แชร์

Ayah Mertuaku mendesakku masuk ke dalam mesin cuci
Ayah Mertuaku mendesakku masuk ke dalam mesin cuci
ผู้แต่ง: Richy

Bab 1

ผู้เขียน: Richy
Beberapa hari ini, suamiku sedang dinas keluar kota. Aku sedang mengeluarkan tumpukan pakaian kotor di rumah untuk dicuci.

Dengan posisi menungging, aku memasukkan tumpukan pakaian ke dalam mesin cuci bukaan depan.

Tiba-tiba, pantatku didorong dengan kuat oleh seseorang dan seluruh bagian atas tubuhku terdorong masuk ke dalam mesin cuci, membuat diriku tak bisa bergerak. Hanya menyisakan kedua belah bokongku yang indah di luar.

Aku hanya mengenakan gaun tidur yang longgar di rumah dan celana dalam putihku samar-samar terlihat.

Siapa sih itu?

Bermacam dugaan terliintas di benakku, tapi tetap tidak tahu siapa.

Ada rasa takut dan gelisah dalam hatiku.

Tak disangka, orang di belakangku begitu berani. Kedua tangannya memegang pinggang rampingku. Tangan yang kasar dan besar itu meraba seluruh tubuhku dari atas hingga ke bawah, membuat tubuhku yang sudah lama kesepian ini menjadi sangat sensitif.

Aku berusaha sekuat tenaga menggoyangkan tubuh untuk menghempaskan tangan besar itu, tapi orang di belakangku malah menempelkan dirinya dengan erat!

Bagian bawah tubuhnya menempel erat di area pribadiku.

“Cepat lepaskan aku!” Aku menopang diri dengan kedua tangan di mesin cuci. Bokong indah yang terlihat di luar bergoyang-goyang, tapi aku tetap tak bisa keluar dari mesin cuci.

Aku merasakan alat yang menempel di area pribadiku dengan terhalang pakaian, perlahan membesar dan terus menggesek bagian itu. Hal ini membuat sekujur tubuhku terasa geli, perut bagian bawahku terasa seperti terbakar dan area bawahku tanpa sadar menjadi sedikit basah.

Aku menyadari ada yang tidak beres, sehingga diriku harus mengerahkan tenaga dan menarik tubuh ke belakang, ingin segera keluar dari mesin cuci.

Siapa sangka… ternyata aku malah mundur dan tepat mengenai bagian bawah pria itu. Entah sejak kapan, alat miliknya sudah terlepas dari pakaiannya. Kini hanya terhalang oleh celana dalam kecilku dan siap untuk beraksi.

Dia tampak tak menduga aku akan memundurkan diri dan reflek mendorong kuat ke depan.

“Uh… jangan….” Sensasi itu hampir membuat aku tak bisa menahan diri. Kedua kakiku tanpa sadar mulai bergetar.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk merangkak masuk ke dalam mesin cuci, ingin menjauhi tubuhnya.

Setiap kali aku merangkak masuk sedikit, dia akan mendorong sekali, hingga aku tak punya tempat untuk melarikan diri.

“Apa yang kamu lakukan… aah, cepat hentikan….” Aku memohon dengan ketakutan, tapi tak bisa mengendalikan suaraku yang terdengar manis dan manja.

Pria di belakangku malah semakin bergairah mendengarnya. Dia mendorongku dengan keras, hampir membuat bagian bawah tubuhku terangkat menggantung.

“Kok kamu berpakaian begitu minim di rumah? Viona, sini biar aku bantu.”

Apa?! Ternyata orang di belakangku itu Ayah Mertuaku!

Telingaku mulai memerah dan seluruh tubuhku terasa sangat panas sulit dikendalikan.

Aku teringat. Dulu saat baru menikah, Ayah Mertua pernah memakai celana pendek yang bahkan tidak bisa menutupi ukurannya yang besar…. Apalagi, aku sering menemukan stoking yang diletakkan di kamar mandi, entah kenapa tiba-tiba menjadi kotor.

Jangan-jangan… semua itu diambil oleh Ayah Mertua?

Pria di belakangku berusia lima puluh tahun lebih, tapi dia sama sekali tak kalah dibandingkan pria berusia dua puluhan tahun. Kekuatan liarnya justru memberiku kenikmatan yang belum pernah kurasakan.

Api hasrat hampir membakar habis akal sehatku. Aku mati-matian mempertahankan batas yang hampir runtuh itu, memohon padanya untuk berhenti dengan air mata yang tertahan.

Aku berusaha keras melawan rasa gatal yang menjalar di tubuh.

“Jangan… jangan… Cepat turunkan aku… ah!” Aku memohon sekuat tenaga, tapi saat dia mendesakku, aku tak bisa mengendalikan suaraku dan mengeluarkan desahan yang membuat diriku sendiri malu.

Ayah Mertua pun melepaskan dirinya, barulah kedua kakiku menyentuh lantai. Baru saja aku ingin bernapas lega, tiba-tiba kedua tangannya merangkulku dengan erat.

Seketika, rasa gatal kembali menyerangku. Dia meraba-raba dengan seenaknya, terasa geli sekaligus menyiksa.

Setelah itu, dia membuka gaun tidurku.

“Viona, kok celana dalammu basah sekali? Mau kubantu lepaskan?”
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Ayah Mertuaku mendesakku masuk ke dalam mesin cuci   Bab 7

    Sungguh menjijikkan.Aku mengencangkan otot paha dan menendang wajah Ayah Mertua dengan keras.Siapa sangka, dia malah terlihat menikmati, sambil memegangi kaki indahku.“Ayo, tendang di sini.”Dia benar-benar mesum!Aku berusaha ingin melarikan diri, tapi dia malah menangkapku kembali dengan kuat.“Mau lari ke mana?!” Dia menggunakan seluruh tenaganya, menindihku dengan erat.Dia membuka pakaianku dengan liar.Mata Ayah Mertua terpaku menatapku, “Nggak disangka, nggak melihatmu beberapa bulan, punyamu malah membesar lagi.”Dia meremas tubuhku dengan liar, tapi aku sama sekali tidak merasakan kenikmatan.Selama hari-hari hidup sendirian ini, mentalku sudah meningkat pesat.Aku hanya bisa berusaha mati-matian untuk menggerakkan tubuhku, tidak ingin Ayah Mertua melangkah lebih jauh.Namun, kekuatannya benar-benar terlalu kuat. Dengan satu tangan, dia bisa menahanku di ranjang dan tangan lainnya dengan kasar merobek rok pendekku.“Wah, bahkan kulit di bokongmu juga semakin baik. Pasti kar

  • Ayah Mertuaku mendesakku masuk ke dalam mesin cuci   Bab 6

    Suamiku berpikir sejenak, lalu berkata, “Mendengar dari kalian saja nggak bisa dipercaya, bukannya Ibu ada di rumah? Biar kutanyakan saja padanya.”Hal ini memang idenya Ibu Mertua. Selama dia mengakuinya, aku akan terbebas dari tuduhan.Kami bertiga berjalan ke kamar Ibu Mertua. Dia masih terbaring lemah di ranjang. Melihat kedatangan kami, sorot matanya seolah sudah tahu apa yang terjadi.Rocky bertanya, “Bu, kamu di rumah, ‘kan? Coba katakan, Ayah yang menggoda Viona atau Viona yang menggoda ayah?”Ayah Mertua memberi isyarat mata, Ibu Mertua pun berkata, “Aku hanya terbaring di ranjang. Aku melihat Viona duduk di atas tubuh Ayahmu, lalu dia melepaskan pakaiannya.”Mendengar itu, Rocky sangat marah, mengepalkan tangannya dan hendak memukulku.Aku segera berkata, “Tunggu, Ibu masih belum selesai bicara.”Aku menatap Ibu Mertua dan bertanya padanya, “Kamu yang memintaku menggantikanmu untuk menemani Ayah. Aku menolak awalnya, tapi Ayah yang terlalu kasar.”Ibu Mertua menatapku, lalu

  • Ayah Mertuaku mendesakku masuk ke dalam mesin cuci   Bab 5

    Bagian ituku sudah basah kuyup, rasa gatal sudah menusuk hingga ke tulang, sangat membutuhkan kehangatan dari Ayah Mertua.Aku meludah dan merasa ingin menangis, tapi tidak ada air mata.“Sudah cukup? Apalagi yang kamu mau…”Usai aku bicara, Ayah Mertua langsung menggendongku.Kedua tangannya menyusup di bawah pahaku, kemudian menjalar ke belakang dan memeganginya dengan erat.Dia mengangkatku dengan memeluk pinggang, seperti sedang menjinjing anak ayam.Ayah Mertua sudah melakukan pekerjaan fisik seumur hidupnya. Saat ini, semua kekuatannya seperti menekan ke tubuhku.Ukuran besarnya itu menempel dengan dalam di lubangku.Aku gendongnya dan seluruh berat badanku menekan tepat di area itu.Terlihat semakin dalam, bahkan sudah menembus celana dalam dan masuk ke dalam.Rasa gatal di seluruh tubuhku hampir meledak, seolah tak bisa ditahan lagi.Ayah Mertua menarik salah satu sudut celana dalam dan dengan mudah merobeknya hingga hancur lebur.Aku pun benar-benar putus asa dan menerima keny

  • Ayah Mertuaku mendesakku masuk ke dalam mesin cuci   Bab 4

    Tak lama kemudian, setelah selesai membersihkan Ibu Mertua, Ayah Mertua membawaku kembali ke ruang tamu.Kali ini aku tidak ingin lagi masuk ke mesin cuci, rasanya terlalu memalukan.Ayah Mertua tidak memaksaku, dia menarikku ke sofa di ruang tamu.Aku duduk di pangkuannya, dengan kedua kakinya menekan bokongku.Alat milik Ayah Mertua tepat menempel pada lubangku.Melalui celana dalam yang tipis, seketika sensasi panas menjalar ke seluruh tubuhku.Seluruh tubuhku mulai terasa sedikit geli dan hasrat pun terus meningkat.Ayah Mertua memegang pinggangku dengan kedua tangannya, pinggang rampingku pas sekali dalam genggamannya.Bagian bawahnya sedikit mendorong ke atas.Seluruh emosiku pun terpengaruh perlahan-lahan.Dia menatap wajahku, sorot matanya menunjukkan kekaguman.“Viona, kamu cantik sekali.”Seluruh tubuhku gemetar, tapi aku hanya terpaksa mengikuti keinginan Ayah Mertua, lalu mengulurkan tangan untuk menyentuhnya.Kedua tanganku bergerak-gerak di dada Ayah Mertua yang kekar.Me

  • Ayah Mertuaku mendesakku masuk ke dalam mesin cuci   Bab 3

    Tepat pada saat itu, suara Ibu Mertua terdengar.“Sayang! Badanku sakit, cepat ke sini.”Ayah Mertua terkejut oleh suara yang tiba-tiba itu. Dia buru-buru memakai celananya.Dia menepuk bokongku dengan enggan berpisah.“Kamu tunggu di sini, aku akan segera kembali.”Usai bicara, dengan alat bawahnya yang masih tegak berdiri, dia bergegas menuju kamar Ibu Mertua.Aku masih terperangkap di dalam mesin cuci, tidak bisa bergerak. Rasa gatal di bawah sana seperti semut yang terus merayap masuk ke dalam.Tanganku terperangkap, tidak bisa dikeluarkan. Ingin menggaruk tak bisa, ingin menyentuh pun tak bisa.Aku hanya bisa membiarkan tubuhku merasakan gatal yang luar biasa tersiksa.Dalam hati, aku malah berharap Ayah Mertua segera kembali dan puaskan tubuhku.Aku menundukkan kepala, mengencangkan setiap otot di tubuhku, melawan rasa kesemutan yang menusuk hingga ke tulang.Setelah beberapa saat, terdengar suara langkah kaki.Ayah Mertua menarikku dari belakang. Suhu telapak tangannya yang besa

  • Ayah Mertuaku mendesakku masuk ke dalam mesin cuci   Bab 2

    Sialan, semua ini terlihat jelas olehnya. Aku ingin sekali mencari lubang untuk bersembunyi.Tubuhku berusaha mundur sekuat tenaga, tapi telapak tangannya yang besar dan tebal menekan erat bokongku, membuatku tak bisa melepaskan diri.Dia menjulurkan jari-jarinya dan dengan lembut menarik celana dalamku ke bawah.Aku pun telanjang bulat di hadapannya.Ayah Mertua menelan ludah, mengeluarkan suara kekaguman.“Lembut sekali, aku belum pernah lihat yang berwarna merah muda seperti ini.”Aku menahan napas yang hampir tak terkendali, rasa gugup membuatku mengatupkan erat kedua belah bokongku.Siapa sangka, Ayah Mertua menggunakan kedua tangannya untuk memisahkan kedua kakiku dan seluruh bagian di area itu kini terlihat jelas olehnya.“Banyak sekali airnya. Aku haus, bolehkah aku minum sedikit?”Aku terkejut, apa yang ingin dia lakukan?!Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba perut bagian bawahku merasakan sentuhan hangat, lembut dan basah yang bergerak maju mundur di sana.Seketika, gelombang

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status