Share

Bab 7

Penulis: Nanasshi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 16:38:19

FLASHBACK

Indonesia, May 2021.

'Nanti mau ya, menghabiskan malam penuh gairah bersama? Aku punya kado spesial untuk kamu.'

Pesan masuk itu mengubah musim panas milik Indonesia yang gerahnya tidak keruan menjadi sejuk seketika. Mungkin juga karena segelas affogato yang aku sesap. Atau boleh jadi karena kepalaku sudah sibuk membayangkan ini dan itu, malam nanti.

Suara riuh di luar ruangan sesaat membuatku sadar. Menanggalkan bayang-bayang nakal di dalam otak dan menegaskan ... hey ... ini masih di lokasi syuting. Di ruang tunggu itu, aku dapat melihat pantulan diri di cermin rias. Wajah yang sudah nampak lelah  tiba-tiba berubah penuh binar. Hanya karena sebuah pesan masuk dari dia.

Micko Kasetra.

Masih terpaku pada cermin ketika tepat, sebuah tangan melingkar di leher. Aroma parfum Bvlgari Pour Homme dengan wangi teh yang menenangkan.

Wangi dari seseorang yang selama enam tahun ini yang menjadi favorit. Wangi yang begitu senang aku hidu tatkala mata terbuka. Atau saat lelah seharian setelah bekerja. Ah ... wangi yang juga menyenangkan saat semalaman berada dalam pelukannya.

"Ngetawain apa sih nona manis?"

Dia mengecup puncak kepalaku setelah melontarkan tanya yang berupa basa-basi. Aku menoleh dan mendapati dirinya tengah tersenyum. Kemejanya dengan dua kancing teratas yang dibiarkan terbuka, rambutnya yang baru saja dicat, juga senyum semanis madu yang dipamerkan dengan jemawa. Aku tidak tahu, kenapa ia memilih karier sebagai sutradara dan bukan sebagai aktor?

Hey, dia nggak kalah cakep dari Jeff Smith!

"Ada manusia yang mengajak aku menikmati malam yang menggelora," jawabku seraya terkekeh dan menunjukkan layar ponselku padanya. "Aku masih pikir-pikir, akan menerima atau menolak."

Dia tertawa dengan menutup mulutnya. Pipinya bersemu merah menandakan ia malu. Duh ... dia selalu semenggemaskan itu saat merasa malu.

"Apa itu aku?"

Aku mengendikkan bahu. "Entah, ya."

Dia kembali terkekeh dan mengecup pipiku. Dia kemudian meraih kursi dan duduk di sebelahku. "Sudah makan?" tanyanya penuh perhatian.

Aku mengangguk. "Sudah. Kamu sendiri?"

Dia mengangguk untuk kemudian matanya berpredasi di seluruh ruangan yang sepi. Hanya ada kami berdua. "Tapi aku masih lapar," jawabnya dengan tatapan nakal.

Aku mengernyit. "Makan aja kalau kamu masih lapar," jawabku dengan mencebikkan bibir. Aku tidak bodoh dengan hal-hal tersirat yang diucapkannya. Dengan gestur dan pandangan nakal yang ditunjukkannya. Dia memang akan selalu memulainya dengan kalimat-kalimat penuh rayu, setiap kali, untuk beberapa waktu, kami ditahan oleh rindu dan jarak.

"Jangan menyesal, ya."

Dia mendekat dan mengikis spasi antara kami. Membiarkan hangat embusan napas dari masing-masing menerpa pipi. Menghadirkan gelenyar mendebarkan, di mana jantung terasa berdetak dengan lomba dalam dua kali lipat hitungan. Tanpa diperintah, mata bekerja refleks dan menutup dengan sendirinya.

Dan sebuah kecupan lembut mendarat sempurna. Bertumbukan antara material basah dan menghadirkan suasana syahdu. Ia menuntun tanganku untuk mengalung di lehernya. Mengeratkan peluk meski kami sama-sama dalam keadaan duduk. Walau itu hanya berlangsung dalam hitung detik. Sebab ia, menarikku ke dalam pangkuannya tanpa melepaskan pagut.

Ini; lembut. Ciumannya, rasa hangat yang diberikannya dan perasaan yang menguar memenuhi seisi ruangan. Ciuman yang selalu sama meski telah enam tahun terlewat. Menghadirkan gugup meski bukan lagi kali pertama. Dia memang sememabukkan itu.

Micko Kasetra.

Lewat bibirnya, seorang Lyla Anyelir Daphne akhirnya mengenal betapa indahnya ciuman pertama. Lewat bibirnya pula, perempuan sibuk sepertiku, bisa merasakan kecap demi kecap diantara waktu syuting hanya untuk meluruhkan lelah. Tentu saja, lewat bibir Micko Kasetra pula, aku bisa merasakan sebuah ciuman yang panas dan mendebarkan.

"Kak Anye, scene selanjut – Oh ... Sorry, aku akan kembali sepuluh menit lagi."

Aku dan Micko secara otomatis melepaskan pagutan. Selain karena pasokan udara yang menipis akibat ciuman panjang, juga karena Jennieta –lawan mainku dalam film ini- tanpa sengaja memergoki kami.

Tidak.

Perempuan itu tidak datang untuk mengintip atau mengganggu. Seperti kebiasaannya, ia pasti datang untuk berlatih adegan berikutnya.

Aku dan Micko sama-sama terkekeh. Saling memandang dan jemarinya yang dipenuhi urat-urat tegas membelai kepalaku lembut. Selalu, dia menjadi apa yang paling indah dalam tatanan hidup seorang Lyla Anyelir Daphne. Menjadi yang paling berarti dalam hidup perempuan yang tumbuh tanpa cinta sepetiku.

"Kayaknya aku harus pergi deh sebelum Jennieta datang dan mergokin kita lagi," ucapnya lembut setelah mendaratkan sebuah kecupan singkat di kening.

"Aku masih rindu, Micko," rengekku manja.

Micko kembali tersenyum. Aku curiga, berapa banyak gula yang dikonsumsi calon ibu mertuaku ketika ia mengandung laki-laki itu? Senyum anaknya terlalu manis. Mungkin melebihi manis dari gulali.

"Aku anterin kamu pulang nanti ya. Tadi tuh aku cuma melaksanakan tugasku," ujarnya seraya terkekeh.

Aku kembali mengernyit tak paham. "Tugas?"

"Iya."

"Apa?"

"Menghapus jejak ciuman Reza dalam scene film kamu tadi. Soalnya ... bibir indah ini cuma milikku. Milik Micko Kasetra."

Micko memang perayu ulung. Aku merona, merasakan diri seperti gadis berusia belasan. Berdebar kencang hanya karena bujuk rayu laki-laki.

Hey, Nye ... sadarlah!

"Berhenti merayu aku," ujarku pura-pura bersungut.

"Tapi kamu suka, kan?"

"Duh .. iya sih."

"Hey, nona manis, kamu ketahuan."

"Apa?"

"Kalau kamu jatuh cinta sama aku banyak sekali."

Aku tergelak, tak dapat menolak ucapannya. Kenyataannya memang demikian. Aku mencintai Micko Kasetra terlalu dalam. "Udah deh Micko, jangan bikin aku nggak mau lepasin pelukan kamu di sini semaleman, oke?"

Dia tertawa dan kembali, pipinya bersemu merah. Tidak ada yang begitu menggemaskan, selain tawa dengan pipinya yang merona milik kekasihku.

"Oke, aku balik ke crew. Kamu siapkan scene selanjutnya dengan baik, ya."

Dia mengusap kepalaku lembut dan mengecup dahi, kedua pipi dan bibirku sekilas. Setelahnya, ia menghilang dari balik pintu.

Hatiku, tiba-tiba sudah dibuat rindu lagi!

Dasar hiperbola.

"Jangan dilamunin terus, Ka Anye. Pak Sut ada di depan sana kok." Suara Jennieta memecah lamunan. Aku tersenyum dan menyapa junior di perusahaan yang sama denganku itu. Dan ini, kali pertamanya membintangi film sebagai second lead. Sebelumnya, ia menapaki karier sebagai penyanyi jebolan ajang pencarian bakat.

"Kalian benar-benar serasi," komentarnya lagi.

Aku terkekeh, "Benarkah?"

"Semua crew bilang kaya gitu," jawab Jennieta seraya tertawa. Aku hanya tersipu. Lanjutnya, "Kenapa kalian nggak go public sih?"

Aku diam. Tiba-tiba, mataku rasanya berubah sayu. Apa yang ditanyakan Jennieta, membuat hatiku tercubit. Enam tahun dan aku ingin sekali mengatakan pada dunia bahwa Lyla Anyelir Daphne telah memiliki kekasih dengan senyum yang manis, sosok pekerja keras dan idaman semua orang. Namun kenyataannya, Micko sendiri yang ingin merahasiakannya. Itu jelas karena berkaitan dengan sang ibu juga keluarganya yang lain. Pada sebuah resu yang terlalu sulit untuk aku raih.

Restu untuk seorang perempuan tanpa latar belakang yang hebat sepertiku.

"Micko masih belum siap, Jen."

Jennieta mengangguk, mafhum. "Kak, apa kalian sudah punya rencana untuk menikah?"

Aku tergelak. Jennieta menanyakan apa?

Menikah?

Siapa?

Aku?

"Aku belum kepikiran sampai ditahap itu, Jen. Karier kami pun sama-sama sedang baik," jawabku seraya sibuk membolak-balik naskah.

"Kalau aku ... aku ingin menikah muda, Kak Anye. Dengan seseorang yang aku cintai, tentunya," tutur Jennieta seraya tersipu. Pipinya yang chubby bersemu merah dan aku tertawa gemas. Mencubit pipinya sekilas dan ia terkekeh.

"Aku bakalan datang ke pernikahan kamu nanti deh."

"Janji ya, Kak."

"Oke."

Sayangnya, aku tidak pernah tahu bahwa pada akhirnya, pernikahan Jennieta yang harus aku hadiri, meninggalkan luka yang sangat dalam. Tentu saja, karena sosok yang berdiri di sampingnya, adalah kekasihku, Micko Kasetra.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 100 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Tidak pernah ada yang bisa memaksakan hati seseorang, bergerak ke arah mana, berlabuh pada siapa, dan menyimpannya dengan jenis perasaan bagaimana.Segalanya misteri. Sulit untuk ditebak.Saat Anyelir kehilangan Micko --yang tiba-tiba menikah dengan Jannieta-- ia tidak pernah sekalipun akan menyangka bahwa di ujung perjalanan itu akan dipenuhi oleh darah dan duka.Saat Anyelir memutuskan masih bermain belakang dengan Micko --padahal ia sudah menikah dengan Jannieta-- ia tidak pernah membayangkan bahwa akan ada yang hampir mati, yang berbulan-bulan antara sadar dan tidak, hingga ada yang benar-benar terkubur di tanah.Anyelir, saat ia memutuskan pergi ke Paris dan jatuh cinta pada Jaden dan kedua anaknya, ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan menyeret mereka semua berada dalam lingkaran setan yang berbahaya itu.Tidak ada yang tahu.Siapapun, termasuk Anyelir.Andai ia tahu, ia tidak akan pernah memulai segalanya. Ia akan merelakan Micko berbahagia dengan Jannieta. Ia juga akan berte

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 99 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    "Ruang operasi?" Jaden kompak berseru bersama Anye. Mereka saling pandang dengan raut penuh keheranan dan cemas. Lanjut Jaden. "Di rumah sakit mana? Anakku kenapa?"Si detektif swasta itu menunjukkan sebuah alamat yang kemudian direbut Jaden dengan tergesa. Lalu ketiganya bergegas menuju rumah sakit yang dimaksud.Hati Jaden dan Anye tentu berdebar tak keruan. Ketakutan, cemas, gelisah, berbagai pikiran buruk yang hilir mudik di kepala. Hingga ketika Dio mengabarkan lewat pesan singkat perihal keadaan Micko yang dinyatakan hilang setahun lalu dengan terduga Jannieta sebagai pelakunya, ketakutan itu bertambah menjadi berkali-kali lipat.Anye menangis di pelukan Jaden. Ternyata, obsesi Jannieta dari 12 tahun silam, mengekori mereka hingga hari ini. Ke Paris. Ke kehidupan mereka yang sebelumnya tenang dan damai.^^^Anna memberontak. Tangan dan kakinya dibebat tali, namun ia masih bisa bergerak-gerak untuk menunjukkan penolakan. Hanya saja, yang ada di sana, di ruangan dengan cahaya-caha

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 98 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    "Dia ibu kamu?"Wajar rasanya bila Anna hampir terpekik saat mendengar Dylan Louise mengatakan perempuan jahat itu adalah ibunya. Bagaimanapun Anna masih mengingat bagaimana rasa takut, gelisah, putus asanya ketika ia mengalami insiden penculikan 12 tahun silam.Dan itu karena perempuan yang diakui Dylan Louise sebagai ibunya."Tentu saja, yang cantik dan berhati hangat itu ... ibuku."Anna melengos, ia meludah kecil mendengar kata' hangat' yang meluncur dari mulut Dylan Louise. Wanita yang menjadi dalang kecelakaan keluarganya, menculik ia dan Thea, juga bahkan menculik ibunya yang koma di rumah sakit. Katakan pada Anna, di mana letak 'baik' dan 'hangat' yang Dylan katakan tadi?"Baik?" Anna mendengus. "Kamu tidak tahu seberapa jahatnya perempuan itu."Dylan mengernyit, menatap tak suka pada Anna. "Jangan membual. Kamu yang tidak tahu apapun soal ibuku."Anna tidak habis pikir. Laki-laki itu, yang kemarin masih bersikap manis padanya, ternyata bisa berubah dengan cepat."Lebih baik k

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 97 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden mungkin pernah gagal membina rumah tangganya dengan Mina, tapi ia tentu saja, tidak akan pernah membenci buah hati yang ia dapatkan dari pernikahan itu. Ia sangat mencintai si kembar, Anna dan Thea. Apalagi setelah keduanya mengalami banyak nasib buruk 12 tahun silam, Jaden jadi semakin protektif demi menjaga keduanya. 'Kami merasa sesak ayah.' Kemarin Thea bercerita sambil menangis saat ia mengatakan permasalahan Anna. 'Kami merasa sesak karena sikap posesi ayah. Tapi aku juga nggak menyangka bahwa Anna akan senekat ini hanya karena seorang laki-laki.' Jaden mengusap wajahnya kasar. Perjalanan dari Colmar ke Paris terasa lama sekali, padahal ia sudah dikejar waktu. Tidak mungkin sekali, Jannieta yang selama ini tenang, diam-diam mengirimi istrinya sebuah foto dengan Dylan Louise. Perempuan itu pasti sudah mengetahui bahwa Jaden menemukan asal usul Dylan. Si nak adopsinya. "Ini semua salahku." Suara Anye, di sisinya, tiba-tiba terdengar parau. Perempuan itu, menangis di leng

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 96 :(Season 02 : Anna - Thea Story)

    Jaden tidak bisa mentoleransi lagi. Ini Jannieta. Perempuan gila yang hampir membunuhnya, keluarganya, sahabat-sahabatnya. Perempuan gila yang dulu menculik anak-anak dan istrinya. Jaden bergerak cepat. Ia mencari keberadaan Dylan Louise dan mengajak Mark untuk mendatangi tempat tersebut. Sebuah apartemen kecil di sudut kota Paris. Apartemen yang bahkan tak layak untuk ditempati putri kesayangannya. Duh ... Jaden merasa perih. Bisa-bisanya Anna lebih memilih laki-laki itu, dengan keadaan yang tidak lebih baik, dibandingkan keluarganya sendri. Jaden menoleh sesaat pada Mark. Ia meminta persetujuan untuk memulai. Dan sang adik ipar mengangguk sebagai tanda setuju. Jaden mengetuk. Satu kali, dua, hingga lima. Jaden mengetuk namun tak ada jawaban dari dalam sana. Hening saja. Jaden merasa heran. Ia lantas mengencangkan ketukan jemarinya di pintu. Atau lebih tepatnya jika disebut dengan menggedor. Jaden tidak punya waktu untuk bersopan santun setelah si laki-laki brengsek itu

  • Aunty Cantik untuk Daddy   Bab 95 : (Season 02 : Anna - Thea Story)

    Thea tidak punya banyak pilihan selain akhirnya beringsut menuju rumah sang ayah. Meski awalnya ia memang ingin merahasiakan kepergian Anna, dan berusaha sendiri untuk membujuk sang kembaran pulang. Tapi kini, melihat hasil nihil tersebut, Thea jadi berpikir ulang. Ayahnya yang harus turun tangan. Ia yang bisa menyeret Anna kembali kepada keluarga mereka. Meski tentu saja, sebagai akibat perbuatan Anna ini, kebebasannya pun akan dipertaruhkan. Oh ayolah, sang ayah akan menjadi lebih superrrr strict. Ia dan Anna mungkin tidak akan pernah mendapatkan izin untuk tinggal terpisah kembali. Langkah Thea berhenti di depan pintu rumah orang tuanya. Mematung sesaat, ragu melingkupinya. Ia kembali menimbang soal apakah akan mengadukan sang saudara kembar atau membiarkannya saja. Saat Thea masih membeku, tiba-tiba pintu terbuka. Suara bersorak yang muncul dari adik laki-lakinya; Bhumi, menyadarkan Thea. "Kak, kapan kakak datang? Ayo main game denganku." Thea mengusap puncak kepala Bhumi.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status