Share

Bertemu Mantan Suami

BABU MILYARDER 6

#Pembalasan_Mantan_TKW_

Bab 6

Bertemu Mantan Suami

Pagi ini cuaca cerah, jatah Nur mengajak Akong jalan jalan ke taman. Mendorong kursi roda Akong memasuki taman komplek, sudah ada dua teman Nur yaitu  Mince dan Desi dengan majikan jomponya masing-masing.

Menjemur Akong di bawah sinar matahari pagi, lalu seperti biasa Nur mencari tempat duduk terdekat. Mainan HP.

Desi dan Mince mendekat dan duduk di sebelah Nur sambil mengawasi majikan masing-masing. Kedua temannya mengajak mengobrol.

“Nur, besok lu libur nggak?”

“Aku gak pernah libur, gimana? Tanya Nur.

“Kite mau ngajak lu jalan jalan ke mol Nur,” kata Mince

“Iye Nur, represing, cuci mata sapa tau dapet cowok hehe,”tambah Desi tertawa.

Nur tertarik dengan ajakan mereka, sudah lama juga nggak ngemol. Refreshing enak juga, pikirnya.

“Iya deh, nanti gue minta ijin sama Nyonya, ntar, aku kabari kalian,”

“Ntar kite janjian disini, ya?”kata Mince menunjuk taman.

“Oke” jawab Nur mengangkat jempol.

Satu setengah jam cukup buat jalan-jalan sama Akong, sekarang waktunya pulang.

"Pulang yuk, Kong, kita nonton tivi di rumah," Nur mendorong kursi roda pulang.

Malam harinya ....

“Nyonya, boleh tidak Besok saya minta izin keluar jalan-jalan?”tanya Nur dengan kepala menunduk.

Nyonya Lily mengalihkan pandangan dari layar laptop kearah nurse-nya. Nur masih menunduk menunggu jawaban.

“Tumben Nur, kamu mau keluar, Sama siapa?”tanya Nyonya.

“Sama temen, perempuan kok nyonya, boleh?”Nur mengangkat wajah. Tersenyum.

“Bole, Nur,” kata Nyonya Lily tersenyum. Nur belum pernah izin keluar sebelumnya, makanya Nyonya Lily tidak keberatan.

Mendongakkan wajah, Nur tersenyum senang pada nyonya Lily.

“B_boleh saya minta uang saku nyonya?”tanya Nur takut-takut sebab selama ini gajinya di simpan Nyonya Lily. Ditabung maksudnya.

Selama Nur bekerja,tidak pernah menerima gaji langsung.Semua gaji di transfer ke bank atas namanya. Dan setiap dua bulan sekali, Nyonya mengirimkan sebagian uang gaji ke rekening Bapak Nur di kampung. Jadi, kalau Nur mau pergi atau mau belanja kebutuhan, tinggal minta uang sama Nyonya, nanti dipotong gaji.

“Boleh, Nur,”

Nyonya Lily membuka laci meja, kemudian memberi uang lima ratus ribu rupiah kepada Nur.

“Segitu cukup,Nur?”menaruh uang di meja.

“Cukup nyonya,” jawab Nur sambil senyum. Setelah itu, Nur bersiap keluar dari kamar kerja Nyonya Lily.

“Jangan lupa besok pamit sama Akong dulu ya, Nur!”

“Baik, Nyonya," mengangguk.

Nur bergegas kembali ke kamar, "senengnya punya majikan baik." Mencium uangnya.

**

Pagi-pagi Nur sudah siap mau pergi, mengenakan kerudung biru motif Sultan miliknya, dipadukan tunik putih dan celana jeans. "Oh ya kemaren kan aku dapat oleh oleh dari Nyonya, sepatu gaul dari Singapore. Aku pakai ah," Nur mengambil kotak dari bawah tempat tidur, lalu mengambil sepatu baru.

Mematut diri di cermin, Nur sekarang cantik, tidak buluk lagi. "Mas Budi pasti menyesal sudah menceraikan aku! Dasar suami durhaka tak punya pendirian" Nur masih dendam.

Memololes bibir dengan lipstik matte warna soft, Nur gelang-geleng di depan cermin, "udah kece" pikirnya. Sekarang tinggal pamit sama Akong.

“Akong, Nur jalan dulu, ya?

Nur berjongkok di depan kursi roda Akong. Akong menggelengkan kepalanya.

“Ik_kut” katanya.

“Nggak boleh Kong, Nur pergi bentar aja, Akong mau oleh-oleh apa?”tanya Nur.

“kuwaci mau, Kong?” goda Nur sambil tertawa membayangkan Akong ngemil kuwaci.

Berjalan keluar rumah mewah ini, di halaman samping Nur bertemu dengan Arka yang sedang mencuci mobil bersama supirnya Tante Lily.

Arka melihat Nur, kemudian menghampiri dan berbuat seolah-olah menghalangi jalan.

“Mau kemana?” tanyanya sambil melihat penampilan Nur dari bawah ke atas.

“Mau kencan!” jawab Nur sombong. Wajahnya mendongak.

“Buahaha kencan ma tukang cilok yang suka mangkal di taman ya?”ledek Arka tergelak. Nur kheki dibilang begitu.

“Emberr! Aku mau kencan ma cowok tajir melintir, Minggir!” mendorong tubuh Arka kesamping lalu Nur berjalan cepat keluar pagar, menuju taman tempat Mince dan Desi menunggu.

“Dasar songong!” Nur mendengar suara Arka berteriak, masih dengan tawanya.

"Biarin, bodo amat," pikir Nur jengkel.

Nur sedang memilih milih baju di sebuah gerai, ketika seseorang memanggilnya.

“Nur,"

Nur menoleh, bagai disambar petir saat melihat siapa yang berdiri di belakangnya.

“M_mas Budi?”Nut melotot tak percaya.

“Iya Nur, aku mencarimu kemana mana," lelaki itu menyahut.

“T_tapi untuk apa mas?” tanya Nur merasa terharu.

“A-aku mau minta maaf padamu atas semua yang terjadi," Mas Budi menatap.

Nur balas menatap mas Budi, "sepertinya dia bersungguh-sungguh," mata Nur sampai berkaca-kaca.

“Mas budi, hiks ...." Nur menahan air matanya.

Seorang perempuan berjalan mendekati mas Budi, dia langsung memeluk pinggang mas Budi. Sepertinya dia istri baru mas Budi. Kulihat wajah mas Budi, dia tersenyum jahat padaku. Sial!

“Nur,” katanya.

“Iya?”

“TAPI BO'ONG,  HUAHAHAHAHAHA, KENA PRANK!" terbahak-bahak.

"Lu masih buluk aja Nur, HUAHAHA," tertawa sampai matanya sampai mengeluarkan air mata.

Mas Budi dan perempuan itu mengejek Nur. Geram sekali Nur dibuatnya.

 Melihat mulut mas Budi yang menganga lebar, Nur bertambah geram. Sudah lama dia menahan untuk tidak melakukan ini! darah Nur mendidih sampai ubun ubun, mengayunkan tangan ke atas sekuat-kuatnya, dan ...

PLAAAKKK!!

 Rasain!

Bibir Budi merot lima detik.

Bersambung

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eva Arini Devi
ngakak njir ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status