-tiba terdengar parau. Perempuan itu, menangis di leng

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 96 :(Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden tidak bisa mentoleransi lagi. Ini Jannieta. Perempuan gila yang hampir membunuhnya, keluarganya, sahabat-sahabatnya. Perempuan gila yang dulu menculik anak-anak dan istrinya. Jaden bergerak cepat. Ia mencari keberadaan Dylan Louise dan mengajak Mark untuk mendatangi tempat tersebut. Sebuah apartemen kecil di sudut kota Paris. Apartemen yang bahkan tak layak untuk ditempati putri kesayangannya. Duh ... Jaden merasa perih. Bisa-bisanya Anna lebih memilih laki-laki itu, dengan keadaan yang tidak lebih baik, dibandingkan keluarganya sendri. Jaden menoleh sesaat pada Mark. Ia meminta persetujuan untuk memulai. Dan sang adik ipar mengangguk sebagai tanda setuju. Jaden mengetuk. Satu kali, dua, hingga lima. Jaden mengetuk namun tak ada jawaban dari dalam sana. Hening saja. Jaden merasa heran. Ia lantas mengencangkan ketukan jemarinya di pintu. Atau lebih tepatnya jika disebut dengan menggedor. Jaden tidak punya waktu untuk bersopan santun setelah si laki-laki brengsek itu

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 95 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Thea tidak punya banyak pilihan selain akhirnya beringsut menuju rumah sang ayah. Meski awalnya ia memang ingin merahasiakan kepergian Anna, dan berusaha sendiri untuk membujuk sang kembaran pulang. Tapi kini, melihat hasil nihil tersebut, Thea jadi berpikir ulang. Ayahnya yang harus turun tangan. Ia yang bisa menyeret Anna kembali kepada keluarga mereka. Meski tentu saja, sebagai akibat perbuatan Anna ini, kebebasannya pun akan dipertaruhkan. Oh ayolah, sang ayah akan menjadi lebih superrrr strict. Ia dan Anna mungkin tidak akan pernah mendapatkan izin untuk tinggal terpisah kembali. Langkah Thea berhenti di depan pintu rumah orang tuanya. Mematung sesaat, ragu melingkupinya. Ia kembali menimbang soal apakah akan mengadukan sang saudara kembar atau membiarkannya saja. Saat Thea masih membeku, tiba-tiba pintu terbuka. Suara bersorak yang muncul dari adik laki-lakinya; Bhumi, menyadarkan Thea. "Kak, kapan kakak datang? Ayo main game denganku." Thea mengusap puncak kepala Bhumi.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status