Share

Keselek onde-onde

BABU MILYARDER 5

BAB 5

#Pembalasan_mantan_TKW_

Keselek onde onde

“Kong, ayo mandi”

Nur mendorong kursi roda Akong ke depan pintu kamar mandi.  Sekarang bagian terberat, mengangkat Akong masuk kamar mandi dan mendudukkannya di kursi khusus buat mandi.

“Pegangan, Kong," katanya memberi aba-aba.

Akong melingkarkan tangannya di leher Nur

“Satu, dua, tiga, yups!”

Dalam hitungan ketiga Nur sudah berhasil memindahkan Akong ke kursi dalam kamar mandi. Meskipun badannya kecil tapi, tenaga Nur kuat. Dari kecil hidupnya sudah susah,  biasa menggendong kayu bakar sama rumput buat makanan kambing di kampung.

Membuka pakaian Akong, termasuk baju dan celana dalamnya. Lalu dengan pelan menyiram kepalanya dengan air hangat.

“Sekarang sabuna, kong." Tangan Nur mengambil sabun.

“He_heh,”mengangguk.

Akong nyengir, dia paling suka bagian ini. Karena Nur akan menggosok seluruh tubuhnya termasuk bagian intimnya dengan sabun. Licin.

 Seperti biasanya,tangan Akong selalu celamitan berusaha memegang bagian tertentu tubuh Nur. Nur membayangkan bagaimana genit, centil dan ganjen nya Akong ini di waktu mudanya.

“Diem Kong, anteng! Mau aku pukul lagi tangannya?” Nur berkata sambil melotot.

“Hooo,"” suara Akong yang kecewa.

Akong melipat tangannya, wajahnya menunduk, merajuk dia. Nur memang pernah memukul tangan Akong gara-gara dia mau memegang buah dada. Semenjak saat itu Akong takut pada Nur.

“Akong mau aku pergi?” tanya Nur sambil mengusap rambutnya dengan handuk kecil.

“Ti_dak,” Akong menggelengkan kepalanya.

"Makanya jangan usil.”

“Ho'oh”

Selesai sudah memandikan dan mengganti baju Akong. Sekarang ke dapur untuk mengambil makanan dan menyuapi Akong. "Ngomong ngomong kok aku belum lihat Arka keluar kamar? Kenapa dia?"

“Nur, ke kamarku bentar.”

Pesan W******p dari babang ganteng masuk ke hp Nur. Gadis hitam manis itu segera membalasnya.

“kalau sebentar nggak mau, kalau lama mau.” tambahin emot ketawa.

Nur membalas sambil tertawa sendiri. Senang dia menggoda Arka.

“Cepetan, monyong!”emot marah

"Babang ganteng menyertakan emot marah, hihi," Nur tertawa. Menyeret kaki menuju kamar Arka, Nur penasaran, "kenapa dia gak keluar kamar?"

Tok ... tok

Membuka kamar Arka, Nur melihat dia masih berbaring di tempat tidur. Dia membuka matanya dan memandang Nur, wajahnya pucat meski sorot matanya masih tajam dan galak.

“Nur, cariin gue obat dong, badan gue nggak enak," katanya.

Nur mendekat, memegang dahinya panas, lalu menghela nafas.

“Ke dokter aja, Nyo” saran Nur.

“Nggak mau ah, ntar di rapid, males gue,” Arka merapatkan selimutnya.

“Aku kerokin, ya?” Nur menatap.

“Apaan tu?” suara Arka terdengar lesu.

“Dikerok kerok punggungnya pakai coin,”jelas Nur

“Bisa sembuh?”mata Arka melebar.

“Ya enggak, minum obat baru sembuh” jelas Nur.

“Kalau gak sembuh ngapain dikerok?”berbalik badan.

“Tapi kata emakku bisa sembuh sih. Mau nggak? Kalau nggak mau aku keluar,” kata Nur.

“J_jangan pergi Nur” Arka membalik badan menghadap Nur, kali ini tatapannya memohon.

“Oke deh, gue mau dikerik.” pasrah.

Nur mengambil minyak kayu putih dari kotak P3K, dan uang koin dari kantongnya, lalu mulai membuka kaos Arka. punggung Arka. "Aih gila punggungnya putih bo' hehe," akhirnya kesampaian juga Nur ngelus-elus babang ganteng.

“Aduuh Nur, sakiit gila!”

Arka berteriak sambil menggeliat, padahal Nur mengerik pelan.

“Diem, bentar ini!”

“Ahh, sialan ngerjain gue lu Nur, pelan pelan dong!” mengomel.

Kembali Arka berteriak, "manja banget sih ni cowok, ck ck." Nur geli.

“Gigit bantal Nyo, jangan teriak teriak, norak.”

Sementara itu di luar kamar...

Ting tong (suara bel rumah)

 

Bik ijah berlari ke pintu depan untuk membuka pintu. Ada tamu pikirnya.

Seorang gadis cantik, tinggi semampai berambut lebat dan panjang, berkulit putih menggenakan dress model Sabrina berdiri di depan pintu.

“Non Maya, mari masuk non,” sambut Bik Ijah.

“Arka ada, Bik?”

“Ada di kamarnya Non, mari Bibik antar.”

Cewek cantik bernama Maya mengikuti Bik Ijah ke kamar Arka. ketika sampai di depan pintu kamar, mereka mendengar suara suara aneh!

“Aw, sakiit Nur,” (suara Arka)

“Bentar lagi, nanggung;” (Nur)

“Udah Nur, nggak kuat gue,” (Arka)

“Iya aku juga udah capek, nih sampai merah-merah.” (Nur)

Diluar kamar Bik Ijah dan Maya saling berpandangan, sedang apa mereka?

Bruuuk!

Pintu kamar Arka ada yang membuka dengan kasar. Nur dan Arka seketika kaget. Lebih kaget lagi Bik Ijah dan Maya, mereka mendapati Arka tidak pakai baju atasan dan Nur sedang mengelus elus punggungnya.

“Ngapain kamu disini?” Maya langsung menyemprot Nur galak.

“Ngagetin aja,loh” kata Nur santai.

Arka dengan tenang memakai kaosnya kembali, dia mengedipkan matanya pada Nur, kode untuk menyuruhnya keluar dari kamar, nur mengerti lalu keluar, ke dapur bersama Bik Ijah.

“Ngapain lu kesini?”Arka melihat Maya yang berdiri.

“Gue nyariin elu di kantor nggak ada, katanya lu ijin sakit makanya gue kesini,” Maya mendekat dan duduk di tepi tempat tidur.

“Iya gue sakit. Gue mau istirahat. Lu pulang gih,” mengusir halus.

Arka menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut itu, rupanya dia tidak suka dengan kehadiran Maya. Segera Maya keluar kamar Arka dengan wajah masam, dia mencari Nur!

“Kamu ngapain ke kamar Sinyo Nur?” tanya blBik Ijah kepada Nur sesampainya mereka di ruang makan dapur.

Ruang makan dapur ini khusus untuk pembantu dan supir.

“Pan disuruh ngerokin Sinyo Bik” jawab Nur.

“Lain kali jangan masuk-masuk kamar Sinyo lagi, kalau ketahuan Nyonya bisa dimarahin kamu.”

Nur mengangguk.

“Tuh, ada onde onde, tadi Bibik beli dari pasar makan noh!”tunjuk Bik Ijah pada piring di meja yang berisi bulatan-bulatan onde-onde. Nur mengambil satu.

Tok, tak, tok, tak,

 Suara hak sepatu menuju dapur. Rupanya Maya yang muncul.

“Kamu, berani beraninya masuk ke kamar pacarku,he?! Maya menunjuk muka Nur.

BRAAAK!!!

Maya menggebrak meja, gelas dan teko diatas meja sampai bergetar semua.

Suara bentakan Maya mengagetkan Nur, sampai sampai sebutir onde-onde tertelan bulat bulat!

Uhuuk ... uhuuk ... uhuuuk.

Nur tersedak onde! Aah Nur nggak bisa nafas, matanya melotot dan tangan memegang tenggorokan.

Eheek ... eheek ... eheek

Nur berusaha mengeluarkan onde-onde tapi, tidak bisa.

Nur berusaha terus mengeluarkan onde onde itu tapi tetap gagal, sementara dia semakin kehabisan nafas, wajahnya memerah.

“Nur ... Nur ... minum,Nur” teriak bik Ijah bingung.

Membawa gelas minuman, Bik Ijah berusaha memberi Nur minum, Nur menggeleng, matanya terus melotot dan tangan memegangi leher.

Hhhh ... hhhhh ... Nur sudah hampir kehabisan nafas, mata terasa berkunang-kunang.

Tiba tiba ... buuk!

Seseorang seperti memukul belakang leher Nur keras,

"Huweek! Nur muntah.

Onde-onde keluar dan menggelinding dari mulutnya.

Alhamdulillah, Nur bisa bernafas lagi. Memandang sekeliling, Nur merasa seperti ada yang sedang menopang badannya. Nur pun mendongak, Arka? "Wah! tau begini mending tadi pingsan, ya, biar di kasih nafas buatan sama babang ganteng hehehe,"

Seperti adegan dalam film, Nur memandang mesra wajah Babang ganteng. Mulai berhalu.

“Kamu Gapapa Nur? Pertanyaan Arka menyadarkan Nur dari terpesona.

Nur menggeleng, dan ... duk! Tiba-tiba Kepala Nur jatuh kejedot lantai.

Rupanya Arka melepaskan tangannya dari menopang tubuh Nur tanpa permisi, "anj**r  jatoh dong aku?! Ganteng ganteng Serigala,gada romantisnya blass! Dicium kek," Nur bangkit sambil menggerutu.

Bik ijah segera memberi Nur minum.

“Arka, kenapa kamu baik banget sama pembantu itu?” Suara Maya terdengar kesal.

Arka tidak menjawab, dia malah melihat Nur, sepertinya dia sedang memastikan kalau Nur baik baik saja, ohh so sweet...

Setelah itu Arka berjalan kembali ke kamarnya, diikuti oleh Maya yang berlari kecil mengikutinya dari belakang.

“Itu pacarnya Sinyo ya, Bik?”tanya Nur pada perempuan tua yang menolongnya.

“Nggak tahu Nur, cuma dulu non Maya itu yang sering kesini nyariin Sinyo."

Nur membayangkan wajah Maya yang cantik, putih, tinggi, rambutnya hitam dan lebat. Nyaris sempurna sebagai perempuan. "Tapi eitss tunggu dulu, kan aku juga punya banyak kelebihan dibanding Maya?"

Nur mengamati tubuhnya, "aku juga punya kelebihan. Lebih item, lebih pendek, lebih jelek, lebih pesek, hahahaa," tertawa dalam hati. Tapi Nur tidak takut bersaing sama Maya, secara Sinyo itu bule, pasti dia seleranya yang kayak Nur, item eksotis, begitu yang ada di kepala Nur.  semongko pokoknya!

Bersambung

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Nana Juliana
hahahaha onde2 keleleken
goodnovel comment avatar
Ukhty Lia
thor aq ga bisa move on dr nur sama arka,aq baca ulang lagi nich thor..
goodnovel comment avatar
Aulia Rohyanti
nur nur ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status