Share

Bab 25.

last update Last Updated: 2025-10-01 20:10:11

Hari-hari setelah kejadian itu, Riana tak lagi bisa memandang Adrian hanya sebagai atasannya. Ia melihat seorang lelaki yang benar-benar peduli, rela mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi dirinya. Luka batin itu memang masih ada, tapi di sela-sela ketakutannya, ada kehangatan baru yang ia rasakan setiap kali Adrian ada di dekatnya.

Adrian mulai membiasakan diri datang ke apartemen Riana sepulang kerja, bukan untuk hal yang muluk, hanya sekadar memastikan ia sudah makan atau sekadar menemaninya menonton film. Awalnya Riana merasa canggung, tapi perlahan ia mulai terbiasa dengan keberadaan Adrian di sisinya.

Suatu sore, hujan deras turun. Riana sedang merapikan berkas kerja yang terbengkalai, ketika Adrian datang membawa dua gelas kopi hangat.

“Aku tahu kamu lupa makan lagi,” ucapnya sambil menyodorkan minuman itu.

Riana menatapnya, ragu, lalu tersenyum samar. “Kamu selalu tahu, ya?”

Adrian hanya tersenyum kecil, menahan perasaan yang seakan ingin meledak. “Aku hanya nggak mau l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 43.

    Langit sore mulai meredup ketika Riana dan Adrian melangkah keluar dari gedung kepolisian. Suara kendaraan di jalan raya seperti jauh sekali, hanya sisa angin lembut yang menyapu rambut Riana yang terurai sebagian. Wajahnya tampak letih, bukan karena fisik semata, tapi karena beratnya perasaan yang tertinggal di ruang interogasi tadi. Adrian berjalan di sebelahnya, tanpa banyak bicara. Ia tahu, Riana butuh diam. Hanya sekali-kali ia menoleh, memastikan langkah Riana tetap stabil. “Sudah pasti capek banget ya,” ujar Adrian akhirnya, pelan. Riana tersenyum samar. “Aku cuma... nggak nyangka semua ini bisa sampai sejauh itu.” “Yang penting kamu sudah berani datang ke sana. Itu langkah besar.” Riana menatapnya sekilas. “Kalau bukan kamu yang temani, mungkin aku nggak akan berani.” Adrian tak menjawab, hanya menatap jauh ke arah langit yang mulai berubah jingga. Dalam dadanya ada sesuatu yang sulit dijelaskan, antara kagum, khawatir, dan... sesuatu yang lain. Malam turun cepat. Sete

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 42.

    Suasana kafe masih sepi. Aroma kopi baru diseduh bercampur dengan wangi roti panggang. Riana berdiri di dekat meja kasir, tangannya menggenggam apron lusuh yang baru saja ia lipat. Wajahnya tampak tenang, tapi matanya menyiratkan keraguan yang dalam.“Dara… aku mau minta izin. Aku harus pulang ke kotaku selama dua hari.”Dara berhenti menulis di buku kas, menatap Riana penuh tanya)“Pulang? Sekarang? Ada apa, Ri?”Riana menghela napas panjang. Ia mencoba tersenyum, tapi suaranya bergetar.“Ada urusan penting di kantor polisi… Adrian mau bantu aku menyelesaikan sesuatu. Ini soal masa laluku, Dar.” Dara perlahan mendekat, meletakkan tangannya di bahu Riana. “Ini tentang... dia?” Riana menunduk. Ia tak sanggup mengucapkan nama Freddy. Nama itu masih seperti luka yang belum kering, pedih setiap kali disebut. “Ya. Aku cuma ingin menuntaskan semuanya… sebelum anak ini lahir. Aku nggak mau terus dihantui masa lalu, Dar.” Dara menarik napas panjang, matanya berkaca-kaca. Ia tahu betul

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 41.

    Suasana pagi itu tenang. Sinar matahari menembus kaca besar kafe, menimpa meja-meja kayu yang sudah ditata rapi. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi ruangan. Riana datang lebih pagi dari biasanya, menata bunga segar di meja depan, berusaha menenangkan pikirannya yang masih berat setelah curhat panjang semalam.Namun, langkahnya terhenti saat pintu kafe terbuka.Seseorang masuk, sosok yang wajahnya tak asing, dengan kemeja putih sederhana dan mata yang menatapnya dengan lembut, Adrian.Adrian tersenyum tipis dan mencoba bersikap biasa, “Pagi, Riana.”Riana menunduk sebentar, lalu membalas pelan,“Pagi, Adrian.”Suasana hening beberapa detik. Hanya terdengar suara mesin kopi dan burung di luar jendela. Adrian melangkah mendekat ke meja kasir tempat Riana berdiri.“Maaf kalau kemarin aku ngomong terlalu tiba-tiba.”Riana menatapnya dan mencoba tenang.“Bukan salah kamu, Adrian. Aku yang... mungkin belum siap mendengar hal itu.”Kemudian Adrian menunduk sebentar, lalu berkata pelan, “Ak

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 40.

    Hujan turun rintik-rintik di luar. Riana sedang menutup buku laporan penjualan harian ketika Adrian datang tanpa pemberitahuan. Wajahnya tampak lelah, tapi tatapan matanya lembut, penuh tekad. “Riana… aku nggak mau terus berpura-pura. Aku tahu semuanya tentang kamu, tentang masa lalu itu… dan aku tetap di sini bukan karena kasihan. Aku di sini karena aku mencintaimu.” Riana menunduk. Tangannya gemetar memegang pena. Kata-kata itu membuat dadanya sesak. “Adrian… jangan bilang begitu. Kamu tahu aku nggak bisa—”Adrian memotong ucapan Riana, suaranya bergetar. “Aku tahu, Riana. Aku tahu apa yang Freddy lakukan padamu. Aku tahu luka itu belum sembuh sepenuhnya. Tapi aku juga tahu kamu bukan salah. Kamu korban. Dan kamu tetap perempuan yang paling kuat yang pernah aku kenal.” Air mata mulai jatuh di pipi Riana. “Tapi aku mengandung anaknya, Adrian… anak orang yang menghancurkan hidupku. Bagaimana aku bisa terima cintamu dengan keadaan seperti ini? Aku takut kamu kecewa. Aku takut ka

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 39.

    Beberapa bulan telah berlalu sejak pertemuan tak terduga itu. Kota pesisir kini mulai terasa seperti rumah bagi Riana. Laut yang dulu terasa asing kini seakan menjadi saksi keteguhan hatinya. Warung kecil yang pernah menjadi tempatnya bertahan kini sudah tutup, bukan karena gagal, tapi karena Riana kini bekerja di sebuah kafe elegan milik Dara dan Arga, pasangan suami istri yang diam-diam kagum pada kegigihannya. Kafe itu terletak di tepi pantai, dindingnya berwarna putih dengan aksen biru laut. Aroma kopi dan kayu panggang memenuhi udara setiap pagi. Riana berjalan menyusuri area barista sambil memeriksa stok bahan, mencatat pesanan, lalu memberi arahan lembut pada staf lain.“Latte satu, tambahkan sedikit cinnamon di atas foam-nya, ya. Kita buat suasananya hangat pagi ini,” ucapnya sambil tersenyum kecil. Setiap langkahnya kini lebih mantap. Setiap senyum yang ia berikan bukan lagi senyum pura-pura untuk menyembunyikan luka, tapi senyum dari seseorang yang sedang membangun bab

  • Awalnya Terpaksa, Akhirnya Jatuh Cinta   Bab 38.

    Hujan turun lagi sore itu. Langit Jakarta tampak kelabu, seperti meniru isi hati Adrian yang sudah berhari-hari tak bisa tenang sejak mendengar kabar bahwa Riana mengundurkan diri dan meninggalkan kota tanpa jejak. Ruang kerjanya di PT. KSS kini terasa asing. Meja yang dulu selalu rapi, kini berantakan dengan tumpukan berkas yang bahkan tak pernah disentuh. Laptopnya menyala, tapi layar hanya menampilkan pesan terakhir dari Riana di email perusahaan."Terima kasih atas segala bimbingan dan kebaikan selama saya bekerja di sini.Mohon maaf bila saya banyak melakukan kesalahan. Saya hanya butuh waktu untuk menata ulang hidup saya." – Riana Tak ada alamat. Tak ada nomor baru. Hanya kata-kata pendek yang terasa seperti perpisahan abadi. Adrian memandangi baris itu berkali-kali. Suaranya serak ketika akhirnya berbisik, “Kenapa kamu nggak kasih tahu aku, Riana ... kenapa kamu harus hadapi semua ini sendirian?” Tangannya mengepal. Dia menoleh ke arah jendela, memperhatikan tetes air

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status