Home / Romansa / BABU MILYARDER / Album lawas

Share

Album lawas

last update Last Updated: 2022-09-30 19:47:34

BABU MILYARDER 4

#Pembalasan_Mantan_TKW_

Bab 4

Album lawas

Pagi ini Nur berjalan jalan lagi dengan Akong mencari sinar matahari pagi yang menyehatkan. Seperti biasa, ke taman komplek lah ke mana lagi? "Kasian si Akong ni, orang kaya, anaknya kaya semua tapi mainnya cuma ke taman komplek."

Nur mencari tempat duduk bangku. Membiarkan Akong dan kursi rodanya bermandi cahaya matahari pagi. "Aku mau nonton Drakor kesukaanku dulu," sesekali mata Nur mengawasi Akong. "Nyaman bener kerja begini eeuy." Tertawa.

Dua orang cewek berpakaian nurse mendekati Nur. Nur yang sedang duduk mendongak dan tersenyum pada mereka.

“Hei, gantinya mbak Susi, ya?”

Salah seorang dari mereka bertanya pada Nur.

“Emm, mungkin ya ... Soalnya aku nggak tahu nggantiin siapa kemaren” jawab Nur jujur.

“Kenalan dong namaku Mariati tapi, kamu bisa panggil aku Mince.” nurse yang berambut panjang mengenalkan dirinya.

“Kok Mince?” tanya Nur heran. Dia tidak tahu kalau bekerja di Jakarta boleh berganti nama yang lebih trend. Nama kampung nggak ngehitz di sini.

“Iya, itu nama bekenku di Jakarta.”

“Oh gitu? Aku Nur,”

“Kalau aku, Darwati, panggil aja Desi. ”

Nurse yang rambut keriting mengenalkan namanya.

“Desi nama bekenmu juga?” tanya Nur ingin tahu.

“Bukan, itu nama samaranku," berbisik sambil melirik ke sana ke mari.

“Kenapa menyamar?” Nur yang lugu bertanya terus.

“Karena aku punya dua cowok,” katanya sambil tersenyum genit.

“Ooooh” mulut Nur membulat.

“Itu si Akong-mu tua-tua keladi tuh, genit kalau sama nursenya,”kata Mince sembari menunjuk Akong dengan dagunya.

“Masak?” Nur tak percaya.

“Tapi akong-mu orangnya royal, kalau kamu mau dipegang-pegang dikit gitu, dia bakal ngasih kamu uang lho," ngomong pelan.

“Hah? Gitu ya?” tanya Nur, tangannya menutup mulut.

“Huum, yang bilang mbak Susi Nursenya yang kemarin, dia loh perhiasannya banyak, katanya yang beli pakai duitnya Akong.” cerita kata Desi.

Nur mengangguk-anggukkan kepala, "jadi si Akong genit ini punya uang banyak?" Membatin.

“Nur_nurt”

Suara si Akong memanggil Nur. Rupanya dia sudah kepanasan sampai lupa diangkat, emang jemuran, Nur?

“Udah dulu, ya, aku mau pulang.”

Nur berpamitan pada kedua teman barunya.

**

“Kong, makan dulu,”

Nur menyuapi Akong tua itu dengan bubur. Akong tidak bisa mengunyah karena nggak ada giginya. Bubur itu keluar-keluar dari mulutnya, belepotan. Nur mengambil tissue dan mengelapnya, melakukan itu sampai berkali-kali.

Kasian, Nur perhatikan wajah Akong yang sudah keriput semua, rambutnya yang menipis, badan ringkih, mengingatkan Nur akan kakeknya di kampung. Hheh kalau ingat kampung Nur jadi sedih, Mereka tidak tahu kalau Nur sudah bercerai dengan mas Budi. Nur takut dan malu bercerita dengan Emaknya. "Nanti sajalah kalau aku sudah punya tabungan banyak, baru aku mau pulang kampung dan berkabar semuanya."

Nur merasa adasentuhan hangat di pipinya, membuat hatinya merasa lebih tenang.

Hah, sentuhan? Nur tersentak!

Tangan Akong sedang mengelus elus pipi Nur! "Hiiih! kurangajar tua bangka ini mengambil kesempatan disaat aku melamun, dasar ganjen!" Mata mendelik, kesal.

“Akong!" Berteriak.

“He_he_heh” jawab Akong sambil ngiler. Lumayan haha begitu pikir Akong.

**

Babang ganteng marah

Nur bangun pagi pagi, menggulung lagi kasur lipat, lalu dengan bantuan sebuah kursi menaikkan kasur lipat kembali ke atas lemari. Mumpung Akong masih tidur, Nur mikir, "lebih baik aku ke kamarku dulu lanjut mandi." Membuka pintu kamar Pelan-pelan dan meninggalkan kamar Akong.

“Nur, setrikain baju gue!"

Arka menghampiri Nur, di tangannya ada kemeja warna ungu muda yang manis.

“Nggak ah, aku sibuk” jawab Nur jaim.

“Bentar aja, ah elu!” keningnya mengerut.

Arka melempar kemejanya ke dada Nur, lalu dia pergi begitu saja. "Dasar majikan arogan! Nggosok baju itu bukan pekerjaanku, aku ini Nurse! Tapi gapapa lah nggosok baju babang ganteng dulu ntar sapa tau bisa gosok pipinya hehehe." Terkekeh sendiri. Menciumi kemeja babang ganteng, Nur terlena, "wiiih wangii ...."

“Nur, ngapain kamu nyium-nyium bajunya Sinyo?” Bik Ijah terheran-heran melihat tingkah Nur, "dasar gelo!" Katanya.

“Ehee, gapapa Bik, oh ya setrikanya dimana, ya?”tanya Nur

“Itu di rak sepatu paling bawah”

Bik Ijah kembali ke dapur, Nur segera mengambil setrika yang dimaksud. "Enaknya nyetrika di kamarku saja," pikir Nur. Mencolokkan kabel setrika lalu Nur mulai menggosok.

Tet ... tet ...

Upps! bel di kamar Akong berbunyi, panggilan untuk Nur. Artinya, Akong sudah bangun dan butuh bantuan. Nur memutar tombol setrika dan menurunkan temperaturnya ke tulisan min, lalu berlari cepat ke kamar Akong.

“Eh, si Akong sudah bangun. Mau apa kong?” tanya Nur sambil mendekat.

“Pip_pis”

Rupanya Akong kebelet pipis, pampers-nya penuh. Segera Nur mengambil pispot yang biasa digunakan Akong untuk pipis. Mepasang pispot dan mengangkat sedikit badan Akong setengah tegak biar bisa pipis.

“Su_dahh” kata Akong

Nur mengangguk, mengambil pispot yang sudah penuh dengan urine dan membuang di kloset, sekalian mencuci pispot itu sampai bersih. Inilah pekerjaan Nur sebagai perawat orang jompo. Dia harus menjadi raja tega untuk membersihkan pub dan pip Akong setiap hari. Belum lagi memandikannya, memapah tubuhnya dari kursi roda ke kamar mandi, berat. "Makanya kalian jangan iriya kalau gajiku banyak hehehe."

NURRRRR!!!!

"Teriakan Sinyo, ada apa?" Nur segera berlari untuk melihatnya

“Bentar ya, kong” kata Nur.

Secepat kilat Nur sudah berada di depan pintu kamar, ada Arka di sana. Kedua tangannya berkacak pinggang, dia bertelanjang dada memamerkan bentuk perutnya yang sixpack. "Hmmm aku terpesona." Nur ngiler. "Etapi kok kayak ada yang nggak beres?"

Arka menatap liar kearah Nur, seperti singa yang siap menerkam! Ada apa nih?

“Lihat!” katanya.

Tangan menunjuk kemejanya di atas meja setrika, Astaga!! Kemeja itu berasap ditindih setrika! Nur segera mencabut kabel setrikanya tapi, terlambat kemeja Arka sudah terbakar dan bolong. Waduh!

“Lu oon atau gimana sih, Nur? Nyetrika lu tinggal ha?!” marah-marah.

“T_tapi tadi udah aku kecilin temperaturnya kok” bingung.

Nur merasa bingung juga kok bisa kebakar bajunya Arka, padahal tadi jelas jelas dia sudah meminimalkan panasnya.

“Lu itu bisa kerja gak,seh? Nyetrika aja gak becus!” mengambil kemeja bolong.

“M_maaf Nyo, ntar aku ganti bajumu kalo aku udah gajian,” kata Nur.

Arka meremas kemejanya yang bolong dan melemparkannya ke badan Nur. Nur diam saja, "aah, beginikah rasanya dimarahin “suami” babang ganteng kuh?" Hikks, Nur merana.

Mendengar ribut ribut Bik Ijah datang.

“Ini kan setrika rusak Nur, tombolnya udah dol, diputer-puter sama aja, panas semua.”

 Bik ijah mengambil setrika rusak itu dan membawanya pergi, tanpa rasa berdosa, "setdah lugu banget, yak!" Nur mendelik.

**

“Kong, diluar ujan. Kita nonton tivi aja, ya?”

Nur mendorong kursi roda Akong ke ruang keluarga rumah besar ini. Hujan sedari pagi membuat Nur tidak dapat mengajak Akong jalan-jalan ke taman.

“Akong mau nonton apa? Tom and Jerry atau Marsha?” tanya Nur sambil menghidupkan televisi dan mencari channel dari tivi kabel berlangganan.

Akong menggeleng, ya udah kalau gak mau. Nur mengganti channel ke acara musik. "Wew ada BTS,  Boyband K-POP idolaku!" Nur mendengarkan lagu Dynamit sambil menggoyangkan kepala, "aku suka lagunya BTS,bahkan aku ikut grup ARMY, fans fanatiknya BTS!"

Akong mencolek colek lengan Nur.

“Apa sih Kong?” tanya Nur cemberut, lalu mengecilkan volume televisi.

“tuh_ ituh," kata Akong.

Akong menunjuk-nunjuk  laci nakas. Sepertinya dia menyuruh Nur untuk membukanya. Nur menuruti. Di dalam laci itu ada beberapa album foto besar. Nur menoleh ke Akong, dia mengangguk.

“Ambil ini Kong?”

“He_eh," mengangguk.

Nur mengambil album yang paling besar dan duduk di samping Akong. Membuka lembar demi lembar album foto lawas itu.

“I_nihh” Akong menunjuk foto seorang lelaki gagah memakai jas dan berkacamata hitam.

“Ini Akong waktu muda?” tanya Nur sambil melihat wajah Akong.

“Heeh," merenges.

“Ganteng ya Kong?” Nur memujinya biar senang. "Pantesan aja cucunya ganteng, akong waktu muda juga gagah dan ganteng," batin Nur.

“Ini Ama ya, kong?” Nur menunjuk foto seorang perempuan tua yang sedang foto berdua dengan Akong. Akong diam saja, Nur menoleh, oooh no Akong sedang menangis melihat foto itu ... kasian.

“Kong, sudah jangan nangis. Ama sudah bahagia di surga." Nur menepuk nepuk punggung tangan Akong untuk menghiburnya.

“Buka lagi ya, Kong?”

“Hi_oh”

Ada foto Akong dan anak anaknya. Jadi Akong ini namanya Bapak Andy Garcia, namanya keren ya? Sama dengan nama bapak Nur di kampung, Pak Satiman. Akong seorang pengusaha sukses punya pabrik karoseri enam, ratusan mini market, dealer mobil, importir mobil built up, eksportir kacang mete dan lain lain.

Anak Akong ada tiga, namanya Erick, Evy dan Lily, mamanya Arka itu. Tante Lily dan Arka tinggal disini nemenin Akong karena dia sudah tidak bersuami lagi.

Halaman selanjutnya ada foto Tante Lily, seorang lelaki bule dan seorang bayi kecil yang digendong. "Ini pasti bayinya Arka," tebak Nur.

“Ini siapa kong?” Nur menunjuk wajah lelaki bule.

“Papah Sinyo” jawab Akong.

“Pantesan Sinyo ganteng ya, papanya bule”  gumam Nur. Dan mulai berhalu ....

"Secara Arka ini bule KW 1, berarti kalau nikah sama aku nanti, anak-anakku bule KW 2 dong? Pasti cantik dan ganteng ganteng," Terbayang di benak Nur wajah-wajah indo artis seperti Haico VDV, Mischa, Cinta Laura, Dylan carr, "huuu bisa jadi artis juga anakku nanti masuk tipi hihi." Sampai merem melek Nur berkhayal.

“Uh_uh..” suara Akong membuyarkan lamunan indah Nur saat menjadi istri Arka. Nur menoleh Akong yang menunjuk nunjuk mulutnya sendiri.

ASTAGA!

Iler Akong sudah Kemana mana!

Bersambung

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • BABU MILYARDER    End episode/ Menjadi Istri Sultan 2

    BABU MILYARDER 81Sekuel 2 bab 81SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Akhirnya aku jadi istri Sultan 2End episode "Itu mau ditaruh mana, Mbak?" Tanya Pak Darman saat Nur bersama Emak dan Bapaknya duduk duduk di ruang tamu. "Apanya?" Tanya Nur nggak ngerti. "Itu!" Pak Darman menunjuk keluar pada sebuah truk engkel yang parkir di depan rumah. Nur pun berdiri untuk melihat. Sebuah truk engkel dengan bak berwarna kuning terlihat berhenti di luar halaman rumah orang tuanya. "Apa sih, Pak? Nggak ngerti saya," ucap Nur lagi sambil berjalan keluar diikuti oleh Emak dan Bapaknya.Dua orang tukang menurunkan barang dari truk, Nur melihatnya bengong. "Lho, aku nggak beli semua ini kok!" Nur panik, merasa nggak membeli barang segitu banyak. Emak dan Bapaknya juga takjub melihat satu truk penuh perabot."Sinyo yang beli, Mbak Nur ..." Ucap Pak Darman. "Sinyo?" Mata Nur melebar. Belum selesai kekagetannya Nur melihat Sinyo keluar menggandeng luna."Waah Mantuku ... Matur nuwun sudah borong mebel!" Te

  • BABU MILYARDER    Jadi Istri Sultan 1

    BABU MILYARDER 80Sekuel 2 bab 80SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Akhirnya aku jadi istri Sultan 1"Bapak, Emak!" Nur berteriak dan berlari keluar menyambut kedua orang tuanya. Rasa haru menyelimuti benak perempuan hitam manis itu. Setelah sekian lama tidak bersua dengan kedua orang yang sangat dia sayangi. "Nur! MasaAllah!" Emak melempar rantang dari tangannya dan berlari juga menyambut anak gadis satu satunya. Adegan slow motion dimulai ....Nur dan Emaknya berpelukan dengan berderai air mata. Bapak Nur ikut nimbrung dengan memeluk dua perempuan di depannya. Huhuhu suara isakan tangis terdengar. Tangis bahagia dari tiga orang yang melepas rindu. Arka menatap sambil menggendong Luna. Lelaki itu sempat sempatnya merekam kejadian langka istrinya yang bertangisan haru seperti drama kumenangis dari ikan terbang. "Ayo masuk!" Ajak Pak Satiman sambil merangkul istri dan anaknya. Sampai di depan pintu, Emak dan Bapaknya Nur kaget melihat lelaki tampan, berkulit putih dan tinggi berdiri sam

  • BABU MILYARDER    Romantisme Pantai di Malam hari

    Romantisme Pantai di Malam hari Selepas maghrib Nur keluar berdua dengan Arka, Nur sudah berjanji akan mengganti baju-baju Arka yang sudah dia sumbangkan ke acara charity sale dulu. Arka mengomel sepanjang jalan, berisik."Lihat nih, gua nggak punya baju!" Katanya sembari menunjuk kaus oblong putih yang melekat di tubuhnya. Nur hanya melirik. Pingin tertawa tapi, takut dibejek Arka. Glek, Nur menelan ludah, Arka mengajaknya memasuki gerai pakaian pria dengan merk terkenal, "wah nol nya bisa banyak nih ntar di kasir," Nur membatin. Dengan lemas dan lesu, Nur menyeret kakinya mengikuti Arka memilih-milih celana, kemeja, kaos, jeans celana dalam dan sebagainya. Uh! Nur jadi keringetan.“Semuanya dua puluh juta tiga ratus ribu rupiah, Bu” kata kasir sembari tersenyum manis. “Hah? Berapa?” Nur menutup dompetnya lagi. "Nggak salah Cuma beli gombalan habis segitu?""Itu kan cuma satu bag saja, kenapa begitu mahal? Dua puluh juta kalau aku sudah dapat satu lemari." Nur lemes.“Bayar!”“E_

  • BABU MILYARDER    PoV Nyonya Lily/ Janji kepada Tuhan

    BABU MILYARDER 78Sekuel 2 Bab 78SEMALAM DENGAN SINYO ARKA PoV Nyonya LilyJanji kepada Tuhan Dengan menyewa jet pribadi aku dan koh Erick membawa Sinyo yang kritis ke Singapore. Aku sangat berharap Sinyo akan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang terbaik di sana.Sampai di Singapore, kerabat Papi sudah mengatur semuanya. Sinyo mendapatkan rumah sakit terbaik di negeri Singa ini. Aku dan kakakku Erick segera bertemu dengan dokter specialist cancer di sana. Setelah melalui pemeriksaaan dan observasi mereka memutuskan segera melakukan proses transplantasi sum-sum tulang belakang untuk Sinyo. Aku terdiam, karena menurut dokter yang menangani kemungkinan berhasil Sama gagal adalah fifty-fifty. Tapi aku tetap harus memilih. Sulit bagiku untuk membuat keputusan. Ini bukan hanya tentang hidup dan mati anakku saja tetapi juga hidupku. Berbicara kemungkinan, andai berhasil itu adalah mukjizat tapi, andai kemungkinan terburuk yang terjadi dan aku akan kehilangan Sinyo untuk selamanya ..

  • BABU MILYARDER    Cubit aku kalau ini Mimpi

    BABU MILYARDER 77Sekuel 2 Bab 77SEMALAM DENGAN SINYO ARKA Cubit aku kalau ini mimpi"Kok aku jadi berdebar-debar?" Nur membuka lebar pintu rumahnya. Laki-laki itu menoleh.Ya Allah?!Mimpikah aku???Sebuah senyum yang teramat manis mengembang di bibirnya yang indah. Nur mengerjapkan matanya beberapa kali, bahkan menguceknya. "Tuhan mimpi kah aku? Arka berdiri di depanku, ataukah ini jelmaan saja?"“Nur, peluk gua!” Arka membuka kedua tangannya. Lelaki itu tampak segar dan sehat.Nur masih terpaku di tempatnya. Matanya menatap tak percaya. Nur masih merasa seperti mimpi. “Nur, songong! gua capek berdiri terus." Arka memiringkan kepalanya. Bibirnya terus tersenyum. Arka tahu Nur pasti tidak percaya akan bertemu dengannya lagi."Hah, songong?! Beneran dia!" "ARKAA!! AAAAAA!" Aku berlari menubruk dan memeluk tubuh Arka erat. “Wow ... wow pelan-pelan, jatoh guaa ahahaha." Arka tertawa ngakak. Bahagia.Nur tak peduli, dia tetap memeluk Arka erat dan erat, "aku bahagia banget." Nur

  • BABU MILYARDER    Tamu Istimewa

    BABU MILYARDER 76Sekuel 2 Bab 76Tamu istimewa“May I sit here?”Nur mendongak kaget, si sipit itu ...."Alamak, ngapain dia ke sini?"“off course.” Nur mengangguk.“But, sorry, I have to go now." Nur berdiri dengan memberi senyuman. " Bukannya tidak sopan tapi, aku sedang tidak ingin mengobrol atau berkenalan dengan orang asing." Nur menyambar tasnya dan bergegas pergi meninggalkan si bule yang gigit jari. Bola mata Nur berputar mencari teman temannya. "Itu dia mereka!" Nur menghampiri teman-temannya yang sedang asyik bercanda dan minum di lantai bawah. “Eh Nur, dah dapet oppa belum?”seru Denok saat melihat kedatangan Nur. Temannya yang lain tertawa. Mereka menggoda Nur.“Apaan sih?”Nur mengambil tempat duduk di antara mereka. Wajahnya cemberut.“Tuh dibatas tadi ada yang bagus, dah kenalan belum lo?” Aline matanya mengerling memberi isyarat supaya Nur menanggapi. Nur cuma mencebikkan bibir. Hahaha.Teman-temannya seketika tertawa. Mereka semua bergembira dalam pesta bersama p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status